Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15096 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. F, 44 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 98 x /menit. RR: 18 x /menit. Nilai gula darah puasa 50 mg/dL (rentang normal 60 - 100mg/DL). Pasien mengeluh: nyeri perut skala 3 rentang (1-10) sejak 2 bulan yang lalu, pusing saat berdiri, lesu, tidak nafsu makan. Pasien didiagnosis dokter menderita Addison. Masalah keperawatan utama sesuai kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas satu per satu:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi Ny. F, 44 tahun yang didiagnosis menderita Addison, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
a. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Ditandai dengan gejala penurunan berat badan, tidak nafsu makan, dan kadar gula darah puasa rendah (50 mg/dL).
- Addison's disease dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin, sehingga berdampak pada metabolisme dan keseimbangan nutrisi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Status Nutrisi Membaik
- Indikator: Berat badan stabil, nafsu makan meningkat, kadar gula darah normal (60-100 mg/dL).
b. Manajemen Energi Efektif
- Indikator: Tidak mengalami kelelahan/lesu, mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nutrisi
- Tindakan: Evaluasi status nutrisi, Monitor asupan nutrisi dan cairan, Atur jadwal makan sesuai kebutuhan.
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan pasien.
b. Manajemen Energi
- Tindakan: Identifikasi tingkat energi pasien, Atur aktivitas sesuai kemampuan, Anjurkan istirahat yang cukup.
- Tujuan: Meningkatkan dan mempertahankan energi pasien.
c. Edukasi Kesehatan
- Tindakan: Jelaskan tanda-tanda hipoglikemia, Ajarkan manajemen stres, Jelaskan pentingnya kepatuhan pengobatan.
- Tujuan: Meningkatkan pemahaman pasien dan kemampuan perawatan diri.
Penjelasan rinci:
Pada kasus Ny. F yang didiagnosis menderita Addison's disease, masalah keperawatan utama adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. Hal ini ditandai dengan gejala penurunan berat badan, tidak nafsu makan, dan kadar gula darah puasa rendah. Addison's disease dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin, sehingga berdampak pada metabolisme dan keseimbangan nutrisi.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Status Nutrisi Membaik, dengan indikator berat badan stabil, nafsu makan meningkat, dan kadar gula darah normal; serta Manajemen Energi Efektif, dengan indikator pasien tidak mengalami kelelahan/lesu dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah Manajemen Nutrisi (evaluasi status nutrisi, monitor asupan nutrisi dan cairan, atur jadwal makan), Manajemen Energi (identifikasi tingkat energi, atur aktivitas, anjurkan istirahat), dan Edukasi Kesehatan (jelaskan tanda-tanda hipoglikemia, ajarkan manajemen stres, jelaskan pentingnya kepatuhan pengobatan). Tujuan dari intervensi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, meningkatkan dan mempertahankan energi, serta meningkatkan pemahaman pasien dan kemampuan perawatan diri. -
Article No. 15097 | 08 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI: Ketidakmampuan untuk memelihara pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi paru yang optimal.
SLKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien mempertahankan kebersihan jalan napas.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi inhalasi, suction, dan pemberian bronkodilator.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengaturan aktivitas, latihan fisik, dan manajemen energi.
3. Kekurangan Volume Cairan
SDKI: Kehilangan cairan yang melebihi asupan sehingga menyebabkan defikasi volume cairan.
SLKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien mempertahankan keseimbangan cairan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan intravena, dan manajemen dehidrasi.
Dengan diagnosis tuberkulosis paru, intervensi keperawatan yang sesuai akan difokuskan pada penanganan gejala dan komplikasi yang timbul, serta membantu pasien beradaptasi dengan kondisi penyakitnya. -
Article No. 15098 | 08 Apr 2025
Klinis : kir dokter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "kir dokter".
Diagnosa Keperawatan:
Kelelahan (Fatigue)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Kelelahan (Fatigue) adalah sensasi subjektif individu yang tidak menyenangkan berupa perasaan lemah, letih, atau kurangnya energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan Kelelahan (Fatigue) adalah:
a. Pasien melaporkan peningkatan energi dan pengurangan rasa lelah.
b. Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
c. Pasien mempertahankan pola istirahat yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Kelelahan (Fatigue) meliputi:
a. Manajemen energi: membantu pasien mengidentifikasi dan mengatur penggunaan energi secara efektif.
b. Manajemen aktivitas: membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan kapasitas energi.
c. Edukasi manajemen istirahat: memberikan edukasi tentang pentingnya istirahat yang adekuat untuk memulihkan energi.
Secara akademis, sebagai seorang pakar perawat, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "kir dokter" yang berkaitan dengan Kelelahan (Fatigue). Diagnosa dan intervensi ini didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 15099 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat luka bakar.
2. Penurunan Perfusi Jaringan berhubungan dengan syok hipovolemik akibat luka bakar.
3. Gangguan Termoregulasi berhubungan dengan luka bakar.
4. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan penurunan kesadaran.
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, SDKI yang digunakan adalah:
1. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik.
2. Penurunan Perfusi Jaringan: Pengurangan aliran darah ke jaringan yang dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dan nutrisi di tingkat seluler.
3. Gangguan Termoregulasi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
4. Gangguan Komunikasi: Keterbatasan dalam mengirim atau menerima pesan verbal, nonverbal, atau tertulis.
5. Ansietas: Respon emosional dan psikologis terhadap ancaman yang dirasakan tidak jelas dan tidak spesifik.
SLKI dan SIKI yang sesuai akan dirumuskan oleh perawat berdasarkan diagnosa keperawatan dan kondisi pasien yang spesifik. -
Article No. 15100 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T30.3
- Deskripsi: Luka bakar tidak ditentukan derajatnya, melibatkan 30% atau lebih permukaan tubuh
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Terapi oksigen
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 T30.3 menggambarkan luka bakar tidak ditentukan derajatnya yang melibatkan 30% atau lebih permukaan tubuh. Pasien mengalami luka bakar pada dada, perut, kedua tangan, dan kedua kaki, yang memenuhi kriteria ini.
2. Kode ICD-9-CM 99.75 untuk terapi oksigen dapat diterapkan, mengingat pasien mengalami penurunan saturasi oksigen (SaO2 90%) yang memerlukan pemberian oksigen.
Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien juga menunjukkan tanda-tanda syok hipovolemik, seperti tekanan darah rendah (90/60 mmHg), frekuensi nadi cepat (104 x/menit), napas cepat (28 x/menit), dan suhu tinggi (39°C). Hal ini dapat mengindikasikan adanya hipovolemia akibat luka bakar yang luas. Oleh karena itu, tindakan resusitasi cairan mungkin perlu dilakukan.
Secara keseluruhan, kasus ini menggambarkan kondisi pasien dengan luka bakar yang luas, disertai tanda-tanda syok hipovolemik, yang memerlukan perawatan intensif di ruang GICU (Gawat Intensif Care Unit) dan pemberian terapi oksigen. -
Article No. 15101 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut saya sampaikan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Syok
Definisi: Keadaan penurunan perfusi jaringan yang mengancam jiwa akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada jaringan.
Faktor yang berhubungan: Luka bakar luas, hipovolemia, hipometabolik.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
Faktor yang berhubungan: Kelemahan otot pernapasan, hipoventilasi, sekret berlebih.
3. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme regulasi suhu.
Faktor yang berhubungan: Luka bakar, infeksi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Syok:
a. Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
b. Tidak ada tanda-tanda hipoperfusi.
c. Hemodinamik stabil.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif:
a. Pasien dapat batuk efektif.
b. Jalan napas paten.
c. Tidak ada sianosis.
d. Tidak ada retraksi dinding dada.
3. Suhu Tubuh Normal:
a. Suhu tubuh dalam rentang normal.
b. Tidak ada tanda-tanda hipertermia.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Syok:
a. Lakukan tindakan resusitasi cairan sesuai protokol.
b. Monitor tanda-tanda vital secara ketat.
c. Berikan vasopresor jika indikasi.
d. Pertahankan volume cairan dalam rentang normal.
e. Pantau intake dan output cairan.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
b. Lakukan suction jika diperlukan.
c. Berikan bronkodilator dan mukolitik jika indikasi.
d. Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekret.
e. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk fisioterapi dada.
3. Hipertermia:
a. Pantau suhu tubuh secara berkala.
b. Berikan antipiretik sesuai indikasi.
c. Lakukan tindakan pendinginan (kompres hangat, kipas angin) jika suhu di atas 38,5°C.
d. Pertahankan asupan cairan adekuat.
e. Kontrol lingkungan untuk menjaga suhu ruangan nyaman.
Perawatan yang komprehensif dengan memperhatikan kondisi pasien secara holistik sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih.
Wassalamualaikum. -
Article No. 15102 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Syok Hipovolemik berhubungan dengan Luka Bakar
- SDKI: Risiko Syok Hipovolemik
- SLKI: Perubahan Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan:
Pasien mengalami luka bakar yang luas pada tubuh, yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan darah sehingga berisiko mengalami syok hipovolemik. Kondisi ini ditandai dengan penurunan tekanan darah, nadi cepat, akral dingin, dan adanya gangguan asam-basa (pH rendah, pCO2 rendah, pO2 rendah).
2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Luka Bakar
- SDKI: Gangguan Integritas Kulit
- SLKI: Perawatan Luka
- SIKI: Perawatan Luka
Penjelasan:
Pasien mengalami luka bakar pada dada, perut, tangan, dan kaki, yang dapat menyebabkan kerusakan pada integritas kulit. Kondisi ini memerlukan perawatan luka yang tepat untuk mencegah komplikasi, seperti infeksi dan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Perubahan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Luka Bakar
- SDKI: Perubahan Perfusi Jaringan
- SLKI: Perubahan Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Syok
Penjelasan:
Luka bakar yang luas dapat menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan, ditandai dengan penurunan tekanan darah, nadi cepat, dan gangguan asam-basa. Kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat untuk mempertahankan perfusi jaringan dan mencegah komplikasi.
4. Kecemasan berhubungan dengan Kondisi Kesehatan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan:
Pasien tampak gelisah dan bingung, yang dapat disebabkan oleh kondisi kesehatannya yang kritis akibat luka bakar. Kondisi ini memerlukan intervensi keperawatan untuk mengelola kecemasan pasien dan membantu pasien beradaptasi dengan situasi yang dihadapi.
Catatan: Diagnosa keperawatan di atas hanya sebagian dari kemungkinan diagnosa yang dapat ditegakkan berdasarkan kondisi pasien yang diberikan. Diperlukan pengkajian yang lebih komprehensif untuk dapat menetapkan diagnosa keperawatan lainnya. -
Article No. 15103 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: T30.3
- Deskripsi: Luka bakar tidak ditentukan tingkat keparahannya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.41
- Deskripsi: Pengobatan untuk luka bakar, tidak ditentukan tingkat keparahannya
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 57 tahun mengalami luka bakar pada dada, perut, kedua tangan, dan kedua kaki. Selain itu, pasien juga mengalami penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, tekanan darah rendah (90/60 mmHg), nadi cepat (104 x/menit), napas cepat (28 x/menit), suhu tinggi (39°C), dan saturasi oksigen rendah (90%).
Kode ICD-10 yang sesuai untuk diagnosis adalah T30.3, yang mewakili luka bakar tidak ditentukan tingkat keparahannya. Dalam hal ini, tidak disebutkan tingkat keparahan luka bakar, sehingga kode T30.3 merupakan pilihan yang paling tepat.
Untuk tindakan medis, kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 93.41, yang mewakili pengobatan untuk luka bakar tidak ditentukan tingkat keparahannya. Kode ini mencakup berbagai intervensi yang mungkin dilakukan, seperti debridement, perawatan luka, pemberian cairan, dan terapi oksigen, yang sesuai dengan kondisi pasien.
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan kode ICD-10 dan ICD-9-CM membutuhkan penilaian klinis yang komprehensif oleh profesional kesehatan yang berwenang, serta mempertimbangkan faktor-faktor tambahan seperti penyulit, komorbiditas, dan riwayat medis pasien. -
Article No. 15007 | 07 Apr 2025
Klinis : DS : 1) Warga mengatakan sering melihat remaja kumpul-kumpul melakukan pesta minuman keras. 2) Warga melihat remaja berjalan sempoyongan, mata cekung dan merah dan keadaan kacau. DO: 1) Terdapat data 30% remaja pernah mengunakan minuman beralkohol, sabu-sabu 2) 20% pernah terlibat dalam perkelahian dan tawuran. 3) Adanya dukungan akses yang mudah untuk mendapatkan minuman keras. 4) Saat bersih desa terdapat botol bekas minuman alcohol di tempat kumpul remaja.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dengan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penyalahgunaan Zat (SDKI)
Definisi:
Risiko peningkatan penggunaan zat secara tidak tepat yang dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental.
Karakteristik Definisi (SDKI):
1. Riwayat penggunaan zat yang tidak tepat
2. Akses yang mudah untuk mendapatkan zat
3. Kurangnya pengetahuan tentang efek negatif penggunaan zat
4. Kurangnya kontrol diri
5. Stres psikologis
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Zat
2. Pengendalian Diri
3. Pengetahuan tentang Penyalahgunaan Zat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Bahaya Penyalahgunaan Zat
2. Konseling Pencegahan Penyalahgunaan Zat
3. Terapi Kelompok Pencegahan Penyalahgunaan Zat
4. Pengawasan Penggunaan Zat
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan ini menunjukkan adanya risiko peningkatan penggunaan zat secara tidak tepat, seperti minuman beralkohol dan narkoba, yang dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental remaja. Hal ini didukung oleh data subjektif dan objektif yang menunjukkan adanya aktivitas minum-minuman keras, penyalahgunaan zat, dan akses yang mudah untuk mendapatkan zat tersebut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang bahaya penyalahgunaan zat, konseling pencegahan, terapi kelompok, dan pengawasan penggunaan zat. -
Article No. 15008 | 07 Apr 2025
Klinis : DS : 1) Warga mengatakan sering melihat remaja kumpul-kumpul melakukan pesta minuman keras. 2) Warga melihat remaja berjalan sempoyongan, mata cekung dan merah dan keadaan kacau. DO: 1) Terdapat data 30% remaja pernah mengunakan minuman beralkohol, sabu-sabu 2) 20% pernah terlibat dalam perkelahian dan tawuran. 3) Adanya dukungan akses yang mudah untuk mendapatkan minuman keras. 4) Saat bersih desa terdapat botol bekas minuman alcohol di tempat kumpul remaja.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, kondisi tersebut dapat didiagnosis dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Risiko Penyalahgunaan Zat
SDKI: Risiko Penyalahgunaan Zat
SLKI: Perilaku Kesehatan Positif
SIKI: Manajemen Penyalahgunaan Zat
Penjelasan:
Diagnosa ini didasarkan pada data subjektif yang menunjukkan adanya perilaku penyalahgunaan zat (minuman keras) pada remaja di lingkungan tersebut. Data objektif juga mengindikasikan bahwa terdapat prevalensi penyalahgunaan zat yang cukup tinggi di kalangan remaja, serta adanya akses yang mudah untuk mendapatkan minuman keras.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan
SLKI: Perilaku Interaktif
SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
Diagnosa ini didasarkan pada data objektif yang menunjukkan adanya keterlibatan remaja dalam perkelahian dan tawuran. Perilaku ini dapat berkaitan dengan penyalahgunaan zat dan mencerminkan adanya risiko perilaku kekerasan di lingkungan tersebut.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah penyalahgunaan zat dan perilaku kekerasan di kalangan remaja. Hal ini dapat melibatkan intervensi individu, keluarga, dan masyarakat, serta kolaborasi dengan pihak terkait, seperti pemerintah, organisasi kesehatan, dan penegak hukum.