Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15086 | 08 Apr 2025
Klinis : Data Subjektif : Klien terkadang merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi. Data Objektif : - Berperilaku pasif - Minimnya kontak mataproblem dan etiologi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan data yang Anda berikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Hopelessness (Keputusasaan)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hopelessness adalah keadaan subjektif dimana individu merasa tidak berdaya dan kehilangan motivasi untuk melakukan sesuatu, serta mempersepsikan tidak adanya alternatif atau pilihan untuk mengubah situasi yang dihadapi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah klien dapat menunjukkan harapan, mempertahankan motivasi, dan dapat mengidentifikasi alternatif/pilihan untuk mengubah situasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengeksplorasi perasaan dan pikiran klien terkait kondisi yang dialami.
2. Memberikan dukungan emosional dan validasi terhadap perasaan klien.
3. Membantu klien mengidentifikasi sumber daya dan kekuatan yang dimiliki.
4. Mendorong klien untuk menetapkan tujuan dan rencana yang realistis.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, psikiater) jika diperlukan.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan klien dapat meningkatkan harapan, motivasi, dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. -
Article No. 15087 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang peresmpuan berusia 45 tahun dirawat dengan diagnosis medis kanker kolon. Ny. W berteriak-teriak kesakitan memegang perut bagian bawah. Perawat D sudah mengajarkan teknik distraksi napas dalam tetapi nyeri tidak berkurang. Intervensi yang dilakukan oleh perawat D adalah? Question 13 Answer a. Kolaborasi pemberian antiemetik b. Kolaborasi pemberian anti konvulsan c. Kolaborasi pemberian analgesik d. Kolaborasi pemberian anti hipertensi e. Kolaborasi pemberian anti fungsi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C18
- Deskripsi: Kanker kolon
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada tindakan medis yang spesifik disebutkan dalam kasus ini.
Mengenai intervensi yang dilakukan oleh perawat D, jawaban yang tepat adalah:
c. Kolaborasi pemberian analgesik
Penjelasan:
Pasien mengalami nyeri hebat di perut bagian bawah, yang mengindikasikan adanya komplikasi dari kanker kolon. Perawat D telah mencoba teknik distraksi napas dalam untuk mengatasi nyeri, namun tidak berhasil. Dalam situasi ini, kolaborasi pemberian analgesik (obat penghilang rasa sakit) dengan dokter merupakan intervensi yang tepat untuk menangani nyeri yang dialami pasien. -
Article No. 15088 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang peresmpuan berusia 45 tahun dirawat dengan diagnosis medis kanker kolon. Ny. W berteriak-teriak kesakitan memegang perut bagian bawah. Perawat D sudah mengajarkan teknik distraksi napas dalam tetapi nyeri tidak berkurang. Intervensi yang dilakukan oleh perawat D adalah? Question 13 Answer a. Kolaborasi pemberian antiemetik b. Kolaborasi pemberian anti konvulsan c. Kolaborasi pemberian analgesik d. Kolaborasi pemberian anti hipertensi e. Kolaborasi pemberian anti fungsi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
Definisi: Penurunan sensasi nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Peningkatan kemampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri)
b. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis (distraksi napas dalam) untuk mengurangi nyeri
d. Monitoring efektivitas intervensi dan respon pasien
2. Manajemen Aktivitas
a. Kaji tingkat toleransi pasien terhadap aktivitas
b. Rencanakan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
c. Berikan bantuan dan supervisi saat melakukan aktivitas
d. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas yang dilakukan
Penjelasan rinci:
Pasien dengan kanker kolon mengalami nyeri akut pada perut bagian bawah. Perawat D sudah mengajarkan teknik distraksi napas dalam, namun nyeri tidak berkurang. Oleh karena itu, intervensi yang perlu dilakukan adalah kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri. Selain itu, perlu dilakukan manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas harian. Monitoring efektivitas intervensi dan respon pasien juga penting dilakukan untuk memastikan tujuan asuhan keperawatan tercapai. -
Article No. 15089 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang peresmpuan berusia 45 tahun dirawat dengan diagnosis medis kanker kolon. Ny. W berteriak-teriak kesakitan memegang perut bagian bawah. Perawat D sudah mengajarkan teknik distraksi napas dalam tetapi nyeri tidak berkurang. Intervensi yang dilakukan oleh perawat D adalah? Question 13 Answer a. Kolaborasi pemberian antiemetik b. Kolaborasi pemberian anti konvulsan c. Kolaborasi pemberian analgesik d. Kolaborasi pemberian anti hipertensi e. Kolaborasi pemberian anti fungsi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien Ny. W menunjukkan diagnosis medis kanker kolon dengan keluhan nyeri perut bagian bawah yang belum teratasi dengan baik. Untuk kondisi tersebut, berikut adalah analisis kami:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kanker kolon) sebagaimana ditunjukkan dengan pasien berteriak-teriak kesakitan dan memegang perut bagian bawah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien melaporkan nyeri terkontrol (skala nyeri ≤ 4) setelah intervensi keperawatan.
2. Kenyamanan: Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan (tubuh rileks, ekspresi wajah tenang) setelah intervensi keperawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti distraksi napas dalam.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi keefektifan penatalaksanaan nyeri.
2. Manajemen Kenyamanan:
a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien.
b. Bantu pasien untuk mengatur posisi yang nyaman.
c. Lakukan tindakan keperawatan yang meningkatkan kenyamanan pasien.
d. Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kanker kolon). Luaran yang diharapkan adalah kontrol nyeri dan kenyamanan pasien. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah manajemen nyeri dan manajemen kenyamanan.
Pada manajemen nyeri, perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai instruksi medis, mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti distraksi napas dalam, serta berkolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi keefektifan penatalaksanaan nyeri. Pada manajemen kenyamanan, perawat perlu menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, membantu pasien mengatur posisi yang nyaman, serta melakukan tindakan keperawatan yang meningkatkan kenyamanan pasien.
Intervensi yang dilakukan oleh perawat D sebelumnya adalah mengajarkan teknik distraksi napas dalam, namun nyeri pasien belum berkurang. Oleh karena itu, intervensi selanjutnya yang perlu dilakukan adalah kolaborasi pemberian analgesik sesuai instruksi medis untuk membantu mengurangi nyeri pasien. -
Article No. 15090 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. N pada tanggal 16 Januari 2023 pukul 18.00 WIB di rawat di ruang rawat inap RS X. Ny. N yang berusia 47 tahun berjenis kelamin perempuan. Ny. N masuk ke rumah sakit pada tanggal 10 Januari 2022 pukul 11.00 WIB, dengan diagnosa Sirosis Hepatis dan No. RM 1235789XXX. Hasil pemeriksaan di dapatkan klien mengalami ascites dan terdapat odema pada ekstremetas grade 2. Klien mengatakan bahwa perut membesar terjadi dalam 2 bulan terakhir. Klien mengatakan bahwa klien merasa sesak. Klien mengatakan bahwa klien bertambah sesak bila di buat berjalan. Pada saat dilakukan pengukuran frekuensi nafas, terdapat perubahan frekuensi nafas setelah klien melakukan aktifitas. Hasil pengukuran frekuensi nafas setelah aktifitas yaitu 33x/menit. Hasil pengukuran terkait dengan frekuensi nafas di dapatkan RR=30x/menit dengan posisi pasien sedang istirahat. Pada saat pengkajian di temukan adanya penggunaan otot bantu pernafasan, dan klien tampak pucat. Hasil pemeriksaan albumin di dapatkan Albumin : 2,42 (N: 3,4-4,8 gr/dl Haemoglobin : 6,4 (N: 11,7-15,5 gr/dl) CRT:>2 detik Pasien mengatakan takut akan tubuhnya dan juga mengatakan klien tidak mengetahui mengapa klien sesak dan perutnya bertambah besar Intervensi keperawatan mandiri untuk mengatasi odema yang di alami oleh Ny N yaitu 1. pemberian medikasi diuretik 2. Anjurkan klien untuk membatasi asupan natrium 3. berikan oksigenasi 4. memberikan diit nutrisi tinggi kalori tinggi protein
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan mengenai Ny. N, berikut diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan aktivitas yang berat, sesak napas, dan perubahan frekuensi nafas.
2. Edema berhubungan dengan penurunan kadar albumin dan sirkulasi cairan yang tidak efektif.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan citra tubuh.
Intervensi Keperawatan Mandiri untuk Mengatasi Edema:
1. Pemberian medikasi diuretik
- Tujuan: Membantu mengeluarkan kelebihan cairan dalam tubuh sehingga dapat mengurangi edema.
- Intervensi: Berikan diuretik sesuai dengan resep dokter, pantau tanda-tanda vital, intake-output cairan, dan konsentrasi elektrolit.
2. Anjurkan klien untuk membatasi asupan natrium
- Tujuan: Mengurangi retensi cairan dalam tubuh sehingga dapat mengurangi edema.
- Intervensi: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet rendah natrium, edukasi klien dan keluarga tentang pembatasan asupan natrium.
3. Berikan oksigenasi
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan oksigen klien yang mengalami sesak napas.
- Intervensi: Berikan oksigen sesuai kebutuhan klien, pantau tanda-tanda vital, dan observasi perubahan frekuensi napas.
4. Berikan diet nutrisi tinggi kalori, tinggi protein
- Tujuan: Memperbaiki status nutrisi klien sehingga dapat membantu penyembuhan.
- Intervensi: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet yang sesuai, edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tingkat kelelahan yang minimal.
- Klien mampu mempertahankan frekuensi napas dalam batas normal setelah aktivitas.
2. Edema
- Edema pada ekstremitas menurun.
- Tanda-tanda vital klien dalam batas normal.
3. Kecemasan
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
- Bantu klien menyusun rencana aktivitas harian yang realistis.
- Ajarkan teknik pengaturan napas dan relaksasi.
2. Manajemen Edema
- Monitor tanda-tanda vital, intake-output cairan, dan konsentrasi elektrolit.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet rendah natrium.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi diuretik.
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan klien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi kecemasan.
- Berikan dukungan emosional dan bantu klien mengekspresikan perasaannya. -
Article No. 15091 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 22 tahun dirawat di ruang bedah dengan post operasi apendiktomi hari ke-2. Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, wajah menyeringai, pasien susah tidur dan mengeluhkan mual serta nafsu makan berkurang.TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 37,50C, tampak lemah dan gelisah. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? Question 29 Answer a. nyeri akut b. risiko infeksi c. defisit nutrisi d. intoleransi aktivitas e. gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, masalah keperawatan yang teridentifikasi adalah:
1. Nyeri akut
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Akut
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien tampak nyaman
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, faktor pemicu)
- Berikan manajemen nyeri yang komprehensif (farmakologi dan non-farmakologi)
- Pantau tanda-tanda vital
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan nyeri yang lebih efektif
2. Risiko Infeksi
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Infeksi
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Pasien memahami dan melakukan perawatan luka dengan benar
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Lakukan perawatan luka secara aseptik
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mencegah dan mendeteksi infeksi sedini mungkin
3. Defisit Nutrisi
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Defisit Nutrisi
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien mencapai berat badan ideal
- Pasien melaporkan peningkatan nafsu makan
- Tidak terjadi tanda-tanda malnutrisi
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji status nutrisi pasien (asupan makanan, berat badan, laboratorium)
- Berikan dukungan nutrisi yang adekuat (oral, enteral, atau parenteral)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan nutrisi yang tepat
4. Gangguan Pola Tidur
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Pola Tidur
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien melaporkan pola tidur yang membaik
- Pasien terlihat lebih segar dan istirahat
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
- Berikan lingkungan yang kondusif untuk tidur (nyaman, tenang, dan aman)
- Berikan intervensi non-farmakologis untuk memfasilitasi tidur (relaksasi, musik, dll.)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat tidur jika diperlukan
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang teridentifikasi, sehingga pasien dapat mencapai kondisi yang optimal dan pemulihan yang cepat setelah prosedur operasi apendiktomi. -
Article No. 15092 | 08 Apr 2025
Klinis : hiperkolesterolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosia Keperawatan untuk Hiperkolesterolemia:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan
- Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
- Tanda dan Gejala: Peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida dalam darah.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan intervensi keperawatan yang tepat.
- Diagnosis Keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan" tercantum dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosis "Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan" antara lain penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi "Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan" antara lain edukasi diet rendah kolesterol, pemantauan asupan nutrisi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang mengembangkan dan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia. -
Article No. 15093 | 08 Apr 2025
Klinis : Ca cervix + anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ca cervix + anemia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat anemia pada pasien dengan Ca cervix.
Penjelasan:
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena adanya keterbatasan fisik atau psikologis.
- Penyebab: Penurunan energi akibat anemia pada pasien dengan Ca cervix.
2. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat perdarahan pada pasien dengan Ca cervix.
Penjelasan:
- Defisit Volume Cairan: Kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Penyebab: Kehilangan cairan akibat perdarahan pada pasien dengan Ca cervix.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit Ca cervix.
Penjelasan:
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Proses penyakit Ca cervix.
Standar Diagnosa Keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan definisi, penyebab, karakteristik, dan faktor yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memberikan target atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 15094 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. FD, 34 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 102 x /menit. RR: 17 x /menit. Saat ini pasien mengeluh: nyeri perut, pusing saat berdiri, lesu, tidak nafsu makan, menstruasi tidak teratur. Pasien didiagnosis dokter menderita Addison. Pasien mengatakan nyeri perut yang paling mengganggu aktifitas, dirasakan sejak 4 bulan yang lalu, skala 6 dengan rentang (1-10). Masalah keperawatan utama pada kasus tersebut nyeri kronis. Intervensi keperawatan yang dapat dibuat adalah? Question 75 Answer a. manajemen nutrisi b. manajemen nyeri c. terapi menelan d. manajemen diare e. manajemen cairan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang sedang atau yang pernah terjadi, dengan onset mendadak atau lambat dan intensitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronis:
- Pasien mampu mengontrol nyeri
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Pasien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien mampu mempertahankan energi yang adekuat
- Pasien mampu beradaptasi terhadap pembatasan aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Kronis:
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif
b. Edukasi Manajemen Nyeri
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab, faktor pemicu, dan penanganan nyeri
- Motivasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola nyerinya
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Manajemen Energi
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Rencanakan aktivitas sesuai kemampuan pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan setelah aktivitas
b. Manajemen Fatigue
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan
- Ajarkan teknik manajemen kelelahan (misalnya istirahat yang cukup, pengaturan jadwal aktivitas)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi yang tepat
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri kronis, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 15095 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. YM, 44 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 98 x /menit. RR: 18 x /menit. Pasien mengeluh: buang air besar 5 kali sehari. Feses lembek dan cair. Bising usus hiperaktif. Kram abdomen. Pusing saat berdiri, lesu, tidak nafsu makan. Pasien didiagnosis dokter menderita Addison. Masalah keperawatan utama sesuai kasus tersebut adalah? Question 76 Answer a. nyeri kronis b. Ketidakstabilan kadar glukosa darah c. obesitas d. risiko aspirasi e. diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi Ny. YM adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Tujuannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
2. Toleransi Terhadap Aktivitas: Tujuannya adalah untuk memulihkan tingkat toleransi aktivitas yang optimal.
3. Kontrol Gejala: Tujuannya adalah untuk mengendalikan gejala diare dan komplikasi yang mungkin timbul.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan intravena jika perlu
2. Manajemen Aktivitas
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai toleransi
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi
3. Manajemen Gejala
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala diare
- Anjurkan diet rendah serat dan mudah dicerna
- Berikan obat antidiare sesuai resep dokter
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan diare
Penjelasan rinci:
Diare merupakan masalah keperawatan utama yang sesuai dengan kasus Ny. YM yang mengeluhkan buang air besar 5 kali sehari dengan feses lembek dan cair. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, serta penurunan toleransi aktivitas. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen cairan, aktivitas, dan gejala untuk memulihkan kondisi pasien secara optimal.