Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15038 | 07 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mual muntah sudah >5x, keluhan pusing lemas, bengkak pada kedua kaki sudah sejak beberapa hari, sebelumnya sekitar tanggal 17 maret - 20 maret pasien opname di RS kemudian HD, namun sampai saat ini pasien belum punya jadwal HD tetap. BAK sedikit, BAB tidak ada keluhan. RPD HT DM RPK disangkal RPO Insulin, Asam Folat, Isosorbid 5 mg, Calcium Carbonat 500 mg O: KU Lemas Kesadaran E4V5M5 CM TD 220/110 mmHg N : 93x/menit RR : 23x/menit S : 36.3*C SPO2 : 97 % on NK 3 lpm ureun dan creatinin tinggi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala kelebihan volume cairan, seperti mual, muntah, bengkak pada kedua kaki, serta BAK yang sedikit. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi penyakit yang sedang dialami pasien, seperti gagal ginjal kronis, yang menyebabkan tubuh tidak dapat membuang kelebihan cairan dengan baik.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan kelemahan dan pusing, yang dapat menunjukkan adanya intoleransi aktivitas. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi penyakit yang sedang dialami pasien, seperti gagal jantung atau anemia, yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat digunakan untuk kondisi pasien ini:
SDKI:
- Kelebihan Volume Cairan
- Intoleransi Aktivitas
SLKI:
- Keseimbangan Cairan Terpelihara
- Toleransi Aktivitas Membaik
SIKI:
- Manajemen Cairan
- Manajemen Aktivitas
Penjelasan singkat:
- Manajemen Cairan: Intervensi keperawatan untuk memantau dan mengontrol masukan dan pengeluaran cairan dalam tubuh pasien, serta mengatasi masalah kelebihan cairan.
- Manajemen Aktivitas: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas, serta membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi klinis pasien yang lebih lengkap dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya. -
Article No. 15001 | 06 Apr 2025
Klinis : VERNIX CASEOSA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "VERNIX CASEOSA" dengan format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: P84
- Deskripsi: Kondisi lain yang berasal dari periode perinatal
Vernix caseosa adalah lapisan tipis lemak putih yang menutupi kulit bayi baru lahir. Hal ini normal dan merupakan bagian dari perkembangan bayi selama kehamilan. Vernix caseosa berfungsi untuk melindungi kulit bayi dari cairan amnion dan berperan dalam proses kelahiran.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk vernix caseosa, karena kondisi ini merupakan bagian normal dari perkembangan bayi dan tidak memerlukan tindakan medis khusus.
Secara umum, perawatan bayi baru lahir dengan vernix caseosa dapat dilakukan dengan membiarkan vernix caseosa tetap ada pada kulit bayi dan membersihkannya perlahan saat memandikan bayi. Tidak diperlukan tindakan medis khusus untuk menangani kondisi ini. -
Article No. 15002 | 06 Apr 2025
Klinis : BLEFAROKONJUNGTIVITIS BAKTERi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi BLEFAROKONJUNGTIVITIS BAKTERI.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H10.0
- Deskripsi: Blefarokonjungtivitis bakteri
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.02
- Deskripsi: Pemberian obat antiinfeksi mata topikal
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H10.0 (Blefarokonjungtivitis bakteri):
- Kode H10.0 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan kondisi infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada kelopak mata (blepharitis) dan konjungtiva (konjungtivitis).
- Kondisi ini umumnya ditandai dengan gejala seperti mata merah, nyeri, pembengkakan, dan adanya eksudat purulen (nanah) pada mata.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 95.02 (Pemberian obat antiinfeksi mata topikal):
- Kode 95.02 dalam ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan prosedur pemberian obat antiinfeksi (antibiotik, antiseptik, atau antiviral) dalam bentuk tetes atau salep mata.
- Pemberian obat antiinfeksi mata topikal merupakan salah satu intervensi terapeutik utama dalam penanganan blefarokonjungtivitis bakteri untuk mengatasi infeksi dan mengurangi gejala.
Jadi, kode yang tepat untuk BLEFAROKONJUNGTIVITIS BAKTERI adalah kode ICD-10 H10.0 dan kode ICD-9-CM prosedur 95.02 untuk pemberian obat antiinfeksi mata topikal. -
Article No. 15003 | 06 Apr 2025
Klinis : LUKA BAKAR
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait kode ICD-10 untuk diagnosis, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang berkaitan dengan kondisi LUKA BAKAR.
1. Kode ICD-10:
- Kode: T20-T32
- Deskripsi: Luka Bakar dan Korosi
Pada kode ICD-10, luka bakar diklasifikasikan dalam kategori T20-T32. Kategori ini mencakup berbagai derajat dan lokasi luka bakar, termasuk luka bakar pada permukaan tubuh (T20-T25), luka bakar pada saluran pernapasan dan organ dalam (T27-T28), dan luka bakar dengan komplikasi khusus (T30-T32).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.0-86.8
- Deskripsi: Debridemen, transplantasi kulit, dan prosedur lain yang terkait dengan perawatan luka bakar.
Dalam sistem klasifikasi ICD-9-CM, terdapat beberapa kode prosedur yang dapat digunakan untuk tindakan medis yang berkaitan dengan luka bakar, seperti debridemen luka (86.0-86.2), transplantasi kulit (86.6-86.7), dan prosedur lainnya yang terkait dengan perawatan luka bakar.
Penjelasan lebih detail:
- Kode 86.0-86.2 mencakup debridemen luka bakar, baik secara kimiawi, mekanis, atau dengan menggunakan laser.
- Kode 86.6-86.7 mencakup transplantasi kulit, termasuk autograf, alograf, atau xenograf, yang sering digunakan dalam penanganan luka bakar.
- Kode lain dalam kategori 86.X dapat mencakup prosedur lain seperti irigasi, aplikasi salep atau dressing, dan tindakan lainnya yang terkait dengan perawatan luka bakar.
Pemilihan kode yang tepat akan bergantung pada jenis tindakan medis yang dilakukan, serta derajat dan lokasi luka bakar pada pasien. -
Article No. 15004 | 06 Apr 2025
Klinis : Identitas Pasien: • Istri: Wanita, 29 tahun • Suami: Laki-laki, 31 tahun Riwayat Penyakit Sekarang: Pasangan telah menikah selama 3 tahun dan berusaha untuk memiliki keturunan selama 2 tahun tanpa keberhasilan. Istri mengeluhkan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak masa remaja, dengan interval menstruasi yang berkisar antara 45–60 hari dan kadang disertai perdarahan berkepanjangan. Pasien juga melaporkan adanya jerawat dan pertumbuhan rambut yang berlebihan (hirsutisme). Suami tidak mengeluhkan adanya masalah seksual atau ejakulasi, dan tidak ada riwayat penyakit menular seksual. Riwayat Penyakit Dahulu dan Riwayat Keluarga: • Istri memiliki riwayat berat badan berlebih sejak remaja (IMT 29 kg/m2) dan pernah mendapat pengobatan topikal untuk jerawat. • Tidak ada riwayat penyakit kronis yang signifikan pada suami. • Riwayat keluarga menunjukkan adanya kasus infertilitas dan gangguan menstruasi pada pihak ibu istri. Pemeriksaan Fisik: • Istri: o Vital sign dalam batas normal. o Ditemukan obesitas ringan dengan distribusi lemak sentral. o Tanda-tanda hirsutisme (Skala Ferriman-Gallwey meningkat). o Pemeriksaan perut dan pelvis: Rahim berukuran normal, tidak terdapat massa yang teraba jelas. • Suami: o Pemeriksaan fisik umum normal. o Tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan genital eksternal. Pemeriksaan Penunjang: 1. Laboratorium (Istri): o Profil Hormon: ▪ LH:FSH rasio 3:1 (menunjukkan peningkatan LH) ▪ Kadar testosteron total dan bebas meningkat ▪ Kadar insulin basal cenderung tinggi, mengindikasikan resistensi insulin o Hemoglobin: Dalam batas normal meskipun terdapat riwayat perdarahan berkepanjangan. 2. USG Transvaginal (Istri): o Menunjukkan ukuran ovarium yang meningkat dengan banyak folikel kecil tersebar di seluruh ovarium (penampilan “string of pearls”), sesuai dengan kriteria PCOS. 3. Analisis Sperma (Suami): o Volume, konsentrasi, motilitas, dan morfologi sperma berada dalam parameter normal. Diagnosis Sementara: • Infertilitas primer pada pasangan dengan faktor ovulasi disebabkan oleh PCOS pada istri. • Analisis sperma suami normal, sehingga faktor laki-laki tampak tidak berkontribusi terhadap kondisi infertilitas ini.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ini:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Reproduksi berhubungan dengan gangguan ovulasi akibat Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk berpartisipasi dalam dan menyelesaikan aktivitas reproduksi.
- Faktor Berhubungan: Gangguan ovulasi, penyakit hormonal, disfungsi seksual.
- Karakteristik Definisi: Ketidakteraturan siklus menstruasi, perdarahan berlebihan, infertilitas, riwayat keguguran berulang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan fungsi reproduksi yang efektif.
- Indikator Hasil: Stabilitas siklus menstruasi, kemampuan konsepsi, kepuasan hubungan seksual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang PCOS dan pengaruhnya terhadap fertilitas, konseling kesuburan, kolaborasi dengan dokter untuk penanganan PCOS dan infertilitas.
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi faktor risiko, pemantauan siklus menstruasi, pemantauan kadar hormon, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Kesimpulan: Diagnosa keperawatan utama adalah Ketidakefektifan Pola Reproduksi terkait gangguan ovulasi akibat PCOS pada istri, dengan penekanan pada edukasi, konseling, serta kolaborasi dengan dokter untuk penanganan kondisi ini. -
Article No. 14984 | 05 Apr 2025
Klinis : Keluhan Utama Pasien mengeluhkan sesak napas Kapan Pasien mengatakan keluhan dirasakan sejak 1 hari yang lalu SMRS Lokasi Keluhan dirasakan pada area dada. Keluhan semakin memberat saat pasien berada di UGD RS Kota. Mulai timbulnya keluhan Keluhan muncul saat sejak 1 hari SMRS Sifat keluhan Keluhan dirasakan seperti kesulitan dalam bernapas dan dada terasa panas Lokasi Area dada Keluhan lain yang menyertai Sebelum di rawat di ruangan inap, keluhan yang masih menyertai adalah nyeri kepala, nyeri ulu hati hilang timbul dan pusing serta lemas sejak 5 hari SMRS. Faktor pencetus yang menimbulkan serangan Tidak ada Apakah keluhan bertambah/berkurang pada saat-saat tertentu (saat-saat mana) Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin memburuk saat berbaring dan pada malam hari. Keluhan lain yang menyertai dapat berkurang jika pasien meminum obat Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan Untuk mengatasi keluhan ini, pasien mencoba tidur dengan posisi setengah duduk menggunakan beberapa bantal Riwayat penyakit yang pernah diderita Ya Ya Sebutkan Diabetes Melitus dan hipertensi Cara Mengatasi Pasien hanya melakukan control rutin sebulan sekali. Tidak Riwayat Alergi Ya Sebutkan Cara Mengatasi Jenis Waktu Tidak Riwayat Operasi Ya Jenis Waktu Tidak PEMERIKSAAN FISIK 1. TANDA-TANDA VITAL • Tekanan Darah : 144/79 mmHg • Nadi : 110x/Menit • Pernapasan : 30x/Menit • Suhu Badan : 37ºc • SPO2 : 95% 2. KEPALA DAN LEHER a. Kepala • Keadaan kepala : Simetris • Sakit kepala : Tidak • Pusing : Tidak • Bentuk, ukuran dan posisi : Normal • Lesi : Tidak ada • Massa : Tidak ada • Observasi wajah : Simetris b. Penglihatan : Baik • Konjungtiva : Normal • Sklera : Putih • Pakai kaca mata : Ya (untuk membaca) • Penglihatan kabur : Ya (membaca tulisan yang kecil) • Nyeri : Tidak ada • Peradangan : Tidak ada • Operasi (Jenis,waktu,tempat) : Tidak ada c. Pendengaran • Gangguan pendengaran : Tidak • Nyeri : Tidak • Peradangan : Tidak d. Hidung • Alergi Rhinitus : Tidak • Riwayat polip : Tidak • Sinusitis : Tidak • Epistaksis : Tidak e. Tenggorokan dan Mulut • Keadaan gigi : lengkap • Caries : Tidak • Memakai gigi palsu : Tidak • Gangguan bicara : Tidak • Gangguan menelan : Tidak • Pembesaran kelenjar leher : Tidak 3. SISTEM KARDIOVASKULER a. Nyeri dada : Nyeri hilang timbul saat pasien mengalami sesak napas. Namun sejak dirawat di ruang inap, pasien tidak mengeluhkan lagi nyeri. b. Inspeksi • Kesadaran/GCS ; Komposmentis/ E4V5M6 • Bentuk dada : simetris • Bibir : Normal • Kuku : Normal • CRT : Normal • Tangan : Normal • Kaki : Normal • Sendi : Normal • Ictus cordis/Apical Pulse : Teraba • Vena jugularis : Teraba c. Perkusi • Pembesaran jantung : Tidak ada d. Auskultasi • BJ 1 : Normal • BJ 2 : Normal • Murmur : Tidak • Gallop : Tidak 4. SISTEM RESPIRASI a. Keluhan : sesak napas sejak 1 hari yang lalu SMRS. b. Inspeksi • Jejas : Tidak • Bentuk dada : Simetris • Jenis pernapasan : Dispnea • Irama pernapasan : Tidak teratur • Retraksi otot pernapasan : adanya penggunaan otot bantu napas • Penggunaan alat bantu pernapasan : Non-Rebreathing Mask (NRM) 11 Lpm c. Perkusi • Cairan : Tidak • Massa : Tidak d. Auskultasi • Inspirasi : Abnormal • Ekspirasi : Abnormal • Ronchi : Tidak • Wheezing : Ya, pada lobus paru kanan dan kiri • Krepitasi : Tidak • Rales : Tidak e. Clubbing Finger : Tidak 5. SISTEM PENCERNAAN a. Keluhan : Tidak ada keluhan b. Inspeksi • Turgor kulit : normal • Keadaan bibir : kering • Keadaan rongga mulut - Warna mukosa : merah muda - Luka/perdarahan : Tidak ada - Tanda-tanda radang : Tidak ada - Keadaan gusi : Normal • Keadaan abdomen - Warna kulit : sawo matang - Luka : Tidak - Pembesaran : Tidak • Keadaan rektal - Luka : Tidak - Perdarahan : Tidak - Haemoroid : Tidak - Lecet/tumor/bengkak : Tidak c. Auskultasi • Bising usus/peristaltic : 7x/menit d. Perkusi • Cairan : Normal • Udara : Normal e. Palpasi • Tonus otot : Normal • Nyeri : Normal • Massa : Normal 6. SISTEM PERSYARAFAN a. Keluhan ; Tidak ada keluhan b. Tingkat kesadaran : Komposmentis c. GSC : E4V5M6 d. Pupil : isokor e. Kejang : Tidak f. Jenis kelumpuhan : Tidak g. Parasthesia : Tidak h. Koordinasi gerak : Tidak i. Cranial Nerves : Tidak j. Reflexes : Normal 7. SISTEM MUSKULOSKELETAL a. Keluhan : Tidak ada b. Kelainan Ekstremitas : Tidak ada c. Nyeri otot : Nyeri otot paha d. Nyeri Sendi : Tidak ada e. Refleksi sendi : Normal f. Kekuatan otot 5 5 5 5 8. SISTEM INTEGUMEN a. Rash : Tidak ada b. Lesi : Tidak ada c. Turgor : elastis d. Warna : Sawo matang e. Kelembaban : Normal f. Petechie : Tidak ada g. Lain lain : Tidak ada 9. SISTEM PERKEMIHAN a. Gangguan • kencing menetes : Tidak ada • inkontinensia retensi : Tidak ada • gross hematuri : Tidak ada • dysuria : Tidak ada • poliuri : Tidak ada • oliguri : Ada. Pasien mengatakan bahwa keinginan berkemih yang kuat namun outputnya sedikit • anuri : Tidak ada b. Alat bantu (kateter,dll) : Tidak ada (pasien menolak dipasang kateter) c. Kandung kencing : membesar d. Nyeri tekan : Nyeri tekan lepas pada simpisis e. Produksi urine : pengeluaran urine 6-9x/hari (sebelum MRS) f. Intake • Oral : 600cc/hari • Parenteral : 110 cc g. Bentuk kelamin : Tidak dikaji h. Uretra : Tidak dikaji 10. SISTEM ENDOKRIN a. Keluhan : Tidak ada b. Pembesaran Kelenjar : Tidak ada c. Lain – lain : Tidak ada 11. SISTEM REPRODUKSI a. Keluhan : - b. Wanita: Siklus menstruasi : - • Keadaan payudara : - • Riwayat Persalinan : - • Abortus : - • Pengeluaran pervagina : - • Lain-lain : - c. Pria • Pembesaran prostat : Tidak ada d. Lain-lain 12. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI (ADL) a. Nutrisi • Kebiasaan - Pola makan : Pola makan baik sebelum MRS - Frekuensi makan : 3x/sehari dengan konsumsi nasi, sayur dan lauk pauk - Nafsu makan : baik - Makanan pantangan : Tidak ada - Makanan yang disukai : buah-buahan - Banyaknya minuman dalam sehari : 1.600cc/hari - Jenis minuman dan makanan yang tidak disukai : Tidak ada - BB : …… kg - TB : …… cm - Kenaikan/Penurunan BB: ….kg, dalam waktu: …….. (Pasien tidak mengetahi status BB dan TB sebelum sakit) • Perubahan selama sakit b. Eliminasi • Buang air kecil (BAK) - Frekuensi dalam sehari : 7-8x/hari - Warna : kuning jernih - Bau ; Khas - Jumlah/ hari : ±2.000cc - Perubahan selama sakit : pengeluaran urine yang sedikit dan tidak tuntas dalam waktu 12 jam hanya 100cc • Buang air besar (BAB) - Kebiasaan : Normal - Frekuensi dalam sehari : 1-2x/hari - Warna : coklat - Bau : khas feses - Konsistensi ; lembek - Perubahan selama sakit : tidak ada c. Olah raga dan Aktivitas • Tidur malam jam : 21.00 Wita • Bangun jam : 07.00 Wita • Tidur siang jam : 14.00 Wita • Bangun jam : 17.00 Wita • Apakah mudah terbangun : Tidak ada • Apa yang dapat menolong untuk tidur nyaman : menonton TV d. Istirahat dan tidur 13. POLA INTERAKSI SOSIAL a. Siapa orang yang penting/ terdekat : anak-anak b. Organisasi sosial yang diikuti : Tidak ada c. Keadaan rumah dan lingkungan : dalam keadaan bersih dengan kebiasaan membersihkan rumah setiap hari d. Status rumah : Milik sendiri - Cukup / tidak : - Bising / tidak: - Banjir / tidak : e. Jika mempunyai masalah apakah dibicarakan dengan orang lain yang dipercayai/ terdekat : anak-anak f. Bagaimana anda mengatasi suatu masalah dalam keluarga: diskusi dan berbagi Bersama keluarga g. Bagaimana interaksi dalam keluarga : baik 14. KEGIATAN KEAGAMAAN/ SPIRITUAL a. Ketaatan menjalankan ibadah : ibadah mingguan dan ibadah dalam keluarga b. Keterlibatan dalam organisasi keagamaan : tidak ada 15. KEADAAN PSIKOLOGIS SELAMA SAKIT a. Persepsi klien terhadap penyakit yang diderita : pasien mengatakan optimis jika penyakit yang diderita dapat disembuhkan dengan penuh keyakinan. b. Persepsi klien terhadap keadaan kesehatannya : pasien mengatakan status kesehatannya dapat diatasi jika mengikuti pengobatan yang teratur. c. Pola interaksi dengan tenaga kesehatan dan lingkungannya : baik No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Tanggal Pemeriksaan 1 WBC 4.000 – 10.000 /µL 5,56 01/04/2025 2 HB 13,8 – 17,2 g/dL 8,3 01/04/2025 3 RBC 4,2 – 5,4 juta/µL 3,28 01/04/2025 4 HCT 38 – 50% 25,4 01/04/2025 5 PLT 150.000 – 450.000 /µL 88 01/04/2025 6 GDS < 200 mg/dL 144,5 01/04/2025 7 UREUM 10 – 50 mg/dL 160,5 01/04/2025 8 CREATININ 0,7 – 1,3 mg/dL 8,73 01/04/2025 9 NATRIUM 135 – 145 mEq/L 135,7 01/04/2025 10 KALIUM 3,5 – 5,1 mEq/L 6,65 01/04/2025 11 KLORIDA 96 – 106 mEq/L 108,3 01/04/2025 12 KALSIUM 8,5 – 10,5 mg/dL 1.035 01/04/2025 13 NEUT% 40 – 75% 67,8 01/04/2025 14 NEUT# 2.000 – 7.500 /µL 3,77 01/04/2025 15 GDS < 200 mg/dL 172 02/04/2025 Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil 02/04/2025 Thorax Peradangan paru Foto gigi dan mulut - Foto oesophagus, lambung, dan usus halus - Cholescystogram - Foto colon -
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi di atas adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama normal, kedalaman, dan durasi yang memberikan ventilasi yang adekuat.
- Penyebab: Hambatan jalan napas, kerapuhan sistem neuromuskular, dan kelelahan otot-otot napas.
- Gejala dan Tanda: Perubahan frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan otot bantu napas, dispnea, ortopnea, dan hipoksemia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas
- Indikator: Kedalaman Napas, Irama Napas, Frekuensi Napas
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, dengan irama dan kedalaman napas normal, serta frekuensi napas dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas terbuka dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
- Intervensi:
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi jalan napas
- Bersihkan jalan napas dari sekret/benda asing
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator/kortikosteroid
2. Manajemen Ventilasi
- Tujuan: Memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
- Intervensi:
- Monitor status respirasi dan oksigenasi
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Anjurkan pasien melakukan latihan pernapasan
- Kolaborasi penggunaan alat bantu ventilasi jika perlu
3. Manajemen Kelelahan
- Tujuan: Mencegah dan mengurangi kelelahan pada pasien.
- Intervensi:
- Monitor tanda-tanda kelelahan
- Atur aktivitas dan waktu istirahat pasien
- Berikan nutrisi dan cairan yang adekuat
- Kolaborasi pemberian terapi oksigen dan ventilasi mekanik jika perlu
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Pola Napas Tidak Efektif dipilih karena pasien mengeluhkan sesak napas, dengan adanya penggunaan otot bantu napas, dispnea, dan oksigenasi yang belum optimal (SpO2 95%). Kondisi ini menunjukkan gangguan pada pola napas pasien.
Luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, dengan irama, kedalaman, dan frekuensi napas yang normal. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang terfokus pada manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen kelelahan.
Intervensi manajemen jalan napas bertujuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat, dengan tindakan seperti membersihkan jalan napas, memberikan oksigen, dan kolaborasi pemberian bronkodilator/kortikosteroid. Intervensi manajemen ventilasi bertujuan untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat, seperti memonitor status respirasi, mengatur posisi pasien, dan memfasilitasi latihan pernapasan. Intervensi manajemen kelelahan bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kelelahan pada pasien, seperti memonitor tanda-tanda kelelahan, mengatur aktivitas dan waktu istirahat, serta memberikan nutrisi dan cairan yang adekuat.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada pola napas, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu menunjukkan pola napas yang efektif dengan irama, kedalaman, dan frekuensi napas yang normal. -
Article No. 14985 | 05 Apr 2025
Klinis : Keluhan Utama Pasien mengeluhkan sesak napas Kapan Pasien mengatakan keluhan dirasakan sejak 1 hari yang lalu SMRS Lokasi Keluhan dirasakan pada area dada. Keluhan semakin memberat saat pasien berada di UGD RS Kota. Mulai timbulnya keluhan Keluhan muncul saat sejak 1 hari SMRS Sifat keluhan Keluhan dirasakan seperti kesulitan dalam bernapas dan dada terasa panas Lokasi Area dada Keluhan lain yang menyertai Sebelum di rawat di ruangan inap, keluhan yang masih menyertai adalah nyeri kepala, nyeri ulu hati hilang timbul dan pusing serta lemas sejak 5 hari SMRS. Faktor pencetus yang menimbulkan serangan Tidak ada Apakah keluhan bertambah/berkurang pada saat-saat tertentu (saat-saat mana) Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin memburuk saat berbaring dan pada malam hari. Keluhan lain yang menyertai dapat berkurang jika pasien meminum obat Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan Untuk mengatasi keluhan ini, pasien mencoba tidur dengan posisi setengah duduk menggunakan beberapa bantal Riwayat penyakit yang pernah diderita Ya Ya Sebutkan Diabetes Melitus dan hipertensi Cara Mengatasi Pasien hanya melakukan control rutin sebulan sekali. Tidak Riwayat Alergi Ya Sebutkan Cara Mengatasi Jenis Waktu Tidak Riwayat Operasi Ya Jenis Waktu Tidak PEMERIKSAAN FISIK 1. TANDA-TANDA VITAL • Tekanan Darah : 144/79 mmHg • Nadi : 110x/Menit • Pernapasan : 30x/Menit • Suhu Badan : 37ºc • SPO2 : 95% 2. KEPALA DAN LEHER a. Kepala • Keadaan kepala : Simetris • Sakit kepala : Tidak • Pusing : Tidak • Bentuk, ukuran dan posisi : Normal • Lesi : Tidak ada • Massa : Tidak ada • Observasi wajah : Simetris b. Penglihatan : Baik • Konjungtiva : Normal • Sklera : Putih • Pakai kaca mata : Ya (untuk membaca) • Penglihatan kabur : Ya (membaca tulisan yang kecil) • Nyeri : Tidak ada • Peradangan : Tidak ada • Operasi (Jenis,waktu,tempat) : Tidak ada c. Pendengaran • Gangguan pendengaran : Tidak • Nyeri : Tidak • Peradangan : Tidak d. Hidung • Alergi Rhinitus : Tidak • Riwayat polip : Tidak • Sinusitis : Tidak • Epistaksis : Tidak e. Tenggorokan dan Mulut • Keadaan gigi : lengkap • Caries : Tidak • Memakai gigi palsu : Tidak • Gangguan bicara : Tidak • Gangguan menelan : Tidak • Pembesaran kelenjar leher : Tidak 3. SISTEM KARDIOVASKULER a. Nyeri dada : Nyeri hilang timbul saat pasien mengalami sesak napas. Namun sejak dirawat di ruang inap, pasien tidak mengeluhkan lagi nyeri. b. Inspeksi • Kesadaran/GCS ; Komposmentis/ E4V5M6 • Bentuk dada : simetris • Bibir : Normal • Kuku : Normal • CRT : Normal • Tangan : Normal • Kaki : Normal • Sendi : Normal • Ictus cordis/Apical Pulse : Teraba • Vena jugularis : Teraba c. Perkusi • Pembesaran jantung : Tidak ada d. Auskultasi • BJ 1 : Normal • BJ 2 : Normal • Murmur : Tidak • Gallop : Tidak 4. SISTEM RESPIRASI a. Keluhan : sesak napas sejak 1 hari yang lalu SMRS. b. Inspeksi • Jejas : Tidak • Bentuk dada : Simetris • Jenis pernapasan : Dispnea • Irama pernapasan : Tidak teratur • Retraksi otot pernapasan : adanya penggunaan otot bantu napas • Penggunaan alat bantu pernapasan : Non-Rebreathing Mask (NRM) 11 Lpm c. Perkusi • Cairan : Tidak • Massa : Tidak d. Auskultasi • Inspirasi : Abnormal • Ekspirasi : Abnormal • Ronchi : Tidak • Wheezing : Ya, pada lobus paru kanan dan kiri • Krepitasi : Tidak • Rales : Tidak e. Clubbing Finger : Tidak 5. SISTEM PENCERNAAN a. Keluhan : Tidak ada keluhan b. Inspeksi • Turgor kulit : normal • Keadaan bibir : kering • Keadaan rongga mulut - Warna mukosa : merah muda - Luka/perdarahan : Tidak ada - Tanda-tanda radang : Tidak ada - Keadaan gusi : Normal • Keadaan abdomen - Warna kulit : sawo matang - Luka : Tidak - Pembesaran : Tidak • Keadaan rektal - Luka : Tidak - Perdarahan : Tidak - Haemoroid : Tidak - Lecet/tumor/bengkak : Tidak c. Auskultasi • Bising usus/peristaltic : 7x/menit d. Perkusi • Cairan : Normal • Udara : Normal e. Palpasi • Tonus otot : Normal • Nyeri : Normal • Massa : Normal 6. SISTEM PERSYARAFAN a. Keluhan ; Tidak ada keluhan b. Tingkat kesadaran : Komposmentis c. GSC : E4V5M6 d. Pupil : isokor e. Kejang : Tidak f. Jenis kelumpuhan : Tidak g. Parasthesia : Tidak h. Koordinasi gerak : Tidak i. Cranial Nerves : Tidak j. Reflexes : Normal 7. SISTEM MUSKULOSKELETAL a. Keluhan : Tidak ada b. Kelainan Ekstremitas : Tidak ada c. Nyeri otot : Nyeri otot paha d. Nyeri Sendi : Tidak ada e. Refleksi sendi : Normal f. Kekuatan otot 5 5 5 5 8. SISTEM INTEGUMEN a. Rash : Tidak ada b. Lesi : Tidak ada c. Turgor : elastis d. Warna : Sawo matang e. Kelembaban : Normal f. Petechie : Tidak ada g. Lain lain : Tidak ada 9. SISTEM PERKEMIHAN a. Gangguan • kencing menetes : Tidak ada • inkontinensia retensi : Tidak ada • gross hematuri : Tidak ada • dysuria : Tidak ada • poliuri : Tidak ada • oliguri : Ada. Pasien mengatakan bahwa keinginan berkemih yang kuat namun outputnya sedikit • anuri : Tidak ada b. Alat bantu (kateter,dll) : Tidak ada (pasien menolak dipasang kateter) c. Kandung kencing : membesar d. Nyeri tekan : Nyeri tekan lepas pada simpisis e. Produksi urine : pengeluaran urine 6-9x/hari (sebelum MRS) f. Intake • Oral : 600cc/hari • Parenteral : 110 cc g. Bentuk kelamin : Tidak dikaji h. Uretra : Tidak dikaji 10. SISTEM ENDOKRIN a. Keluhan : Tidak ada b. Pembesaran Kelenjar : Tidak ada c. Lain – lain : Tidak ada 11. SISTEM REPRODUKSI a. Keluhan : - b. Wanita: Siklus menstruasi : - • Keadaan payudara : - • Riwayat Persalinan : - • Abortus : - • Pengeluaran pervagina : - • Lain-lain : - c. Pria • Pembesaran prostat : Tidak ada d. Lain-lain 12. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI (ADL) a. Nutrisi • Kebiasaan - Pola makan : Pola makan baik sebelum MRS - Frekuensi makan : 3x/sehari dengan konsumsi nasi, sayur dan lauk pauk - Nafsu makan : baik - Makanan pantangan : Tidak ada - Makanan yang disukai : buah-buahan - Banyaknya minuman dalam sehari : 1.600cc/hari - Jenis minuman dan makanan yang tidak disukai : Tidak ada - BB : …… kg - TB : …… cm - Kenaikan/Penurunan BB: ….kg, dalam waktu: …….. (Pasien tidak mengetahi status BB dan TB sebelum sakit) • Perubahan selama sakit b. Eliminasi • Buang air kecil (BAK) - Frekuensi dalam sehari : 7-8x/hari - Warna : kuning jernih - Bau ; Khas - Jumlah/ hari : ±2.000cc - Perubahan selama sakit : pengeluaran urine yang sedikit dan tidak tuntas dalam waktu 12 jam hanya 100cc • Buang air besar (BAB) - Kebiasaan : Normal - Frekuensi dalam sehari : 1-2x/hari - Warna : coklat - Bau : khas feses - Konsistensi ; lembek - Perubahan selama sakit : tidak ada c. Olah raga dan Aktivitas • Tidur malam jam : 21.00 Wita • Bangun jam : 07.00 Wita • Tidur siang jam : 14.00 Wita • Bangun jam : 17.00 Wita • Apakah mudah terbangun : Tidak ada • Apa yang dapat menolong untuk tidur nyaman : menonton TV d. Istirahat dan tidur 13. POLA INTERAKSI SOSIAL a. Siapa orang yang penting/ terdekat : anak-anak b. Organisasi sosial yang diikuti : Tidak ada c. Keadaan rumah dan lingkungan : dalam keadaan bersih dengan kebiasaan membersihkan rumah setiap hari d. Status rumah : Milik sendiri - Cukup / tidak : - Bising / tidak: - Banjir / tidak : e. Jika mempunyai masalah apakah dibicarakan dengan orang lain yang dipercayai/ terdekat : anak-anak f. Bagaimana anda mengatasi suatu masalah dalam keluarga: diskusi dan berbagi Bersama keluarga g. Bagaimana interaksi dalam keluarga : baik 14. KEGIATAN KEAGAMAAN/ SPIRITUAL a. Ketaatan menjalankan ibadah : ibadah mingguan dan ibadah dalam keluarga b. Keterlibatan dalam organisasi keagamaan : tidak ada 15. KEADAAN PSIKOLOGIS SELAMA SAKIT a. Persepsi klien terhadap penyakit yang diderita : pasien mengatakan optimis jika penyakit yang diderita dapat disembuhkan dengan penuh keyakinan. b. Persepsi klien terhadap keadaan kesehatannya : pasien mengatakan status kesehatannya dapat diatasi jika mengikuti pengobatan yang teratur. c. Pola interaksi dengan tenaga kesehatan dan lingkungannya : baik No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Tanggal Pemeriksaan 1 WBC 4.000 – 10.000 /µL 5,56 01/04/2025 2 HB 13,8 – 17,2 g/dL 8,3 01/04/2025 3 RBC 4,2 – 5,4 juta/µL 3,28 01/04/2025 4 HCT 38 – 50% 25,4 01/04/2025 5 PLT 150.000 – 450.000 /µL 88 01/04/2025 6 GDS < 200 mg/dL 144,5 01/04/2025 7 UREUM 10 – 50 mg/dL 160,5 01/04/2025 8 CREATININ 0,7 – 1,3 mg/dL 8,73 01/04/2025 9 NATRIUM 135 – 145 mEq/L 135,7 01/04/2025 10 KALIUM 3,5 – 5,1 mEq/L 6,65 01/04/2025 11 KLORIDA 96 – 106 mEq/L 108,3 01/04/2025 12 KALSIUM 8,5 – 10,5 mg/dL 1.035 01/04/2025 13 NEUT% 40 – 75% 67,8 01/04/2025 14 NEUT# 2.000 – 7.500 /µL 3,77 01/04/2025 15 GDS < 200 mg/dL 172 02/04/2025 Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil 02/04/2025 Thorax Peradangan paru Foto gigi dan mulut - Foto oesophagus, lambung, dan usus halus - Cholescystogram - Foto colon -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Gangguan Pertukaran Gas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI: Ketidakmampuan untuk mengendalikan atau mempertahankan pola napas untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi
SLKI: Pemulihan pola napas efektif
SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Gangguan Pertukaran Gas
SDKI: Ketidakmampuan untuk menyerap oksigen dan/atau melepaskan karbon dioksida di dalam paru-paru
SLKI: Pemulihan pertukaran gas
SIKI: Manajemen Oksigenasi
3. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis
SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami sesak napas sejak 1 hari SMRS, ditandai dengan peningkatan frekuensi napas, penggunaan otot bantu napas, serta adanya bunyi wheezing pada auskultasi paru. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas yang tidak efektif.
2. Gangguan Pertukaran Gas
Sesak napas yang dialami pasien serta hasil pemeriksaan oksimetri yang menunjukkan SpO2 95% mengindikasikan adanya gangguan dalam pertukaran gas di paru-paru. Pasien tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi yang optimal.
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengalami sesak napas yang semakin memburuk saat beraktivitas, seperti saat berbaring dan pada malam hari. Hal ini menunjukkan adanya keterbatasan fisik pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Tujuan utama asuhan keperawatan adalah memulihkan pola napas yang efektif, meningkatkan pertukaran gas, serta meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 14986 | 05 Apr 2025
Klinis : anak N datang ke klinik dengan keluarga, keluhan batuk berdahak, pilek, demam 2 hari, nyeri tenggorokan, BB 20 kg, Suhu 37.9 derajat Celcius, RR 20x permenit,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anak N yang datang ke klinik dengan keluhan batuk berdahak, pilek, demam 2 hari, nyeri tenggorokan, BB 20 kg, Suhu 37.9 derajat Celcius, RR 20x permenit.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memfasilitasi pemeliharaan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memelihara dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif.
2. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengendalikan dan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengenali, menilai, dan mengurangi nyeri.
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Kondisi ini disebabkan oleh adanya sekresi atau obstruksi pada jalan napas anak, yang dapat mengganggu ventilasi dan oksigenasi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi drainase sekresi, membersihkan jalan napas, dan mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Hipertermia:
- Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh akibat proses infeksi atau penyakit.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengontrol suhu tubuh, menurunkan suhu dengan kompres dingin, dan memantau tanda-tanda vital.
3. Nyeri Akut:
- Kondisi ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri di tenggorokan akibat infeksi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menilai intensitas nyeri, memberikan intervensi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan memantau respons terhadap intervensi.
Dalam kondisi ini, pendekatan asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care) sangat penting, dengan melibatkan keluarga dalam proses perawatan. Komunikasi yang efektif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya juga diperlukan untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 14987 | 05 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 15 bulan dibawa ke ruang gawat darurat karena keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Ibu mengatakan bahwa anak nya sering sekali pipis, dalam 1 ibu harus mengganti diapers anak sebanyak 10 kali. Ibu juga mengatakan bahwa anak lebih rewel dari biasanya. Anak juga terlihat mengejan dan menjerit ketika berkemih. Hasil pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital anak: Nadi: 120x/menit, nafas: 48x/menit, suhu: 38,9⁰C. kulit teraba hangat dan kemerahan. Anak terlihat pucat, gelisah dan menangis. Urin berbau tajam, terlihat ruam didaerah selangkangan dan genital. 3 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak laki-laki usia 15 bulan dengan keluhan demam tinggi, sering pipis, rewel, dan mengejan serta menjerit ketika berkemih.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi Saluran Kemih (00046)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor yang berhubungan: Usia kurang dari 2 tahun, gangguan sistem imun, penggunaan kateter urin, higiene personal yang buruk.
Tanda dan gejala: Demam, urin berbau, inkontinensia urin, nyeri saat berkemih, gelisah.
2. Gangguan Eliminasi Urin (00016)
Definisi: Gangguan dalam pengeluaran urin.
Faktor yang berhubungan: Infeksi saluran kemih, obstruksi saluran kemih.
Tanda dan gejala: Sering berkemih, nyeri saat berkemih, urin berbau, inkontinensia urin.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis (infeksi).
Tanda dan gejala: Menangis, gelisah, meringis, mengejan saat berkemih.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bebas Infeksi Saluran Kemih
2. Pola Eliminasi Urin Membaik
3. Kontrol Nyeri Membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Identifikasi tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Pantau tanda-tanda vital
- Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi keluarga mengenai pencegahan infeksi saluran kemih
2. Manajemen Eliminasi
- Pantau pola eliminasi urin (frekuensi, volume, warna, bau)
- Berikan kenyamanan saat berkemih (hangat, privasi)
- Edukasi keluarga mengenai perawatan higiene genital
3. Manajemen Nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, dan keparahan nyeri
- Berikan intervensi farmakologis sesuai indikasi
- Lakukan teknik nonfarmakologis (kompres hangat, distraksi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan nyeri
Penjelasan rinci:
Pada kasus ini, anak laki-laki usia 15 bulan mengalami kondisi yang mengindikasikan adanya infeksi saluran kemih. Hal ini ditunjukkan dengan keluhan demam tinggi, sering pipis, rewel, mengejan dan menjerit saat berkemih, serta ditemukan urin berbau tajam, ruam di area genital, dan tanda-tanda vital yang abnormal.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi Saluran Kemih, Gangguan Eliminasi Urin, dan Nyeri Akut. Luaran yang diharapkan adalah bebas infeksi saluran kemih, pola eliminasi urin yang membaik, dan kontrol nyeri yang membaik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen infeksi, manajemen eliminasi, dan manajemen nyeri. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan antara lain identifikasi tanda dan gejala infeksi, pemantauan tanda-tanda vital, kolaborasi pemberian antibiotik, edukasi keluarga, pemantauan pola eliminasi urin, pemberian kenyamanan saat berkemih, identifikasi karakteristik nyeri, intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, serta kolaborasi dengan dokter.
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mencegah komplikasi, mengatasi gejala, dan memulihkan kondisi anak secara keseluruhan. -
Article No. 14988 | 05 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 15 bulan dibawa ke ruang gawat darurat karena keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Ibu mengatakan bahwa anak nya sering sekali pipis, dalam 1 ibu harus mengganti diapers anak sebanyak 10 kali. Ibu juga mengatakan bahwa anak lebih rewel dari biasanya. Anak juga terlihat mengejan dan menjerit ketika berkemih. Hasil pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital anak: Nadi: 120x/menit, nafas: 48x/menit, suhu: 38,90C. kulit teraba hangat dan kemerahan. Anak terlihat pucat, gelisah dan menangis. Urin berbau tajam, terlihat ruam didaerah selangkangan dan genital. selain diagnosanya gangguan eliminasi urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, anak laki-laki usia 15 bulan mengalami gejala-gejala yang mengarah pada Infeksi Saluran Kemih (ISK), antara lain:
- Demam tinggi sejak 3 hari
- Sering kencing (>10 kali/hari) dengan disertai rasa nyeri saat berkemih
- Urin berbau tajam
- Adanya ruam di daerah selangkangan dan genital
- Tanda-tanda vital yang menunjukkan peningkatan suhu dan frekuensi napas
Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada sistem eliminasi urin, yang disebabkan oleh infeksi pada saluran kemih.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Penyimpangan pada kemampuan tubuh untuk mengeluarkan urin secara lancar dan terkontrol.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi, dehidrasi, obstruksi.
- Karakteristik: Sering berkemih, disuria, oliguria, inkontinensia, urin berbau, urin keruh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Eliminasi urin normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada nyeri saat berkemih.
- Indikator: Frekuensi berkemih normal, urin jernih, tidak ada diskomfort saat berkemih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen infeksi saluran kemih, Manajemen eliminasi, Manajemen nyeri.
- Kegiatan: Identifikasi penyebab ISK, monitor tanda-tanda infeksi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, edukasi perawatan diri.