Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15202 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan usia 47 tahun mengeluh sesak sejak 3 hari yang lalu, nafas terasa berat, keluarga pasien mengatakan pasien didiagnosa oleh dokter TB paru sejak 6 bulan yang lalu, riwayat minum obat tidak rutin, pasien susah mengeluarkan dahak dan sudah dibawa ke puskesmas tapi kondisi tidak membaik, pemeriksan fisik didapatkan RR: 32x/menit, nadi 98x/menit, TD 130/90 mmHg, saturasi oksigen 88%, terdengar suara ronchi di semua lapang paru, ditemukan adanya jari tabuh, bibir pucat. a. Tentukan diagnosis keperawatan utama pada kasus di atas! b. Intervensi utama apa yang perlu dilakukan? c. Jelaskan dengan singkat patofisiologi kasus di atas sampai ke diagnosis keperawatan yang aktual (mengapa sampai muncul diagnosis keperawatan tersebut)!
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien tersebut.
a. Diagnosis Keperawatan Utama
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan utama yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Hal ini dikarenakan pasien mengalami sesak napas, nafas terasa berat, sulit mengeluarkan dahak, dan ditemukan adanya suara ronchi di semua lapang paru.
b. Intervensi Utama
Intervensi utama yang perlu dilakukan adalah:
1. Kaji pola napas, kedalaman, dan irama napas pasien.
2. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara tambahan seperti ronchi.
3. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen di atas 92%.
4. Libatkan pasien dan keluarga dalam perawatan untuk meningkatkan bersihan jalan napas, seperti mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam.
5. Berikan bronkodilator atau mukolitik sesuai instruksi dokter untuk membantu mengeluarkan dahak.
6. Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekresi, misalnya semi-fowler atau fowler.
c. Patofisiologi dan Diagnosis Keperawatan
Pasien ini didiagnosis dengan TB paru 6 bulan lalu, namun tidak minum obat secara rutin. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi yang terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan pada jaringan paru. Kerusakan ini dapat mengakibatkan peningkatan produksi sekret, penyumbatan jalan napas, dan kesulitan bernapas.
Selain itu, ada temuan jari tabuh yang dapat menunjukkan hipoksemia kronis. Hipoksemia ini juga dapat menyebabkan sesak napas dan takipnea (peningkatan frekuensi napas) sebagai upaya kompensasi tubuh untuk mempertahankan oksigenasi.
Berdasarkan tanda dan gejala yang muncul, diagnosis keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif menjadi diagnosis keperawatan yang paling sesuai. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk bernapas secara efektif dan mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan jalan napas yang bersih, dengan frekuensi napas 20-24 kali per menit, irama teratur, dan suara napas normal.
2. Pasien akan menunjukkan saturasi oksigen ≥ 92% pada oksigen suplemental.
3. Pasien akan melaporkan tidak ada lagi sesak napas atau kesulitan bernapas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kaji pola napas, kedalaman, dan irama napas pasien.
2. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara tambahan.
3. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.
4. Libatkan pasien dan keluarga dalam perawatan untuk meningkatkan bersihan jalan napas.
5. Berikan bronkodilator atau mukolitik sesuai instruksi dokter.
6. Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekresi.
7. Monitor saturasi oksigen dan tanda-tanda vital.
8. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan fisioterapis, untuk optimalisasi perawatan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosis keperawatan utama, intervensi utama, patofisiologi, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran. Semoga penjelasan ini dapat membantu anda dalam memahami kasus ini secara komprehensif. -
Article No. 15203 | 10 Apr 2025
Klinis : Lali laki 45 tahun keluhan penurunan kesadaran akibat jatuh ke kamar mandi,sebelum jatuh pasien sesaj nafas,kesadaran somnolen TD 180/90 suhu 36,8 HR 92 RR 30 rhonchi ada,slem banyak kental
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan trauma kepala akibat jatuh.
Penjelasan Singkat:
Penurunan kesadaran merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami penurunan tingkat kesadaran yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma kepala, gangguan metabolik, infeksi, atau penyebab lainnya. Dalam kasus ini, penurunan kesadaran pasien disebabkan oleh trauma kepala akibat jatuh di kamar mandi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat Kesadaran Membaik
- Pola Nafas Membaik
- Hemodinamik Stabil
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Syok
- Manajemen Trauma
Berdasarkan standar PPNI, perawat akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti memantau tanda-tanda vital, mengelola jalan napas, mengelola syok, dan mengelola trauma, dengan tujuan agar tingkat kesadaran pasien, pola napas, dan hemodinamik dapat kembali stabil. -
Article No. 15204 | 10 Apr 2025
Klinis : Lali laki 45 tahun keluhan penurunan kesadaran akibat jatuh ke kamar mandi,sebelum jatuh pasien sesaj nafas,kesadaran somnolen TD 180/90 suhu 36,8 HR 92 RR 30 rhonchi ada,slem banyak kental
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan cedera kepala sekunder akibat jatuh ke kamar mandi, ditandai dengan pasien somnolen, penurunan tingkat kesadaran.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat:
1. Mempertahankan tingkat kesadaran dalam rentang normal (Compos Mentis).
2. Mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, HR 80-100 x/menit, RR 12-20 x/menit, suhu 36,5-37,5°C).
3. Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut akibat penurunan kesadaran (misalnya: gangguan fungsi pernapasan, gangguan kardiovaskular, aspirasi).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Kesadaran
- Lakukan pemantauan tingkat kesadaran secara berkala menggunakan skala Glasgow Coma Scale (GCS).
- Catat setiap perubahan tingkat kesadaran dan laporkan segera ke tenaga kesehatan.
- Perhatikan tanda-tanda perubahan kesadaran, seperti penurunan respon terhadap stimulus.
2. Manajemen Jalan Napas
- Pertahankan jalan napas terbuka dengan posisi kepala ekstensi atau supinasi.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari jalan napas.
3. Manajemen Kardiovaskular
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernapasan.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mempertahankan volume cairan tubuh dan perfusi jaringan.
- Pantau tanda-tanda hipovolemia atau hipertensi, dan laporkan segera ke tenaga kesehatan.
4. Pencegahan Komplikasi
- Posisikan pasien dalam posisi semi fowler atau fowler untuk memudahkan pernapasan.
- Lakukan pencegahan aspirasi, seperti meletakkan pasien dalam posisi miring atau menggunakan selang nasogastrik.
- Lakukan perawatan kulit dan cegah terjadinya dekubitus.
5. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan penyebab penurunan kesadaran dan rencana penanganan yang tepat.
- Lakukan koordinasi dengan tim kesehatan untuk memastikan pemberian terapi, pengobatan, dan pemantauan yang adekuat.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang dipilih, "Penurunan Kesadaran", menggambarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran akibat cedera kepala sekunder dari jatuh ke kamar mandi. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup pemulihan tingkat kesadaran, stabilisasi tanda-tanda vital, dan pencegahan komplikasi lebih lanjut. Intervensi Keperawatan (SIKI) yang direkomendasikan mencakup pemantauan kesadaran, manajemen jalan napas, manajemen kardiovaskular, pencegahan komplikasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan penanganan yang komprehensif. -
Article No. 15205 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien wanita usia 45 tahun mengeluh lemah, letih dan lesu. Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan berat badan menurun dan sering sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, RR 28 x/menit, suhu 37,8oC, nadi 90x/menit, TD 125/90 mmHg, Hb: 9 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Penyebab: Kelemahan, Mual, Nyeri, Malnutrisi, Anemia.
2. Luaran Keperawatan (SLKI):
a. Tingkat Energi: Meningkat
b. Kapasitas Aktivitas: Meningkat
c. Toleransi Aktivitas: Meningkat
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Energi
- Kaji tingkat energi pasien
- Atur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi pemberian nutrisi dan terapi anemia
b. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Kaji kapasitas aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan
- Berikan dorongan dan motivasi kepada pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan nutrisi
Penjelasan singkat:
Pasien mengeluh lemah, letih, lesu, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan sesak napas. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda anemia, seperti konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, dan Hb rendah. Kondisi ini dapat menyebabkan intoleransi aktivitas karena kelemahan dan malnutrisi. Intervensi keperawatan akan diarahkan pada manajemen energi dan peningkatan toleransi aktivitas, dengan kolaborasi pemberian nutrisi dan terapi anemia. -
Article No. 15206 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien wanita usia 45 tahun mengeluh lemah, letih dan lesu. Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan berat badan menurun dan sering sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, RR 28 x/menit, suhu 37,8oC, nadi 90x/menit, TD 125/90 mmHg, Hb: 9 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelelahan (Fatigue) berhubungan dengan anemia, penurunan nafsu makan, dan sesak napas.
Penjelasan:
Pasien mengalami keluhan utama berupa lemah, letih, dan lesu (kelelahan), yang berhubungan dengan kondisi anemia yang ditandai dengan konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, dan penurunan kadar hemoglobin (Hb: 9 g/dL). Selain itu, pasien juga mengeluh tidak nafsu makan dan berat badan menurun, serta sering sesak napas (RR 28 x/menit), yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya kelelahan.
Luaran/Output SLKI:
1. Pemulihan Energi
- Pasien mampu mempertahankan/meningkatkan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan.
- Pasien mampu melakukan aktivitas tanpa rasa lelah yang berlebihan.
- Pasien mampu mempertahankan/meningkatkan berat badan sesuai dengan kebutuhan.
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan adalah pemulihan energi pasien, sehingga ia dapat mempertahankan atau meningkatkan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya, melakukan aktivitas tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan mempertahankan atau meningkatkan berat badan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan membantu pasien untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kesejahteraan yang optimal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Energi
- Kaji tingkat energi pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Bantu pasien untuk mengatur jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya manajemen energi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan.
2. Peningkatan Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien, termasuk berat badan, asupan makan, dan kadar hemoglobin.
- Berikan makanan yang bergizi dan sesuai dengan preferensi pasien untuk meningkatkan nafsu makan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat bagi pasien.
- Pantau asupan makan dan berat badan pasien secara berkala.
3. Manajemen Pernapasan
- Kaji tanda-tanda vital pasien, terutama frekuensi pernapasan.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang teknik pernapasan yang baik.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk memberikan latihan pernapasan yang sesuai.
- Pantau dan dokumentasikan perkembangan kondisi pernapasan pasien.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah manajemen energi, peningkatan nutrisi, dan manajemen pernapasan. Manajemen energi bertujuan untuk membantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat agar dapat mempertahankan atau meningkatkan energinya. Peningkatan nutrisi bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki status nutrisi, termasuk kadar hemoglobin. Manajemen pernapasan bertujuan untuk memantau dan mengelola kondisi pernapasan pasien, serta memberikan edukasi dan intervensi yang sesuai. -
Article No. 15207 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien wanita usia 45 tahun mengeluh lemah, letih dan lesu. Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan berat badan menurun dan sering sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, RR 28 x/menit, suhu 37,8oC, nadi 90x/menit, TD 125/90 mmHg, Hb: 9 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi untuk mempertahankan proses biologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Berat Badan
2. Peningkatan Nafsu Makan
3. Keseimbangan Cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
2. Monitoring Nutrisi
3. Peningkatan Nafsu Makan
2. Kelelahan
SDKI:
Keadaan fisik dan mental yang tidak segar yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi yang dikeluarkan dan jumlah energi yang didapat.
SLKI:
1. Peningkatan Energi
2. Peningkatan Kemampuan Beraktivitas
3. Penurunan Kelelahan
SIKI:
1. Manajemen Kelelahan
2. Peningkatan Aktivitas
3. Terapi Relaksasi
3. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI:
Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
SLKI:
1. Peningkatan Pola Napas
2. Peningkatan Saturasi Oksigen
3. Penurunan Sesak Napas
SIKI:
1. Terapi Oksigen
2. Manajemen Jalan Napas
3. Peningkatan Kemampuan Batuk
Penjelasan singkat:
Pasien mengeluh lemah, letih, lesu, tidak nafsu makan, berat badan menurun, dan sering sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda anemia seperti konjungtiva dan bibir anemis, serta nadi, RR, dan suhu yang tidak normal. Oleh karena itu, diagnosa yang sesuai adalah ketidakseimbangan nutrisi, kelelahan, dan pola napas tidak efektif. -
Article No. 15208 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki berumur 60 tahun datang dengan keluhan demam sudah 3 hari, nyeri pada daerah suprapubik dan tidak bisa kencing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,50 C, distensi pada daerah suprapubik, nyeri tekan, nadi 90x/menit, RR 26x/menit dan TD 150/100 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta implementasi keperawatan sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Retensi urin berhubungan dengan obstruksi aliran urin yang ditandai dengan distensi suprapubik, nyeri tekan, dan kesulitan berkemih.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- Faktor yang berhubungan: Obstruksi aliran urin.
- Karakteristik utama: Distensi suprapubik, nyeri tekan, dan kesulitan berkemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat berkemih secara efektif.
- Kriteria hasil: Pasien dapat berkemih tanpa nyeri, kandung kemih teraba lembut, tidak ada distensi suprapubik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemasangan kateter urin, manajemen nyeri, dan perawatan kandung kemih.
- Aktivitas keperawatan: Mengkaji tanda-tanda dan gejala retensi urin, memasang kateter urin, memberikan analgesik, dan melakukan perawatan kandung kemih.
Implementasi Keperawatan:
1. Kaji tanda-tanda dan gejala retensi urin, seperti distensi suprapubik, nyeri tekan, dan kesulitan berkemih.
2. Pasang kateter urin untuk membantu pengosongan kandung kemih dan mencegah komplikasi.
3. Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri suprapubik.
4. Lakukan perawatan kandung kemih, termasuk memantau intake dan output cairan, serta mempertahankan kebersihan area genital.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang kondisi, tindakan keperawatan, dan perawatan yang harus dilakukan.
Tone = akademis, persona = pakar, nurse = Berdasarkan standar PPNI, ini adalah contoh pendekatan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi retensi urin pada pasien laki-laki berusia 60 tahun. -
Article No. 15209 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki berumur 60 tahun datang dengan keluhan demam sudah 3 hari, nyeri pada daerah suprapubik dan tidak bisa kencing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,50 C, distensi pada daerah suprapubik, nyeri tekan, nadi 90x/menit, RR 26x/menit dan TD 150/100 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Retensi urin berhubungan dengan obstruksi aliran urin, ditandai dengan distensi suprapubik, nyeri tekan, dan ketidakmampuan berkemih.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap terhambat.
- Karakteristik Definisi: Distensi abdomen, nyeri suprapubik, kesulitan atau ketidakmampuan berkemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat berkemih secara normal, tidak ada distensi abdomen, dan tidak ada nyeri suprapubik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen obstruksi urin, Manajemen nyeri, Manajemen cairan, Pemantauan Tanda Vital.
Penjelasan Singkat:
Pasien laki-laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan demam, nyeri suprapubik, dan tidak bisa kencing. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya distensi suprapubik, nyeri tekan, dan tanda-tanda infeksi (suhu tinggi, nadi cepat, RR meningkat, dan TD tinggi). Kondisi ini mengarah pada retensi urin yang disebabkan oleh obstruksi aliran urin. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen obstruksi urin, manajemen nyeri, manajemen cairan, dan pemantauan tanda vital untuk mengatasi masalah yang muncul dan mengembalikan fungsi berkemih pasien. -
Article No. 15210 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien anak perempuan 8 tahun datang diantar orang tua dengan keluhan sudah 2 hari diare 8x dalam sehari. Orang tua mengatakan diare anak cair, ada ampas sedikit dan sudah diberikan obat di toko namun belum sembuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tubuh anak lemas, mata cowong, turgor kulit kembali > 2 detik. Suhu tubuh 38oC, nadi 100x/menit, TD 100/90 mmHg, RR 24x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Diare akut.
Penjelasan singkat:
SDKI: Defisit Volume Cairan didefinisikan sebagai keadaan kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien ini adalah diare cair, mata cowong, dan turgor kulit kembali > 2 detik.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Cairan Tubuh yang Membaik, dengan indikator seperti frekuensi BAB menurun, turgor kulit membaik, dan tanda-tanda dehidrasi berkurang.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, Pemantauan Tanda-Tanda Vital, dan Edukasi Perawatan Diare pada Keluarga.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya memberikan informasi yang jelas dan terstruktur mengenai diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh PPNI. Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 15211 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien wanita usia 45 tahun mengeluh lemah, letih dan lesu. Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan berat badan menurun dan sering sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir anemis, RR 28 x/menit, suhu 37,8oC, nadi 90x/menit, TD 125/90 mmHg, Hb: 9 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mencapai dan mempertahankan keseimbangan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien meningkatkan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2. Penurunan Energi
Penjelasan:
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien meningkatkan dan mempertahankan energi yang adekuat.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien meningkatkan energi yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan:
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien mempertahankan pola napas yang efektif.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh, Penurunan Energi, dan Ketidakefektifan Pola Napas. Penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa keperawatan tersebut mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.