Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15046 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia memiliki luka bakar di daerah punggung kaki akibat kecelakaan dan kulit kering dibagian kaki dan perut. Data objektif : • Bekas luka • Kulit kering di perut problem dan etiologinya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan luka bakar dan kulit kering.
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kerusakan Integritas Kulit adalah gangguan pada epidermis dan/atau dermis. Faktor yang berhubungan dengan diagnosa ini adalah luka bakar dan kulit kering.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit Membaik, yang ditandai dengan penyembuhan luka, kulit tidak kering, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah Perawatan Luka, Terapi Cairan, Manajemen Kulit Kering, dan Edukasi Perawatan Diri.
Etiologi:
1. Luka bakar akibat kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
2. Kulit kering di perut dan kaki yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti usia, paparan cuaca, dan kurangnya perawatan kulit.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan luka bakar dan kulit kering. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Perawatan Luka, Terapi Cairan, Manajemen Kulit Kering, dan Edukasi Perawatan Diri untuk membantu penyembuhan luka dan memperbaiki kondisi kulit pasien. -
Article No. 15047 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia memiliki pola makan yang kurang seimbang karena sering melewatkan sarapan dan hanya makan sebanyak 2 kali dalam sehari serta tidak mengonsumsi vitamin tambahan. Makanan yang dikonsumsi Ny. S didominasi dengan rasa asin, namun Ny. S tetap rutin mengonsumsi sayur. Data objektif : • Berat badan : 60 kg • Tinggi badan : 156 cm problem dan etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. S.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh adalah keadaan di mana asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Berat Badan: Berat badan stabil dalam rentang normal.
2. Asupan Nutrisi: Asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
3. Pemeliharaan Berat Badan: Upaya untuk mempertahankan berat badan sesuai kebutuhan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi: Mengatur asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
2. Edukasi Gizi: Memberikan edukasi terkait kebutuhan gizi yang seimbang.
3. Motivasi Peningkatan Berat Badan: Memotivasi klien untuk meningkatkan berat badan ke dalam rentang normal.
Etiologi:
1. Pola makan yang tidak seimbang: Ny. S sering melewatkan sarapan dan hanya makan sebanyak 2 kali dalam sehari.
2. Asupan nutrisi yang tidak memadai: Ny. S tidak mengonsumsi vitamin tambahan.
Dalam kasus Ny. S, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Mengevaluasi pola makan Ny. S dan memberikan edukasi terkait pola makan yang seimbang.
2. Menghitung kebutuhan nutrisi Ny. S berdasarkan berat badan dan tinggi badan, serta memberikan rekomendasi terkait asupan nutrisi yang sesuai.
3. Memotivasi Ny. S untuk meningkatkan frekuensi makan dan mengonsumsi vitamin tambahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya. -
Article No. 15048 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengakami masalah dalam tidurnya, seperti insomnia dan tidak memerlukan obat atau aktivitas khusus yang membantu pola tidurnya. Bantal yang diperlukan biasanya 3 bantal dalam kondisi lampu menyala. Data objektif : - problem dan etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. S:
Diagnosa Keperawatan: Pola Tidur Efektif
Penjelasan Singkat:
Pada kasus Ny. S, tidak terdapat masalah terkait pola tidur, seperti insomnia atau kebutuhan akan obat atau aktivitas khusus untuk membantu tidurnya. Ny. S juga menyatakan bahwa ia menggunakan 3 bantal saat tidur dalam kondisi lampu menyala, menunjukkan pola tidur yang efektif. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Tidur Efektif.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode diagnosis: 10.02.02
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan tidur yang adekuat dan menyegarkan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode luaran: 10.02.02.01
- Judul luaran: Pola Tidur Efektif
- Definisi: Individu menunjukkan pola tidur yang adekuat dan menyegarkan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode intervensi: 10.02.02.01
- Judul intervensi: Manajemen Tidur
- Definisi: Pengaturan lingkungan dan aktivitas untuk memfasilitasi tidur yang adekuat dan menyegarkan.
Sebagai perawat, saya akan memastikan bahwa Ny. S dapat mempertahankan pola tidur yang efektif dan menyegarkan tanpa adanya kendala. Saya akan memberikan edukasi dan dukungan yang diperlukan untuk memelihara pola tidur yang optimal. -
Article No. 15049 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa nafsu makannya terkadang menurun akibat kelelahan. Data objektif : - problem dan etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data subjektif yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Nafsu Makan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Nafsu Makan adalah "Pengurangan keinginan untuk makan yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, atau lingkungan."
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk Penurunan Nafsu Makan adalah Peningkatan Nafsu Makan, yang ditandai dengan peningkatan frekuensi dan jumlah asupan makanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Penurunan Nafsu Makan antara lain:
1. Identifikasi penyebab penurunan nafsu makan
2. Atur pola makan dan jadwal makan
3. Berikan makanan yang disukai
4. Anjurkan aktivitas fisik yang ringan
5. Berikan dukungan psikologis
Etiologi:
Berdasarkan data subjektif yang diberikan, penyebab dari Penurunan Nafsu Makan pada Ny. S adalah Kelelahan. Kelelahan dapat menyebabkan penurunan nafsu makan karena menurunnya energi dan motivasi untuk makan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 15050 | 08 Apr 2025
Klinis : problem dan etiologinya Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa nafsu makannya terkadang menurun akibat kelelahan. Data objektif : -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan dari Ny. S yang mengatakan nafsu makannya terkadang menurun akibat kelelahan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi (SDKI):
Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Etiologi (SDKI):
1. Faktor fisiologis: Kelelahan
Data Subjektif (SLKI):
Ny. S mengatakan nafsu makannya terkadang menurun akibat kelelahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitor asupan nutrisi
2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" mengacu pada kondisi di mana asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Dalam kasus Ny. S, faktor penyebabnya adalah kelelahan, yang menyebabkan penurunan nafsu makan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memonitor asupan nutrisi, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi, berkolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai, serta memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat. -
Article No. 15051 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan hanya minum air putih sebanyak 1,5 Liter perhari, jarang merasa haus, dan minum kopi setiap hari. Data objektif : Kulit kering problem dan etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko dehidrasi berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko dehidrasi adalah kondisi di mana terjadi penurunan volume cairan di dalam tubuh yang dapat menyebabkan gangguan fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat, yang ditandai dengan peningkatan asupan cairan, perbaikan turgor kulit, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pantau intake dan output cairan
2. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan, terutama air putih
3. Edukasi klien tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan intravena jika diperlukan.
Etiologi:
Kondisi Ny. S yang hanya minum air putih sebanyak 1,5 liter per hari, jarang merasa haus, dan minum kopi setiap hari, menunjukkan asupan cairan yang tidak adekuat. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi.
Persona: Saya adalah seorang perawat profesional yang berpengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan berbasis standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tone: Akademis, dengan penjelasan yang rinci dan mengacu pada standar keperawatan yang berlaku. -
Article No. 15052 | 08 Apr 2025
Klinis : Subjektif data Enggan untuk membicarakan kejadian pascatrauma Sering merasa cemas Tidak mempercayai orang lain dan suka menyalahkan diri sendiri Objektif data (Tidak ada) Problem : pasca trauma Etiologi : Kegagalan saat berusaha melakukan sesuatu dan memberikan kepercayaan kepada orang yang salah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang diberikan, yaitu enggan membicarakan kejadian pascatrauma, sering merasa cemas, serta tidak mempercayai orang lain dan suka menyalahkan diri sendiri, didapatkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan Pascatrauma
Definisi: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap peristiwa traumatis yang dialami atau disaksikan yang ditandai dengan perasaan takut, gelisah, dan khawatir yang menetap.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Kepercayaan Diri
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan rasa harga diri dan keyakinan diri yang adekuat.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Berdasarkan etiologi yang diberikan, yaitu kegagalan saat berusaha melakukan sesuatu dan memberikan kepercayaan kepada orang yang salah, maka intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan SIKI antara lain:
1. Terapi Kognitif
2. Manajemen Kecemasan
3. Peningkatan Harga Diri
4. Terapi Suportif
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi kecemasan pascatrauma dan memulihkan kepercayaan dirinya. -
Article No. 15053 | 08 Apr 2025
Klinis : Subjektif data Enggan untuk membicarakan kejadian pascatrauma Sering merasa cemas Tidak mempercayai orang lain dan suka menyalahkan diri sendiri Objektif data (Tidak ada) Problem : pasca trauma Etiologi : Kegagalan saat berusaha melakukan sesuatu dan memberikan kepercayaan kepada orang yang salah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang diberikan, yaitu:
1. Enggan untuk membicarakan kejadian pascatrauma
2. Sering merasa cemas
3. Tidak mempercayai orang lain dan suka menyalahkan diri sendiri
Serta etiologi yang disebutkan, yaitu:
Kegagalan saat berusaha melakukan sesuatu dan memberikan kepercayaan kepada orang yang salah
Maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
Trauma Emosional
2. Penjelasan Singkat:
Trauma Emosional adalah respon psikologis yang merugikan akibat pengalaman atau peristiwa yang sangat mengganggu, mengancam, atau menakutkan. Pasien menunjukkan gejala seperti enggan membicarakan kejadian traumatis, sering merasa cemas, tidak mempercayai orang lain, dan menyalahkan diri sendiri. Etiologi yang mendasari kondisi ini adalah kegagalan saat berusaha melakukan sesuatu dan memberikan kepercayaan kepada orang yang salah.
3. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Trauma Emosional
4. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Penerimaan terhadap peristiwa traumatis
Perilaku coping adaptif
Kepercayaan diri
5. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Terapi kognitif
Terapi kelompok
Manajemen stres
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus bersikap empati, non-judgemental, dan membangun hubungan saling percaya dengan pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi terapi kognitif untuk memperbaiki pola pikir maladaptif, terapi kelompok untuk memberikan dukungan sosial, serta manajemen stres untuk membantu pasien mengelola kecemasan dan trauma emosional yang dialami. -
Article No. 15054 | 08 Apr 2025
Klinis : Subjektif data Enggan untuk membicarakan kejadian pascatrauma Sering merasa cemas Tidak mempercayai orang lain dan suka menyalahkan diri sendiri Objektif data (Tidak ada) Problem : pasca trauma Etiologi : Kegagalan saat berusaha melakukan sesuatu dan memberikan kepercayaan kepada orang yang salah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Gangguan Adaptasi" (00976). Gangguan Adaptasi adalah kesulitan individu untuk beradaptasi dengan perubahan dalam hidup atau stres psikososial yang dihadapi. Pada kasus ini, pasien mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan pengalaman traumatis yang dialaminya di masa lalu.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kemampuan Beradaptasi Meningkat (00839)
- Individu dapat menerima dan mengintegrasikan pengalaman traumatis ke dalam kehidupannya.
- Individu dapat mengelola emosi negatif terkait pengalaman traumatis dengan baik.
- Individu dapat kembali menjalin hubungan saling percaya dengan orang lain.
2. Kontrol Kecemasan Meningkat (00076)
- Individu dapat mengenali tanda-tanda kecemasan dan melakukan strategi koping yang efektif.
- Individu dapat mengurangi frekuensi dan intensitas episode kecemasan.
- Individu dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat kecemasan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Terapi Kognitif (6680)
- Membantu pasien mengidentifikasi pemikiran dan keyakinan maladaptif terkait pengalaman traumatis.
- Membantu pasien menggantikan pemikiran negatif dengan pemikiran yang lebih realistis dan positif.
- Mendorong pasien untuk menerapkan keterampilan kognitif dalam situasi kehidupan sehari-hari.
2. Terapi Relaksasi (5880)
- Mengajarkan teknik relaksasi (misalnya pernapasan dalam, visualisasi, dll.) untuk mengelola kecemasan.
- Membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi secara rutin.
- Mengevaluasi efektivitas teknik relaksasi dalam mengurangi kecemasan.
3. Konseling Dukungan (5270)
- Menciptakan hubungan yang suportif dan empatis dengan pasien.
- Membantu pasien mengekspresikan perasaan dan pengalaman traumatis dengan aman.
- Memberikan dukungan emosional dan validasi terhadap respon pasien.
- Membantu pasien mengidentifikasi sumber-sumber dukungan yang ada.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada peningkatan kemampuan beradaptasi serta pengurangan kecemasan, diharapkan pasien dapat mengatasi dampak negatif dari pengalaman traumatis yang dialaminya dan kembali berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 15055 | 08 Apr 2025
Klinis : Subjektif data Nyeri telan pada saat makan dan minum Pernah mengalami batuk sebelum dan sesudah makan Pernah mengalami sulit menelan makanan Objektif data Memiliki benjolan di tenggorokan Terdengar suara serak saat berbicara Tercium bau mulut problem : amandel atau tonsil etiologi : Terjangkit bakteri Streptococcus pyogenes.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa 1: Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Faktor yang Berhubungan: Infeksi tonsil (tonsillitis)
Diagnosa 2: Gangguan Menelan
Definisi: Ketidakmampuan atau kesulitan dalam mengirim makanan dari mulut ke lambung.
Faktor yang Berhubungan: Edema atau pembengkakan tonsil
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Klien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri telan.
- Klien dapat mengatasi nyeri telan dengan menggunakan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat nyeri telan.
2. Gangguan Menelan:
- Klien dapat menelan makanan dan minuman dengan lancar.
- Klien dapat mempertahankan status gizi yang adekuat.
- Klien tidak mengalami komplikasi yang disebabkan oleh gangguan menelan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri telan.
- Kaji efektivitas analgesik yang diberikan.
- Ajarkan teknik pengelolaan nyeri non-farmakologis, seperti kompres hangat, distraksi, relaksasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi analgesik yang adekuat.
2. Gangguan Menelan:
- Lakukan pengkajian fungsi menelan secara komprehensif.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi gangguan menelan.
- Berikan posisi yang nyaman saat makan dan minum.
- Atur konsistensi makanan dan minuman sesuai toleransi klien.
- Ajarkan teknik menelan yang benar.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter, terapis) untuk penanganan lebih lanjut.
Penjelasan:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri telan dan gangguan menelan. Nyeri telan disebabkan oleh infeksi tonsil (tonsillitis), sedangkan gangguan menelan disebabkan oleh edema atau pembengkakan tonsil. Tujuan asuhan keperawatan adalah mengatasi nyeri telan, membantu klien menelan makanan dan minuman dengan lancar, serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian, identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi, pemberian terapi, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.