Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15166 | 09 Apr 2025
Klinis : Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Pola Napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), Risiko Gangguan Pola Napas didefinisikan sebagai "Berisiko mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi". Kondisi ini dapat disebabkan oleh paparan asap rokok kronis yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan.
Tujuan Panjang:
Setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga selama 3 bulan, keluarga mampu mengenali dan mencegah risiko gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
Tujuan Pendek:
1. Setelah diberikan edukasi selama 2 minggu, keluarga dapat menjelaskan faktor risiko, tanda dan gejala, serta dampak dari risiko gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
2. Setelah diberikan intervensi selama 1 bulan, keluarga mampu menerapkan strategi pencegahan untuk mengurangi paparan asap rokok di dalam rumah.
3. Setelah diberikan evaluasi selama 2 bulan, ada penurunan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan pada anggota keluarga yang terpapar asap rokok kronis.
Kriteria Hasil:
1. Keluarga dapat menjelaskan faktor risiko, tanda dan gejala, serta dampak dari risiko gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
2. Keluarga mampu menerapkan strategi pencegahan, seperti merokok di luar rumah, membuka jendela saat anggota keluarga merokok, dan meningkatkan kebersihan lingkungan.
3. Terjadi penurunan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan pada anggota keluarga yang terpapar asap rokok kronis. -
Article No. 15167 | 09 Apr 2025
Klinis : Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Pola Napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan pedoman yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar.
Diagnosa keperawatan "Risiko Gangguan Pola Napas" mengacu pada potensi terjadinya perubahan dalam kedalaman, frekuensi, atau irama napas yang dapat mengganggu pertukaran gas, yang disebabkan oleh paparan asap rokok kronis. Hal ini dapat berdampak pada fungsi pernapasan dan kesehatan keluarga.
Tujuan Panjang:
Setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga selama 6 bulan, anggota keluarga yang berisiko mengalami gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan mencegah komplikasi kesehatan.
Tujuan Pendek:
1. Dalam waktu 1 minggu, anggota keluarga yang berisiko dapat menjelaskan penyebab, tanda, dan bahaya gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
2. Dalam waktu 2 minggu, anggota keluarga yang berisiko dapat mendemonstrasikan teknik pernapasan dalam yang efektif.
3. Dalam waktu 1 bulan, anggota keluarga yang berisiko dapat menunjukkan motivasi untuk berhenti merokok atau mengurangi paparan asap rokok.
Kriteria Hasil:
1. Anggota keluarga yang berisiko dapat menjelaskan penyebab, tanda, dan bahaya gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis.
2. Anggota keluarga yang berisiko dapat mendemonstrasikan teknik pernapasan dalam yang efektif.
3. Anggota keluarga yang berisiko dapat menunjukkan penurunan frekuensi merokok atau menghindari paparan asap rokok.
4. Anggota keluarga yang berisiko tidak mengalami komplikasi kesehatan akibat gangguan pola napas. -
Article No. 15168 | 09 Apr 2025
Klinis : Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis. Saya juga akan membuat tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut, dengan menggunakan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga) dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko gangguan pola napas berhubungan dengan paparan asap rokok kronis
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko gangguan pola napas merupakan diagnosa keperawatan yang mengindikasikan kemungkinan terjadinya perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Pola Napas Efektif, yang mencakup pemeliharaan frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Manajemen Ventilasi, serta Edukasi Kesehatan terkait faktor risiko gangguan pola napas.
Tujuan Panjang:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 bulan, anggota keluarga yang berisiko mengalami gangguan pola napas akibat paparan asap rokok kronis akan mampu mempertahankan pola napas yang efektif.
Tujuan Pendek:
1. Setelah dilakukan edukasi selama 1 minggu, anggota keluarga yang berisiko akan dapat menjelaskan faktor risiko dan dampak paparan asap rokok kronis terhadap pola napas.
2. Setelah dilakukan intervensi selama 2 minggu, anggota keluarga yang berisiko akan mampu melakukan teknik relaksasi pernapasan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
3. Setelah dilakukan evaluasi selama 1 bulan, anggota keluarga yang berisiko akan menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi pernapasan 12-20 kali/menit, kedalaman pernapasan yang adekuat, dan irama pernapasan yang teratur.
Kriteria Hasil:
1. Anggota keluarga yang berisiko dapat menjelaskan faktor risiko dan dampak paparan asap rokok kronis terhadap pola napas.
2. Anggota keluarga yang berisiko mampu melakukan teknik relaksasi pernapasan dengan benar.
3. Anggota keluarga yang berisiko menunjukkan pola napas yang efektif, dengan frekuensi pernapasan 12-20 kali/menit, kedalaman pernapasan yang adekuat, dan irama pernapasan yang teratur. -
Article No. 15169 | 09 Apr 2025
Klinis : Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan dalam kasus ini adalah kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Nutrisi: Status Gizi Baik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi, dan Pemantauan Cairan.
Tujuan Panjang:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 bulan, klien dan keluarga dapat mempertahankan status gizi yang baik dengan indeks massa tubuh (IMT) dalam rentang normal.
Tujuan Pendek:
1. Setelah diberikan edukasi gizi, klien dan keluarga dapat menyebutkan 3 jenis makanan yang mengandung nutrisi seimbang dalam 3 hari.
2. Setelah diberikan intervensi manajemen nutrisi, klien dapat memenuhi kebutuhan cairan sesuai rekomendasi perawat dalam 1 minggu.
3. Setelah diberikan intervensi pemantauan cairan, klien dapat mempertahankan tekanan darah dalam batas normal dalam 2 minggu.
Kriteria Hasil:
1. Klien dan keluarga dapat menyebutkan 3 jenis makanan yang mengandung nutrisi seimbang.
2. Klien dapat memenuhi kebutuhan cairan sesuai rekomendasi perawat.
3. Klien dapat mempertahankan tekanan darah dalam batas normal. -
Article No. 15170 | 09 Apr 2025
Klinis : Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipotensi (tekanan darah rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause. Saya juga akan membuat tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut, dengan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga), dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Hipotensi, yaitu penurunan tekanan darah di bawah nilai normal yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan volume cairan, perbaikan pola makan, dan stabilitas tanda-tanda vital.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan, konseling gizi, dan terapi hormon.
Tujuan Panjang:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 4 minggu, anggota keluarga yang mengalami hipotensi akan menunjukkan peningkatan tekanan darah, peningkatan asupan cairan dan nutrisi yang seimbang, serta stabilitas tanda-tanda vital.
Tujuan Pendek:
1. Anggota keluarga yang mengalami hipotensi akan meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yang seimbang sesuai rekomendasi perawat dalam 2 minggu.
2. Anggota keluarga yang mengalami hipotensi akan menunjukkan peningkatan tekanan darah ke dalam rentang normal dalam 3 minggu.
3. Anggota keluarga yang mengalami hipotensi akan menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital dalam 4 minggu.
Kriteria Hasil:
1. Anggota keluarga dapat menjelaskan pentingnya asupan cairan dan nutrisi yang seimbang untuk mengatasi hipotensi.
2. Anggota keluarga dapat menerapkan pola makan yang sesuai rekomendasi perawat untuk meningkatkan asupan cairan dan nutrisi.
3. Anggota keluarga dapat memantau tekanan darah secara mandiri dan melaporkan peningkatan tekanan darah ke dalam rentang normal.
4. Anggota keluarga dapat menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh, sesuai nilai normal. -
Article No. 15171 | 09 Apr 2025
Klinis : Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause. buatlah tujuan panjang, tujuan pendek, dan kriteria hasil berdasarkan domain perilaku dari diagnosa tersebut berdasarkan asuhan keperawatan keluarga (yang mendapatkan diagnosa 1 anggota keluarga)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) berhubungan dengan kekurangan cairan, pola makan tidak seimbang, dan perubahan hormon akibat menopause.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Diagnosa keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kriteria hasil yang digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Asuhan Keperawatan Keluarga:
Tujuan Panjang:
Anggota keluarga mampu mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal selama 6 bulan.
Tujuan Pendek:
1. Anggota keluarga mampu mengenali tanda dan gejala hipotensi dalam 1 minggu.
2. Anggota keluarga mampu melakukan upaya untuk mencegah dan mengatasi hipotensi dalam 2 minggu.
3. Anggota keluarga mampu menyeimbangkan pola makan dan asupan cairan dalam 1 bulan.
Kriteria Hasil:
1. Anggota keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala hipotensi dengan benar.
2. Anggota keluarga dapat melakukan upaya untuk mencegah dan mengatasi hipotensi, seperti minum air yang cukup, mengkonsumsi makanan bergizi, dan menghindari aktivitas yang dapat memicu hipotensi.
3. Anggota keluarga dapat menerapkan pola makan yang seimbang dengan asupan cairan yang adekuat.
4. Tekanan darah anggota keluarga berada dalam rentang normal. -
Article No. 15104 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kerusakan jaringan akibat luka bakar, ditandai dengan penurunan kesadaran, gelisah, akral dingin, tekanan darah rendah, takikardia, dan takipnea.
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan kerusakan alveolar akibat luka bakar, ditandai dengan hipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis respiratorik.
3. Risiko Syok berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat luka bakar, ditandai dengan tekanan darah rendah, takikardia, dan penurunan kesadaran.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
- SLKI: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, Mempertahankan integritas kulit, Mengelola syok.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Cairan, Manajemen Syok.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Ketidakmampuan paru-paru untuk melakukan pertukaran gas yang optimal.
- SLKI: Mempertahankan status oksigenasi, Mempertahankan keseimbangan asam-basa.
- SIKI: Manajemen Oksigenasi, Manajemen Asam-Basa.
3. Risiko Syok
- SDKI: Rentan mengalami penurunan volume cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kehidupan.
- SLKI: Mengelola syok, Mempertahankan volume cairan, Mempertahankan keseimbangan elektrolit.
- SIKI: Manajemen Syok, Manajemen Cairan, Manajemen Elektrolit.
Secara umum, intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk kondisi pasien ini meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigenasi, manajemen cairan dan elektrolit, manajemen syok, serta perawatan luka bakar. -
Article No. 15105 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas informasi yang diberikan. Berdasarkan kondisi pasien yang digambarkan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder akibat luka bakar dan syok
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Toleransi Aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa kelelahan berlebih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Manajemen aktivitas
3. Manajemen perfusi jaringan
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami luka bakar yang luas di beberapa bagian tubuh, disertai penurunan kesadaran, kebingungan, gelisah, akral dingin, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, napas cepat, dan hasil analisis gas darah menunjukkan adanya asidosis metabolik. Kondisi ini menunjukkan adanya masalah intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan curah jantung akibat syok hipovolemik sekunder luka bakar. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen aktivitas, dan manajemen perfusi jaringan untuk mempertahankan homeostasis dan meminimalkan dampak luka bakar terhadap toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 15106 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya seorang perawat yang akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046) berhubungan dengan luka bakar pada dada, perut, kedua tangan, dan kedua kaki.
2. Penurunan Cardiac Output (00029) berhubungan dengan luka bakar dan perubahan hemodinamik (TD 90/60 mmHg, nadi 104 x/menit).
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (00204) berhubungan dengan hipovolemia, vasokonstriksi perifer (akral dingin).
4. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031) berhubungan dengan perubahan frekuensi napas (28 x/menit) dan saturasi oksigen (SaO2 90%).
5. Hipertermia (00007) berhubungan dengan luka bakar dan respons inflamasi (suhu 39°C).
6. Kecemasan (00146) berhubungan dengan perubahan status kesadaran (tampak bingung, gelisah).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka Bakar (0413)
- Kriteria hasil: Luka bakar akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu yang diharapkan.
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda infeksi, luka menutup dengan baik, tidak ada nekrosis, edema, dan nyeri berkurang.
2. Hemodinamik (0302)
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital dan profil hemodinamik akan kembali normal.
- Indikator: TD, nadi, dan curah jantung dalam batas normal.
3. Perfusi Jaringan: Perifer (0407)
- Kriteria hasil: Perfusi jaringan perifer akan membaik.
- Indikator: Akral hangat, capillary refill time <3 detik, dan tidak ada tanda-tanda hipoperfusi.
4. Bersihan Jalan Napas (0404)
- Kriteria hasil: Jalan napas akan bebas dari sekret dan pasien dapat bernapas dengan adekuat.
- Indikator: Frekuensi napas normal, suara napas bersih, dan saturasi oksigen membaik.
5. Termoregulasi (0800)
- Kriteria hasil: Suhu tubuh akan kembali normal.
- Indikator: Suhu tubuh dalam batas normal.
6. Tingkat Kecemasan (1211)
- Kriteria hasil: Kecemasan pasien akan berkurang.
- Indikator: Pasien tampak tenang, tidak gelisah, dan dapat berinteraksi dengan baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka Bakar (6540)
- Tujuan: Mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan luka bakar.
- Aktivitas: Debridement, aplikasi salep/dressing luka, pemantauan tanda infeksi.
2. Manajemen Hemodinamik (4250)
- Tujuan: Mempertahankan stabilitas hemodinamik.
- Aktivitas: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan/vasopressor, manajemen syok.
3. Peningkatan Perfusi Jaringan (4062)
- Tujuan: Meningkatkan perfusi jaringan perifer.
- Aktivitas: Posisioning, pemberian oksigen, pemberian cairan, pemantauan akral.
4. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas tetap terbuka dan bersih.
- Aktivitas: Suction, pemberian oksigen, pemantauan status pernapasan.
5. Manajemen Demam (3740)
- Tujuan: Menurunkan suhu tubuh ke batas normal.
- Aktivitas: Kompres hangat/dingin, pemberian antipiretik, pemantauan suhu.
6. Pengurangan Kecemasan (5820)
- Tujuan: Menurunkan kecemasan pasien.
- Aktivitas: Komunikasi terapeutik, terapi distraksi, pendampingan psikologis.
Penjelasan yang rinci dan terperinci telah saya berikan untuk setiap aspek diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 15107 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kerusakan Jaringan Akibat Luka Bakar.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif Berhubungan dengan Syok.
3. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan dengan Penurunan Ventilasi.
4. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Berhubungan dengan Luka Bakar.
5. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Luka Bakar.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kerusakan Jaringan Akibat Luka Bakar:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan karena adanya keterbatasan.
- SLKI: Meningkatkan Toleransi Aktivitas.
- SIKI: Manajemen Aktivitas.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif Berhubungan dengan Syok:
- SDKI: Ketidakmampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan.
- SLKI: Meningkatkan Perfusi Jaringan.
- SIKI: Manajemen Syok.
3. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan dengan Penurunan Ventilasi:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- SLKI: Mempertahankan Pertukaran Gas.
- SIKI: Manajemen Ventilasi.
4. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Berhubungan dengan Luka Bakar:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Mengendalikan Nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri.
5. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Luka Bakar:
- SDKI: Rentan terhadap perubahan pada kulit dan membran mukosa.
- SLKI: Mempertahankan Integritas Kulit.
- SIKI: Perawatan Luka.
Penjelasan singkat di atas memberikan gambaran tentang diagnosa keperawatan dan standar intervensi (SDKI, SLKI, SIKI) yang dapat diterapkan untuk menangani kondisi pasien dengan luka bakar.