Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15222 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien wanita usia 45 tahun mengeluh lemah, letih dan lesu. Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan berat badan menurun dan sering sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, RR 28 x/menit, suhu 37,8oC, nadi 90x/menit, TD 125/90 mmHg, Hb: 9 g/dL. a. Pengkajian tambahan apa saja yang harus ditanyakan oleh perawat pada pasien? b. Tentukan data subyektif dan obyektif dari kasus di atas! c. Kebutuhan dasar apa saja yang terganggu? Buatlah tinjauan teori singkat berdasarkan kasus! d. Mengapa pada pasien tersebut mengeluh sesak? e. Tentukan masalah keperawatan pasien tersebut! f. Buat rencana keperawatan berdasarkan masalah! g. Tindakan keperawatan apa yang bisa dilakukan perawat pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai kasus yang Anda berikan:
a. Pengkajian tambahan yang harus dilakukan perawat:
- Riwayat kesehatan sebelumnya, termasuk penyakit kronis yang diderita
- Riwayat nutrisi, seperti pola makan, asupan cairan, dan perubahan berat badan
- Riwayat aktivitas/mobilisasi
- Riwayat pengobatan, seperti obat-obatan yang dikonsumsi
- Riwayat keluarga terkait penyakit anemia atau masalah kesehatan lainnya
- Gejala-gejala lain yang dirasakan pasien, seperti pusing, sakit kepala, atau nyeri dada
b. Data subyektif:
- Keluhan utama: lemah, letih, lesu, tidak nafsu makan, berat badan menurun, sering sesak
- Riwayat keluhan saat ini: kapan keluhan mulai timbul, perubahan yang terjadi, faktor pemicu, dan upaya mengatasi
Data obyektif:
- Pemeriksaan fisik: konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, RR 28x/menit, suhu 37,8°C, nadi 90x/menit, TD 125/90 mmHg, Hb 9 g/dL
c. Kebutuhan dasar yang terganggu:
- Nutrisi: Tidak nafsu makan dan berat badan menurun, kemungkinan terjadi malnutrisi
- Oksigenasi: Sesak napas, kemungkinan terjadi gangguan ventilasi
- Aktivitas/Mobilisasi: Lemah, letih, lesu, kemungkinan terjadi penurunan aktivitas
Tinjauan teori singkat:
- Anemia: Kondisi penurunan kadar hemoglobin, dapat menyebabkan kelelahan, penurunan aktivitas, dan sesak napas
- Malnutrisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat, dapat menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan fungsi tubuh
- Gangguan ventilasi: Peningkatan frekuensi napas untuk mempertahankan oksigenasi, dapat terjadi akibat anemia atau malnutrisi
d. Pasien mengeluh sesak karena:
- Anemia yang dialami pasien menyebabkan penurunan kemampuan darah dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh
- Kondisi ini membuat tubuh berusaha mengompensasi dengan meningkatkan frekuensi napas untuk mempertahankan oksigenasi
e. Masalah keperawatan pasien:
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan makan
- Penurunan aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan anemia
f. Rencana keperawatan:
- Intervensi nutrisi: Identifikasi kebutuhan nutrisi, monitor asupan nutrisi, berikan edukasi diet yang sesuai
- Intervensi aktivitas: Evaluasi tingkat aktivitas, berikan bantuan dan latihan aktivitas yang sesuai
- Intervensi oksigenasi: Monitor tanda-tanda vital, berikan oksigen jika diperlukan, berikan edukasi manajemen sesak napas
g. Tindakan keperawatan:
- Identifikasi kebutuhan nutrisi dan monitor asupan makan pasien
- Memberikan diet tinggi kalori, tinggi protein, dan kaya zat besi
- Membantu dan memberikan latihan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Memantau tanda-tanda vital, berikan oksigen jika diperlukan
- Memberikan edukasi manajemen sesak napas dan perawatan anemia
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Keseimbangan Nutrisi
- Mobilitas
- Status Oksigenasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Oksigenasi
Perawat berperan penting dalam mengkaji, mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu pemulihan pasien dengan kondisi anemia dan malnutrisi. -
Article No. 15223 | 10 Apr 2025
Klinis : • Dukungan keluarga Siapa yang tinggal Bersama Anda? Adakah anak/ orang lain yang masih tergantung pada Anda? Adakah pikiran lain mengenai hubungan dalam keluarga? Pasien mengatakan bahwa ia tinggal bersama suaminya. Ia memiliki empat orang anak, dan memiliki 9 cucu,namun semuanya telah menikah dan tidak tinggal serumah lagi. Tidak ada anggota keluarga lain yang bergantung secara langsung kepadanya saat ini. Hubungan dalam keluarga baik • Dukungan emosional dan sosial Apakah Anda memiliki dukungan dari pihak lain? Keluarga besar, teman, tetangga? Apakah anda memerlukan dukungan dari pihak lain? Pasien mengatakan bahwa selama masa sakit, ia mendapatkan dukungan penuh dari anak-anaknya. Meskipun mereka sudah menikah dan tinggal terpisah, anak-anak tetap memperhatikan dan merawat pasien dengan baik. Mereka bergantian menjenguk dan merawat pasien, serta membantu keperluan ke rumah sakit. Keluarga besar juga rutin menjenguk dan memberikan dukungan emosional. Pasien merasa dukungan dari anak, cucu, dan keluarga besar sudah sangat mencukupi, sehingga tidak memerlukan bantuan dari pihak lain • Kondisi praktikal Apakah ada kesulitan dalam bergerak, melakukan pekerjaan? Apakah ada pikiran lain mengenai siapa yang merawat untuk hari ke depan, finansial? Saat ini pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam bergerak dan masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri di rumah. Namun, pasien mengungkapkan kekhawatiran akan kondisi di masa depan apabila suatu saat tidak lagi mampu mandiri, karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya yang telah memiliki tanggung jawab terhadap keluarga masing-masing. Pasien merasa kasihan karena meskipun anaknya bekerja, tetap meluangkan waktu untuk mengantarnya ke rumah sakit dan merawatnya. • Harapan pasien Apa harapan Anda mengenai tujuan perawatan? Tempat untuk perawatan? Rumah sakit, rumah, atau tempat lain? Pasien mengatakan berharap mendapatkan perawatan yang terbaik untuk menjaga kesehatannya tetap stabil. Ia berharap dapat dirawat dengan nyaman dan tenang, baik di rumah maupun di rumah sakit jika memang diperlukan. Namun, jika memungkinkan, pasien lebih memilih dirawat di rumah karena merasa lebih dekat dengan keluarga dan suasana yang lebih familiar. Ia ingin agar perawatan dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan dirinya tanpa terlalu membebani anak-anaknya. Domain 3. Kondisi Psikologis • Kondisi pikiran dan suasana hati (mood) Apakah dalam bulan terakhir Anda merasakan: merasa putus asa atau tidak berdaya? Kehilangan minat? Apakah Anda merasa depresi? Apakah ada merasa tegang atau cemas? Apakah Anda pernah mengalami serangan panik? Apakah ada hal spesifik yang Anda harapkan? Pasien mengatakan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, ia kadang merasa lelah secara fisik dan emosional akibat rangkaian perawatan yang dijalani. pasien mengatakan bahwa pada tahun 2022 telah menjalani operasi pengangkatan kista, dilanjutkan dengan kemoterapi pada tahun 2023. Saat ini, pasien kembali menghadapi masalah kesehatan dengan munculnya benjolan di bahu kiri, yang menimbulkan rasa khawatir dan ketidaknyamanan. Pasien mengatakan kekhawatiran terkait rencana operasi pengangkatan benjolan di bahu kirinya yang akan datang. Kekhawatiran tersebut semakin bertambah karena suaminya baru saja menjalani operasi prostat sekitar dua minggu yang lalu. Hal ini membuat pasien merasa cemas akan perkembangan penyakitnya, serta khawatir menjadi beban bagi anak-anak yang selama ini mendukung dan merawatnya. Pasien berharap agar kondisinya dapat membaik dan pengobatan yang dijalani dapat memberikan hasil yang positif. Ia juga berharap dapat kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang, tanpa harus terlalu membebani keluarga. • Penyesuaian terhadap sakit Apa pemahaman Anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan hati-hati ekspektasi pasien Pasien mengatakan sakit yang dialami menggangu Pasien memahami bahwa penyakit yang dideritanya, yaitu kanker, merupakan kondisi kronis yang membutuhkan proses perawatan jangka panjang dan tidak mudah. pasien mengakui bahwa penyakit ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidupnya, baik secara fisik maupun emosional. Namun demikian, pasien menunjukkan pemahaman yang cukup baik dan realistis terhadap penyakitnya. Pasien mengatakan bahwa setiap penyakit memiliki proses dan waktunya masing-masing untuk sembuh, sehingga pasien berusaha menjaga semangat dan harapan. Pemikiran ini membantu pasien untuk tetap kuat dan optimis menghadapi kondisi yang dihadapi. • Sumber-sumber dan hal yang menguatkan Apakah sumber dukungan Anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman dan kepercayaan Pasien menyampaikan bahwa sumber dukungan utamanya berasal dari anak-anak, cucu, dan keluarga besar yang selalu hadir dan mendampingi selama proses pengobatan. Semangat mereka yang selalu mendukung pasien membuat adanya kekuatan dalam dirinya. Selain dukungan dari keluarga pasien juga meyakini bahwa tuhan yesus akan selalu menolongnya. Pasien mengatakan bahwa tuhan yesus akan selalu ada baik susah maupun senangnya. Iman dan keyakinan pasien kepada Tuhan menjadi salah satu pegangan penting yang membuatnya tetap tegar menghadapi setiap fase pengobatan. Ia meyakini bahwa setiap kondisi memiliki jalan dan waktu penyembuhan tersendiri, dan hal tersebut membuatnya merasa lebih tenang. • Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol) Adakah sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga)? Adakah risiko stres psikologikal dan riwayat masalah kesehatan mental? Pasien mengatakan merasakan nyeri dan ketidaknyamanan dirasakan pada area bahu setelah post operasi. Pasien juga mengatakan bahwa kunjungan rutin ke rumah sakit dalam jangka panjang sering membuatnya merasa bosan dan lelah. Ia mengatakan kadang merasa stres, terutama ketika memikirkan penyakit yang tak kunjung sembuh dan kekhawatiran menjadi beban bagi anak-anak yang selama ini sangat perhatian dalam mendampingi proses pengobatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijabarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Beban Keluarga
SDKI: Kemampuan keluarga untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan kesehatan (fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, perawatan kesehatan) yang terganggu.
SLKI: Keluarga mampu melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan kesehatan.
SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memfasilitasi keluarga dalam melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan kesehatan.
Penjelasan:
Pasien tinggal bersama suami dan memiliki anak serta cucu yang tidak serumah. Keluarga besar juga terlibat dalam memberikan dukungan selama masa sakit. Namun, pasien mengungkapkan kekhawatiran menjadi beban bagi anak-anak yang sudah memiliki tanggung jawab terhadap keluarga masing-masing. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi keluarga dalam memenuhi fungsi perawatan kesehatan, sehingga beban keluarga dapat diminimalkan.
2. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
SDKI: Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
SLKI: Individu dapat mengendalikan perasaan cemas.
SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu mengendalikan perasaan cemas.
Penjelasan:
Pasien mengungkapkan kekhawatiran dan kecemasan terkait rencana operasi pengangkatan benjolan di bahu kiri serta perkembangan penyakit yang dialami. Kecemasan juga timbul akibat suaminya baru saja menjalani operasi prostat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien dalam mengendalikan perasaan cemas, seperti memberikan dukungan emosional, edukasi, dan teknik manajemen kecemasan.
3. Diagnosa Keperawatan: Berduka Disfungsional
SDKI: Respon emosional terhadap kehilangan yang tidak memadai atau tidak efektif.
SLKI: Individu dapat menerima kehilangan dan mengekspresikan perasaan duka secara adaptif.
SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu menerima kehilangan dan mengekspresikan perasaan duka secara adaptif.
Penjelasan:
Pasien mengungkapkan merasa lelah secara fisik dan emosional akibat rangkaian perawatan yang dijalani. Pasien juga merasakan ketidaknyamanan dan kekhawatiran terkait kondisi kesehatannya yang belum stabil. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien untuk menerima kondisi saat ini dan mengekspresikan perasaan duka secara adaptif, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif terhadap kondisi psikologisnya.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi adalah risiko beban keluarga, kecemasan, dan berduka disfungsional. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi keluarga dalam memenuhi fungsi perawatan kesehatan, membantu pasien dalam mengendalikan perasaan cemas, serta membantu pasien menerima kondisi saat ini dan mengekspresikan perasaan duka secara adaptif. -
Article No. 15224 | 10 Apr 2025
Klinis : • Dukungan keluarga Siapa yang tinggal Bersama Anda? Adakah anak/ orang lain yang masih tergantung pada Anda? Adakah pikiran lain mengenai hubungan dalam keluarga? Pasien mengatakan bahwa ia tinggal bersama suaminya. Ia memiliki empat orang anak, dan memiliki 9 cucu,namun semuanya telah menikah dan tidak tinggal serumah lagi. Tidak ada anggota keluarga lain yang bergantung secara langsung kepadanya saat ini. Hubungan dalam keluarga baik • Dukungan emosional dan sosial Apakah Anda memiliki dukungan dari pihak lain? Keluarga besar, teman, tetangga? Apakah anda memerlukan dukungan dari pihak lain? Pasien mengatakan bahwa selama masa sakit, ia mendapatkan dukungan penuh dari anak-anaknya. Meskipun mereka sudah menikah dan tinggal terpisah, anak-anak tetap memperhatikan dan merawat pasien dengan baik. Mereka bergantian menjenguk dan merawat pasien, serta membantu keperluan ke rumah sakit. Keluarga besar juga rutin menjenguk dan memberikan dukungan emosional. Pasien merasa dukungan dari anak, cucu, dan keluarga besar sudah sangat mencukupi, sehingga tidak memerlukan bantuan dari pihak lain • Kondisi praktikal Apakah ada kesulitan dalam bergerak, melakukan pekerjaan? Apakah ada pikiran lain mengenai siapa yang merawat untuk hari ke depan, finansial? Saat ini pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam bergerak dan masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri di rumah. Namun, pasien mengungkapkan kekhawatiran akan kondisi di masa depan apabila suatu saat tidak lagi mampu mandiri, karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya yang telah memiliki tanggung jawab terhadap keluarga masing-masing. Pasien merasa kasihan karena meskipun anaknya bekerja, tetap meluangkan waktu untuk mengantarnya ke rumah sakit dan merawatnya. • Harapan pasien Apa harapan Anda mengenai tujuan perawatan? Tempat untuk perawatan? Rumah sakit, rumah, atau tempat lain? Pasien mengatakan berharap mendapatkan perawatan yang terbaik untuk menjaga kesehatannya tetap stabil. Ia berharap dapat dirawat dengan nyaman dan tenang, baik di rumah maupun di rumah sakit jika memang diperlukan. Namun, jika memungkinkan, pasien lebih memilih dirawat di rumah karena merasa lebih dekat dengan keluarga dan suasana yang lebih familiar. Ia ingin agar perawatan dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan dirinya tanpa terlalu membebani anak-anaknya. Domain 3. Kondisi Psikologis • Kondisi pikiran dan suasana hati (mood) Apakah dalam bulan terakhir Anda merasakan: merasa putus asa atau tidak berdaya? Kehilangan minat? Apakah Anda merasa depresi? Apakah ada merasa tegang atau cemas? Apakah Anda pernah mengalami serangan panik? Apakah ada hal spesifik yang Anda harapkan? Pasien mengatakan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, ia kadang merasa lelah secara fisik dan emosional akibat rangkaian perawatan yang dijalani. pasien mengatakan bahwa pada tahun 2022 telah menjalani operasi pengangkatan kista, dilanjutkan dengan kemoterapi pada tahun 2023. Saat ini, pasien kembali menghadapi masalah kesehatan dengan munculnya benjolan di bahu kiri, yang menimbulkan rasa khawatir dan ketidaknyamanan. Pasien mengatakan kekhawatiran terkait rencana operasi pengangkatan benjolan di bahu kirinya yang akan datang. Kekhawatiran tersebut semakin bertambah karena suaminya baru saja menjalani operasi prostat sekitar dua minggu yang lalu. Hal ini membuat pasien merasa cemas akan perkembangan penyakitnya, serta khawatir menjadi beban bagi anak-anak yang selama ini mendukung dan merawatnya. Pasien berharap agar kondisinya dapat membaik dan pengobatan yang dijalani dapat memberikan hasil yang positif. Ia juga berharap dapat kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang, tanpa harus terlalu membebani keluarga. • Penyesuaian terhadap sakit Apa pemahaman Anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan hati-hati ekspektasi pasien Pasien mengatakan sakit yang dialami menggangu Pasien memahami bahwa penyakit yang dideritanya, yaitu kanker, merupakan kondisi kronis yang membutuhkan proses perawatan jangka panjang dan tidak mudah. pasien mengakui bahwa penyakit ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidupnya, baik secara fisik maupun emosional. Namun demikian, pasien menunjukkan pemahaman yang cukup baik dan realistis terhadap penyakitnya. Pasien mengatakan bahwa setiap penyakit memiliki proses dan waktunya masing-masing untuk sembuh, sehingga pasien berusaha menjaga semangat dan harapan. Pemikiran ini membantu pasien untuk tetap kuat dan optimis menghadapi kondisi yang dihadapi. • Sumber-sumber dan hal yang menguatkan Apakah sumber dukungan Anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman dan kepercayaan Pasien menyampaikan bahwa sumber dukungan utamanya berasal dari anak-anak, cucu, dan keluarga besar yang selalu hadir dan mendampingi selama proses pengobatan. Semangat mereka yang selalu mendukung pasien membuat adanya kekuatan dalam dirinya. Selain dukungan dari keluarga pasien juga meyakini bahwa tuhan yesus akan selalu menolongnya. Pasien mengatakan bahwa tuhan yesus akan selalu ada baik susah maupun senangnya. Iman dan keyakinan pasien kepada Tuhan menjadi salah satu pegangan penting yang membuatnya tetap tegar menghadapi setiap fase pengobatan. Ia meyakini bahwa setiap kondisi memiliki jalan dan waktu penyembuhan tersendiri, dan hal tersebut membuatnya merasa lebih tenang. • Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol) Adakah sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga)? Adakah risiko stres psikologikal dan riwayat masalah kesehatan mental? Pasien mengatakan merasakan nyeri dan ketidaknyamanan dirasakan pada area bahu setelah post operasi. Pasien juga mengatakan bahwa kunjungan rutin ke rumah sakit dalam jangka panjang sering membuatnya merasa bosan dan lelah. Ia mengatakan kadang merasa stres, terutama ketika memikirkan penyakit yang tak kunjung sembuh dan kekhawatiran menjadi beban bagi anak-anak yang selama ini sangat perhatian dalam mendampingi proses pengobatan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang disampaikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kesiapan peningkatan dukungan keluarga
- Definisi: Pola kemampuan keluarga untuk memperoleh, mengatur, dan menggunakan sumber daya internal dan eksternal, secara sukarela diperbaiki untuk membantu anggota keluarga meningkatkan kesejahteraan.
- Karakteristik definisi: Keluarga menyediakan dukungan yang cukup bagi anggota keluarga, keluarga mengakui kebutuhan untuk dukungan, keluarga memiliki sumber daya untuk memberikan dukungan.
2. Risiko gangguan proses keluarga
- Definisi: Rentan terhadap perubahan struktur dan fungsi keluarga yang tidak efektif, yang dapat mengganggu kemampuan keluarga untuk memberikan dukungan/perlindungan bagi anggota keluarga.
- Karakteristik definisi: Perubahan struktur keluarga, perubahan fungsi keluarga, keterbatasan sumber daya keluarga, pola interaksi keluarga yang tidak efektif.
3. Kesiapan peningkatan dukungan sosial
- Definisi: Pola kemampuan individu untuk memperoleh, mengatur, dan menggunakan sumber daya sosial secara sukarela untuk membantu meningkatkan kesejahteraan.
- Karakteristik definisi: Individu menyediakan dukungan yang cukup, individu mengakui kebutuhan untuk dukungan, individu memiliki sumber daya untuk memberikan dukungan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Dukungan keluarga
- Indikator:
- Keluarga memberikan dukungan emosional
- Keluarga memberikan dukungan instrumental
- Keluarga memberikan dukungan informasional
- Keluarga memberikan dukungan spiritual
- Target: Keluarga mampu memberikan dukungan yang adekuat bagi pasien
2. Proses keluarga
- Indikator:
- Kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
- Kemampuan keluarga dalam beradaptasi dengan perubahan
- Kemampuan keluarga dalam mempertahankan struktur dan fungsi keluarga
- Target: Keluarga mampu mempertahankan struktur dan fungsi keluarga yang efektif
3. Dukungan sosial
- Indikator:
- Ketersediaan dukungan emosional
- Ketersediaan dukungan instrumental
- Ketersediaan dukungan informasional
- Ketersediaan dukungan spiritual
- Target: Pasien memperoleh dukungan sosial yang adekuat dari lingkungan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemberian dukungan keluarga
- Tindakan keperawatan:
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan keluarga
- Memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam perawatan
- Memberikan edukasi dan konseling kepada keluarga
- Mendorong keluarga untuk memberikan dukungan emosional, instrumental, informasional, dan spiritual
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan yang adekuat bagi pasien
2. Terapi keluarga
- Tindakan keperawatan:
- Mengkaji struktur dan fungsi keluarga
- Mengidentifikasi masalah dan potensi keluarga
- Merencanakan intervensi untuk mempertahankan struktur dan fungsi keluarga yang efektif
- Melakukan intervensi terapeutik untuk meningkatkan kemampuan keluarga
- Tujuan: Mempertahankan struktur dan fungsi keluarga yang efektif dalam memberikan dukungan bagi pasien
3. Pemberian dukungan sosial
- Tindakan keperawatan:
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial
- Memfasilitasi pasien untuk mendapatkan dukungan sosial yang adekuat
- Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien terkait pentingnya dukungan sosial
- Membantu pasien dalam mengakses dan memanfaatkan sumber-sumber dukungan sosial
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan pasien dalam memperoleh dukungan sosial yang adekuat
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan yang ditetapkan berdasarkan kondisi pasien adalah Kesiapan peningkatan dukungan keluarga, Risiko gangguan proses keluarga, dan Kesiapan peningkatan dukungan sosial. Diagnosa-diagnosa ini dipilih karena pasien memiliki dukungan keluarga yang cukup baik, namun terdapat potensi risiko gangguan proses keluarga akibat kondisi kesehatan pasien yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Selain itu, pasien juga membutuhkan dukungan sosial yang adekuat untuk membantu dalam proses penyembuhan dan peningkatan kualitas hidup.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah peningkatan dukungan keluarga, pemeliharaan proses keluarga yang efektif, dan peningkatan dukungan sosial bagi pasien. Masing-masing luaran ini memiliki indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemberian dukungan keluarga, terapi keluarga, dan pemberian dukungan sosial. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan yang adekuat, mempertahankan struktur dan fungsi keluarga yang efektif, serta memfasilitasi pasien dalam memperoleh dukungan sosial yang dibutuhkan.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat memperoleh dukungan yang komprehensif dari keluarga dan lingkungan sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kondisi penyakitnya, serta mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 15225 | 10 Apr 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam sejak rabu pagi disertai batuk pilek, batuk pilek mulai seminggu yang lalu dan muncul kembali selasa disertai dengan demam mulai rabu subuh (Suhu dirumah 38,1'C) diberikan sanmol 5 ml, pasien sempat muntah 3x bercampur dahak berwarna kuning, tidak ada bab cair
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dari kondisi yang Anda paparkan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh pada individu yang mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh pada individu yang mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
2. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
3. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami rasa tidak nyaman yang menyebabkan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang menyebabkan keinginan untuk muntah pada individu.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang menyebabkan keinginan untuk muntah pada individu.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan muntah. Hal ini mengarah pada diagnosa keperawatan Hipertermia, Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dan Mual. Perawat perlu melakukan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, memfasilitasi pembersihan jalan napas, dan mengurangi rasa mual pada pasien sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 15226 | 10 Apr 2025
Klinis : risiko pendarahan d.d kurang terpapar informasi tentang pencegahan pendarahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Risiko Perdarahan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berlebihan dari saluran tubuh.
Kondisi yang Sesuai: Risiko perdarahan yang disebabkan oleh kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan Perdarahan
- Definisi: Kemampuan individu untuk memahami dan menerapkan informasi yang berkaitan dengan tindakan pencegahan perdarahan.
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat menjelaskan penyebab dan tanda-tanda perdarahan.
b. Pasien dapat menyebutkan tindakan pencegahan perdarahan.
c. Pasien dapat mendemonstrasikan tindakan pencegahan perdarahan.
2. Kontrol Perdarahan
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi dan mengendalikan perdarahan.
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan.
b. Pasien dapat melakukan tindakan pertolongan pertama untuk menghentikan perdarahan.
c. Pasien dapat mempertahankan perdarahan dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Tentang Pencegahan Perdarahan
- Definisi: Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pasien tentang tindakan pencegahan perdarahan.
- Aktivitas:
a. Mengkaji pemahaman pasien tentang penyebab dan tanda-tanda perdarahan.
b. Menjelaskan penyebab dan tanda-tanda perdarahan.
c. Mengajarkan tindakan pencegahan perdarahan, seperti:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Menghindari trauma dan cedera.
- Mengonsumsi makanan kaya vitamin K.
- Menggunakan alat-alat yang aman.
d. Memberikan kesempatan pasien untuk mempraktikkan tindakan pencegahan perdarahan.
e. Mengevaluasi pemahaman dan kemampuan pasien dalam melakukan tindakan pencegahan perdarahan.
2. Manajemen Risiko Perdarahan
- Definisi: Upaya untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan perdarahan.
- Aktivitas:
a. Mengkaji faktor-faktor risiko perdarahan pada pasien.
b. Mengidentifikasi tanda-tanda awal perdarahan.
c. Mengajarkan pasien untuk segera melaporkan tanda-tanda perdarahan.
d. Melakukan tindakan pencegahan perdarahan sesuai kebutuhan pasien.
e. Memantau dan mendokumentasikan perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan" dipilih karena kondisi yang dideskripsikan menunjukkan adanya risiko perdarahan akibat kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan. Luaran/output yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan pasien tentang pencegahan perdarahan dan kemampuan pasien dalam mengontrol perdarahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memberikan edukasi tentang pencegahan perdarahan dan melakukan manajemen risiko perdarahan untuk mencapai tujuan luaran tersebut. -
Article No. 15227 | 10 Apr 2025
Klinis : Risiko Penularan Infeksi bd: Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga. - Subjektif: Riwayat keluarga (kakak pasien menderita batuk dan dalam pengobatan TB). - Objektif: TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Jarang menggunakan masker (riwayat keluarga). buat tujuan umum, tujuan khusus, intervensi (observasi, terapeutik, edukasi), implementasi, dan evaluasi (SOAP)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko Penularan Infeksi dengan fokus pada infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penularan Infeksi b.d. Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko penularan infeksi adalah kerentanan individu terhadap penyebaran mikroorganisme patogen.
- Faktor risiko: Infeksi aktif, riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi, dan perilaku berisiko.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan Umum: Pasien bebas dari penularan infeksi.
- Tujuan Khusus: Pasien dapat mencegah penularan infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Observasi: Identifikasi riwayat infeksi, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan pemantauan status imunitas.
- Intervensi Terapeutik: Pengelolaan isolasi, pencegahan penyebaran infeksi, dan kolaborasi terapi.
- Intervensi Edukasi: Edukasi pencegahan penularan infeksi, perawatan diri, dan pentingnya penggunaan masker.
Rencana Asuhan Keperawatan (SOAP):
Subjektif: Riwayat keluarga (kakak pasien menderita batuk dan dalam pengobatan TB), jarang menggunakan masker.
Objektif: TCM sputum: Mycobacterium TB detected.
Asesmen: Pasien berisiko tinggi untuk penularan infeksi TB paru karena infeksi aktif dan riwayat kontak dengan keluarga yang menderita TB.
Perencanaan:
1. Tujuan Umum: Pasien bebas dari penularan infeksi.
2. Tujuan Khusus: Pasien dapat mencegah penularan infeksi.
3. Intervensi:
a. Observasi: Identifikasi riwayat infeksi, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan pemantauan status imunitas.
b. Terapeutik: Pengelolaan isolasi, pencegahan penyebaran infeksi, dan kolaborasi terapi.
c. Edukasi: Edukasi pencegahan penularan infeksi, perawatan diri, dan pentingnya penggunaan masker.
Implementasi: Melaksanakan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan.
Evaluasi: Pasien bebas dari penularan infeksi dan dapat mencegah penularan infeksi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih. -
Article No. 15228 | 10 Apr 2025
Klinis : Risiko Penularan Infeksi bd: Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga. - Subjektif: Riwayat keluarga (kakak pasien menderita batuk dan dalam pengobatan TB). - Objektif: TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Jarang menggunakan masker (riwayat keluarga). buat tujuan umum, tujuan khusus, intervensi (observasi, terapeutik, edukasi), implementasi, dan evaluasi (SOAP), buat panjang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penularan Infeksi
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien memiliki risiko penularan infeksi Tuberkulosis (TB) paru. Hal ini didasarkan pada adanya infeksi aktif TB paru pada pasien dan riwayat kontak keluarga dengan penderita TB. Subjektif yang ditemukan adalah riwayat keluarga (kakak pasien) yang menderita batuk dan sedang dalam pengobatan TB. Secara objektif, ditemukan hasil pemeriksaan TCM sputum yang positif Mycobacterium TB dan pasien jarang menggunakan masker saat berinteraksi dengan keluarga.
Tujuan Umum:
Pasien dapat mencegah penularan infeksi TB paru selama masa perawatan.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit TB paru, cara penularan, dan pencegahannya.
2. Pasien dapat menggunakan masker dengan benar saat berinteraksi dengan orang lain.
3. Pasien dapat meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penularan.
Intervensi:
1. Observasi:
a. Mengkaji tanda dan gejala infeksi TB paru pada pasien.
b. Mengobservasi penggunaan masker oleh pasien saat berinteraksi.
c. Memantau kebersihan diri dan lingkungan pasien.
2. Terapeutik:
a. Memberikan terapi obat sesuai dengan kondisi pasien.
b. Memfasilitasi isolasi dan ruang khusus bagi pasien.
3. Edukasi:
a. Menjelaskan tentang penyakit TB paru, cara penularan, dan pencegahannya.
b. Mengajarkan teknik penggunaan masker yang benar.
c. Mengedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Implementasi:
1. Melakukan pengkajian tanda dan gejala infeksi TB paru pada pasien.
2. Observasi penggunaan masker oleh pasien saat berinteraksi dengan orang lain.
3. Memantau kebersihan diri dan lingkungan pasien.
4. Memberikan terapi obat sesuai dengan kondisi pasien.
5. Memfasilitasi isolasi dan ruang khusus bagi pasien.
6. Menjelaskan tentang penyakit TB paru, cara penularan, dan pencegahannya.
7. Mengajarkan teknik penggunaan masker yang benar.
8. Mengedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Evaluasi (SOAP):
S: Pasien menyatakan memahami informasi yang diberikan terkait penyakit TB paru dan cara pencegahannya.
O: Pasien menggunakan masker dengan benar saat berinteraksi dengan orang lain. Kebersihan diri dan lingkungan pasien terjaga.
A: Tujuan keperawatan tercapai.
P: Pasien dapat mencegah penularan infeksi TB paru selama masa perawatan. -
Article No. 15229 | 10 Apr 2025
Klinis : Risiko Penularan Infeksi bd: Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga. - Subjektif: Riwayat keluarga (kakak pasien menderita batuk dan dalam pengobatan TB). - Objektif: TCM sputum: Mycobacterium TB detected. Jarang menggunakan masker (riwayat keluarga). buat DRP, rekomendasi, follow up pengobatan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, DRP, rekomendasi, dan follow up pengobatan pasien dengan kondisi risiko penularan infeksi terkait infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penularan Infeksi r/t Infeksi aktif TB paru dan riwayat kontak keluarga
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Penularan Infeksi adalah status individual atau komunitas yang rentan terhadap terjadinya transmisi agen infeksi dari sumber infeksi yang teridentifikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien bebas dari transmisi infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pencegahan Penularan Infeksi, Manajemen Infeksi, Manajemen Paparan.
DRP (Rencana Asuhan Keperawatan):
1. Kaji faktor risiko penularan infeksi, seperti riwayat kontak dengan sumber infeksi (keluarga pasien dengan TB aktif) dan penggunaan alat pelindung diri yang tidak memadai.
2. Edukasi pasien dan keluarga tentang TB, cara penularan, dan pentingnya penggunaan masker serta isolasi yang tepat.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, petugas kesehatan masyarakat) untuk pemantauan, pengobatan, dan pencegahan penularan TB.
4. Monitoring tanda-tanda infeksi, seperti batuk, demam, dan penurunan berat badan.
5. Anjurkan pasien untuk selalu menggunakan masker saat kontak dengan orang lain dan menjaga jarak aman.
6. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga dalam menghadapi kondisi ini.
Rekomendasi:
1. Pasien harus menjalani pengobatan TB yang komprehensif sesuai dengan panduan medis.
2. Keluarga pasien juga harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan TB jika diperlukan untuk memutus rantai penularan.
3. Pasien dan keluarga harus diedukasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan pencegahan penularan.
4. Petugas kesehatan harus memastikan pasien dan keluarga memahami dan menerapkan tindakan pencegahan penularan yang tepat.
Follow up Pengobatan Pasien:
1. Pemantauan rutin tanda-tanda vital, gejala TB, dan respons terhadap pengobatan.
2. Evaluasi kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat-obatan anti-TB dan menggunakan masker.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menilai efektivitas pengobatan dan mendeteksi komplikasi atau efek samping.
4. Edukasi ulang dan penguatan dukungan kepada pasien dan keluarga secara berkelanjutan.
5. Pemantauan status kesehatan keluarga dan upaya pencegahan penularan yang dilakukan.
6. Evaluasi progres pasien dan modifikasi rencana asuhan keperawatan jika diperlukan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 15230 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang balita usia 3 tahun dibawa ibu nya ke IGD rumah sakit dengan kondisi, anaknya lemah, tangis nya merintih, kadang kadang sering jatuh tertidur, mata cowong, turgor kulit jelek (dengan penekanan lama Kembali nya), suhu badan 39° C, nadi teraba halus dan cepat, akral teraba dingin, ibu pasien mengatakan anaknya sudah diare 3 hari yang lalu sehari hampir 8 kali konsistensi cair, makan dan minum tidak mau, sering muntah, jarang kencing, badan panas, BB seminggu yang lalu saat posyandu 20 Kg, saat di IGD ditimbang 18 Kg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Diare, Muntah, dan Asupan Tidak Adekuat
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan: Penurunan total cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Terkait: Kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal (diare, muntah), asupan tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Hidrasi
- Status Hidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan
- Pemberian Cairan Intravena
- Pemantauan Cairan
Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- Perawat harus mampu mendeteksi tanda dan gejala kekurangan volume cairan pada pasien.
- Perawat harus mampu memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi kekurangan volume cairan.
- Perawat harus melakukan pemantauan yang ketat terhadap keseimbangan cairan pasien. -
Article No. 15231 | 10 Apr 2025
Klinis : DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Diagnosa Keperawatan: 1. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Diare, Muntah, dan Asupan Tidak Adekuat Penjelasan Singkat: SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): - Kekurangan Volume Cairan: Penurunan total cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan. - Faktor Terkait: Kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal (diare, muntah), asupan tidak adekuat. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): - Keseimbangan Cairan - Hidrasi - Status Hidrasi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): - Manajemen Cairan - Pemberian Cairan Intravena - Pemantauan Cairan Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia: - Perawat harus mampu mendeteksi tanda dan gejala kekurangan volume cairan pada pasien. - Perawat harus mampu memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi kekurangan volume cairan. - Perawat harus melakukan pemantauan yang ketat terhadap keseimbangan cairan pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Diare, Muntah, dan Asupan Tidak Adekuat
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan: Penurunan total cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Terkait: Kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal (diare, muntah), asupan tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam rentang normal.
- Hidrasi: Tingkat cairan dalam tubuh yang optimal untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
- Status Hidrasi: Kondisi seimbang atau tidaknya cairan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan: Intervensi untuk mengatur asupan dan keluaran cairan.
- Pemberian Cairan Intravena: Intervensi untuk memberikan cairan melalui jalur intravena.
- Pemantauan Cairan: Intervensi untuk memonitor status cairan pasien.
Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- Perawat harus mampu mendeteksi tanda dan gejala kekurangan volume cairan pada pasien dengan cermat.
- Perawat harus mampu memberikan intervensi yang sesuai dan tepat untuk mengatasi kekurangan volume cairan.
- Perawat harus melakukan pemantauan yang ketat dan komprehensif terhadap keseimbangan cairan pasien.