Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17286 | 15 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi klinis yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B24
- Deskripsi: Penyakit Akibat Virus Imunodefisiensi Manusia (HIV), tidak dinyatakan lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Tes HIV
Penjelasan:
Pasien Ny. S, usia 29 tahun, didiagnosis HIV positif sejak 2 tahun lalu. Pasien saat ini mengalami infeksi oportunistik berulang, seperti tuberkulosis paru dan kandidiasis oral, yang merupakan komplikasi umum pada pasien HIV/AIDS. Pasien juga mengalami gejala depresi dengan skor Hamilton Depression Scale (HAM-D) 22, yang menunjukkan depresi sedang.
Kode ICD-10 B24 digunakan untuk menggambarkan penyakit akibat virus imunodefisiensi manusia (HIV) tanpa spesifikasi lebih lanjut. Pasien didiagnosis HIV positif sebelumnya, sehingga kode ini sesuai dengan kondisi klinis.
Kode ICD-9-CM 94.31 mengacu pada tes HIV, yang kemungkinan dilakukan untuk menegakkan diagnosis awal dan memantau kondisi pasien. Tindakan ini dapat dilakukan selama perawatan untuk mengevaluasi status infeksi HIV pasien.
Selain itu, perlu dilakukan evaluasi dan penanganan komprehensif terhadap kondisi depresi pasien, yang merupakan salah satu komplikasi psikologis yang sering terjadi pada pasien HIV/AIDS. Terapi antidepresan, konseling, dan dukungan psikososial mungkin diperlukan untuk mengelola kondisi depresi pasien. -
Article No. 17287 | 15 May 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis yang disusun sesuai dengan format yang Anda minta:
**Diagnosa Keperawatan untuk Nyeri Akut (SDKI, SLKI, SIKI) – Berdasarkan PPNI**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** D.0001
**Label:** Nyeri Akut
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau durasi terbatas (?3 bulan), ditandai dengan ekspresi verbal/non-verbal, perubahan tanda vital, dan perilaku protektif.
**Faktor Penyebab (Etiologi):**
- Trauma jaringan
- Prosedur invasif
- Proses inflamasi
- Iskemia
**2. Kriteria Hasil (SLKI)**
**Kode:** L.08001
**Label:** Manajemen Nyeri
**Indikator:**
- Klien melaporkan penurunan skala nyeri (skala 0-10).
- Klien menunjukkan tanda vital stabil (TD, nadi, pernapasan dalam rentang normal).
- Klien mampu berpartisipasi dalam aktivitas tanpa distraksi nyeri.
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** I.08001
**Label:** Manajemen Nyeri
**Tindakan:**
- **Assesmen:** Gunakan skala nyeri (Numerik, Wong-Baker) dan observasi respons nonverbal.
- **Farmakologis:** Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol (contoh: parasetamol, NSAID, opioid).
- **Non-Farmakologis:** Terapi kompres hangat/dingin, relaksasi napas dalam, distraksi.
- **Edukasi:** Ajarkan teknik manajemen nyeri mandiri dan pentingnya pelaporan nyeri.
**Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** mengacu pada NANDA-I yang diadaptasi PPNI, dengan kode spesifik untuk konteks klinis Indonesia.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menetapkan outcome terukur, seperti penurunan skala nyeri.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** mencakup tindakan berbasis evidence, termasuk kolaborasi dan independen.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). _Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)_. Edisi Revisi.
Format ini memenuhi tone akademis dengan integrasi kode PPNI dan pendekatan berbasis bukti. Jika diperlukan elaborasi lebih lanjut, saya siap memberikan detail tambahan. -
Article No. 17288 | 15 May 2025
Klinis : Seorang laki laki Tn.D Umur: 19 tahun Diagnosis medis: Fraktur Mandibula Segmental, Anemia Status sosial: Tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, tidak bekerja. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada dagu post kecelakaan. Keluhan Utama: Nyeri pada dagu. Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S02.6
- Deskripsi: Fraktur mandibula segmental
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 76.76
- Deskripsi: Pembedahan terbuka untuk reduksi fraktur mandibula, dengan fiksasi internal
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S02.6 (Fraktur mandibula segmental) sesuai dengan diagnosis medis yang diberikan, yaitu fraktur mandibula segmental. Ini merupakan kode yang spesifik untuk mengidentifikasi tipe fraktur pada rahang bawah.
2. Kode ICD-9-CM 76.76 (Pembedahan terbuka untuk reduksi fraktur mandibula, dengan fiksasi internal) menunjukkan bahwa pasien kemungkinan menjalani prosedur pembedahan untuk memperbaiki fraktur mandibula, dengan menggunakan fiksasi internal seperti plat atau sekrup untuk stabilisasi tulang.
Pasien dengan fraktur mandibula segmental dan anemia yang datang dengan keluhan nyeri pada dagu dan kesulitan makan setelah kecelakaan memerlukan perawatan yang komprehensif, termasuk stabilisasi fraktur, manajemen nyeri, dan penanganan anemia. Pemantauan status nutrisi dan dukungan untuk mempertahankan asupan yang memadai juga penting dalam proses pemulihan. -
Article No. 17289 | 15 May 2025
Klinis : Seorang laki laki Tn.D Umur: 19 tahun Diagnosis medis: Fraktur Mandibula Segmental, Anemia Status sosial: Tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, tidak bekerja. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada dagu post kecelakaan. Keluhan Utama: Nyeri pada dagu. Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Tn. D.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (NYKA)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah suatu kerusakan
- SLKI: Ketidaknyamanan sensori dan emosional yang dialami individu akibat cedera aktual atau potensial, yang diungkapkan dalam bentuk verbal dan nonverbal
- SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami individu
2. Gangguan Mobilitas Fisik (GMPF)
- SDKI: Keterbatasan pada pergerakan fisik yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- SLKI: Keterbatasan dalam melaksanakan pergerakan tubuh yang terkoordinasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi atau meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas fisik
3. Defisit Perawatan Diri: Makan (DPKM)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri
- SLKI: Ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri
- SIKI: Intervensi untuk membantu individu dalam melakukan aktivitas makan
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut (NYKA):
- Pasien mengalami nyeri pada dagu akibat fraktur mandibula segmental setelah kecelakaan.
- Fokus intervensi adalah mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (GMPF):
- Pasien mengalami keterbatasan pergerakan dan aktivitas fisik akibat fraktur mandibula segmental.
- Fokus intervensi adalah memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
3. Defisit Perawatan Diri: Makan (DPKM):
- Pasien mengalami kesulitan untuk makan akibat fraktur mandibula segmental.
- Fokus intervensi adalah membantu pasien dalam melakukan aktivitas makan secara mandiri.
Kode dan definisi berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17290 | 15 May 2025
Klinis : Seorang laki laki Tn.D Umur: 19 tahun Diagnosis medis: Fraktur Mandibula Segmental, Anemia Status sosial: Tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, tidak bekerja. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada dagu post kecelakaan. Keluhan Utama: Nyeri pada dagu. Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI untuk Tn. D**
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan berdasarkan kondisi Tn. D, disertai penjelasan singkat sesuai Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
---
### **1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Fraktur mandibula segmental (kerusakan jaringan tulang dan otot).
- Trauma fisik akibat kecelakaan.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **Kode 2101:** Tingkat nyeri menurun.
- Kriteria: Skala nyeri berkurang dari skala awal (misal: dari 7/10 menjadi ?3/10).
- **Kode 2103:** Klien mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **Kode 5610:** Manajemen Nyeri
- Tindakan:
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep.
- Gunakan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan.
- **Kode 2310:** Edukasi Manajemen Nyeri
- Tindakan:
- Jelaskan penyebab nyeri dan cara menguranginya.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Definisi:** Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik akibat kesulitan mengunyah/menelan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Fraktur mandibula menyebabkan kesulitan mengunyah.
- Nyeri saat membuka mulut atau mengunyah.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **Kode 0402:** Asupan nutrisi adekuat.
- Kriteria: Klien mampu mengonsumsi makanan lunak/cair sesuai kebutuhan.
- **Kode 0403:** Berat badan stabil/tidak menurun.
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **Kode 1120:** Manajemen Nutrisi
- Tindakan:
- Berikan diet lunak/cair tinggi kalori dan protein.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyesuaian menu.
- **Kode 5240:** Bantuan Makan
- Tindakan:
- Bantu pasien dalam posisi makan yang nyaman (misal: kepala sedikit ditinggikan).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi (SDKI Code: 00004)**
**Definisi:** Peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen akibat fraktur terbuka atau prosedur invasif.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Adanya fraktur mandibula yang berpotensi menyebabkan luka terbuka di rongga mulut.
- Imobilisasi dan penurunan kebersihan mulut.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **Kode 2501:** Tidak ada tanda infeksi (demam, kemerahan, nanah).
- **Kode 2503:** Klien memahami tanda-tanda infeksi dan pencegahannya.
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **Kode 6540:** Perawatan Luka
- Tindakan:
- Lakukan perawatan mulut dengan larutan antiseptik.
- **Kode 7020:** Edukasi Kesehatan
- Tindakan:
- Ajarkan kebersihan mulut dan tanda infeksi yang perlu dilaporkan.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan: Ansietas (SDKI Code: 00146)**
**Definisi:** Perasaan gelisah akibat perubahan status kesehatan dan ketidakpastian pemulihan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kondisi fraktur yang memengaruhi penampilan dan fungsi bicara/makan.
- Status sosial (pengangguran baru lulus SMA) meningkatkan kekhawatiran masa depan.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **Kode 1302:** Klien melaporkan penurunan ansietas.
- **Kode 1304:** Klien menggunakan strategi koping adaptif.
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **Kode 5820:** Dukungan Emosional
- Tindakan:
- Dengarkan keluhan pasien dengan empati.
- **Kode 5230:** Terapi Aktivitas
- Tindakan:
- Ajak pasien membicarakan minat atau rencana pasca-sembuh.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Prioritas Intervensi:** Manajemen nyeri dan nutrisi adalah prioritas utama karena berdampak langsung pada pemulihan.
- **Kolaborasi:** Dokter (untuk tatalaksana fraktur), ahli gizi (diet khusus), dan fisioterapi (jika diperlukan latihan rahang).
Semua diagnosa dan intervensi di atas dapat disesuaikan kembali berdasarkan perkembangan kondisi pasien selama perawatan.
**Referensi:**
- PPNI. (2016). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
---
*[Format RTF sengaja disederhanakan untuk memudahkan pembacaan.]* -
Article No. 17291 | 15 May 2025
Klinis : Seorang laki laki Tn.D Umur: 19 tahun Diagnosis medis: Fraktur Mandibula Segmental, Anemia Status sosial: Tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, tidak bekerja. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada dagu post kecelakaan. Keluhan Utama: Nyeri pada dagu. Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur mandibula segmental, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur mandibula segmental, ditandai dengan keterbatasan pergerakan dagu dan kesulitan untuk makan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan fraktur mandibula segmental dan perawatan di rumah sakit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri dari skala 7 menjadi skala 3 atau kurang.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beristirahat dengan cukup tanpa gangguan nyeri.
2. Mobilitas Fisik:
- Pasien dapat melakukan pergerakan dagu dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat makan makanan lunak dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap tanpa membahayakan proses penyembuhan.
3. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada area fraktur mandibula.
- Pasien dapat menjaga kebersihan diri dan perawatan area fraktur dengan baik.
- Pasien dapat mematuhi regimen pengobatan dan program perawatan untuk mencegah infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor pencetus).
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk optimalisasi penatalaksanaan nyeri.
2. Mobilitas Fisik:
- Kaji tingkat keterbatasan pergerakan dagu dan kemampuan makan.
- Bantu pasien dalam melakukan latihan pergerakan dagu yang aman dan bertahap.
- Berikan bantuan dalam makan makanan lunak dan lembut.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan pergerakan dagu dan makan yang sesuai dengan kondisi.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai.
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi pada area fraktur mandibula.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan area fraktur, kebersihan diri, dan pentingnya mematuhi regimen pengobatan.
- Pantau tanda-tanda vital dan parameter laboratorium secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi) untuk mencegah komplikasi infeksi.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Sebagai seorang perawat, saya akan berkomitmen untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien demi mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 17292 | 15 May 2025
Klinis : Seorang laki laki Tn.D Umur: 19 tahun Diagnosis medis: Fraktur Mandibula Segmental, Anemia Status sosial: Tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, tidak bekerja. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada dagu post kecelakaan. Keluhan Utama: Nyeri pada dagu. Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi pasien Tn. D:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S02.6
- Deskripsi: Fraktur mandibula segmental
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 76.79
- Deskripsi: Perawatan terbuka dari fraktur mandibula, prosedur lainnya
Penjelasan:
Kode ICD-10 S02.6 menunjukkan diagnosis Fraktur Mandibula Segmental, yang sesuai dengan keluhan utama pasien yaitu nyeri pada dagu dan kesulitan makan akibat kecelakaan yang dialaminya.
Dalam kasus ini, kemungkinan pasien akan membutuhkan tindakan medis berupa perawatan terbuka dari fraktur mandibula, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 76.79. Prosedur ini meliputi fiksasi dan stabilisasi fragmen tulang rahang bawah untuk membantu penyembuhan dan pemulihan fungsi pengunyahan.
Dengan status sosial pasien yang tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, dan tidak bekerja, perlu dipertimbangkan dukungan dan perawatan yang komprehensif selama proses pemulihan pasien. -
Article No. 17293 | 15 May 2025
Klinis : Diagnosis keperawatan berdasarkan masalh kebutuhan dasar pada saat pengkajian adalah a. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d neuropati perifer d.d terdapat adanya luka sekitar 3 cm dan warna kaki tampak menghitam yang terkadang terasa nyeri. b. Risiko infeksi b.d penyakit kronis (diabetes melitus) dan terdapat kerusakan integritas kulit d.d terdapat adanya luka sekitar 3 cm yang belum sembuh...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda sampaikan.
a. Gangguan integritas kulit/jaringan
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Kerusakan Integritas Kulit
- Kode: 00046
- Definisi: Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan/atau dermis.
Penjelasan singkat:
Diagnosa ini sesuai dengan kondisi yang diderita, yaitu adanya luka sekitar 3 cm dan kaki yang tampak menghitam. Hal ini menunjukkan adanya kerusakan pada integritas kulit/jaringan.
b. Risiko infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- Kode: 00004
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Penjelasan singkat:
Diagnosa ini sesuai dengan kondisi yang diderita, yaitu adanya penyakit kronis (diabetes melitus) dan kerusakan integritas kulit yang belum sembuh. Kondisi tersebut meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Untuk penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), berikut adalah informasi singkatnya:
SLKI:
- Integritas Kulit Membaik (0302)
- Bebas Infeksi (0703)
SIKI:
- Perawatan Luka (3660)
- Pencegahan Infeksi (6540)
Kode dan definisi dari SLKI dan SIKI dapat ditemukan dalam buku referensi yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 17294 | 15 May 2025
Klinis : risiko kehamilan tidak dikehedaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu risiko kehamilan tidak dikehedaki, berikut diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
D.0081 Risiko Kehamilan tidak diinginkan
Penjelasan:
D.0081 Risiko Kehamilan tidak diinginkan
Definisi: Kondisi rentannya seseorang untuk mengalami kehamilan yang tidak direncanakan atau dikehendaki.
Kode SLKI: L.0062 Perilaku Pencegahan Kehamilan
Kode SIKI: I.0042 Manajemen Keluarga Berencana
Sebagai seorang perawat profesional, saya memahami bahwa risiko kehamilan tidak diinginkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan fisik, mental, dan sosial bagi klien. Melalui pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat dapat membantu klien dalam mengelola risiko tersebut, meningkatkan perilaku pencegahan kehamilan, serta memberikan intervensi yang sesuai dalam manajemen keluarga berencana. Kerja sama yang erat antara perawat, klien, dan tim kesehatan lainnya sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17295 | 15 May 2025
Klinis : pusing berputar sejak seminggu kumat2an, mual, muntah 6× sejak pagi ini, telinga berdenging (kadang2)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi rinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu pusing berputar, mual, muntah, dan denging telinga, maka diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah "Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan gangguan fungsi vestibular, sebagaimana ditandai dengan pusing berputar, mual, muntah, dan denging telinga."
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Tidak ada keluhan pusing berputar, mual, muntah, atau denging telinga
3. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
4. Menunjukkan pengetahuan yang baik tentang faktor penyebab, pencegahan, dan penanganan gangguan keseimbangan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Memantau tanda-tanda vital secara rutin (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Mengevaluasi adanya perubahan pada tanda-tanda vital
- Mengkomunikasikan temuan kepada tenaga kesehatan terkait
2. Manajemen Cairan
- Menilai status cairan dan elektrolit pasien
- Mengatur pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Memantau intake dan output cairan pasien
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Mengevaluasi faktor-faktor pemicu mual dan muntah
- Memberikan antiemetik sesuai instruksi tenaga kesehatan
- Mengajarkan teknik manajemen mual dan muntah (misalnya makan makanan ringan, posisi berbaring)
4. Manajemen Nyeri
- Menilai intensitas dan karakteristik nyeri (pusing berputar)
- Memberikan analgesik sesuai instruksi tenaga kesehatan
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (misalnya relaksasi, kompres dingin)
5. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan gangguan keseimbangan
- Mengajarkan aktivitas dan gaya hidup yang dapat membantu memulihkan keseimbangan
- Memastikan pasien memahami informasi yang diberikan dan mampu menerapkannya
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatannya secara optimal.