Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19657 | 15 Jul 2025
Klinis : patah tulang paha
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, untuk kondisi patah tulang paha, kode yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S72.0
- Deskripsi: Patah tulang paha, bagian proksimal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.15
- Deskripsi: Pembedahan terbuka untuk pemasangan internal fiksasi tulang paha, selain kepala atau leher femur
Penjelasan:
Kode ICD-10 S72.0 merupakan kode untuk patah tulang paha bagian proksimal, yang mencakup patah tulang di daerah leher femur, daerah interkondiler, dan daerah subtrochanteric. Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis patah tulang paha yang dialami oleh pasien.
Kode ICD-9-CM 79.15 merujuk pada prosedur pembedahan terbuka untuk pemasangan internal fiksasi pada tulang paha, selain pada bagian kepala atau leher femur. Prosedur ini dilakukan untuk menstabilkan dan mempertahankan posisi tulang yang patah agar dapat sembuh dengan baik.
Dalam penanganan patah tulang paha, tindakan medis yang umum dilakukan adalah imobilisasi, reduksi tulang yang patah, dan fiksasi internal menggunakan perangkat seperti plate, screw, atau intramedullary nail. Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan posisi tulang yang patah, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi proses penyembuhan yang optimal. -
Article No. 19658 | 15 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal seluruh badan sejak 3 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal seluruh badan sejak 3 hari yang lalu:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Pruritus" atau Gatal. Pruritus didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk kulit. Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti reaksi alergi, dermatitis, infeksi kulit, atau kondisi medis lainnya.
Dalam kasus ini, pasien datang dengan keluhan gatal seluruh badan sejak 3 hari yang lalu, yang mengindikasikan adanya pruritus. Diagnosa keperawatan ini akan menjadi dasar bagi rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Pengurangan Rasa Gatal: Pasien dapat melaporkan pengurangan signifikan dalam intensitas dan frekuensi rasa gatal di seluruh tubuh.
b. Pemeliharaan Integritas Kulit: Pasien dapat mempertahankan integritas kulit dengan menghindari garukan yang berlebihan, sehingga tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut.
c. Pengelolaan Gejala yang Efektif: Pasien dapat menerapkan strategi pengelolaan gejala yang efektif, seperti penggunaan pelembab, obat topikal, atau antihistamin, untuk mengurangi rasa gatal.
d. Peningkatan Kenyamanan: Pasien dapat melaporkan peningkatan kenyamanan dan penurunan gangguan tidur akibat rasa gatal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Pruritus
- Identifikasi faktor penyebab pruritus, seperti alergi, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
- Berikan edukasi kepada pasien mengenai pencegahan dan pengelolaan pruritus, seperti penggunaan pelembab, penghindaran iritasi kulit, dan penerapan teknik relaksasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker) untuk pemberian terapi farmakologis yang sesuai, seperti antihistamin atau obat topikal.
b. Perawatan Kulit
- Kaji integritas kulit pasien dan identifikasi area kulit yang mengalami kerusakan atau iritasi.
- Berikan perawatan kulit yang lembut, seperti penggunaan pelembab dan pengolesan obat topikal yang sesuai.
- Ajarkan pasien teknik perawatan kulit yang tepat, seperti mandi dengan air hangat, penggunaan sabun lembut, dan penghindaran iritasi kulit.
c. Manajemen Kenyamanan
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu kenyamanan pasien, seperti gangguan tidur.
- Berikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan, seperti pengaturan lingkungan yang nyaman, teknik relaksasi, dan upaya mengurangi rasa gatal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis yang sesuai, jika diperlukan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pengurangan rasa gatal, pemeliharaan integritas kulit, pengelolaan gejala yang efektif, dan peningkatan kenyamanan. -
Article No. 19659 | 15 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan telinga sakit dan berdengung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien tersebut, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran (00123)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00123
Definisi: Keterbatasan dalam penerimaan, pengorganisasian, atau interpretasi stimulus auditori.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 08001
Definisi: Pemulihan kemampuan mendengar yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 08001
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memaksimalkan fungsi auditori pasien.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran" mengacu pada keterbatasan pasien dalam menerima, mengorganisasi, atau menginterpretasikan stimulus auditori, seperti keluhan telinga sakit dan berdengung. Tujuan luaran keperawatan adalah pemulihan kemampuan mendengar yang optimal, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan untuk memaksimalkan fungsi auditori pasien.
Sebagai pakar, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini. Saya juga dapat memberikan saran terkait penatalaksanaan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah yang dialami pasien. -
Article No. 19660 | 15 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit lutut sudah 2 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit lutut selama 2 tahun, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik mandiri, terkontrol, dan terkoordinasi pada satu atau lebih ekstremitas.
Karakteristik Utama: Keterbatasan rentang gerak, nyeri saat bergerak, dan penurunan kekuatan otot.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Mobilitas
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat melakukan pergerakan sendi lutut dengan rentang gerak yang meningkat.
b. Pasien melaporkan penurunan nyeri saat bergerak.
c. Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah.
d. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi nyeri pada lutut pasien.
- Aktivitas:
a. Mengkaji intensitas, karakteristik, dan faktor yang memengaruhi nyeri.
b. Memberikan intervensi non-farmakologis, seperti kompres hangat, massage, dan teknik relaksasi.
c. Mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai.
d. Mengevaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Latihan Rentang Gerak
- Tujuan: Meningkatkan rentang gerak sendi lutut pasien.
- Aktivitas:
a. Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan sendi lutut.
b. Menetapkan program latihan rentang gerak yang sesuai dengan kondisi pasien.
c. Memandu dan mendampingi pasien dalam melakukan latihan rentang gerak secara bertahap.
d. Memantau progres peningkatan rentang gerak sendi lutut pasien.
3. Peningkatan Kekuatan Otot
- Tujuan: Meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah pasien.
- Aktivitas:
a. Mengkaji kekuatan otot ekstremitas bawah pasien.
b. Menetapkan program latihan penguatan otot yang sesuai dengan kondisi pasien.
c. Memandu dan mendampingi pasien dalam melakukan latihan penguatan otot.
d. Memantau progres peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah pasien.
4. Perawatan Diri: Mobilitas
- Tujuan: Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Aktivitas:
a. Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Mengidentifikasi hambatan yang dialami pasien dalam beraktivitas.
c. Mengajarkan teknik-teknik yang dapat membantu pasien melakukan aktivitas secara mandiri.
d. Memantau dan mengevaluasi peningkatan kemandirian pasien dalam beraktivitas.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik mandiri, terkontrol, dan terkoordinasi pada satu atau lebih ekstremitas.
- Karakteristik Utama: Keterbatasan rentang gerak, nyeri saat bergerak, dan penurunan kekuatan otot.
- Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan sakit lutut selama 2 tahun, yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam pergerakan dan mobilitas fisik.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI): Peningkatan Mobilitas
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat melakukan pergerakan sendi lutut dengan rentang gerak yang meningkat.
b. Pasien melaporkan penurunan nyeri saat bergerak.
c. Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah.
d. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri.
- Luaran ini mencakup aspek-aspek penting untuk meningkatkan mobilitas fisik pasien, termasuk peningkatan rentang gerak, pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot, dan peningkatan kemandirian dalam beraktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri:
- Tujuan: Mengurangi nyeri pada lutut pasien.
- Aktivitas: Mengkaji nyeri, memberikan intervensi non-farmakologis, mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgesik, dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
- Nyeri merupakan salah satu faktor yang membatasi mobilitas fisik, sehingga perlu diatasi melalui manajemen nyeri yang komprehensif.
b. Latihan Rentang Gerak:
- Tujuan: Meningkatkan rentang gerak sendi lutut pasien.
- Aktivitas: Mengkaji kemampuan pasien, menetapkan program latihan, memandu dan mendampingi pasien dalam latihan, serta memantau progres peningkatan rentang gerak.
- Latihan rentang gerak bertujuan untuk memulihkan dan meningkatkan mobilitas sendi lutut, yang merupakan komponen penting dalam meningkatkan mobilitas fisik pasien.
c. Peningkatan Kekuatan Otot:
- Tujuan: Meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah pasien.
- Aktivitas: Mengkaji kekuatan otot, menetapkan program latihan penguatan otot, memandu dan mendampingi pasien dalam latihan, serta memantau progres peningkatan kekuatan otot.
- Peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah akan mendukung mobilitas fisik pasien, sehingga intervensi ini penting untuk mencapai luaran yang diharapkan.
d. Perawatan Diri: Mobilitas:
- Tujuan: Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Aktivitas: Mengkaji kemampuan pasien, mengidentifikasi hambatan, mengajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan kemandirian, serta memantau dan mengevaluasi peningkatan kemandirian.
- Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pasien agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, sebagai tujuan akhir dari peningkatan mobilitas fisik.
Secara keseluruhan, pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi gangguan mobilitas fisik pasien, meliputi manajemen nyeri, latihan rentang gerak, peningkatan kekuatan otot, dan peningkatan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, akan -
Article No. 19661 | 15 Jul 2025
Klinis : pengkajian pencegahan kanker kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi pengkajian pencegahan kanker kulit, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kanker Kulit
Kode SDKI: 10027
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kanker kulit yang ditandai dengan perubahan struktur atau fungsi kulit yang berpotensi menjadi ganas.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengklasifikasikan masalah-masalah kesehatan yang menjadi fokus intervensi keperawatan. Kode SDKI untuk diagnosa keperawatan "Risiko Kanker Kulit" adalah 10027.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengklasifikasikan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI yang terkait dengan diagnosa "Risiko Kanker Kulit" antara lain:
- Kode SLKI 10027.1: Pengetahuan Pencegahan Kanker Kulit
- Kode SLKI 10027.2: Praktik Pencegahan Kanker Kulit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengklasifikasikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. SIKI yang terkait dengan diagnosa "Risiko Kanker Kulit" antara lain:
- Kode SIKI 10027.1: Edukasi Pencegahan Kanker Kulit
- Kode SIKI 10027.2: Skrining Kanker Kulit
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya pengkajian dan pencegahan kanker kulit secara komprehensif. Identifikasi faktor risiko, edukasi terkait perlindungan kulit, serta skrining berkala dapat membantu mencegah dan mendeteksi dini kanker kulit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 19662 | 15 Jul 2025
Klinis : pasien dengan stroke iskemik,mengeluh kepala pusing,sesak napas ttidak ada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan stroke iskemik, mengeluh pusing, dan tidak ada sesak napas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Oklusi Vaskular Serebral
- Definisi: Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak akibat gangguan aliran darah serebral.
- Gejala utama: Pusing, nyeri kepala, gangguan fungsi motorik, sensorik, atau kognitif.
- Faktor yang berhubungan: Oklusi pembuluh darah serebral, hipertensi, diabetes, dan lain-lain.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Serebral Membaik
- Kriteria hasil:
a. Fungsi motorik membaik
b. Fungsi sensorik membaik
c. Fungsi kognitif membaik
d. Tidak ada nyeri kepala/pusing
e. Tidak ada tanda-tanda defisit neurologis baru
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Memantau adanya perubahan tanda-tanda vital yang dapat memengaruhi perfusi serebral
2. Manajemen Aktivitas
- Memberikan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Memberikan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
- Mengatur posisi pasien untuk meningkatkan aliran darah serebral
3. Manajemen Terapeutik
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Memfasilitasi rehabilitasi fisik, okupasi, dan wicara
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk optimalisasi penanganan
4. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit, gejala, dan penanganan yang dibutuhkan
- Mendorong kepatuhan terhadap program pengobatan dan terapi
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
- Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Oklusi Vaskular Serebral merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien stroke iskemik yang mengalami pusing. Diagnosa ini menggambarkan adanya penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak akibat gangguan aliran darah serebral, yang dapat menyebabkan gejala pusing, gangguan fungsi motorik, sensorik, atau kognitif.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
- Perfusi Jaringan Serebral Membaik adalah luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan. Kriteria hasil yang diinginkan adalah pemulihan fungsi motorik, sensorik, dan kognitif, serta hilangnya keluhan pusing dan tanda-tanda defisit neurologis baru.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Tujuannya adalah untuk memantau perubahan tanda-tanda vital yang dapat memengaruhi perfusi serebral.
- Manajemen Aktivitas: Tujuannya adalah untuk mengatur aktivitas dan istirahat pasien agar tidak terjadi kelelahan yang dapat memperburuk perfusi serebral.
- Manajemen Terapeutik: Tujuannya adalah untuk memberikan terapi oksigen, memfasilitasi rehabilitasi, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk optimalisasi penanganan.
- Edukasi Kesehatan: Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang penyakit, gejala, dan penanganan yang dibutuhkan, serta mendorong kepatuhan terhadap program pengobatan dan terapi.
Secara keseluruhan, pendekatan yang diambil adalah untuk meningkatkan perfusi serebral, memulihkan fungsi neurologis, dan mencegah komplikasi lebih lanjut pada pasien dengan stroke iskemik. -
Article No. 19663 | 15 Jul 2025
Klinis : Bayi laki-laki usia 4 bulan dibawa orang tuanya ke rumah sakit karena BAB encer, muntah terus menerus selama 3 hari. Hasil pemeriksaan diperoleh bayi tampak lemas, rewel, kemerahan sekitar anus, auskultasi abdomen peristaltic usus 15x/mnt, perkusi hipertimpani, BAB lebih dari 4x cair berampas, berat badan anak sebelum mencret 5,3 kg dan saat mencret 4,9kg. Apakah masalah keperawatan utama dari kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi bayi laki-laki usia 4 bulan yang Anda kemukakan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Resiko Dehidrasi (00028) - SDKI
Penjelasan:
Resiko Dehidrasi (00028) - SDKI
Kode: 00028
Definisi: Kerentanan mengalami hilangnya cairan tubuh dan elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan.
Kondisi bayi yang mengalami diare encer, muntah terus-menerus, dan penurunan berat badan menunjukkan adanya risiko dehidrasi yang perlu segera ditangani. Hal ini dikarenakan bayi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keseimbangan Cairan (1909)
Definisi: Keadaan dimana jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh seimbang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Cairan (4120)
Definisi: Tindakan untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Jadi, masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah Resiko Dehidrasi, yang membutuhkan intervensi keperawatan berupa Manajemen Cairan untuk mencapai luaran Keseimbangan Cairan pada bayi tersebut. -
Article No. 19664 | 15 Jul 2025
Klinis : jadi pasien ku tu mual muntah udh 3 hari sblm masuk rs, terus nyeri uluh hati skala 6 trs tadi malam kn cmn dia pasien cmn 1 jd aku intervensi full bgt ke dia tu dia tadi malam di pantau cairan hiperkalemia setelah ku cek itu ada di ketikdakseimbangan elektrolit trs ku cek lagi kann lab elektrolit nya ternyta mmng dia kelebihan kalium sama chloride pantas aja dia dpt tindakan itu "hiperkalemia" dia subuh tu kondisi baik sih sdh karena di push selama 5 jam di pantau cairan dll nya karena dia harus cuci darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Mual (00134)
Definisi: Sensasi ketidaknyamanan pada perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
2. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
3. Ketidakseimbangan elektrolit (00195)
Definisi: Perubahan dalam satu atau lebih elektrolit serum yang dapat membahayakan kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mual (1608)
- Tanda dan gejala mual berkurang
- Keinginan untuk muntah berkurang
- Frekuensi mual berkurang
2. Kontrol nyeri (1605)
- Melaporkan nyeri berkurang
- Mampu menggunakan teknik manajemen nyeri
- Tampak rileks
3. Keseimbangan cairan (0601)
- Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Hasil laboratorium elektrolit dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen mual (4640)
- Identifikasi penyebab mual
- Berikan antiemetik sesuai resep
- Bantu pasien mengatur posisi untuk mengurangi mual
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
2. Manajemen nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri
3. Manajemen keseimbangan cairan (4120)
- Pantau tanda-tanda vital dan status cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Monitor hasil laboratorium elektrolit
- Berikan terapi penggantian elektrolit sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen keseimbangan cairan dan elektrolit
Penjelasan rinci:
Pasien mengalami mual-muntah selama 3 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri ulu hati skala 6, dan ketidakseimbangan elektrolit berupa hiperkalemia dan hiperkloremia. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah manajemen mual, manajemen nyeri, dan manajemen keseimbangan cairan dan elektrolit. Tujuan luaran yang diharapkan adalah berkurangnya tanda-tanda dan gejala mual, kontrol nyeri yang efektif, serta stabilisasi tanda-tanda vital dan hasil laboratorium elektrolit dalam batas normal. -
Article No. 19665 | 15 Jul 2025
Klinis : keputihan yang berulang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi keputihan yang berulang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap serangan patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Nama: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap serangan patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 07-01
Nama: Bebas Infeksi
Definisi: Tidak ada tanda-tanda dan gejala infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 03-01
Nama: Pencegahan Infeksi
Definisi: Tindakan untuk melindungi pasien dari bahaya infeksi.
Penjelasan:
Keputihan yang berulang dapat meningkatkan risiko infeksi pada area vagina dan saluran reproduksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi". Tujuan keperawatan adalah mencapai "Bebas Infeksi", yang dapat dicapai melalui intervensi "Pencegahan Infeksi" seperti menjaga kebersihan daerah genital, penggunaan antibiotik yang tepat, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 19666 | 15 Jul 2025
Klinis : personal hygiene
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi personal hygiene.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
10001 Defisit Perawatan Diri
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
0301 Perawatan Diri: Mandi
Definisi: Kemampuan untuk mencuci seluruh tubuh dengan air dan sabun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
6430 Perawatan Diri: Mandi
Definisi: Membantu klien untuk membersihkan seluruh tubuh dengan air dan sabun.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa defisit perawatan diri, khususnya terkait dengan personal hygiene, merupakan kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi fisik, kognitif, atau psikologis.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi yang jelas dan terstruktur untuk diagnosa keperawatan, seperti "Defisit Perawatan Diri (10001)". Sementara itu, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan tentang hasil yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Dengan memahami dan menerapkan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk membantu pasien mencapai perawatan diri yang optimal, khususnya dalam hal personal hygiene.