Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14992 | 05 Apr 2025
Klinis : anak dengan dm juvenile
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi anak dengan diabetes mellitus tipe juvenil (DM tipe 1) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Peningkatan kebutuhan energi akibat penyakit kronis (DM tipe 1), gangguan dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, kekurangan nutrisi, kadar gula darah tidak terkontrol.
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kerentanan terhadap fluktuasi kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
- Penyebab: Kondisi fisiologis atau patologis yang mempengaruhi pengaturan kadar glukosa darah, seperti DM tipe 1.
- Gejala dan Tanda: Poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, kelelahan, gangguan penglihatan.
3. Risiko Komplikasi
- Definisi: Kerentanan terhadap perkembangan komplikasi yang dapat terjadi akibat DM tipe 1, seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan penyakit kardiovaskular.
- Penyebab: Pemantauan dan pengelolaan DM tipe 1 yang tidak optimal.
- Gejala dan Tanda: Tergantung pada jenis komplikasi yang mungkin terjadi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Definisi: Keadaan di mana jumlah asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- Kriteria Hasil:
- Berat badan sesuai dengan usia dan tinggi badan.
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- Kadar glukosa darah terkontrol.
2. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Keadaan di mana kadar glukosa darah berada dalam rentang normal atau sesuai dengan target.
- Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam batas normal atau sesuai target.
- Tidak ada episode hipoglikemia atau hiperglikemia yang signifikan.
- Anak/keluarga mampu memantau dan mengelola kadar glukosa darah.
3. Pencegahan Komplikasi
- Definisi: Keadaan di mana anak/keluarga mampu mencegah atau meminimalkan terjadinya komplikasi DM tipe 1.
- Kriteria Hasil:
- Tidak terjadi komplikasi DM tipe 1.
- Anak/keluarga mampu mengenali tanda-tanda awal komplikasi.
- Anak/keluarga mampu melakukan tindakan pencegahan komplikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Mengkaji status gizi anak.
- Mengembangkan rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak.
- Memantau asupan makanan dan cairan.
- Memberikan edukasi tentang pemilihan makanan dan pengaturan diet.
- Melibatkan anak/keluarga dalam perencanaan dan pengaturan diet.
2. Manajemen Glukosa Darah
- Memantau kadar glukosa darah secara teratur.
- Mengajarkan anak/keluarga cara pemantauan dan pengaturan kadar glukosa darah.
- Melakukan intervensi untuk mengatasi hipoglikemia atau hiperglikemia.
- Memberikan edukasi tentang pengelolaan DM tipe 1 dan penggunaan insulin.
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pengelolaan DM tipe 1.
3. Pencegahan Komplikasi
- Mengkaji tanda-tanda awal komplikasi DM tipe 1.
- Mengajarkan anak/keluarga cara mengenali tanda-tanda komplikasi.
- Memberikan edukasi tentang pencegahan komplikasi, seperti perawatan kaki, pemeriksaan mata, dan pemantauan fungsi ginjal.
- Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan rutin untuk deteksi dini komplikasi.
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pencegahan komplikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan DM tipe 1, perawat harus memperhatikan kebutuhan individu anak, melibatkan anak dan keluarga dalam proses perawatan, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 14993 | 05 Apr 2025
Klinis : Tn S 42 Tahun datang ke IGD dengan kondisi kritis setelah mengalami kecelakaan yang melibatkan luka tusuk di daerah abdomen dan panggul. Pasien ditemukan tergeletak di jalan dengan luka robek di perut dan perdarahan yang cukup banyak akibat benda tajam. Pasien mengeluh nyeri hebat di perut dan panggul serta merasa pusing, lemas, dan kedinginan. Pasien juga mengalami perdarahan yang cukup banyak dari luka tusuk dan tidak dapat bergerak. Istrinya sangat cemas dan khawatir dengan kondisi Bapak Andi dan salah satu anggota keluarganya menyarankan untuk memberikan bubuk kopi pada luka bekas tusukan tersebut saat diperjalanan ke RS. Pemeriksaan Fisik: TD: 80/50 mmHg, Nadi: 130 kali/menit dan teraba lemah, Pernafasan: 26 kali/menit, Suhu tubuh: 36.5°C, GCS 8 Pasien membuka mata dengan rangsangan nyeri dan dapat mengerang, tetapi tidak dapat merespons perintah, Pupil Reaktif terhadap cahaya, pupil kanan sedikit lebih besar, kulit Pucat, berkeringat dingin, dan lembab, Abdomen teraba keras dan nyeri hebat pada bagian kanan bawah, terdapat luka robek besar di daerah perut bagian kiri bawah. Perdarahan aktif terlihat dari luka tusukan dan rongga perut terasa tegang, Pembengkakan dan hematoma pada area panggul, dengan rasa sakit yang hebat saat palpasi yang dicurigai kemungkinan cedera pada tulang panggul.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Tn S yang datang ke IGD dengan luka tusuk di daerah abdomen dan panggul, berikut adalah diagnosis keperawatan serta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Perdarahan Aktif (SDKI)
- Definisi: Kehilangan darah dari pembuluh darah yang lebih cepat daripada kemampuan tubuh untuk mengganti.
- Faktor Risiko: Luka tusuk pada abdomen dan panggul.
- Gejala dan Tanda: Perdarahan aktif dari luka, nadi lemah, kulit pucat dan berkeringat dingin, hipotensi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Faktor Risiko: Penurunan kesadaran (GCS 8).
- Gejala dan Tanda: Pernapasan 26 kali/menit, pasien tidak dapat merespons perintah.
3. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor Penyebab: Luka tusuk pada abdomen dan panggul.
- Gejala dan Tanda: Pasien mengeluh nyeri hebat di perut dan panggul.
4. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik (SDKI)
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam tekanan darah, denyut nadi, atau cardiac output yang dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- Faktor Risiko: Perdarahan aktif, hipotensi, nadi lemah.
- Gejala dan Tanda: TD 80/50 mmHg, nadi 130 kali/menit dan lemah.
5. Cemas (SDKI)
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang dirasakan, baik yang diketahui maupun tidak diketahui.
- Faktor Penyebab: Kondisi kritis pasien dan kekhawatiran keluarga.
- Gejala dan Tanda: Keluarga pasien sangat cemas dan khawatir.
Catatan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Penanganan yang segera diperlukan adalah menghentikan perdarahan, menjaga jalan napas, memberikan manajemen nyeri, serta memantau dan menjaga stabilitas hemodinamik pasien. Selain itu, perlu dilakukan intervensi untuk mengatasi kecemasan keluarga. -
Article No. 14994 | 05 Apr 2025
Klinis : MUAL SAAT MALAM HARI (+), PUSING (+), BADAN PEGEL-PEGEL (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual
2. Pusing
3. Ketidaknyamanan fisik
Penjelasan Singkat:
1. Mual
- SDKI: Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan mencapai rasa nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual, seperti memantau tanda-tanda vital, memberikan obat anti-mual jika diperlukan, dan menganjurkan pasien untuk menghindari makanan yang dapat memicu mual.
2. Pusing
- SDKI: Pusing adalah sensasi tidak nyaman di kepala yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan pusing dan mencapai rasa nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen pusing, seperti mengidentifikasi penyebab pusing, memberikan posisi yang nyaman, dan menganjurkan pasien untuk beristirahat.
3. Ketidaknyamanan fisik
- SDKI: Ketidaknyamanan fisik adalah pengalaman subyektif dari ketidaknyamanan atau distres yang terkait dengan perubahan fisik.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan ketidaknyamanan fisik dan mencapai rasa nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen ketidaknyamanan fisik, seperti mengidentifikasi faktor penyebab, memberikan intervensi yang sesuai (misalnya, pemberian obat, terapi panas/dingin, relaksasi), dan melibatkan pasien dalam perawatan.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, dan merancang intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi Anda. Tujuan akhirnya adalah untuk membantu Anda mencapai kondisi optimal dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 14995 | 05 Apr 2025
Klinis : BISUL PADA BOKONG (+) TERASA NYERI (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi bisul pada bokong dengan rasa nyeri yang Anda alami.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri yang Anda rasakan pada bisul di bokong menunjukkan adanya nyeri akut.
2. Integritas Kulit Terganggu
Integritas kulit terganggu adalah kerusakan atau gangguan pada epidermis dan/atau dermis. Adanya bisul pada bokong menunjukkan bahwa integritas kulit Anda terganggu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Berdasarkan kondisi yang Anda alami, SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Integritas Kulit Terganggu: Kerusakan atau gangguan pada epidermis dan/atau dermis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol: Kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat nyeri yang dapat diterima.
2. Integritas Kulit Membaik: Tingkat kerusakan pada epidermis dan/atau dermis berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengenali, mencegah, dan mengurangi nyeri.
2. Perawatan Luka: Tindakan untuk memulihkan dan memperbaiki kerusakan atau gangguan pada epidermis dan/atau dermis.
Saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Ibu/Bapak memahami kondisi Anda dan langkah-langkah keperawatan yang dapat dilakukan. Jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga kesehatan profesional. Semoga Anda segera sembuh. -
Article No. 14996 | 05 Apr 2025
Klinis : Ketika klien sedang mengendarai sepeda motor, klien mengalami kecelakaan lalu lintas yaitu menabrak bagian belakang truk molen yang tiba-tiba berhenti mendadak, klien pingsan, muntah (-), kejang (-), perdarahan di hidung (+), perdarahan di mulut (+). Klien kemudian di diagnose moderate head injury + close fraktur di beberapa bagian kepala disertai dengan intracerebral hemorrhagic at frontalis sinistra + subarachnoid hemorrhagic. Data objektif didapatkan keadaan umum klien sangat lemah, klien tampak gelisah, klien mengalami penurunan kesadaran dengan kesadaran delirium GCS E4M5V2. Saat ini pasien terpasang NRM dengan laju oksigen 13 liter per menit. Tekanan darah 140/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 33 x/menit, suhu 38,51 oC, skala nyeri CPOT 6 (Nyeri Berat), saturasi oksigen 89%. Klien juga terpasang NGT dengan dekompresi lambung keluaran kotor. Klien terpasang dower kateter dan saat ini terpasang IV-line pada tangan kiri dan tangan kanan. Rangsang meningeal sulit dinilai, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+, pemeriksaan motorik kesan lateralisasi (-), facial drop (-), sensorik sulit dinilai, refleks fisiologis +2/+2, respon patologis -/-, nervus VII dan XII sulit dinilai. Pemeriksaan Rontgen Schedel AP/Lat Kesan : Fraktur OS Temporalis Kiri dan OS Frontalis Thorax PA Kesan : Tidak tampak traumatic lung atau contusion paru, fraktur os clavicula, costae, dan scapulae serta tidak tampak kardiomegali Cervical (C1-C7) Kesan : foto cervical fraktur Pelvis AP Kesan : Foto pelvis saat ini tidak jelas tanda-tanda fraktur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran keperawatan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Integritas Jaringan (00044)
Definisi: Kerusakan membran, kulit, dan/atau jaringan tubuh.
Faktor Terkait: Cedera fisik (fraktur, perdarahan)
Karakteristik Definisi: Kerusakan pada membran, kulit, dan/atau jaringan tubuh, nyeri, perdarahan, bengkak, dan/atau kemerahan.
2. Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
Faktor Terkait: Cedera fisik (trauma kepala)
Karakteristik Definisi: Perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan, hipoksemia, takipnea, dan/atau ortopnea.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut.
Faktor Terkait: Cedera fisik (fraktur, perdarahan)
Karakteristik Definisi: Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perubahan tekanan darah, nadi, dan/atau frekuensi napas, gelisah, dan/atau nyeri yang dilaporkan.
4. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00208)
Definisi: Pengurangan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
Faktor Terkait: Cedera fisik (trauma kepala)
Karakteristik Definisi: Penurunan kesadaran, iritabilitas, perubahan pupil, hemiparesis, dan/atau perubahan frekuensi napas.
Luaran Keperawatan SLKI:
1. Integritas Jaringan: Luka (1102)
- Keadaan jaringan tubuh yang menutup dan/atau melapisi organ internal dan eksternal
- Kriteria Hasil: Jaringan tampak tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan, dan nyeri berkurang
2. Status Pernapasan (0415)
- Kemampuan untuk bertukar gas
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, dan saturasi oksigen dalam rentang normal
3. Kontrol Nyeri (1605)
- Tingkat kenyamanan individu yang dirasakan saat bebas dari nyeri
- Kriteria Hasil: Nyeri berkurang, mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan melaporkan nyeri terkontrol
4. Fungsi Serebral (0902)
- Kemampuan untuk berfungsi secara intelektual dan perilaku
- Kriteria Hasil: Tingkat kesadaran membaik, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, dan tidak ada tanda-tanda kerusakan neurologis
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Perawatan Luka (6540)
- Mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi
- Tindakan: Membersihkan luka, menerapkan balutan, mempertahankan elevasi dan immobilisasi anggota tubuh yang mengalami fraktur, dan memantau tanda-tanda infeksi
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Mempertahankan jalan napas yang paten dan mendukung pertukaran gas
- Tindakan: Menyediakan oksigen, mengatur ventilasi mekanis, dan memantau status pernapasan
3. Manajemen Nyeri (1400)
- Mengontrol nyeri dan meningkatkan toleransi terhadap nyeri
- Tindakan: Menilai karakteristik dan tingkat nyeri, memberikan analgesik, dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
4. Perawatan Cedera Kepala (6680)
- Mencegah komplikasi dan memaksimalkan pemulihan fungsi serebral
- Tindakan: Memantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, mempertahankan perfusi serebral, dan memberikan perawatan suportif
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Gangguan Integritas Jaringan (00044): Kerusakan pada kulit, membran, dan/atau jaringan tubuh akibat cedera fisik, seperti fraktur dan perdarahan, yang menyebabkan nyeri, bengkak, dan/atau kemerahan.
- Gangguan Pola Napas (00032): Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal akibat cedera fisik, khususnya trauma kepala, yang dapat menyebabkan perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan, serta hipoksemia.
- Nyeri Akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, seperti fraktur dan perdarahan, yang ditandai dengan ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, dan/atau nyeri yang dilaporkan.
- Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00208): Pengurangan aliran darah ke otak akibat cedera fisik, khususnya trauma kepala, yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran, iritabilitas, perubahan pupil, hemiparesis, dan/atau perubahan frekuensi napas.
2. Luaran Keperawatan SLKI:
- Integritas Jaringan: Luka (1102): Keadaan jaringan tubuh yang menutup dan/atau melapisi organ internal dan eksternal, dengan kriteria hasil: jaringan tampak tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan, dan nyeri berkurang.
- Status Pernapasan (0415): Kemampuan untuk bertukar gas, dengan kriteria hasil: frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, dan saturasi oksigen dalam rentang normal.
- Kontrol Nyeri (1605): Tingkat kenyamanan individu yang dirasakan saat bebas dari nyeri, dengan kriteria hasil: nyeri berkurang, mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan melaporkan nyeri terkontrol.
- Fungsi Serebral (0902): Kemampuan untuk berfungsi secara intelektual dan perilaku, dengan kriteria hasil: tingkat kesadaran membaik, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, dan tidak ada tanda-tanda kerusakan neurologis.
3. Intervensi Keperawatan SIKI:
- Perawatan Luka (6540): Mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi, dengan tindakan: membersihkan luka, menerapkan balutan, mempertahankan elevasi dan immobilisasi anggota tubuh yang mengalami fraktur, dan memantau tanda-tanda infeksi. -
Article No. 14972 | 04 Apr 2025
Klinis : Pasien berinisial Tn. C berusia 68 tahun dengan post thyroidectomy. Pasien sebelumnya dirawat di Rajawali 3A pada tanggal 19 Februari 2025 dan dipindahkan ICU Sentral setelah menjalani thyroidectomy pada tanggal 3 Maret 2025 untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi pasien pada saat pengkajian tanggal 3 Maret 2025, pasien tampak lemah, tidak merespon rangsangan suara atau nyeri karena kesadaran tersedasi. Jalan napas pasien paten karena terpasang nasotracheal tube (NTT) dan OPA yang dihubungkan dengan ventilasi mekanik mode PSIMV FiO2 50% PEEP 5, PS 15, RR 10x/menit, SpO2 98%. Terlihat ada sedikit sekret pada ujung NTT, terdapat otot bantu napas, namun tidak terdapat suara napas tambahan. Tanda-tanda vital pasien TD 148/79 mmHg, MAP 102, nasi 81x/menit teraba kuat, suhu 36oC, CPOT skor 0, CRT >3 detik, akral dingin, tampak pucat, kulit kering, tidak terdapat edema. Terdapat bekas luka dan terpasang drain pada leher yang tertutupi oleh kassa dan tidak ada rembesan. Pasien terpasang infus 2 jalur tangan kanan dan kaki kanan, terpasang DC, NGT. Hasil pemeriksaan BGA pasien pada tanggal 3 Maret 2025 didapatkan hasil pH 7.268, PCO2 55.3 mmHg, PO2 169.2 mmHg, HCO3 25mmol/L, A-aDO2 126.5 mmHg (asidosis respiratorik tidak terkompensasi). Hasil pemeriksaan darah hemoglobin 8.8g/dL, hematokrit 28.1%, eritrosit 3.18 10^6/uL, leukosit 9.5 10^3/uL, trombosit 67 10^3/uL.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E89.0
- Deskripsi: Hipotiroidisme pascaprosedur
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 06.39
- Deskripsi: Tiroidektomi total atau subtotal, dengan atau tanpa paratiroidektomi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E89.0 (Hipotiroidisme pascaprosedur) telah sesuai dengan kondisi pasien Tn. C yang mengalami post thyroidectomy. Kondisi ini dapat terjadi setelah prosedur pengangkatan kelenjar tiroid (thyroidectomy) yang dilakukan pada pasien.
2. Kode ICD-9-CM 06.39 (Tiroidektomi total atau subtotal, dengan atau tanpa paratiroidektomi) sesuai dengan tindakan medis yang dilakukan pada pasien Tn. C, yaitu menjalani prosedur thyroidectomy pada tanggal 3 Maret 2025.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Tn. C berusia 68 tahun dengan kondisi post thyroidectomy dan saat pengkajian pada tanggal 3 Maret 2025 tampak lemah, tidak merespon rangsangan, dan terpasang ventilasi mekanik. Pemeriksaan penunjang menunjukkan adanya asidosis respiratorik yang tidak terkompensasi. Pasien juga mengalami anemia (Hb 8,8 g/dL) dan trombositopenia (67 x 10^3/uL). -
Article No. 14973 | 04 Apr 2025
Klinis : Pasien berinisial Tn. C berusia 68 tahun dengan post thyroidectomy. Pasien sebelumnya dirawat di Rajawali 3A pada tanggal 19 Februari 2025 dan dipindahkan ICU Sentral setelah menjalani thyroidectomy pada tanggal 3 Maret 2025 untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi pasien pada saat pengkajian tanggal 3 Maret 2025, pasien tampak lemah, tidak merespon rangsangan suara atau nyeri karena kesadaran tersedasi. Jalan napas pasien paten karena terpasang nasotracheal tube (NTT) dan OPA yang dihubungkan dengan ventilasi mekanik mode PSIMV FiO2 50% PEEP 5, PS 15, RR 10x/menit, SpO2 98%. Terlihat ada sedikit sekret pada ujung NTT, terdapat otot bantu napas, namun tidak terdapat suara napas tambahan. Tanda-tanda vital pasien TD 148/79 mmHg, MAP 102, nasi 81x/menit teraba kuat, suhu 36oC, CPOT skor 0, CRT >3 detik, akral dingin, tampak pucat, kulit kering, tidak terdapat edema. Terdapat bekas luka dan terpasang drain pada leher yang tertutupi oleh kassa dan tidak ada rembesan. Pasien terpasang infus 2 jalur tangan kanan dan kaki kanan, terpasang DC, NGT. Hasil pemeriksaan BGA pasien pada tanggal 3 Maret 2025 didapatkan hasil pH 7.268, PCO2 55.3 mmHg, PO2 169.2 mmHg, HCO3 25mmol/L, A-aDO2 126.5 mmHg (asidosis respiratorik tidak terkompensasi). Hasil pemeriksaan darah hemoglobin 8.8g/dL, hematokrit 28.1%, eritrosit 3.18 10^6/uL, leukosit 9.5 10^3/uL, trombosit 67 10^3/uL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan untuk Tn. C, usia 68 tahun dengan post thyroidectomy, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Terkait: Adanya pemasangan NTT dan OPA, serta sekret pada ujung NTT.
- Kriteria Hasil (SLKI): Jalan napas paten, tidak ada suara napas tambahan, tidal volume dan frekuensi napas dalam rentang normal.
- Intervensi (SIKI): Atur posisi pasien, hisap sekret jalan napas, lakukan fisioterapi dada, monitor pola napas dan ventilasi mekanik.
2. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Terkait: Vasokonstriksi perifer, akral dingin, CRT >3 detik.
- Kriteria Hasil (SLKI): Perfusi jaringan perifer membaik, suhu akral hangat, CRT normal.
- Intervensi (SIKI): Monitor tanda-tanda vital, atur suhu lingkungan, lakukan tindakan untuk meningkatkan perfusi (misal pemberian cairan, vasodilator).
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Kerentanan terhadap gangguan pada kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
- Faktor Terkait: Keterbatasan mobilisasi, hipoproteinemia, infeksi.
- Kriteria Hasil (SLKI): Integritas kulit terjaga, tidak ada kerusakan kulit baru.
- Intervensi (SIKI): Lakukan perawatan kulit, monitor intake dan output cairan, perlakukan luka dengan benar.
Dalam penerapan asuhan keperawatan, perawat harus mengikuti standar yang ditetapkan oleh PPNI dalam SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan pemberian asuhan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 14974 | 04 Apr 2025
Klinis : Pasien berinisial Tn. C berusia 68 tahun dengan post thyroidectomy. Pasien sebelumnya dirawat di Rajawali 3A pada tanggal 19 Februari 2025 dan dipindahkan ICU Sentral setelah menjalani thyroidectomy pada tanggal 3 Maret 2025 untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi pasien pada saat pengkajian tanggal 3 Maret 2025, pasien tampak lemah, tidak merespon rangsangan suara atau nyeri karena kesadaran tersedasi. Jalan napas pasien paten karena terpasang nasotracheal tube (NTT) dan OPA yang dihubungkan dengan ventilasi mekanik mode PSIMV FiO2 50% PEEP 5, PS 15, RR 10x/menit, SpO2 98%. Terlihat ada sedikit sekret pada ujung NTT, terdapat otot bantu napas, namun tidak terdapat suara napas tambahan. Tanda-tanda vital pasien TD 148/79 mmHg, MAP 102, nasi 81x/menit teraba kuat, suhu 36oC, CPOT skor 0, CRT >3 detik, akral dingin, tampak pucat, kulit kering, tidak terdapat edema. Terdapat bekas luka dan terpasang drain pada leher yang tertutupi oleh kassa dan tidak ada rembesan. Pasien terpasang infus 2 jalur tangan kanan dan kaki kanan, terpasang DC, NGT. Hasil pemeriksaan BGA pasien pada tanggal 3 Maret 2025 didapatkan hasil pH 7.268, PCO2 55.3 mmHg, PO2 169.2 mmHg, HCO3 25mmol/L, A-aDO2 126.5 mmHg (asidosis respiratorik tidak terkompensasi). Hasil pemeriksaan darah hemoglobin 8.8g/dL, hematokrit 28.1%, eritrosit 3.18 10^6/uL, leukosit 9.5 10^3/uL, trombosit 67 10^3/uL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. C yang telah dipaparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Ditandai dengan adanya sedikit sekret pada ujung NTT, terdapat otot bantu napas, dan hasil pemeriksaan BGA menunjukkan asidosis respiratorik tidak terkompensasi.
2. Perubahan Perfusi Perifer
Ditandai dengan akral dingin, capillary refill time (CRT) >3 detik, dan kulit tampak pucat.
3. Nyeri Akut
Ditandai dengan skor CPOT 0, yang menunjukkan pasien dalam keadaan sedasi dan tidak merespon rangsangan suara atau nyeri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Jalan napas paten
- Tidak ada sisa sekret pada saluran napas
- Tidak ada suara napas tambahan
- Hasil pemeriksaan BGA dalam batas normal
2. Perfusi Perifer Membaik
- Akral hangat
- Capillary refill time (CRT) <3 detik
- Warna kulit normal
3. Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengenali dan melaporkan nyeri
- Pasien dapat menggunakan strategi manajemen nyeri yang efektif
- Skor nyeri menurun
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan suction sekresi jalan napas
- Pertahankan posisi semi-fowler
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian oksigen dan terapi ventilasi mekanik sesuai kondisi pasien
- Pantau status pernapasan dan hasil pemeriksaan BGA
2. Perubahan Perfusi Perifer
- Lakukan observasi tanda-tanda vital dan perfusi perifer secara rutin
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Pertahankan suhu tubuh normal
- Kolaborasi pemberian vasoaktif sesuai indikasi
- Posisikan ekstremitas atas dan bawah di atas jantung
3. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi dan secara teratur
- Ajarkan pasien/keluarga teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Kolaborasi pemberian sedasi sesuai indikasi
- Pantau efektivitas tindakan manajemen nyeri
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi yang diberikan merupakan upaya untuk mengatasi masalah yang terjadi pada Tn. C berdasarkan kondisi yang dipaparkan. Setiap poin diberikan secara rinci dan terperinci untuk memastikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada kebutuhan pasien. Pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan standar praktik keperawatan yang berfokus pada peningkatan status kesehatan pasien. -
Article No. 14975 | 04 Apr 2025
Klinis : Pasien berinisial Tn. C berusia 68 tahun dengan post thyroidectomy. Pasien sebelumnya dirawat di Rajawali 3A pada tanggal 19 Februari 2025 dan dipindahkan ICU Sentral setelah menjalani thyroidectomy pada tanggal 3 Maret 2025 untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi pasien pada saat pengkajian tanggal 3 Maret 2025, pasien tampak lemah, tidak merespon rangsangan suara atau nyeri karena kesadaran tersedasi. Jalan napas pasien paten karena terpasang nasotracheal tube (NTT) dan OPA yang dihubungkan dengan ventilasi mekanik mode PSIMV FiO2 50% PEEP 5, PS 15, RR 10x/menit, SpO2 98%. terdapat otot bantu napas, namun tidak terdapat suara napas tambahan. Tanda-tanda vital pasien TD 148/79 mmHg, MAP 102, nasi 81x/menit teraba kuat, suhu 36oC, CPOT skor 0, CRT >3 detik, akral dingin, tampak pucat, kulit kering, tidak terdapat edema. Terdapat bekas luka dan terpasang drain pada leher yang tertutupi oleh kassa dan tidak ada rembesan. Pasien terpasang infus 2 jalur tangan kanan dan kaki kanan, terpasang DC, NGT. Hasil pemeriksaan BGA pasien pada tanggal 3 Maret 2025 didapatkan hasil pH 7.268, PCO2 55.3 mmHg, PO2 169.2 mmHg, HCO3 25mmol/L, A-aDO2 126.5 mmHg (asidosis respiratorik tidak terkompensasi). Hasil pemeriksaan darah hemoglobin 8.8g/dL, hematokrit 28.1%, eritrosit 3.18 10^6/uL, leukosit 9.5 10^3/uL, trombosit 67 10^3/uL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. C:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan efek post operasi thyroidectomy yang ditandai dengan penurunan kadar oksigen dalam darah (asidosis respiratorik tidak terkompensasi).
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pertukaran Gas Efektif: Pertukaran gas di alveoli dan jaringan yang adekuat untuk mendukung metabolisme tubuh.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan efektif.
- Manajemen Oksigenasi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- Manajemen Ventilasi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Dalam kasus Tn. C, pasien mengalami gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan adanya asidosis respiratorik tidak terkompensasi. Hal ini disebabkan oleh efek post operasi thyroidectomy yang menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, oksigenasi, dan ventilasi untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat. -
Article No. 14976 | 04 Apr 2025
Klinis : Pasien berinisial Tn. C berusia 68 tahun dengan post thyroidectomy. Pasien sebelumnya dirawat di Rajawali 3A pada tanggal 19 Februari 2025 dan dipindahkan ICU Sentral setelah menjalani thyroidectomy pada tanggal 3 Maret 2025 untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi pasien pada saat pengkajian tanggal 3 Maret 2025, pasien tampak lemah, tidak merespon rangsangan suara atau nyeri karena kesadaran tersedasi. Jalan napas pasien paten karena terpasang nasotracheal tube (NTT) dan OPA yang dihubungkan dengan ventilasi mekanik mode PSIMV FiO2 50% PEEP 5, PS 15, RR 10x/menit, SpO2 98%. Terdapat otot bantu napas, namun tidak terdapat suara napas tambahan. Tanda-tanda vital pasien TD 148/79 mmHg, MAP 102, nasi 81x/menit teraba kuat, suhu 36oC, CPOT skor 0, CRT >3 detik, akral dingin, tampak pucat, kulit kering, tidak terdapat edema. Terdapat bekas luka dan terpasang drain pada leher yang tertutupi oleh kassa dan tidak ada rembesan. Pasien terpasang infus 2 jalur tangan kanan dan kaki kanan, terpasang DC, NGT. Hasil pemeriksaan BGA pasien pada tanggal 3 Maret 2025 didapatkan hasil pH 7.268, PCO2 55.3 mmHg, PO2 169.2 mmHg, HCO3 25mmol/L, A-aDO2 126.5 mmHg (asidosis respiratorik tidak terkompensasi). Hasil pemeriksaan darah hemoglobin 8.8g/dL, hematokrit 28.1%, eritrosit 3.18 10^6/uL, leukosit 9.5 10^3/uL, trombosit 67 10^3/uL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun beberapa diagnosa keperawatan untuk pasien Tn. C dengan kondisi post thyroidectomy, sebagai berikut:
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan nyeri post operasi dan efek anestesi, ditandai dengan pasien terpasang ventilasi mekanik, adanya otot bantu napas, dan hasil analisis gas darah menunjukkan asidosis respiratorik tidak terkompensasi.
2. Risiko perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan kondisi post operasi, ditandai dengan akral dingin, kulit pucat, dan CRT >3 detik.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan, terpasang drain pada leher, dan terpasang alat invasif (NTT, NGT, infus).
4. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan kondisi pasien yang lemah dan penurunan sensasi, ditandai dengan kulit kering.
5. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kondisi post operasi dan terpasang alat invasif.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan acuan baku untuk menentukan diagnosa keperawatan yang berpedoman pada NANDA-I.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan acuan baku yang berisi berbagai luaran (outcomes) keperawatan yang diharapkan dapat dicapai setelah implementasi keperawatan dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan acuan baku yang berisi berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI yang tepat dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan terdokumentasi dengan baik.