Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15066 | 08 Apr 2025
Klinis : PPOK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronis, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Terapi oksigen, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J44.9 (Penyakit paru obstruktif kronis, tidak dispesifikasi) merupakan kode yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi PPOK yang tidak dispesifikasi atau tidak diklasifikasikan di tempat lain. PPOK adalah gangguan paru-paru yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang persisten dan progresif, yang dapat disebabkan oleh kombinasi penyakit saluran napas dan penyakit alveolar atau paru-paru.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 (Terapi oksigen, tidak dispesifikasi) mencakup pemberian oksigen secara umum untuk pasien dengan PPOK. Terapi oksigen merupakan salah satu intervensi penting dalam pengelolaan PPOK untuk membantu mempertahankan kadar oksigen darah yang adekuat dan mengurangi gejala.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis serta prosedur/tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan PPOK. -
Article No. 15067 | 08 Apr 2025
Klinis : mata
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter dan perekam medis, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi mata:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H00-H59
- Deskripsi: Penyakit mata dan adnexa
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 08-16
- Deskripsi: Prosedur operatif pada mata dan adnexa, seperti ekstraksi katarak, pembedahan kornea, retina, dan lainnya.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 H00-H59 mencakup berbagai penyakit dan gangguan pada mata dan struktur pendukungnya (adnexa), seperti:
- H00: Hordeolum dan Chalazion
- H10: Konjungtivitis
- H16: Keratitis
- H25: Katarak
- H33: Kelainan retina
- H40: Glaukoma
- H49: Gangguan otot mata
- H53: Gangguan penglihatan
2. Kode ICD-9-CM 08-16 mencakup prosedur operatif pada mata dan adnexa, seperti:
- 08: Prosedur pada kelopak mata, sistem lakrimal, dan orbit
- 09: Prosedur pada konjungtiva, kornea, sclera, dan pupil
- 10: Prosedur pada lensa
- 11: Prosedur pada retina, koroid, dan vitreous
- 12: Prosedur pada saraf optik dan visual
- 13: Prosedur diagnostik dan terapeutik pada mata
- 14: Pemasangan, penggantian, dan pembuangan perangkat pada mata
- 15: Perawatan luka dan penutupan pada mata
- 16: Transplantasi dan implantasi pada mata
Kode-kode ini digunakan untuk klasifikasi dan pencatatan data medis yang akurat untuk keperluan perawatan pasien, serta statistik dan penelitian di bidang kesehatan. -
Article No. 15068 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien mengeluh lemas dan sedikit sesak napas walaupun semalem sudah makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengeluh lemas dan sedikit sesak napas walaupun sudah makan semalam, maka dapat diidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan yang mungkin sesuai:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan berat badan dalam rentang normal, Menunjukkan peningkatan nafsu makan, Menunjukkan peningkatan energi.
- SIKI: Asesmen nutrisi, Manajemen nutrisi, Edukasi gizi.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang membutuhkan energi.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas, Menurunkan kelelahan, Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi, Peningkatan aktivitas, Terapi latihan.
3. Pola napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal, Meningkatkan upaya inspirasi, Menurunkan sesak napas.
- SIKI: Manajemen jalan napas, Terapi oksigen, Edukasi manajemen napas.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan tersebut menggambarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan asupan nutrisi, intoleransi terhadap aktivitas, dan pola napas yang tidak efektif. Penanganan yang dapat dilakukan meliputi asesmen nutrisi, manajemen nutrisi, peningkatan aktivitas, manajemen jalan napas, dan edukasi terkait manajemen kondisi pasien. Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan status nutrisi, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mempertahankan pola napas yang efektif. -
Article No. 15069 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi pasien perempuan yang mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan.
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Perbaikan pola napas
Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada penggunaan otot tambahan pernapasan
d. Tidak ada retraksi dinding dada
e. Tidak ada dispnea saat istirahat
2. Peningkatan status nutrisi
Indikator:
a. Berat badan stabil
b. Tidak ada kehilangan berat badan
c. Asupan nutrisi adekuat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen jalan napas
a. Memantau status pernapasan
b. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Mengajarkan teknik pernapasan diafragmatik
2. Manajemen nutrisi
a. Mengevaluasi status nutrisi
b. Memberikan makanan yang mudah dicerna dan kaya nutrisi
c. Memantau asupan dan output cairan
3. Manajemen kelelahan
a. Mengidentifikasi penyebab kelelahan
b. Mengatur periode istirahat yang cukup
c. Mengajarkan teknik manajemen energi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai perbaikan pola napas dan peningkatan status nutrisi, sehingga dapat mengatasi keluhan sesak nafas dan lemas yang dialaminya. -
Article No. 15070 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan terbukanya jalan napas, tidak ada suara napas tambahan, dan tidak ada sesak napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Memantau status pernapasan pasien secara berkala
2. Memberikan posisi semi-fowler untuk memudahkan pernapasan
3. Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
4. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Memberikan bronkodilator jika diperlukan
6. Mempertahankan intake cairan yang adekuat
Dengan diagnosis dan rencana asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan bernapas dan kelemahan yang dialami oleh pasien. -
Article No. 15071 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan pasien perempuan yang mengalami sesak napas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (sesak napas)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Pemberian oksigen, sediaan oksigen lainnya
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R06.0 (Dispnea) sesuai dengan keluhan utama pasien, yaitu sesak napas. Dispnea adalah kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan bernapas atau perasaan sesak di dada.
2. Jika diperlukan, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian oksigen (kode ICD-9-CM 99.19). Hal ini dapat membantu meningkatkan oksigenasi darah dan mengurangi gejala sesak napas yang dialami oleh pasien.
Evaluasi lebih lanjut oleh dokter diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 15072 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien perempuan mengeluh sesak nafas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan secara rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sesak napas dan merasa lemas walaupun sudah makan semalam, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi napas, perubahan kedalaman napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Indikator:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
a. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi permeabilitas jalan napas.
Aktivitas:
- Memantau pola napas, kedalaman, dan irama napas
- Memposisikan pasien dengan posisi semi-fowler untuk memaksimalkan ekspansi dada
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Melakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
b. Manajemen Energi
Definisi: Pengaturan aktivitas dan istirahat untuk mengelola energi.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat energi pasien
- Merencanakan periode istirahat yang cukup bagi pasien
- Mengatur aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi pasien
- Memantau tanda-tanda vital dan respon fisik pasien terhadap aktivitas
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pola napas yang efektif dan peningkatan energi, sehingga kondisi pasien dapat membaik. -
Article No. 15073 | 08 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran napas guna mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terpapar oleh agen patogen.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi pada pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi pada pasien.
Penjelasan Singkat:
Pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru.
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami masalah dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga diperlukan tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Nyeri Akut: Pasien mungkin mengalami nyeri akibat kerusakan jaringan, sehingga diperlukan tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
3. Risiko Infeksi: Pasien berisiko terpapar agen patogen, sehingga diperlukan tindakan keperawatan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SLKI dan SIKI adalah:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Nyeri
- Pencegahan Infeksi -
Article No. 15074 | 08 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Sekresi berlebih, bronkospasme, keletihan otot pernapasan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Anoreksia, mual, demam.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan, dispnea.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran napas secara efektif.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas: Terbebas dari obstruksi jalan napas.
- Status Nutrisi: Asupan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh.
- Toleransi Aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
- Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- Manajemen Aktivitas dan Latihan: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Dengan diagnosis tuberkulosis paru, perawatan yang diberikan akan berfokus pada penanganan infeksi paru, manajemen gejala, dan peningkatan status nutrisi serta toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 15075 | 08 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kasus di atas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang menunjukkan adanya hambatan dalam membersihkan jalan napas secara efektif.
2. Kurang Pengetahuan
Pasien baru didiagnosis dengan tuberkulosis paru, sehingga perlu diberikan informasi terkait penyakitnya, tatalaksana, serta pentingnya kepatuhan dalam pengobatan.
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan demam, yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas akibat penurunan energi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Pasien dapat membersihkan jalan napas secara efektif, ditandai dengan penurunan produksi dahak, suara napas normal, dan tidak ada sesak napas.
2. Pengetahuan Tentang Penyakit Meningkat
Pasien memahami penyakitnya, tatalaksana, serta pentingnya kepatuhan dalam pengobatan.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa disertai kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan dahak.
b. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
d. Pantau status pernapasan pasien secara berkala.
2. Kurang Pengetahuan:
a. Berikan pendidikan kesehatan terkait tuberkulosis paru, tatalaksana, dan pentingnya kepatuhan pengobatan.
b. Gunakan media edukasi yang sesuai untuk mempermudah pemahaman pasien.
c. Libatkan keluarga dalam pemberian edukasi untuk mendukung kepatuhan pasien.
d. Evaluasi pemahaman pasien secara berkala.
3. Intoleransi Aktivitas:
a. Terapkan manajemen energi dengan pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang.
b. Lakukan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti latihan pernapasan dan mobilisasi dini.
c. Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien selama aktivitas.
d. Berikan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan diagnosa keperawatan dan luaran yang diharapkan, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan tercapai peningkatan kualitas hidup pasien.