Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15116 | 08 Apr 2025
Klinis : penegakan diagnsosis dehidrasi dan ddnya serta pemeriksaan penun jang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan, ditandai dengan penurunan volume cairan, peningkatan osmolaritas, dan distensi kulit yang buruk.
2. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat, ditandai dengan bibir kering, turgor kulit buruk, dan peningkatan denyut nadi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Pasien mencapai keseimbangan cairan yang optimal, ditandai dengan:
- Volume cairan yang adekuat
- Osmolaritas cairan yang normal
- Nilai elektrolit dalam batas normal
2. Hidrasi
- Pasien mencapai hidrasi yang adekuat, ditandai dengan:
- Turgor kulit baik
- Mukosa mulut lembab
- Nadi perifer teraba dengan baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Cairan
- Kaji status hidrasi pasien secara komprehensif (tanda-tanda dehidrasi, intake dan output cairan, hasil pemeriksaan laboratorium)
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, laju pernapasan)
- Catat dan evaluasi intake dan output cairan secara akurat
2. Terapi Cairan
- Berikan terapi cairan sesuai kebutuhan pasien (intravena, oral, atau kombinasi)
- Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap terapi cairan
- Sesuaikan jenis dan jumlah cairan yang diberikan berdasarkan kondisi pasien
3. Edukasi Pasien
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
- Ajarkan cara mengenali tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya segera melaporkan kepada petugas kesehatan
- Motivasi pasien dan keluarga untuk meningkatkan asupan cairan sesuai kebutuhan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dalam kasus ini adalah Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit dan Kekurangan Volume Cairan. Hal ini didasarkan pada adanya kehilangan cairan yang berlebihan dan asupan cairan yang tidak adekuat, sehingga dapat menyebabkan penurunan volume cairan, peningkatan osmolaritas, dan tanda-tanda dehidrasi.
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Keseimbangan Cairan dan Hidrasi. Tujuannya adalah agar pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang optimal, ditandai dengan volume cairan yang adekuat, osmolaritas cairan normal, dan nilai elektrolit dalam batas normal. Selain itu, diharapkan pasien dapat mencapai hidrasi yang adekuat, ditandai dengan turgor kulit baik, mukosa mulut lembab, dan nadi perifer teraba dengan baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Pemantauan Cairan, Terapi Cairan, dan Edukasi Pasien. Pemantauan Cairan bertujuan untuk mengevaluasi status hidrasi pasien secara komprehensif, termasuk menilai tanda-tanda dehidrasi, intake dan output cairan, serta hasil pemeriksaan laboratorium. Terapi Cairan diberikan sesuai kebutuhan pasien, baik melalui intravena, oral, atau kombinasi, dengan memantau tanda-tanda vital dan respons pasien. Edukasi Pasien dilakukan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat, cara mengenali tanda-tanda dehidrasi, dan pentingnya segera melaporkan kepada petugas kesehatan.
Dengan penerapan Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan dan hidrasi yang optimal, sehingga dapat membantu pemulihan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 15117 | 08 Apr 2025
Klinis : penegakan diagnsosis dehidrasi dan ddnya serta pemeriksaan penun jang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E86.0
- Deskripsi: Dehidrasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E86.0 untuk diagnosis dehidrasi:
- Dehidrasi adalah kondisi medis yang ditandai dengan kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh yang melebihi jumlah asupan. Hal ini dapat terjadi karena berbagai penyebab, seperti diare, muntah, demam, atau kurangnya asupan cairan.
2. Kode ICD-9-CM 89.7 untuk prosedur pengambilan sampel darah:
- Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan untuk mengevaluasi dehidrasi adalah pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium. Hal ini dilakukan untuk menilai kadar elektrolit, seperti natrium, kalium, dan klorida, serta untuk memeriksa indikator lain seperti hematokrit dan osmolaritas.
Informasi tambahan:
- Dalam kasus ini, pemeriksaan penunjang lain yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan urinalisis untuk menilai konsentrasi urin dan osmolaritas urin, serta pemeriksaan radiologi seperti rontgen atau CT scan perut untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dehidrasi.
- Penanganan dehidrasi umumnya melibatkan pemberian cairan dan elektrolit secara oral atau intravena, sesuai dengan derajat keparahan dehidrasi dan penyebabnya. -
Article No. 15118 | 08 Apr 2025
Klinis : intervensi harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi intervensi harga diri rendah, sesuai dengan format yang Anda inginkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi intervensi harga diri rendah adalah "Harga Diri Rendah". Harga Diri Rendah didefinisikan sebagai penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri. Karakteristik definisi ini meliputi ekspresi negatif terhadap diri sendiri, perasaan tidak berharga, dan perasaan tidak mampu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Harga Diri
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan harga diri yang ditandai dengan:
a. Pasien dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya.
b. Pasien dapat mengungkapkan perasaan positif terhadap dirinya.
c. Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang meningkat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Harga Diri
a. Identifikasi sumber dan penyebab harga diri rendah pada pasien.
b. Bantu pasien untuk meningkatkan kesadaran diri dan menerima dirinya apa adanya.
c. Dorong pasien untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekuatan dirinya.
d. Bantu pasien untuk menetapkan tujuan realistis yang dapat dicapai.
e. Berikan umpan balik positif dan pujian atas keberhasilan pasien dalam mencapai tujuan.
f. Libatkan keluarga atau significant others untuk memberikan dukungan dan penguatan positif pada pasien.
g. Ajarkan teknik pengembangan diri dan manajemen stres untuk meningkatkan harga diri.
h. Evaluasi secara berkala perkembangan harga diri pasien dan lakukan modifikasi intervensi jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Harga Diri Rendah" menggambarkan kondisi pasien yang memiliki penilaian negatif terhadap dirinya sendiri. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, pola asuh keluarga, atau adanya kondisi medis tertentu. Tujuan utama asuhan keperawatan adalah untuk membantu pasien meningkatkan harga dirinya, sehingga pasien dapat menerima dirinya, memiliki perasaan positif terhadap dirinya, dan menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri yang meningkat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi identifikasi sumber dan penyebab harga diri rendah, membantu pasien meningkatkan kesadaran diri dan menerima dirinya, mendorong pasien untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekuatan dirinya, serta membantu pasien menetapkan tujuan realistis yang dapat dicapai. Pemberian umpan balik positif, pelibatan keluarga atau significant others, dan pengajaran teknik pengembangan diri serta manajemen stres juga merupakan intervensi penting untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Evaluasi secara berkala terhadap perkembangan harga diri pasien dan modifikasi intervensi jika diperlukan menjadi bagian integral dari asuhan keperawatan ini. Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai peningkatan harga diri yang signifikan. -
Article No. 15119 | 08 Apr 2025
Klinis : Masalah keperawatan yang sesuai bagi ibu hamil anemia dimana tidak memiliki kecukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari dan mengalami peningkatan nadi >20% saat aktivitas yaitu, resiko cidera ibu ketidakberdayaan intoleransi aktivitas keletihan gangguan tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab: Anemia, peningkatan nadi >20% saat aktivitas.
2. Keletihan
Definisi: Suatu perasaan subjektif yang berkaitan dengan keadaan fisik, emosi, dan kognitif yang menurunkan kemampuan untuk berespon terhadap situasi.
Penyebab: Anemia, peningkatan nadi >20% saat aktivitas.
3. Gangguan Tidur
Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai jumlah atau kualitas tidur yang diinginkan atau dibutuhkan.
Penyebab: Anemia, peningkatan nadi >20% saat aktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik, sosial, dan kognitif yang dibutuhkan atau diinginkan.
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa peningkatan nadi >20%.
b. Pasien melaporkan tidak ada kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas.
c. Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
2. Pemulihan Energi
Definisi: Keadaan dimana individu dapat memulihkan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
Kriteria Hasil:
a. Pasien melaporkan adanya peningkatan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Pasien dapat menyelesaikan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
c. Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi
a. Kaji tingkat energi, pola aktivitas, dan pola tidur pasien.
b. Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dan yang perlu dihindari.
c. Ajarkan teknik konservasi energi, seperti perencanaan aktivitas, pengaturan waktu istirahat, dan penggunaan alat bantu.
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet yang sesuai untuk meningkatkan asupan nutrisi dan energi.
2. Manajemen Aktivitas
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Bantu pasien menyusun rencana aktivitas yang teratur dan sesuai dengan toleransinya.
c. Pantau tanda-tanda vital (denyut nadi, napas, tekanan darah) selama aktivitas.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan pengaturan napas untuk membantu mengatasi kelelahan saat aktivitas.
3. Manajemen Tidur
a. Kaji pola tidur pasien, termasuk lamanya tidur, kualitas tidur, dan kesulitan tidur.
b. Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur pasien, seperti nyeri, kecemasan, atau gejala anemia.
c. Berikan intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti pengaturan lingkungan tidur, teknik relaksasi, dan edukasi tentang higiene tidur.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengatasi faktor-faktor yang mengganggu tidur.
Dengan pendekatan komprehensif melalui manajemen energi, aktivitas, dan tidur, diharapkan dapat membantu ibu hamil anemia meningkatkan toleransi aktivitas, memulihkan energi, dan mencapai kualitas tidur yang adekuat, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 15120 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien Hipertensi dengan diagnosis keperawatan resiko penurunan perfusi jantung serebral tidak aktif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien hipertensi dengan risiko penurunan perfusi jantung serebral tidak aktif:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Risiko Penurunan Perfusi Jantung Serebral". Risiko Penurunan Perfusi Jantung Serebral didefinisikan sebagai "Berisiko mengalami gangguan aliran darah ke jantung dan otak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan". Pasien dengan hipertensi memiliki risiko penurunan perfusi jantung serebral karena peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan penurunan aliran darah ke jantung dan otak.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perfusi Jantung dan Serebral: Tujuan yang diharapkan adalah peningkatan perfusi jantung dan serebral. Kriteria hasil yang dapat diukur antara lain:
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Denyut nadi perifer kuat dan sesuai
- Tidak ada keluhan nyeri dada atau pusing
- Hasil pemeriksaan penunjang (EKG, tes fungsi jantung) dalam batas normal
b. Manajemen Tekanan Darah: Tujuan yang diharapkan adalah kemampuan pasien dalam mengelola tekanan darahnya. Kriteria hasil yang dapat diukur antara lain:
- Pasien dapat menyebutkan target tekanan darah yang diinginkan
- Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah
- Pasien mampu melakukan manajemen tekanan darah secara mandiri
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pemantauan tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara teratur
- Identifikasi tren perubahan tanda-tanda vital
b. Manajemen Hipertensi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat antihipertensi
- Edukasi pasien tentang manajemen gaya hidup, seperti diet rendah garam, aktivitas fisik, dan manajemen stres
- Pemantauan efektivitas terapi antihipertensi
c. Manajemen Perfusi Jantung dan Serebral
- Pemantauan tanda-tanda gangguan perfusi jantung dan serebral (nyeri dada, pusing, mual, dll.)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk mengoreksi penyebab gangguan perfusi
- Edukasi pasien tentang gejala-gejala gangguan perfusi jantung dan serebral
d. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard
- Pengaturan aktivitas sesuai kemampuan pasien
- Edukasi pasien tentang manajemen aktivitas yang aman
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan perfusi jantung dan serebral serta kemampuan pasien dalam mengelola tekanan darahnya, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 15121 | 08 Apr 2025
Klinis : pasien Hipertensi dengan diagnosis keperawatan resiko penurunan perfusi jantung serebral tidak aktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penurunan Perfusi Jantung Serebral
Definisi:
Berisiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jantung dan otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Faktor Risiko:
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskular
Tanda dan Gejala:
1. Pusing
2. Sakit kepala
3. Perubahan status mental
4. Palpitasi
5. Angina
Intervensi Keperawatan (SDKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Hipertensi
3. Manajemen Nyeri
4. Edukasi Gaya Hidup Sehat
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Tekanan darah terkontrol
2. Tidak ada tanda-tanda perubahan status mental
3. Pasien memahami dan mampu menerapkan manajemen hipertensi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pemberian Obat Antihipertensi
3. Terapi Relaksasi
4. Edukasi Gaya Hidup Sehat
Standar ini diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan untuk praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 15039 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif :-
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Bronkitis, produksi sekret yang berlebihan, dan kelemahan otot pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Batuk produktif, napas cuping hidung, wheezing, dan sianosis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, bebas dari sputum, dan dapat bernapas dengan mudah.
- Indikator: Frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada sianosis, dan tidak ada produksi sputum yang berlebihan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Jalan Napas
- Memantau status pernapasan
- Mengajarkan teknik batuk efektif
- Memberikan suplementasi oksigen jika diperlukan
2. Manajemen Bronkopulmonal
- Memberikan terapi farmakologis (misalnya, bronkodilatator)
- Mengajarkan teknik pernapasan pursed-lip
- Melakukan fisioterapi dada jika diperlukan
Kesimpulan:
Berdasarkan data subjektif yang diberikan, Ny. S memiliki diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI telah disampaikan sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 15040 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif :-
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan data subjektif yang telah Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Adanya sekresi pada saluran napas, suara napas abnormal, kesulitan bernapas.
- Faktor Berhubungan: Bronkitis, penyempitan saluran napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Jalan napas paten, tidak ada obstruksi, tidak ada sekresi.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, suara napas normal, tidak ada retraksi otot bantu napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Utama: Manajemen jalan napas, fisioterapi dada, pengisapan lendir.
- Aktivitas Keperawatan: Memantau status pernapasan, memberikan posisi yang memudahkan drainase sekret, melakukan suction, memberikan humidifikasi oksigen.
Dengan demikian, berdasarkan data subjektif yang diberikan, pasien Ny. S diduga mengalami masalah keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" yang disebabkan oleh bronkitis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan pengisapan lendir untuk mempertahankan bersihan jalan napas. -
Article No. 15041 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif :- problem dan etiology nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. S dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan efektif, dengan indikator seperti frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada retraksi dinding dada, dan bunyi napas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan status pernapasan, pengisapan lendir jika diperlukan, pemberian bronkodilator, dan edukasi pasien serta keluarga tentang teknik batuk efektif.
Etiologi:
Berdasarkan data subjektif yang diberikan, dapat diidentifikasi etiologi dari Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas pada Ny. S adalah adanya penyakit bronkitis yang dideritanya. Bronkitis dapat menyebabkan inflamasi dan peningkatan sekresi pada saluran pernapasan, sehingga berdampak pada ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Jadi, secara ringkas, Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kasus Ny. S adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas yang disebabkan oleh penyakit bronkitis yang dideritanya. -
Article No. 15042 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif : - Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia memiliki pola makan yang kurang seimbang karena sering melewatkan sarapan dan hanya makan sebanyak 2 kali dalam sehari serta tidak mengonsumsi vitamin tambahan. Makanan yang dikonsumsi Ny. S didominasi dengan rasa asin, namun Ny. S tetap rutin mengonsumsi sayur. Data objektif : • Berat badan : 60 kg • Tinggi badan : 156 cm Data subjektif : Ny. S mengatakan hanya minum air putih sebanyak 1,5 Liter perhari, jarang merasa haus, dan minum kopi setiap hari. Data objektif : • Kulit kering Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa makanan yang dikonsumsinya didominasi oleh rasa asin. Data objektif : - Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengakami masalah dalam tidurnya, seperti insomnia dan tidak memerlukan obat atau aktivitas khusus yang membantu pola tidurnya. Bantal yang diperlukan biasanya 3 bantal dalam kondisi lampu menyala. Data objektif : - Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia memiliki luka bakar di daerah punggung kaki akibat kecelakaan dan kulit kering dibagian kaki dan perut. Data objektif : • Bekas luka • Kulit kering di perut Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa nafsu makannya terkadang menurun akibat kelelahan. Data objektif : - Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia pernah merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi. Data objektif : - Sebutkan semua problem dan etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. S yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Etiologi:
- Pola makan yang tidak seimbang (sering melewatkan sarapan, hanya makan 2 kali sehari)
- Konsumsi makanan yang didominasi rasa asin
- Kurang mengonsumsi vitamin tambahan
2. Risiko Dehidrasi
Etiologi:
- Konsumsi air putih yang kurang (hanya 1,5 liter per hari)
- Jarang merasa haus
- Konsumsi kopi setiap hari
3. Intoleransi Aktivitas
Etiologi:
- Kelelahan yang menyebabkan penurunan nafsu makan
4. Kerusakan Integritas Kulit
Etiologi:
- Kulit kering di beberapa area (kaki dan perut)
- Bekas luka bakar di daerah punggung kaki
5. Risiko Gangguan Harga Diri
Etiologi:
- Perasaan tidak ada harapan dalam beberapa kondisi
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus intervensi keperawatan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dalam kasus Ny. S, diagnosa keperawatan dan etiologinya telah saya jabarkan berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI. Dengan demikian, perawat dapat mengembangkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan Ny. S secara komprehensif.