Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14950 | 02 Apr 2025
Klinis : stress
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat tentang SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi stres.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas (Anxiety)
Definisi:
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons autonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dialami secara subjektif dan objektif.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons autonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dialami secara subjektif dan objektif.
- Karakteristik Definisi: Meliputi gejala fisik, psikologis, dan perilaku yang terkait dengan ansietas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Koping Efektif, Kontrol Ansietas, Ketenangan.
- Definisi Luaran: Kemampuan individu untuk mengelola stressor, merasa tenang, dan mengontrol perasaan cemas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Ansietas, Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif.
- Definisi Intervensi: Intervensi untuk membantu individu mengelola dan mengurangi perasaan cemas, serta meningkatkan kemampuan beradaptasi.
Dalam kondisi stres, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ansietas (Anxiety). Intervensi keperawatan yang dapat diberikan mencakup Manajemen Ansietas, Terapi Relaksasi, dan Terapi Kognitif untuk membantu individu mengelola dan mengurangi perasaan cemas, serta meningkatkan kemampuan beradaptasi. -
Article No. 14951 | 02 Apr 2025
Klinis : Pemeriksaan tes IVA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pemeriksaan tes IVA.
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Infeksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur pemeriksaan tes IVA yang dapat menyebabkan luka atau trauma pada serviks.
2. Cemas
Definisi: Respon emosional dan psikolofisik individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
Faktor Risiko: Kekhawatiran terkait hasil pemeriksaan tes IVA.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Resiko Infeksi dan Cemas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk diagnosa Resiko Infeksi, luaran yang diharapkan adalah Tidak Terjadi Infeksi. Untuk diagnosa Cemas, luaran yang diharapkan adalah Tingkat Kecemasan Menurun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Untuk diagnosa Resiko Infeksi, intervensi yang dapat dilakukan adalah Pencegahan Infeksi. Untuk diagnosa Cemas, intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Kecemasan.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk memastikan prosedur pemeriksaan tes IVA dilakukan dengan aman dan nyaman, serta memberikan dukungan emosional untuk mengurangi kecemasan pasien. Saya akan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 14952 | 02 Apr 2025
Klinis : Dilakukan Pemeriksaan tes IVA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pemeriksaan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Vagina
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini didasarkan pada risiko terjadinya infeksi vagina yang dapat timbul akibat dilakukannya pemeriksaan tes IVA. Tes IVA dilakukan dengan menyapukan asam asetat pada serviks, yang dapat menyebabkan iritasi atau infeksi pada vagina jika tidak dilakukan dengan prosedur yang tepat.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan di mana individu rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur invasif, kebersihan yang buruk, malnutrisi, usia ekstrem, penurunan sistem kekebalan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi vagina.
2. Pasien memahami cara menjaga kebersihan vagina.
3. Pasien berpartisipasi dalam perawatan diri untuk mencegah infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Perawatan Vulva dan Vagina: Mempertahankan kebersihan area genital, menghindari iritasi, dan memantau tanda-tanda infeksi.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi tentang cara menjaga kebersihan vagina dan mengenali tanda-tanda infeksi.
3. Manajemen Risiko: Mengidentifikasi faktor risiko infeksi dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam mengelola risiko infeksi vagina pada pasien yang menjalani pemeriksaan tes IVA. -
Article No. 14953 | 02 Apr 2025
Klinis : Pemeriksaan ante natal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk Pemeriksaan Antenatal:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Pengetahuan yang kurang mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamilan, kesulitan dalam mengakses makanan yang bergizi, atau adanya kondisi medis yang memengaruhi penyerapan nutrisi.
2. Ketidakefektifan Pola Tidur
- Definisi: Pola tidur yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan individu.
- Penyebab: Perubahan hormonal, kecemasan, atau ketidaknyamanan fisik selama kehamilan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko terinfeksi akibat paparan patogen.
- Penyebab: Perubahan sistem imun, paparan terhadap lingkungan yang tidak higienis, atau prosedur medis yang invasif.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI terdiri dari daftar diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. SLKI berisi daftar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. SIKI berisi daftar tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan antenatal membantu perawat untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan intervensi yang tepat, dan mengevaluasi hasil perawatan secara sistematis dan terstandar. -
Article No. 14954 | 02 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, berusia 28 tahun datang ke klinik dengan keluhan merasa sangat tidak puas dengan penampilan tubuhnya. Ia merasa tubuhnya terlalu gemuk meskipun hasil pengukuran menunjukkan bahwa berat badan dan indeks massa tubuh (IMT) pasien berada dalam kategori normal. Pasien sering menghindari interaksi sosial karena merasa malu dan khawatir bahwa orang lain akan mengomentari penampilannya. Pasien juga mengungkapkan bahwa dia merasa cemas ketika melihat dirinya di cermin dan merasa bahwa tubuhnya tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ia inginkan. Pasien ini merasa sangat tertekan dan kadang merasa tidak ada gunanya hidup jika penampilannya tidak bisa sesuai dengan harapan dirinya. Setelah wawancara lebih lanjut, ditemukan bahwa pasien telah mencoba berbagai diet ketat dan olahraga berlebihan untuk mengubah bentuk tubuhnya, namun selalu merasa tidak puas dengan hasilnya. Dokter mendiagnosis pasien dengan gangguan citra tubuh dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan psikologis dan fisik.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Citra Tubuh (00118)
Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik yang berdampak pada perilaku.
Karakteristik Utama:
- Perasaan tidak puas dengan penampilan tubuh
- Perilaku menghindar dari interaksi sosial
- Kecemasan saat melihat diri di cermin
- Upaya berlebihan untuk mengubah penampilan
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penerimaan Citra Tubuh (1204)
Definisi: Tingkat kepuasan individu terhadap penampilan fisiknya.
Indikator:
- Mengungkapkan penerimaan terhadap penampilan fisik
- Menunjukkan peningkatan kepercayaan diri
- Menghilangkan perilaku menghindar interaksi sosial
- Menunjukkan penurunan kecemasan saat melihat diri di cermin
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Kognitif (4920)
Definisi: Membantu pasien dalam mengidentifikasi dan memodifikasi pemikiran, persepsi, dan keyakinan yang tidak rasional atau negatif.
Aktivitas:
- Identifikasi pemikiran, persepsi, dan keyakinan negatif pasien tentang penampilan fisik
- Membantu pasien mengevaluasi pemikiran dan keyakinan yang tidak rasional
- Kolaborasi dengan pasien untuk menemukan pemikiran alternatif yang lebih positif dan realistis
- Latihan afirmasi diri dan penguatan konsep diri positif
2. Terapi Perilaku (4360)
Definisi: Membantu pasien dalam mengubah perilaku maladaptif menjadi perilaku yang lebih sehat.
Aktivitas:
- Identifikasi perilaku menghindar interaksi sosial
- Latihan komunikasi asertif dan kemampuan sosial
- Pemberian penguatan positif saat pasien menunjukkan perilaku adaptif
- Pemberian tugas untuk meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas sosial
3. Konseling Citra Tubuh (5220)
Definisi: Memberikan dukungan dan bimbingan untuk membantu pasien mengembangkan penerimaan diri yang positif terhadap penampilan fisik.
Aktivitas:
- Eksplorasi persepsi dan perasaan pasien tentang penampilan fisik
- Membantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi citra tubuh
- Memberikan informasi tentang citra tubuh yang sehat dan realistis
- Kolaborasi dengan pasien untuk menetapkan tujuan peningkatan citra tubuh
- Latihan teknik visualisasi dan afirmasi positif
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Gangguan Citra Tubuh (00118). Pasien menunjukkan persepsi negatif terhadap penampilan fisiknya, di mana ia merasa sangat tidak puas dengan bentuk tubuhnya meskipun secara objektif berada dalam kategori berat badan normal. Hal ini berdampak pada perilaku pasien, seperti menghindari interaksi sosial dan merasa cemas saat melihat diri di cermin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Penerimaan Citra Tubuh (1204). Tujuan ini mencakup tingkat kepuasan pasien terhadap penampilan fisiknya, yang ditandai dengan kemampuan mengungkapkan penerimaan terhadap penampilan, peningkatan kepercayaan diri, penurunan perilaku menghindar interaksi sosial, dan penurunan kecemasan saat melihat diri di cermin.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Terapi Kognitif (4920): Membantu pasien mengidentifikasi dan memodifikasi pemikiran, persepsi, serta keyakinan yang tidak rasional atau negatif tentang penampilan fisik. Aktivitas ini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran yang lebih positif dan realistis.
2. Terapi Perilaku (4360): Membantu pasien mengubah perilaku maladaptif, seperti menghindar interaksi sosial, menjadi perilaku yang lebih sehat, seperti meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas sosial.
3. Konseling Citra Tubuh (5220): Memberikan dukungan dan bimbingan untuk membantu pasien mengembangkan penerimaan diri yang positif terhadap penampilan fisik. Aktivitas ini melibatkan eksplorasi persepsi dan perasaan pasien, pemberian informasi tentang citra tubuh yang sehat, serta latihan teknik visualisasi dan afirmasi positif.
Melalui pendekatan holistik yang mencakup aspek kognitif, perilaku, dan konseling citra tubuh, diharapkan pasien dapat mencapai penerimaan citra tubuh yang lebih positif, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengurangi perilaku menghindar serta kecemasan terkait penampilan fisik. -
Article No. 14955 | 02 Apr 2025
Klinis : PASIEN DATANG DARI TRIGAE IGD REGULER KELUHAN : POST PINGSAN 1X JAM 18:00 SULIT DIAJAK KOMUNIKASI SEJAK TADI SORE.TERDAPAT BENJOLAN DI LEHER SEBELAH KIRI DAN KANAN 1 BULAN, NYERI ( NEGATIF ) DEMAM (NEGATIF ),PENURURNAN BB ( POSITIF ) DAN BATUK SEJAK KEMARIN. RPD : STROKE 10 TH YLL ( KETERANGAN DARI KELUARGA ) ALERGI OBAT : TIDAK ADA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan gangguan neurologis sekunder pasca-pingsan.
2. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan penurunan kesadaran.
3. Nyeri Kronis berhubungan dengan adanya benjolan di leher.
4. Risiko Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan berat badan.
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan batuk yang dikeluhkan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran.
- Pasien dapat merespon stimulus dengan baik.
- Pasien dapat berkomunikasi secara efektif.
2. Gangguan Komunikasi:
- Pasien dapat berkomunikasi secara verbal dan non-verbal.
- Pasien dapat memahami dan menyampaikan informasi dengan baik.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya.
3. Nyeri Kronis:
- Pasien dapat mengenali dan mendeskripsikan nyeri yang dirasakan.
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif.
4. Risiko Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pasien dapat mencapai berat badan ideal.
- Pasien dapat mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan gizi.
5. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada pasien.
- Pasien dapat melakukan perawatan diri yang adekuat.
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda infeksi dan segera melaporkannya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian stimulasi sensorik yang tepat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan pemulihan kesadaran
2. Gangguan Komunikasi:
- Identifikasi kemampuan komunikasi pasien
- Penggunaan komunikasi alternatif yang sesuai
- Kolaborasi dengan terapis wicara untuk memfasilitasi komunikasi
3. Nyeri Kronis:
- Pengkajian nyeri secara komprehensif
- Pemberian analgesik sesuai dengan resep
- Penerapan teknik nonfarmakologis untuk manajemen nyeri
4. Risiko Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pengkajian status gizi pasien
- Penyusunan rencana nutrisi yang sesuai
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memastikan kecukupan nutrisi
5. Risiko Infeksi:
- Pemantauan tanda-tanda infeksi
- Perawatan luka dan pencegahan infeksi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Sebagai perawat, saya akan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan untuk memastikan perawatan yang holistik dan berkelanjutan. -
Article No. 14956 | 02 Apr 2025
Klinis : Pasien mengeluh akhir akhir ini tidak nafsu makan bibir tampak pucat, dan perut terasa nyeri ketika ditekan bagian atas perut, pasien juga mengatakan bawa badan sring merasa lemas, kepala terasa berat ketika terbangun di tempat tidur, dan akhir ini pasien selalu dipukul oleh suaminya dan mengalami gejala ketakutan apa diagnosa medis perawat?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Nyeri Akut
3. Kelelahan
4. Risiko Cidera Fisik
Penjelasan:
1. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang menyebabkan berat badan di bawah nilai normal.
- SLKI: Peningkatan berat badan, Peningkatan asupan nutrisi, Peningkatan nafsu makan.
- SIKI: Monitoring asupan nutrisi, Pemberian dukungan nutrisi, Edukasi terkait nutrisi.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Penurunan nyeri, Peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, Peningkatan kenyamanan.
- SIKI: Manajemen nyeri, Pemberian analgesik, Pengkajian nyeri.
3. Kelelahan
- SDKI: Pengalaman subyektif yang berkepanjangan dan tidak menyenangkan terkait dengan penurunan kapasitas untuk bekerja dan melakukan aktivitas.
- SLKI: Peningkatan energi, Peningkatan pemulihan, Peningkatan kemampuan beraktivitas.
- SIKI: Manajemen energi, Pemberian dukungan istirahat, Edukasi terkait manajemen kelelahan.
4. Risiko Cidera Fisik
- SDKI: Berada dalam kondisi yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- SLKI: Peningkatan keamanan, Penurunan risiko cedera, Peningkatan perilaku mencegah cedera.
- SIKI: Pencegahan risiko cedera, Manajemen lingkungan aman, Edukasi terkait keamanan.
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, pasien tampaknya mengalami masalah gizi, nyeri, kelelahan, serta risiko cidera fisik akibat kekerasan dari suaminya. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah sebagaimana tercantum di atas. Perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, intervensi yang sesuai, serta pemantauan yang berkala untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 14957 | 02 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan 70 tahun, dibawa ke IGD oleh keluarganya, setelah mengalami gejala BAK yang sangat banyak, dan rasa haus, dan ingin minum terus-menerus. Berdasarkan laporan keluarga, diketahui pasien telah dua minggu mengalami kehilangan nafsu makan, dan sebelumnya sehat, selain itu pasien memiliki riwayat diabetes mellitus yang terdiagnosis dalam satu bulan terakhir. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit, neutrofil, C-RP, glukosa darah dan enzim kardiovaskular mengalami peningkatan yang tinggi. Glukosa urin (+++), namun keton (-). Dari hasil pemeriksaan, pasien dinyatakan mengalami pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik dan lab saat ini adalah sebagai berikut: Suhu tubuh = 39o C; HR = 110 x/menit, lemah; RR = 27x/menit; TD = 100/65 mmHg. Tingkat kesadaran mengalami penurunan. Leukosit 20.000/mm3, glukosa darah sewaktu = 800 mg/dl, serum osmolaritas = 342,1 mOsm/L, Na = 120 mEq/L, K = 4 mEq/L, BUN 56,5 mg/dL, creatinine 2,87 mg/dL. Turgor kulit menurun, membran mukosa kering. Seorang perempuan 70 tahun, dibawa ke IGD oleh keluarganya, setelah mengalami gejala BAK yang sangat banyak, dan rasa haus, dan ingin minum terus-menerus. Berdasarkan laporan keluarga, diketahui pasien telah dua minggu mengalami kehilangan nafsu makan, dan sebelumnya sehat, selain itu pasien memiliki riwayat diabetes mellitus yang terdiagnosis dalam satu bulan terakhir. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit, neutrofil, C-RP, glukosa darah dan enzim kardiovaskular mengalami peningkatan yang tinggi. Glukosa urin (+++), namun keton (-). Dari hasil pemeriksaan, pasien dinyatakan mengalami pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik dan lab saat ini adalah sebagai berikut: Suhu tubuh = 39o C; HR = 110 x/menit, lemah; RR = 27x/menit; TD = 100/65 mmHg. Tingkat kesadaran mengalami penurunan. Leukosit 20.000/mm3, glukosa darah sewaktu = 800 mg/dl, serum osmolaritas = 342,1 mOsm/L, Na = 120 mEq/L, K = 4 mEq/L, BUN 56,5 mg/dL, creatinine 2,87 mg/dL. Turgor kulit menurun, membran mukosa kering.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, status hiperglikemia, dan dehidrasi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kondisi umum dan kelemahan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan pneumonia dan kondisi imunitas yang terganggu.
4. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan individu dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pemulihan status nutrisi yang efektif.
- SIKI: Manajemen nutrisi, Asuhan keperawatan nutrisi.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan, akibat ketidakcukupan energi.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi, Manajemen aktivitas.
3. Risiko infeksi
- SDKI: Kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- SLKI: Pencegahan infeksi.
- SIKI: Manajemen infeksi, Terapi infeksi.
4. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- SDKI: Kerentanan individu terhadap perubahan volume cairan, elektrolit, dan asam-basa yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- SIKI: Manajemen cairan, Manajemen elektrolit.
Secara keseluruhan, kondisi pasien menunjukkan adanya komplikasi diabetes mellitus yang disertai pneumonia, sehingga perlu penatalaksanaan yang komprehensif terkait asupan nutrisi, aktivitas, manajemen infeksi, serta keseimbangan cairan dan elektrolit. -
Article No. 14958 | 02 Apr 2025
Klinis : Seorang laki laki mengeluh bahwa alat vital terasa sakit setelah berhubungan intim dengan pacarnya, setlah itu laki² tersebut juga menceritakan keluhan yng akhir² ini ia temui seperti sakit tenggorokan, pusing, dan badan terasa lemah tidak nafsu makan drastis, setalah diagnosis dokter bahwa laki-laki tersebut terjangkit hiv, apa diagnosa perawat untuk mencegah penyakit itu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi terkait paparan penyakit menular seksual (HIV/AIDS) ditandai dengan adanya keluhan sakit pada alat vital setelah berhubungan intim, serta gejala-gejala tambahan seperti sakit tenggorokan, pusing, dan badan terasa lemah.
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Risiko Infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel atau jaringan.
- Kriteria Diagnostik: Adanya paparan sumber infeksi, gejala-gejala infeksi, dan hasil pemeriksaan penunjang yang positif.
SLKI:
- Kontrol Infeksi: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
- Hasil yang Diharapkan: Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi, tidak terjadi komplikasi, dan mampu melakukan tindakan pencegahan infeksi.
SIKI:
- Manajemen Risiko Infeksi: Intervensi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi risiko infeksi pada klien.
- Aktivitas Keperawatan: Edukasi tentang pencegahan penularan penyakit menular seksual, promosi perilaku hidup sehat, dan pemantauan gejala infeksi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS pada klien. Tujuannya adalah membantu klien mencapai kontrol infeksi yang optimal dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 14959 | 02 Apr 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan pusing akibat terbentur jatuh dari sepeda motor, dan ia mual muntah hasil pengkajian pasien juga mengatakan sedikit lupa ingatan kejadian dia jatuh dan mata terasa berkunang kunang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Kepala Traumatik
Penjelasan: Pasien menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan adanya kemungkinan cedera kepala traumatik akibat terjatuh dari sepeda motor, seperti pusing, mual-muntah, lupa ingatan, dan mata berkunang-kunang. Ini merupakan kondisi yang perlu mendapat perhatian dan penanganan keperawatan yang tepat.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Rentan mengalami kerusakan struktur dan fungsi otak akibat trauma eksternal.
- Karakteristik Utama: Manifestasi klinis cedera kepala, seperti pusing, mual-muntah, kehilangan kesadaran, dan perubahan perilaku.
- Faktor Risiko: Riwayat trauma kepala, jatuh, atau kecelakaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat cedera kepala dan dapat kembali ke fungsi sebelumnya.
- Indikator: Tidak terjadi peningkatan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, tidak terjadi penurunan kesadaran, dan tidak terjadi komplikasi lainnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Utama: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan neurologis, manajemen nyeri, dan edukasi pasien/keluarga.
- Intervensi Lainnya: Pemberian oksigen, manajemen mual-muntah, dan mobilisasi dini yang aman.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi risiko cedera kepala traumatik pada pasien.