Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15056 | 08 Apr 2025
Klinis : Subjektif data Nyeri telan pada saat makan dan minum Pernah mengalami batuk sebelum dan sesudah makan Pernah mengalami sulit menelan makanan Objektif data Memiliki benjolan di tenggorokan Terdengar suara serak saat berbicara Tercium bau mulut problem : amandel atau tonsil etiologi : Terjangkit bakteri Streptococcus pyogenes.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Tenggorokan (Sore Throat) berhubungan dengan Peradangan Tonsil (Tonsilitis) akibat Infeksi Bakteri Streptococcus pyogenes.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Tenggorokan: Sensasi tidak nyaman atau nyeri pada tenggorokan yang mungkin disebabkan oleh peradangan, iritasi, atau kerusakan pada struktur-struktur tenggorokan.
- Tonsilitis: Peradangan pada tonsil (amandel) yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengurangan Nyeri: Pencapaian atau pemeliharaan tingkat kenyamanan yang dapat diterima, yang bebas dari atau mengurangi sensasi nyeri.
- Pemulihan Infeksi: Pencapaian pemulihan dari infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri.
- Terapi Oksigen: Pemberian oksigen tambahan untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Terapi Cairan: Pemberian cairan intravena atau pemberian cairan melalui rute oral untuk memenuhi kebutuhan cairan.
- Perawatan Luka: Tindakan untuk memelihara integritas kulit dan mencegah komplikasi.
- Edukasi Kesehatan: Pemberian informasi tentang kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu, keluarga, atau masyarakat dalam memelihara kesehatan.
Dalam kasus ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Nyeri, Terapi Oksigen (jika diperlukan), Terapi Cairan, Perawatan Luka (jika ada luka pada tonsil), dan Edukasi Kesehatan terkait perawatan dan pencegahan tonsilitis. -
Article No. 15057 | 08 Apr 2025
Klinis : Subjektif data Nyeri telan pada saat makan dan minum Pernah mengalami batuk sebelum dan sesudah makan Pernah mengalami sulit menelan makanan Objektif data Memiliki benjolan di tenggorokan Terdengar suara serak saat berbicara Tercium bau mulut problem : amandel atau tonsil etiologi : Terjangkit bakteri Streptococcus pyogenes.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan infeksi tonsil/amandel
Penjelasan:
- Subjektif data: Nyeri telan saat makan dan minum, pernah mengalami batuk sebelum dan sesudah makan, serta pernah mengalami kesulitan menelan makanan.
- Objektif data: Memiliki benjolan di tenggorokan, terdengar suara serak saat berbicara, dan tercium bau mulut.
- Etiologi: Terjangkit bakteri Streptococcus pyogenes, menyebabkan infeksi pada tonsil/amandel.
SDKI:
Kode: 00132
Judul: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain)
SLKI:
Kode: 10018
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa nyeri
SIKI:
Kode: 6160
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pengurangan atau penghilangan rasa nyeri yang dirasakan individu
Sebagai perawat, saya akan membantu Anda dengan memberikan intervensi manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, kompres hangat, atau teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri yang Anda rasakan. Selain itu, saya juga akan memastikan Anda mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat untuk menangani infeksi tonsil/amandel. -
Article No. 15058 | 08 Apr 2025
Klinis : Subjektif data Nyeri telan pada saat makan dan minum Pernah mengalami batuk sebelum dan sesudah makan Pernah mengalami sulit menelan makanan Objektif data Memiliki benjolan di tenggorokan Terdengar suara serak saat berbicara Tercium bau mulut problem : amandel atau tonsil etiologi : Terjangkit bakteri Streptococcus pyogenes.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, terkait dengan masalah amandel atau tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes, berikut adalah analisa diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Menelan (00103)
Definisi: Kesulitan untuk menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dengan aman dan efektif.
Etiologi: Infeksi bakteri Streptococcus pyogenes pada amandel atau tonsil.
Luaran/Output Keperawatan SLKI:
1. Pemulihan Menelan (1010)
Definisi: Kemampuan individu untuk menelan makanan, cairan, dan obat-obatan dengan aman dan efektif.
Kriteria Hasil:
a. Menelan makanan dan cairan dengan mudah.
b. Tidak ada keluhan nyeri saat menelan.
c. Tidak ada riwayat batuk saat makan atau minum.
d. Tidak ada benjolan di area tenggorokan.
e. Suara berbicara normal.
f. Tidak ada bau mulut.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri (1400)
Tindakan:
a. Kaji nyeri telan saat makan dan minum.
b. Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri.
2. Perawatan Mulut (1730)
Tindakan:
a. Kaji kebersihan mulut dan tenggorokan.
b. Berikan instruksi dan demonstrasi cara menjaga kebersihan mulut.
c. Lakukan perawatan mulut secara berkala.
3. Manajemen Jalan Napas (3200)
Tindakan:
a. Pantau tanda-tanda vital, terutama pernapasan.
b. Berikan oksigen jika diperlukan.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan infeksi amandel atau tonsil.
4. Edukasi Kesehatan (5510)
Tindakan:
a. Jelaskan penyebab dan gejala infeksi amandel atau tonsil.
b. Ajarkan cara mencegah infeksi melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Anjurkan untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Menelan" dipilih karena pasien mengalami kesulitan untuk menelan makanan dan minuman akibat infeksi pada amandel atau tonsil. Luaran keperawatan "Pemulihan Menelan" bertujuan untuk memulihkan kemampuan pasien dalam menelan makanan, cairan, dan obat-obatan secara aman dan efektif. Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup manajemen nyeri, perawatan mulut, manajemen jalan napas, dan edukasi kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri telan, meningkatkan kebersihan mulut, memastikan jalan napas tetap berfungsi, serta memberikan pemahaman kepada pasien tentang kondisi dan pengelolaannya. -
Article No. 15059 | 08 Apr 2025
Klinis : Pola makan yang tidak teratur, infeksi yang terjadi di organ pencernaan. problem : maag etiologi : Pola makan yang tidak teratur, infeksi yang terjadi di organ pencernaan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" (SDKI). Diagnosa ini mencakup gejala-gejala seperti pola makan yang tidak teratur dan infeksi pada organ pencernaan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak mencukupi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Nutrisi: Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan tubuh.
2. Manajemen Nutrisi: Pasien dapat menyesuaikan pola makan dan mengelola infeksi pada organ pencernaan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
3. Kontrol Gejala: Pasien dapat mengendalikan gejala-gejala terkait ketidakseimbangan nutrisi, seperti rasa sakit/tidak nyaman pada perut (maag).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Asuhan Keperawatan Nutrisi:
a. Kaji pola makan, intake nutrisi, dan faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
b. Berikan edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai dan cara mengatur pola makan yang teratur.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan memantau asupan nutrisi yang adekuat.
2. Manajemen Infeksi:
a. Kaji tanda-tanda infeksi pada organ pencernaan (misalnya lambung) dan riwayat infeksi sebelumnya.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk menentukan intervensi yang tepat, seperti pemberian antibiotik atau terapi lainnya.
c. Ajarkan pasien untuk menjaga kebersihan tangan dan pencegahan infeksi.
3. Manajemen Gejala:
a. Kaji tingkat keparahan dan frekuensi gejala-gejala terkait, seperti rasa sakit/tidak nyaman pada perut.
b. Berikan intervensi untuk mengurangi gejala, misalnya pemberian obat antasida atau proton pump inhibitor.
c. Ajarkan pasien teknik manajemen gejala mandiri, seperti mengonsumsi makanan yang mudah dicerna.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, mengelola infeksi pada organ pencernaan, dan mengendalikan gejala-gejala terkait ketidakseimbangan nutrisi. -
Article No. 15060 | 08 Apr 2025
Klinis : low back pain
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi low back pain.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Nyeri punggung bawah (low back pain)
Penjelasan:
Kode ICD-10 M54.5 digunakan untuk mendiagnosis kondisi nyeri punggung bawah (low back pain). Kondisi ini mencakup nyeri yang terjadi di area punggung bawah, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, penyakit degeneratif, postur tubuh yang buruk, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur spesifik untuk low back pain
- Deskripsi: Tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani low back pain dapat mencakup:
- Terapi fisik dan latihan untuk memperkuat otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas
- Penggunaan obat-obatan antiinflamasi atau analgesik untuk mengurangi nyeri
- Teknik manipulasi tulang belakang oleh dokter spesialis
- Injeksi steroid epidural untuk mengurangi inflamasi dan nyeri
- Operasi pembedahan sebagai pilihan terakhir untuk kasus yang parah dan tidak responsif terhadap perawatan konservatif
Dalam kasus low back pain, tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik, karena tindakan medis yang dilakukan akan bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi pasien. Perawatan yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan individual pasien. -
Article No. 15061 | 08 Apr 2025
Klinis : low back pain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi low back pain dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah punggung bawah.
- Karakteristik Definisi: Keluhan nyeri, tidak nyaman, atau sakit pada daerah punggung bawah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri, pasien melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan, pasien mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab atau mempertahankan nyeri pada pasien.
b. Terapi Komplementer: Intervensi untuk memberikan terapi komplementer atau alternatif dalam upaya mengurangi nyeri.
c. Mobilisasi: Intervensi untuk memfasilitasi mobilisasi pasien sesuai dengan kemampuan dan toleransi.
Dalam pengelolaan low back pain, perawat berperan penting dalam melakukan pengkajian komprehensif, menegakkan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti manajemen nyeri, terapi komplementer, dan mobilisasi. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari, dan penguasaan teknik manajemen nyeri yang efektif. -
Article No. 15062 | 08 Apr 2025
Klinis : penurunan kesadarn dan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi:
Pengurangan aliran darah ke satu atau lebih bagian tubuh.
Penyebab:
1. Gangguan kardiovaskular, seperti gagal jantung, syok, atau aritmia
2. Dehidrasi
3. Vasokonstriksi perifer
4. Obstruksi aliran darah, seperti emboli atau trombosis
Gejala dan Tanda:
1. Penurunan kesadaran
2. Sesak napas
3. Kulit dingin dan lembab
4. Nadi perifer lemah atau tidak teraba
5. Penurunan tekanan darah
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Kaji perfusi perifer (nadi, suhu, warna, dan waktu pengisian kapiler)
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
4. Fasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan kondisi yang mendasari
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang membaik
2. Pasien tidak mengalami komplikasi lebih lanjut
3. Pasien dapat beraktivitas sesuai toleransi
Dokumentasi (SDKI):
1. Penurunan kesadaran
2. Sesak napas
3. Kulit dingin dan lembab
4. Nadi perifer lemah atau tidak teraba
5. Penurunan tekanan darah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Melalui penggunaan standar ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandarisasi. -
Article No. 15063 | 08 Apr 2025
Klinis : hipokalemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipokalemia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan elektrolit: Hipokalemia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan elektrolit: Hipokalemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi kalium (K+) dalam cairan ekstrasel di bawah nilai normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh asupan kalium yang tidak adekuat, kehilangan kalium yang berlebihan, atau perpindahan kalium dari cairan ekstrasel ke intrasel.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipokalemia antara lain:
1. Klien menunjukkan kadar kalium dalam batas normal
2. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Klien menunjukkan tidak ada gejala hipokalemia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipokalemia antara lain:
1. Pantau kadar elektrolit (kalium) secara berkala
2. Berikan suplemen kalium sesuai dengan kebutuhan
3. Edukasi klien mengenai diet kaya kalium
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi tambahan jika diperlukan
Sebagai pakar dan perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat, pemberian terapi yang tepat, serta edukasi yang komprehensif untuk memastikan pemulihan klien dari kondisi hipokalemia. -
Article No. 15064 | 08 Apr 2025
Klinis : STROKE
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi STROKE.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63
- Deskripsi: Infark serebri
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 38.12
- Deskripsi: Trombektomi perkutan intrakranial
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 untuk Stroke:
- Kode I63 (Infark serebri) mencakup berbagai jenis infark serebri, termasuk infark akibat trombosis, emboli, dan lainnya. Kode ini digunakan untuk mengklasifikasikan semua tipe stroke iskemik.
- Stroke iskemik atau infark serebri terjadi akibat sumbatan pembuluh darah di otak, yang menyebabkan kekurangan suplai darah dan oksigen ke jaringan otak.
2. Kode ICD-9-CM Procedure untuk tindakan medis:
- Kode 38.12 (Trombektomi perkutan intrakranial) merujuk pada prosedur bedah invasif untuk mengeluarkan trombus atau sumbatan dari pembuluh darah intrakranial menggunakan teknik perkutan (minimal invasif).
- Prosedur ini dilakukan sebagai intervensi untuk mengembalikan aliran darah ke jaringan otak yang terkena infark serebri akibat sumbatan pembuluh darah.
Kode-kode tersebut merupakan standar klasifikasi internasional yang digunakan oleh tenaga kesehatan, khususnya dokter dan perekam medis, untuk mencatat dan mengkodekan diagnosis serta tindakan medis yang dilakukan pada pasien. -
Article No. 15065 | 08 Apr 2025
Klinis : PPOK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis).
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronis, tidak ditentukan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Ventilasi mekanik, tidak lain.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J44.9 adalah kode untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang tidak ditentukan. Ini adalah kode yang dapat digunakan untuk mengkodekan kondisi PPOK secara umum, tanpa rincian lebih lanjut tentang subtipe atau etiologi yang spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 adalah kode untuk "Ventilasi mekanik, tidak lain", yang dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur/tindakan medis terkait dengan penggunaan ventilasi mekanik dalam penanganan PPOK. Ventilasi mekanik sering dibutuhkan untuk membantu pasien PPOK dalam bernapas, terutama pada kondisi eksaserbasi akut.
Dokter dan perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mencatat dan mengkodekan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang terkait dengan kondisi PPOK pada rekam medis pasien.