Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19674 | 15 Jul 2025
Klinis : post operasi dengan nadi 87 mengeluhkan nyeri bekas operasi di jempol kaki kiri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.11
- Deskripsi: Operasi pada jari kaki
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi post-operasi dengan keluhan nyeri di bekas operasi di jempol kaki kiri. Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah R52, yang mengacu pada "Nyeri, tidak terspesifikasi". Ini mencakup keluhan umum nyeri yang dialami oleh pasien setelah prosedur operasi.
Selanjutnya, kode ICD-9-CM untuk prosedur operasi pada jari kaki adalah 84.11. Ini menunjukkan bahwa pasien telah menjalani prosedur operasi pada jari kaki, yang kemungkinan besar adalah jempol kaki kiri.
Perlu diperhatikan bahwa kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan untuk tujuan dokumentasi dan pelaporan medis, dan dapat membantu dalam proses pengkodean, penagihan, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 19597 | 14 Jul 2025
Klinis : pasin sesak edma anasarka
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi pasien dengan sesak napas, edema, dan anasarka.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (sesak napas)
2. Kode ICD-10:
- Kode: R60.1
- Deskripsi: Edema generalisata (edema anasarka)
3. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Perawatan diuretik, meliputi terapi diuretik intravena untuk mengatasi edema dan anasarka.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 R06.0 (Dispnea) digunakan untuk menggambarkan keluhan sesak napas yang dialami oleh pasien.
2. Kode ICD-10 R60.1 (Edema generalisata) digunakan untuk menggambarkan kondisi edema anasarka yang terjadi secara generalisata atau menyeluruh di seluruh tubuh pasien.
3. Kode ICD-9-CM 99.15 (Perawatan diuretik) menggambarkan tindakan pemberian terapi diuretik intravena yang dilakukan untuk mengatasi masalah edema dan anasarka pada pasien.
Sebagai dokter atau perekam medis, kita harus memastikan kode diagnosis dan prosedur yang digunakan sesuai dengan kondisi klinis pasien dan tindakan medis yang dilakukan untuk memberikan perawatan yang tepat dan akurat. -
Article No. 19598 | 14 Jul 2025
Klinis : pasin sesak edma anasarka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien sesak edema anasarka:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas (00092)
2. Kelebihan volume cairan (00026)
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode SDKI: 10014
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan.
2. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Kode SDKI: 10001
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami kelebihan cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau ekstravaskular.
Kode dan Definisi SLKI:
1. Manajemen Aktivitas (0200)
- Definisi: Tindakan untuk mengatur, mengorganisir, dan memfasilitasi aktivitas fisik dan psikososial individu.
2. Manajemen Cairan (0604)
- Definisi: Tindakan untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan dalam tubuh.
Kode dan Definisi SIKI:
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas (I0202)
- Definisi: Membantu individu untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik dan psikososial.
2. Manajemen Cairan (I0606)
- Definisi: Mengatur masukan dan pengeluaran cairan dalam tubuh untuk mencapai keseimbangan cairan yang optimal.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 19599 | 14 Jul 2025
Klinis : pasien sesak edema anasarka
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan membantu Anda dengan format yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R60.1
- Deskripsi: Edema anasarka
Edema anasarka adalah kondisi di mana terjadi akumulasi cairan di seluruh tubuh, menyebabkan pembengkakan yang meluas. Ini merupakan manifestasi klinis dari penyakit dasar, seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau penyakit hati.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian diuretik parenteral
Dalam penanganan edema anasarka, pemberian diuretik parenteral (seperti furosemid atau hydrochlorothiazide) dapat membantu mengurangi akumulasi cairan dan mengatasi sesak napas yang disebabkan oleh edema. -
Article No. 19600 | 14 Jul 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis dan kode terkait adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala yang khas untuk infark miokard akut, yaitu nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin. Hasil EKG menunjukkan adanya elevasi segmen ST, yang merupakan tanda khas untuk infark miokard akut. Selain itu, pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung iskemik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 00.66
- Deskripsi: Percutaneous transluminal coronary angioplasty [PTCA] atau stenting koroner
Penjelasan:
Pasien dengan infark miokard akut biasanya akan menjalani tindakan revaskularisasi koroner, seperti angioplasti koroner perkutan transluminal (PTCA) atau pemasangan stent koroner, untuk memulihkan aliran darah ke jantung. Kode ICD-9-CM 00.66 mencakup tindakan-tindakan tersebut. -
Article No. 19601 | 14 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing, perut terasa kembung sudah sejak semalam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan pasien yang mengalami pusing dan perut terasa kembung sejak semalam, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Volume" (00018). Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami perut yang terasa kembung, yang dapat mengindikasikan adanya ketidakseimbangan nutrisi dan cairan dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Indikator hasil:
a. Asupan dan pengeluaran cairan seimbang
b. Tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
c. Berat badan stabil
2. Pengendalian Mual (1450)
- Indikator hasil:
a. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor pencetus mual
b. Pasien dapat menggunakan teknik untuk mengurangi mual
c. Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan (4120)
- Tindakan keperawatan:
a. Mengevaluasi status cairan pasien, termasuk intake dan output cairan
b. Mengatur asupan cairan sesuai kebutuhan pasien
c. Memantau tanda-tanda vital dan berat badan pasien secara berkala
2. Manajemen Mual (1450)
- Tindakan keperawatan:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor pencetus mual pada pasien
b. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
c. Memberikan antiemetik sesuai dengan resep dokter
3. Manajemen Nutrisi (1100)
- Tindakan keperawatan:
a. Mengevaluasi pola makan dan diet pasien
b. Memberikan edukasi tentang makanan yang dapat membantu mengurangi gejala kembung
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Volume" (00018) dipilih karena pasien mengalami perut terasa kembung, yang dapat mengindikasikan adanya ketidakseimbangan cairan dan nutrisi dalam tubuh.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup Keseimbangan Cairan (0601) dan Pengendalian Mual (1450). Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan dapat mengendalikan mual yang dialami.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi Manajemen Cairan (4120), Manajemen Mual (1450), dan Manajemen Nutrisi (1100). Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatur asupan cairan, mengatasi mual, dan mengoptimalkan nutrisi pasien agar dapat mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan menerapkan intervensi yang sesuai untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 19602 | 14 Jul 2025
Klinis : kontipasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi konstipasi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K59.0
- Deskripsi: Konstipasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.59
- Deskripsi: Prosedur terapeutik lainnya pada saluran cerna, termasuk enema dan kompres.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 K59.0 untuk Konstipasi:
- Konstipasi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan atau ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur.
- Kode ICD-10 K59.0 digunakan untuk mengklasifikasikan dan mendokumentasikan kondisi konstipasi.
- Konstipasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola diet, kurang aktivitas fisik, penggunaan obat-obatan tertentu, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 98.59 untuk Terapeutik Lainnya pada Saluran Cerna:
- Kode ICD-9-CM 98.59 mencakup berbagai prosedur terapeutik pada saluran cerna, termasuk pemberian enema dan kompres.
- Prosedur ini dapat digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan konstipasi, seperti pemberian enema untuk membantu memperlancar buang air besar.
- Tindakan terapeutik lainnya pada saluran cerna, seperti penggunaan laksatif atau supositoria, juga dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi.
Dokter atau perekam medis perlu mempertimbangkan riwayat medis pasien, gejala, dan temuan klinis yang relevan dalam menentukan kode diagnosis dan prosedur yang tepat untuk dokumentasi medis. -
Article No. 19603 | 14 Jul 2025
Klinis : kontipasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi konstipasi.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi (00011)
Definisi:
Konstipasi adalah perubahan pola eliminasi yang ditandai dengan defekasi yang tidak teratur, sulit, atau tidak terjadi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00011
Definisi: Perubahan pola eliminasi yang ditandai dengan defekasi yang tidak teratur, sulit, atau tidak terjadi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1301
Definisi: Pemulihan atau pemeliharaan pola eliminasi usus yang teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6430
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pengeluaran feses secara teratur.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan konstipasi (00011) merujuk pada kondisi di mana pasien mengalami perubahan pola eliminasi yang ditandai dengan defekasi yang tidak teratur, sulit, atau tidak terjadi. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi yang lebih rinci tentang kondisi ini. Untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan atau pemeliharaan pola eliminasi usus yang teratur (1301), maka diperlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada upaya untuk memfasilitasi pengeluaran feses secara teratur (6430).
Dengan memahami diagnosa, definisi, dan kode-kode yang ditetapkan oleh PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi kondisi konstipasi pada pasien. -
Article No. 19604 | 14 Jul 2025
Klinis : kontipasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, berikut adalah informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi konstipasi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K59.0
- Deskripsi: Konstipasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.51
- Deskripsi: Prosedur enema
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K59.0 merupakan kode untuk diagnosis konstipasi, yang didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam buang air besar, dengan frekuensi yang tidak normal, disertai dengan rasa ketidaknyamanan.
2. Kode ICD-9-CM 98.51 mengacu pada prosedur enema, yang merupakan salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi. Enema adalah pemberian cairan atau gas melalui rectum untuk membantu dalam pengosongan usus besar.
Perlu diperhatikan bahwa kode-kode ini digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti dokter dan perekam medis, untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi medis serta tindakan yang dilakukan dalam proses perawatan pasien. Penggunaan kode yang tepat sangat penting untuk menjaga akurasi dokumentasi medis dan memfasilitasi proses penagihan serta pelaporan kesehatan. -
Article No. 19605 | 14 Jul 2025
Klinis : kontipasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Kontipasi:
Kontipasi merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan dalam buang air besar, frekuensi buang air besar yang berkurang, dan konsistensi feses yang keras. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Konstipasi".
Diagnosa Keperawatan SDKI "Konstipasi" didefinisikan sebagai "Pengalaman buang air besar yang tidak memuaskan, sulit, atau tidak teratur". Karakteristik definisi dari diagnosa ini mencakup gejala-gejala yang dialami oleh pasien dengan kondisi kontipasi, seperti frekuensi buang air besar yang berkurang, konsistensi feses yang keras, rasa tidak puas setelah buang air besar, dan kesulitan dalam proses defekasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dengan kondisi kontipasi dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Peningkatan Pola Eliminasi Usus: Pasien menunjukkan pola eliminasi usus yang teratur, dengan frekuensi buang air besar yang normal (3-4 kali per minggu) dan konsistensi feses yang lembut.
2. Penurunan Rasa Tidak Nyaman: Pasien melaporkan penurunan rasa tidak nyaman atau nyeri saat buang air besar.
3. Peningkatan Pengetahuan: Pasien mendemonstrasikan pemahaman yang baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi kontipasi dan strategi manajemen yang tepat.
4. Peningkatan Kemampuan Mandiri: Pasien mampu melakukan tindakan mandiri untuk mengatasi kontipasi, seperti mengonsumsi makanan berserat, minum air yang cukup, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan kondisi kontipasi meliputi:
1. Asuhan Nutrisi:
- Mengkaji pola makan dan asupan cairan pasien
- Memberikan edukasi tentang pentingnya konsumsi makanan berserat dan cairan yang cukup
- Membantu pasien menyusun rencana diet yang sesuai untuk mengatasi kontipasi
2. Manajemen Aktivitas:
- Mengkaji tingkat aktivitas fisik pasien
- Memberikan edukasi tentang pentingnya aktivitas fisik untuk memperlancar eliminasi usus
- Membantu pasien menyusun rencana aktivitas yang sesuai
3. Manajemen Eliminasi:
- Mengkaji pola eliminasi usus pasien
- Memberikan edukasi tentang teknik defekasi yang tepat
- Membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang memengaruhi kontipasi
- Memantau respon pasien terhadap intervensi yang diberikan
4. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kontipasi, penyebab, dan strategi penanganannya
- Memastikan pasien memahami pentingnya peran aktivitas fisik, asupan cairan, dan makanan berserat dalam mengatasi kontipasi
- Mendorong partisipasi aktif pasien dalam proses penanganan kontipasi
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan kondisi kontipasi dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu peningkatan pola eliminasi usus, penurunan rasa tidak nyaman, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan kemampuan mandiri dalam mengatasi kontipasi.