Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15483 | 13 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 30 tahun G1P0A0 hamil usia 42 miggu, saat ini berada di ruangan bersalin untuk melahirkan anaknya. Klien mengungkapkan tidak pernah melakukan pemeriksaan ANC sebelumnya karena tempat tinggalnya jauh dan tidak sadar jika saat ini kehamilannya sudah lewat bulan. Saat dilakukan pertolongan kehamilan diketahui bahwa ketuban sudah bercampur meconium, klien mengalami persalinan kala II selama lebih dari 2 jam dan terdapat robekan pada jalan lahir derajat empat. APGAR skor saat bayi lahir 6/7 Bayi lahir dengan berat badan 4 kg. Bayi menunjukkan ciri-ciri postmatur seperti kulit kering dan mengelupas, serta kuku panjang. Bayi mengalami hipotermi dan asfiksia ringan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Persalinan Sulit Berhubungan dengan persalinan kala II yang lama (> 2 jam) dan robekan jalan lahir derajat empat.
2. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan persalinan kala II yang lama dan robekan jalan lahir derajat empat.
3. Risiko Komplikasi Masa Nifas Berhubungan dengan persalinan kala II yang lama dan robekan jalan lahir derajat empat.
4. Risiko Infeksi Berhubungan dengan ketuban bercampur meconium dan persalinan kala II yang lama.
5. Gangguan Termoregulasi Berhubungan dengan bayi postmatur yang mengalami hipotermi.
6. Risiko Hipoksia Berhubungan dengan asfiksia ringan pada bayi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan kumpulan diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai standar diagnosis keperawatan di Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan kumpulan luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI sebagai standar luaran keperawatan di Indonesia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan kumpulan intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI sebagai standar intervensi keperawatan di Indonesia.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat, memudahkan perawat dalam menentukan diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, serta meningkatkan komunikasi dan dokumentasi keperawatan yang lebih terstandar. -
Article No. 15484 | 13 Apr 2025
Klinis : demam suhu 38 batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu demam suhu 38 derajat Celsius, batuk, dan pilek, maka diagnosis keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah:
1. Diagnosis Keperawatan:
Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat peningkatan produksi atau gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
2. Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi diagnosis keperawatan
- Karakteristik utama dan definisi komponen
- Faktor yang berhubungan
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran keperawatan yang diharapkan, seperti suhu tubuh normal, penurunan gejala batuk dan pilek.
- Kriteria hasil yang dapat diukur untuk mengevaluasi tercapainya luaran keperawatan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia, seperti pemberian kompres hangat, pemberian antipiretik, pengaturan lingkungan, dan edukasi.
- Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan untuk mendukung intervensi tersebut.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 15485 | 13 Apr 2025
Klinis : demam suhu 38 batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi demam suhu 38°C, batuk, dan pilek adalah "Intoleransi Aktivitas" (SDKI). Kondisi ini dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat adanya gejala demam, batuk, dan pilek yang mengganggu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
2. Kontrol Gejala: Pasien dapat mengendalikan gejala demam, batuk, dan pilek sehingga dapat beraktivitas dengan nyaman.
3. Peningkatan Pengetahuan: Pasien memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi toleransi aktivitas dan cara mengelola gejala yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam:
- Monitoring suhu tubuh secara berkala
- Pemberian obat penurun demam sesuai resep dokter
- Memberikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Menjaga asupan cairan yang adekuat
2. Manajemen Batuk dan Pilek:
- Mengidentifikasi faktor pemicu batuk dan pilek
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan pengeluaran sekret
- Memberikan obat ekspektoran atau dekongestans sesuai resep dokter
- Menganjurkan penggunaan humidifier atau inhalasi uap air hangat
3. Manajemen Aktivitas:
- Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Menyusun rencana aktivitas yang sesuai dengan toleransi pasien
- Mengajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas
- Memfasilitasi istirahat yang cukup di antara aktivitas
4. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan edukasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas
- Mengajarkan cara mengelola gejala demam, batuk, dan pilek
- Mendorong partisipasi pasien dalam perawatan diri
- Memberikan informasi tentang prognosis dan pencegahan komplikasi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai peningkatan toleransi aktivitas, kontrol gejala, dan pemahaman yang baik tentang perawatan diri, sehingga dapat kembali beraktivitas dengan optimal. -
Article No. 15360 | 12 Apr 2025
Klinis : Tentukan implementasi dan evalasi dari diagnosis Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada kasus Ny.A, umur 35 tahun, No.RM 100.256, alamat Desa Sumberejo, Kalisongo, Dau, Malang, pekerjaan IRT. Dx.medik Hepatitis C. Keluhan utama nyeri perut kanan atas, VAS 6, nafsu makan menurun, mual dan cepat terasa kenyang, kadang muntah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.Klien tampak lemah dan aktivitas di bantu sebagian oleh suami dan keluarganya., klien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat operasi, tidak ada riwayat penyakit keturunan. Pasien terpasang kateter, urin tampak berwarna gelap seperti teh. Klien mengeluh diare dan fesesnya berwarna kuning seperti tanah liat.TTV: TD:110/80 mmHg, N: 78x/menit,S: 37oC, RR:18x/mnt, SpO2 99%. Pengkajian Keperawatan 1. Nama: Ny. A Umur: 35 tahun Alamat: Desa Sumberejo, Kalisongo, Dau, Malang Suku: Jawa Agama: Islam Pendidikan: SMA Pekerjaan: Ibu rumah tangga No. RM: 100.256 2. Riwayat Kesehatan Keluhan utama pasien mengatakan nyeri perut kanan atas. Riwayat penyakit sekarang gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perutkanan atas. 3. Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan di rumah sakit tidak ada. 4. Riwayat penyakit keluarga berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan. 5. Pemeriksaan Fisik Review Of system 1) Keadaan Umum: CM, ekspresi wajah meringis. 2) Sistem respirasi; frekwensi napas 18x/mnt, tidak ada sumbatan jalan napas, ronchi(-), wheezing(-). 3) Sistem kardiovaskuler: T: 110/80mmHg, tidak ada pembesaran jantung. 4) Sistem Urogenital; urin berwarna gelap. 5) Sistem musculoskeletal: os tampak kelelahan. 6) Abdomen: • Inspeksi: adanya benjolan • Auskultasi: Bising usus(+) pada benjolan -Palpasi: Pada hepar teraba keras • Perkusi: Hypertimpani 6. Pengkajian fungsional Gordon a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan: Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. b. Pola nutrisi dan metabolic: Makan : tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual muntah. Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 2 gelas. c. Pola Eliminasi: Pola BAK: urin warna gelap, encer seperti teh Pola BAB: diare, feses warna seperti tanah liat d. Pola Aktivitas dan latihan Pasien tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai diatas tempat tidur, lelah, malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. e. Pola istirahat tidur Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus. f. Pola persepsi sensori dan kognitif: Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat. g. Pola hubungan dengan orang lain Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tapi akibat kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat. h. Pola reproduksi dan seksual Normal tidak ada penyimpangan seksual. i. Pola persepsi diri dan konsep diri Klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya. j. Pola mekanisme koping Klien merasa tidak nyaman dan selalu memegang daerah perut sambal meringis kesakitan k. Pola nilai kepercayaan/ keyakinan. Pasien beragama islam dan yakin akan sembuh karena penyakitnya ini adalah cobaan dari Allah SWT.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pengkajian keperawatan yang dipaparkan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. A dengan penjelasan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi SDKI:
Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab SIKI:
1. Anoreksia
2. Mual/muntah
3. Malabsorpsi
Gejala dan Tanda SLKI:
1. Nafsu makan menurun
2. Intake nutrisi tidak adekuat
3. Penurunan berat badan
4. Kelemahan
5. Malaise
6. Perubahan status fungsi
7. Perubahan tanda-tanda vital
Rencana Intervensi dan Implementasi:
1. Kaji status nutrisi saat ini (BB, IMT, intake makanan dan minuman)
2. Identifikasi faktor penyebab ketidakseimbangan nutrisi (mual, muntah, anoreksia)
3. Kolaborasi dengan tenaga gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang adekuat
4. Berikan makanan dan cairan sesuai kebutuhan nutrisi
5. Ajarkan teknik makan dan strategi mengatasi mual/muntah
6. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk mengatasi penyebab utama (Hepatitis C)
7. Motivasi pasien dan keluarga untuk meningkatkan asupan nutrisi
Evaluasi:
1. Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
2. Asupan nutrisi pasien meningkat
3. Berat badan pasien stabil atau meningkat
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal
5. Pasien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Dokumentasi tindakan dan evaluasi keperawatan mengacu pada format NANDA, NIC, dan NOC yang berlaku di Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 15361 | 12 Apr 2025
Klinis : Tentukan implementasi dan evalasi dari diagnosis Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada kasus Ny.A, umur 35 tahun, No.RM 100.256, alamat Desa Sumberejo, Kalisongo, Dau, Malang, pekerjaan IRT. Dx.medik Hepatitis C. Keluhan utama nyeri perut kanan atas, VAS 6, nafsu makan menurun, mual dan cepat terasa kenyang, kadang muntah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.Klien tampak lemah dan aktivitas di bantu sebagian oleh suami dan keluarganya., klien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat operasi, tidak ada riwayat penyakit keturunan. Pasien terpasang kateter, urin tampak berwarna gelap seperti teh. Klien mengeluh diare dan fesesnya berwarna kuning seperti tanah liat.TTV: TD:110/80 mmHg, N: 78x/menit,S: 37oC, RR:18x/mnt, SpO2 99%. Pengkajian Keperawatan 1. Nama: Ny. A Umur: 35 tahun Alamat: Desa Sumberejo, Kalisongo, Dau, Malang Suku: Jawa Agama: Islam Pendidikan: SMA Pekerjaan: Ibu rumah tangga No. RM: 100.256 2. Riwayat Kesehatan Keluhan utama pasien mengatakan nyeri perut kanan atas. Riwayat penyakit sekarang gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perutkanan atas. 3. Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan di rumah sakit tidak ada. 4. Riwayat penyakit keluarga berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan. 5. Pemeriksaan Fisik Review Of system 1) Keadaan Umum: CM, ekspresi wajah meringis. 2) Sistem respirasi; frekwensi napas 18x/mnt, tidak ada sumbatan jalan napas, ronchi(-), wheezing(-). 3) Sistem kardiovaskuler: T: 110/80mmHg, tidak ada pembesaran jantung. 4) Sistem Urogenital; urin berwarna gelap. 5) Sistem musculoskeletal: os tampak kelelahan. 6) Abdomen: • Inspeksi: adanya benjolan • Auskultasi: Bising usus(+) pada benjolan -Palpasi: Pada hepar teraba keras • Perkusi: Hypertimpani 6. Pengkajian fungsional Gordon a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan: Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. b. Pola nutrisi dan metabolic: Makan : tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual muntah. Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 2 gelas. c. Pola Eliminasi: Pola BAK: urin warna gelap, encer seperti teh Pola BAB: diare, feses warna seperti tanah liat d. Pola Aktivitas dan latihan Pasien tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai diatas tempat tidur, lelah, malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. e. Pola istirahat tidur Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus. f. Pola persepsi sensori dan kognitif: Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat. g. Pola hubungan dengan orang lain Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tapi akibat kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat. h. Pola reproduksi dan seksual Normal tidak ada penyimpangan seksual. i. Pola persepsi diri dan konsep diri Klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya. j. Pola mekanisme koping Klien merasa tidak nyaman dan selalu memegang daerah perut sambal meringis kesakitan k. Pola nilai kepercayaan/ keyakinan. Pasien beragama islam dan yakin akan sembuh karena penyakitnya ini adalah cobaan dari Allah SWT.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan:
1. Penurunan nafsu makan
2. Mual dan muntah
3. Malabsorpsi
Karakteristik Definisi:
1. Berat badan di bawah rentang normal
2. Penurunan berat badan
3. Keluhan nafsu makan menurun
4. Mual, muntah
5. Asupan makanan tidak adekuat
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Kaji status nutrisi klien (berat badan, tinggi badan, IMT, lingkar lengan atas)
2. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi intake nutrisi (mual, muntah, anoreksia, malabsorpsi)
3. Berikan makanan yang mudah dicerna dan dapat meningkatkan nafsu makan klien
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana pemberian diet yang sesuai
5. Pantau intake nutrisi dan cairan klien
6. Motivasi klien dan keluarga untuk meningkatkan asupan nutrisi
7. Berikan suplementasi nutrisi jika diperlukan
8. Dukung klien dalam upaya meningkatkan nafsu makan
Evaluasi Keperawatan (SLKI):
1. Klien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai target
2. Klien menunjukkan peningkatan nafsu makan
3. Klien dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan
4. Klien tidak mengalami mual dan muntah
5. Klien menunjukkan peningkatan energi dan aktivitas
6. Klien menunjukkan tanda-tanda perbaikan status nutrisi (kadar albumin, hemoglobin, dll)
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh dipilih karena klien menunjukkan tanda-tanda penurunan asupan nutrisi, seperti nafsu makan menurun, mual, muntah, dan penurunan berat badan.
2. Implementasi Keperawatan (SIKI) difokuskan pada pengkajian status nutrisi, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi intake nutrisi, pemberian intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi (diet yang sesuai, suplementasi), serta dukungan dan motivasi kepada klien dan keluarga.
3. Evaluasi Keperawatan (SLKI) bertujuan untuk menilai keberhasilan intervensi dalam meningkatkan status nutrisi klien, seperti peningkatan berat badan, nafsu makan, dan tanda-tanda perbaikan status nutrisi.
Dengan pendekatan ini, diharapkan klien dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang adekuat untuk mendukung proses pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 15362 | 12 Apr 2025
Klinis : malaria
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis malaria serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait, dengan penjelasan yang terperinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: B50-B54
- Deskripsi: Malaria. Kelompok kode ini mencakup berbagai jenis malaria yang disebabkan oleh berbagai spesies parasit Plasmodium, termasuk malaria falsiparum (B50), malaria vivax (B51), malaria malariae (B52), dan malaria ovale (B53).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.34 - Transfusi darah
- Deskripsi: Tindakan transfusi darah dapat dilakukan pada pasien dengan malaria yang mengalami anemia atau komplikasi lainnya yang membutuhkan penggantian darah. Selain itu, kode 99.75 - Pemberian obat antimalaria juga dapat digunakan untuk mencatat pemberian terapi farmakologis pada pasien dengan infeksi malaria.
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Gejala klinis yang umum terjadi adalah demam, menggigil, sakit kepala, mual, dan kelelahan. Diagnosis malaria dapat ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis darah (apusan darah tebal dan tipis) atau tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test).
Tatalaksana malaria meliputi pemberian terapi antimalaria sesuai dengan jenis Plasmodium yang menginfeksi, berat ringannya infeksi, serta pertimbangan kondisi klinis pasien. Selain terapi farmakologis, tindakan suportif seperti transfusi darah juga dapat dilakukan pada pasien dengan komplikasi anemia berat. Pencegahan malaria dapat dilakukan melalui penggunaan obat antimalaria profilaksis, penggunaan kelambu berinsektisida, dan pengendalian vektor nyamuk Anopheles. -
Article No. 15363 | 12 Apr 2025
Klinis : Banyak bicara (logorrhea), flight of idea. Waham kebesaran dan brought of broadcasting. Tilikan derajat 1 (tidak menyadari sakitnya). Halusinasi visual (melihat dajjal). Afek tidak serasi, hipertimia. Sikap kooperatif, penampilan rapi namun nyentrik. Riwayat tidak minum obat dalam 2 minggu terakhir. Riwayat mengamuk dan memukul ibunya. Riwayat gangguan jiwa sejak 10 tahun lalu. Dulu bekerja sebagai perawat honorer, dikeluarkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan adalah keadaan di mana individu memiliki potensi untuk melakukan tindakan yang dapat mencederai diri sendiri, orang lain, atau lingkungan secara verbal, fisik, atau psikologis.
- SLKI: Kontrol Diri Meningkat, Agresi Menurun, Keamanan Terjaga.
- SIKI: Cegah Perilaku Kekerasan, Batasi Perilaku Kekerasan, Kendalikan Perilaku Kekerasan.
2. Waham
- SDKI: Waham adalah keyakinan palsu yang tidak dapat dikoreksi walaupun ada bukti yang jelas dan meyakinkan.
- SLKI: Realitas Persepsi Membaik, Fungsi Sosial Membaik, Fungsi Kognitif Membaik.
- SIKI: Orientasi Realitas, Reduksi Gejala Waham, Terapi Modalitas.
3. Perubahan Proses Pikir
- SDKI: Perubahan Proses Pikir adalah kondisi di mana individu menunjukkan gangguan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan adanya perilaku bicara yang tidak terkendali, lompatan dari satu topik ke topik lain, dan kesulitan berkonsentrasi.
- SLKI: Proses Pikir Membaik, Fungsi Kognitif Membaik, Fungsi Sosial Membaik.
- SIKI: Manajemen Perilaku, Orientasi Realitas, Terapi Modalitas.
4. Persepsi Sensori Terganggu: Halusinasi
- SDKI: Persepsi Sensori Terganggu: Halusinasi adalah pengalaman merasakan sensasi palsu yang tidak ada sumbernya secara eksternal.
- SLKI: Realitas Persepsi Membaik, Fungsi Sosial Membaik, Fungsi Kognitif Membaik.
- SIKI: Manajemen Halusinasi, Orientasi Realitas, Terapi Modalitas.
5. Gangguan Afek
- SDKI: Gangguan Afek adalah kondisi di mana individu mengalami perubahan atau ketidaksesuaian emosi dengan keadaan atau situasi yang sedang dihadapi.
- SLKI: Afek Membaik, Fungsi Sosial Membaik, Fungsi Kognitif Membaik.
- SIKI: Manajemen Afek, Orientasi Realitas, Terapi Modalitas.
Prinsip umum dalam penanganan kasus ini adalah kolaborasi dengan tim kesehatan mental, pemberian terapi modalitas (misalnya terapi kognitif-perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga), dan edukasi pasien serta keluarga. -
Article No. 15364 | 12 Apr 2025
Klinis : Banyak bicara (logorrhea), flight of idea. Waham kebesaran dan brought of broadcasting. Tilikan derajat 1 (tidak menyadari sakitnya). Halusinasi visual (melihat dajjal). Afek tidak serasi, hipertimia. Sikap kooperatif, penampilan rapi namun nyentrik. Riwayat tidak minum obat dalam 2 minggu terakhir. Riwayat mengamuk dan memukul ibunya. Riwayat gangguan jiwa sejak 10 tahun lalu. Dulu bekerja sebagai perawat honorer, dikeluarkan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perubahan Proses Pikir: Banyak bicara (logorrhea), flight of idea, waham kebesaran, dan brought of broadcasting.
2. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi visual (melihat dajjal).
3. Koping Tidak Efektif.
4. Kurang Wawasan Terhadap Penyakit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Pikir Terarah: Pasien mampu berbicara dengan lancar dan terorganisir, bebas dari waham dan delusi.
2. Persepsi Sensori Terintegrasi: Pasien tidak lagi mengalami halusinasi visual.
3. Koping Efektif: Pasien mampu mengelola emosi dan perilakunya dengan baik.
4. Wawasan Terhadap Penyakit Meningkat: Pasien menyadari kondisi kesehatannya dan pentingnya minum obat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gejala Psikotik:
- Kaji tanda dan gejala psikotik secara komprehensif.
- Berikan lingkungan yang tenang dan suportif.
- Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya dengan tepat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa untuk pemberian terapi obat.
2. Terapi Realitas:
- Bantu pasien memahami realita dan meluruskan persepsi yang salah.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
- Libatkan keluarga dalam terapi realitas.
3. Manajemen Marah:
- Kaji penyebab dan pola marah pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Dorong pasien untuk mengekspresikan marah dengan cara yang tepat.
- Kolaborasi dengan keluarga untuk penanganan perilaku agresif.
4. Edukasi Kesehatan:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit mental, pentingnya minum obat, dan manajemen gejala.
- Dorong kepatuhan minum obat dan kontrol rutin ke tenaga kesehatan.
- Rujuk pasien ke fasilitas kesehatan jiwa untuk perawatan komprehensif.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang ditetapkan didasarkan pada tanda dan gejala yang Anda deskripsikan, seperti banyak bicara, flight of idea, waham kebesaran, halusinasi visual, afek tidak serasi, dan riwayat mengamuk. Ketiga diagnosa tersebut mencakup perubahan proses pikir, gangguan persepsi sensori, masalah koping, dan kurang wawasan terhadap penyakit.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat mencapai proses pikir yang terarah, persepsi sensori yang terintegrasi, koping yang efektif, serta peningkatan wawasan terhadap penyakitnya. Hal ini akan membantu pasien memperbaiki kondisi kesehatannya dan mengelola gejala-gejala yang muncul.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen gejala psikotik, terapi realitas, manajemen marah, serta edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga. Tujuannya adalah membantu pasien mengendalikan gejala, memperbaiki persepsi dan proses pikirnya, serta meningkatkan kemampuan koping dan wawasan terhadap penyakitnya. Intervensi ini harus dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan jiwa lainnya. -
Article No. 15365 | 12 Apr 2025
Klinis : pasien mengatakan cemas dan ditandai dengan tangan gemetar dan berkeringat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda jelaskan, maka dapat diberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap ancaman yang belum jelas dan tidak spesifik, yang ditandai dengan kekhawatiran, ketakutan, dan perasaan tidak nyaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan.
3. Pasien dapat menunjukkan perilaku adaptif dalam menghadapi situasi yang menyebabkan kecemasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab dan tingkat kecemasan pasien.
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk mengurangi kecemasan pasien.
3. Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, dan distraksi, untuk membantu pasien mengatasi kecemasan.
4. Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan emosional bagi pasien.
5. Berikan informasi yang jelas dan rinci tentang kondisi, rencana perawatan, dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian pasien.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan terarah untuk mengatasi masalah kecemasan pada pasien. -
Article No. 15366 | 12 Apr 2025
Klinis : Tn. A, seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan lemas, mual, sering buang air kecil, dan merasa sangat haus sejak dua hari terakhir. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 sejak lima tahun lalu namun tidak rutin kontrol dan tidak teratur mengonsumsi obat. Hasil pemeriksaan menunjukkan gula darah sewaktu (GDS) sebesar 420 mg/dL, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 102 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu tubuh 37,5°C, dengan tanda-tanda dehidrasi ringan seperti mukosa mulut kering dan turgor kulit menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi Tn. A yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan Cairan Terkait Kehilangan Cairan sekunder akibat Diabetes Melitus Tidak Terkontrol, ditunjukkan dengan keluhan lemas, mual, sering buang air kecil, dan merasa sangat haus serta tanda-tanda dehidrasi ringan.
Berikut adalah penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan Cairan
- Definisi: Ketidakseimbangan antara intake dan output cairan yang menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan di dalam tubuh.
- Faktor Risiko: Diabetes Melitus Tidak Terkontrol
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Definisi: Tercapainya keseimbangan antara intake dan output cairan.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, mukosa lembab, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan
- Definisi: Intervensi untuk mengatur dan mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.
- Aktivitas Keperawatan: Pantau intake dan output cairan, pantau tanda-tanda vital, berikan edukasi tentang diabetes dan pentingnya kontrol rutin, berikan terapi intravena dan pantau respons pasien.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI tersebut, diharapkan perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan cairan pada Tn. A dan mencapai luaran keperawatan yang optimal.