Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17500 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Hipertermia (00007)
Definisi SDKI:
Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Luaran SLKI:
Termoregulasi (0800)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.
Intervensi SIKI:
Manajemen Demam (6480)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan atau mengontrol suhu tubuh yang di atas normal.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal (hipertermia) dengan suhu 38,7°C. Hal ini dapat disebabkan oleh proses infeksi atau lainnya. Perawatan yang diperlukan adalah manajemen demam, seperti pemberian obat penurun demam, kompres hangat, dan tindakan untuk mempertahankan atau menurunkan suhu tubuh pasien.
Selain itu, pasien juga mengalami gejala lain seperti nafsu makan menurun, lemah, bibir kering, dan kesulitan tidur. Tanda-tanda ini dapat terkait dengan hipertermia yang dialami pasien. Perawatan yang diperlukan juga mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian nutrisi yang cukup, dan manajemen istirahat/tidur. -
Article No. 17501 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi/proses patologis, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38,5°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal, diharapkan pasien dapat mencapai suhu tubuh 36,5-37,5°C.
2. Pola nutrisi membaik, diharapkan pasien dapat meningkatkan asupan makan menjadi 3 kali sehari dengan porsi yang cukup.
3. Kenyamanan tidur membaik, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam per hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
a. Kaji tanda dan gejala hipertermia secara komprehensif.
b. Pantau suhu tubuh pasien secara rutin.
c. Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
d. Berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat penurun demam.
2. Manajemen Nutrisi
a. Kaji pola makan dan asupan nutrisi pasien.
b. Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang cukup saat sakit.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
d. Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan makan.
3. Manajemen Tidur
a. Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang mengganggu tidur.
b. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi stimulasi berlebihan.
c. Anjurkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu tidur.
d. Berikan obat tidur jika diperlukan, sesuai kolaborasi dengan dokter.
Penjelasan rinci:
Pasien mengalami hipertermia (suhu tubuh di atas 38,5°C) yang berhubungan dengan proses infeksi atau patologis. Hal ini ditandai dengan keluhan seluruh badan terasa panas, suhu tubuh 38,7°C, serta penurunan nafsu makan dan rasa lemas. Selain itu, pasien juga mengeluhkan kesulitan tidur. Tujuan asuhan keperawatan adalah mencapai suhu tubuh normal, perbaikan pola nutrisi, dan kenyamanan tidur pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen hipertermia (dengan kompres, pemberian cairan, dan kolaborasi pemberian obat penurun demam), manajemen nutrisi (dengan edukasi, perencanaan diet, dan motivasi peningkatan asupan makan), serta manajemen tidur (dengan pengaturan lingkungan, teknik relaksasi, dan pemberian obat tidur jika diperlukan). Semua intervensi ini dilakukan secara komprehensif untuk mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 17502 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko malnutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat ditandai dengan albumin 2,7 gr/dL.
- SDKI: Risiko malnutrisi (00039)
- SLKI: Peningkatan Intake Nutrisi (L05020)
- SIKI: Manajemen Nutrisi (I0110)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan status imun ditandai dengan CD4 140 sel/mm³.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (L06010)
- SIKI: Manajemen Energi (I0170)
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun ditandai dengan viral load 27.000 copies/mL.
- SDKI: Risiko Infeksi (00004)
- SLKI: Pencegahan Infeksi (L01010)
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi (I0200)
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan Definisi:
1. Risiko malnutrisi (00039): Keadaan klien yang berisiko mengalami penurunan berat badan, kehilangan massa otot, dan penurunan intake nutrisi yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang mengakibatkan kelelahan.
3. Risiko Infeksi (00004): Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan. -
Article No. 17503 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Data Laboratorium dan Standar PPNI)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Sistem Imun (SDKI Code: 00004)**
**Subdomain:** Perlindungan (Code: 0021)
**Fokus:** Respon Imun (Code: 070201)
**Penjelasan:**
- **CD4: 140 sel/mm³** (Immunosupresi berat, kriteria WHO: <200 sel/mm³) dan **Viral Load: 27.000 copies/mL** menunjukkan replikasi virus HIV aktif, meningkatkan risiko infeksi oportunistik.
- **Kriteria Mayor:** Penurunan sel T CD4+, peningkatan viral load, dan risiko infeksi sekunder.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 070201:** Respon imun membaik (target: CD4 meningkat, viral load turun).
- Indikator:
- Pasien bebas infeksi oportunistik (SLKI Code: 07020101).
- Nilai CD4 dalam rentang aman (>200 sel/mm³) (SLKI Code: 07020103).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 4200:** Manajemen Sistem Imun
- Edukasi pencegahan infeksi (SIKI Code: 420004).
- Pemantauan tanda infeksi (SIKI Code: 420002).
- Kolaborasi pemberian ARV (SIKI Code: 420008).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Subdomain:** Nutrisi (Code: 0011)
**Fokus:** Asupan Nutrisi (Code: 050101)
**Penjelasan:**
- **Hb: 9,3 gr/dL** (anemia) dan **Albumin: 2,7 gr/dL** (hipoalbuminemia) menunjukkan malnutrisi dan risiko gangguan penyembuhan luka.
- **Kriteria Mayor:** Penurunan albumin, anemia, dan kelemahan fisik.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 050101:** Status nutrisi membaik (target: Hb >12 gr/dL, albumin >3,5 gr/dL).
- Indikator:
- Peningkatan berat badan (SLKI Code: 05010101).
- Nilai laboratorium dalam rentang normal (SLKI Code: 05010104).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 1100:** Manajemen Nutrisi
- Suplementasi nutrisi tinggi protein (SIKI Code: 110004).
- Pemantauan asupan kalori/hari (SIKI Code: 110002).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00005)**
**Subdomain:** Perlindungan (Code: 0021)
**Fokus:** Kontrol Infeksi (Code: 070202)
**Penjelasan:**
- **CD4 rendah** dan **hipoalbuminemia** meningkatkan kerentanan infeksi meskipun **sputum negatif TB**.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 070202:** Risiko infeksi terkendali (target: tidak ada gejala infeksi).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 3500:** Pencegahan Infeksi
- Cuci tangan steril (SIKI Code: 350002).
- Hindari kontak dengan sumber infeksi (SIKI Code: 350006).
---
### **Catatan Akademik:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menetapkan diagnosa berbasis NANDA-I yang diadaptasi PPNI.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** mengacu pada *Nursing Outcomes Classification (NOC)*.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** merujuk pada *Nursing Interventions Classification (NIC)*.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1*.
*(Format RTF tersedia sesuai permintaan.)* -
Article No. 17504 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi laboratorium yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki kondisi berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B20
- Deskripsi: Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Penjelasan:
- Nilai CD4 yang rendah (140 sel/mm³) dan viral load yang tinggi (27.000 copies/mL) menunjukkan adanya infeksi HIV pada pasien.
- Sel CD4 kurang dari 200 sel/mm³ mengindikasikan infeksi HIV tahap lanjut atau AIDS.
- Kondisi ini sesuai dengan kode ICD-10 B20 untuk Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.59
- Deskripsi: Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
- Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, termasuk CD4, viral load, hemoglobin, albumin, dan glukosa darah sewaktu, dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 90.59 untuk Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Tes sputum yang negatif untuk tuberkulosis juga merupakan bagian dari pemeriksaan laboratorium yang dapat dikodekan dengan kode ini.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 B20 untuk Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan kode ICD-9-CM 90.59 untuk Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain, dapat digunakan untuk mencatat dan mengkodekan kondisi pasien berdasarkan informasi laboratorium yang diberikan. -
Article No. 17505 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan malnutrisi dan penurunan massa otot yang ditandai dengan CD4 rendah (140 sel/mm³) dan albumin rendah (2,7 gr/dL).
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun yang ditandai dengan CD4 rendah (140 sel/mm³) dan viral load tinggi (27.000 copies/mL).
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat yang ditandai dengan Hb rendah (9,3 gr/dL) dan albumin rendah (2,7 gr/dL).
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas: Pasien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Risiko Infeksi: Pasien akan bebas dari infeksi selama masa perawatan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien akan mencapai berat badan ideal dan mempertahankan kadar albumin dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
b. Berikan pelatihan aktivitas bertingkat untuk meningkatkan toleransi secara bertahap.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi.
d. Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait pentingnya aktivitas dan nutrisi yang adekuat.
2. Risiko Infeksi:
a. Kaji tanda-tanda infeksi secara berkala.
b. Berikan intervensi untuk mencegah infeksi, seperti perawatan luka, higiene, dan pemberian antibiotik sesuai indikasi.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memonitor dan mengelola infeksi secara komprehensif.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Kaji status nutrisi pasien secara berkala, termasuk berat badan, asupan makanan, dan laboratorium.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan mengevaluasi program nutrisi yang sesuai.
c. Berikan makanan atau suplemen nutrisi yang kaya nutrisi dan kalori untuk meningkatkan asupan.
d. Pantau dan evaluasi perubahan status nutrisi pasien secara teratur.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatannya secara optimal. -
Article No. 17506 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Data Laboratorium dan Standar PPNI)*
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Sistem Imun (SDKI Code: 00004)**
**Penjelasan:**
- **Subjektif/Objektif:** Kadar CD4 **140 sel/mm³** (imunosupresi berat; nilai normal: 500–1600 sel/mm³), viral load **27.000 copies/mL** (indikasi replikasi HIV aktif), dan albumin **2,7 gr/dL** (hipoalbuminemia mengindikasikan malnutrisi atau inflamasi kronis).
- **Fokus:** Penurunan fungsi imun meningkatkan risiko infeksi oportunistik.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1401:** *Peningkatan jumlah sel CD4* (Target: CD4 >200 sel/mm³).
- **Kode SLKI 1403:** *Penurunan viral load* (Target: <1.000 copies/mL).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 4200:** *Manajemen Sistem Imun* (termasuk edukasi pencegahan infeksi).
- **Kode SIKI 2410:** *Pemantauan Tanda Infeksi* (observasi demam, lesi oral, dll.).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00005)**
**Penjelasan:**
- **Rasional:** CD4 <200 sel/mm³ dan viral load tinggi meningkatkan kerentanan terhadap infeksi oportunistik (misal: pneumonia, kandidiasis), meskipun tes sputum TB negatif.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1501:** *Tidak terjadi infeksi* (bebas demam, lesi, atau gejala infeksi).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 2410:** *Pemantauan Tanda Infeksi* (seperti di atas).
- **Kode SIKI 3520:** *Edukasi Kebersihan Diri* (cuci tangan, hindari kerumunan).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Penjelasan:**
- **Subjektif/Objektif:** Albumin **2,7 gr/dL** (normal: 3,5–5,5 gr/dL) dan Hb **9,3 gr/dL** (anemia). Menunjukkan malnutrisi protein-energi, yang memperburuk imunosupresi.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1202:** *Peningkatan asupan nutrisi* (target albumin ?3,0 gr/dL).
- **Kode SLKI 1203:** *Peningkatan kadar hemoglobin* (target Hb >10 gr/dL).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 2120:** *Manajemen Nutrisi* (konsultasi gizi, diet tinggi protein).
- **Kode SIKI 2140:** *Suplementasi Nutrisi* (jika diperlukan).
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Fatigue (SDKI Code: 00034)**
**Penjelasan:**
- **Rasional:** Anemia (Hb 9,3 gr/dL) dan hipoalbuminemia menyebabkan kelemahan fisik, mengurangi toleransi aktivitas.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 0403:** *Peningkatan energi* (pasien melaporkan penurunan fatigue).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 1440:** *Manajemen Fatigue* (pengaturan aktivitas, istirahat adekuat).
---
### **Catatan Akademis:**
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** mengacu pada *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia* (PPNI, 2017–2020).
- **Pendekatan Holistik:** Intervensi harus mencakup kolaborasi dengan dokter (misal: terapi ARV untuk viral load) dan ahli gizi.
- **Evaluasi:** Pemantauan laboratorium serial (CD4, viral load, albumin) diperlukan untuk menilai efektivitas intervensi.
*(Format RTF siap dicetak/digunakan dalam dokumentasi keperawatan.)* -
Article No. 17507 | 18 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 55 tahun dirawat di RS dengan stroke iskemik. Hasil pengkajian: afasia, hemiplegi kiri, tonus otot ekstremitas kiri 2, tidak bisa mengangkat bahu, menjulurkan lidah. Tidak BAB sejak 3 hari lalu. GCS 12 (E3V4M5), TD 190/100 mmHg, nadi 93x/menit, suhu 36,3 °C, RR 22x/menit. Lab: gula darah puasa 180 mg/dL, kolesterol 211 mg/dL, HDL 33 mg/dL, LDL 140,8 mg/dL
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran atau output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kasus seorang laki-laki 55 tahun dengan stroke iskemik.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan kelemahan otot, penurunan koordinasi dan kontrol motorik akibat stroke iskemik.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan penurunan refleks batuk dan muntah akibat afasia.
3. Resiko Konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik, perubahan pola diet, dan keterbatasan mobilitas akibat stroke iskemik.
4. Perubahan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan oklusi pembuluh darah otak akibat stroke iskemik.
5. Risiko Jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan gangguan keseimbangan akibat hemiplegi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien dapat bergerak secara mandiri atau dengan bantuan minimal, aktivitas fungsional meningkat, tidak ada komplikasi terkait imobilitas.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat batuk dan bernapas dengan lancar, menggunakan teknik napas dalam, dan sekresi jalan napas minimal.
3. Bebas Konstipasi: Pasien dapat buang air besar secara regular tanpa bantuan, tidak mengalami distensi abdomen atau gejala lain.
4. Perfusi Serebral Membaik: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda penurunan aliran darah otak.
5. Bebas Risiko Jatuh: Pasien tidak mengalami jatuh selama perawatan, dapat bergerak dengan aman dan stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Fasilitasi latihan ROM aktif dan pasif untuk ekstremitas kiri
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mobilisasi dan latihan
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Auskultasi suara napas dan suction sputum jika perlu
- Latih teknik batuk efektif dan napas dalam
- Kolaborasi dengan terapi respirasi untuk intervensi tambahan
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekret
3. Risiko Konstipasi:
- Evaluasi pola defekasi dan riwayat konstipasi
- Berikan intake cairan dan makanan berserat yang cukup
- Berikan laksatif atau supositoria sesuai indikasi
- Stimulasi taktil pada abdomen dan latihan mobilisasi
4. Perubahan Perfusi Jaringan Serebral:
- Monitor tanda-tanda vital secara rutin
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan obat-obatan antihipertensi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya kontrol tekanan darah
5. Risiko Jatuh:
- Lakukan asesmen risiko jatuh secara komprehensif
- Sediakan alat bantu mobilisasi yang sesuai
- Terapkan pencegahan jatuh seperti pemberian pagar di sisi tempat tidur
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan stroke iskemik. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17508 | 18 May 2025
Klinis : Retinoblastoma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Pola Nafas
Kode SDKI: 00033
Definisi: Berisiko mengalami gangguan pada mekanisme yang mengatur ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit
Kode SDKI: 00047
Definisi: Berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit.
3. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Kode SDKI: 00179
Definisi: Berisiko mengalami fluktuasi kadar glukosa darah di luar rentang normal.
4. Risiko Ketidakefektifan Pola Tidur
Kode SDKI: 00198
Definisi: Berisiko mengalami gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang mengakibatkan ketidaknyamanan atau disfungsi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi dan mengelola masalah kesehatan pasien secara sistematis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI membantu perawat dalam menetapkan dan mengevaluasi hasil intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan pasien.
Dalam konteks retinoblastoma, diagnosa keperawatan yang telah disebutkan di atas dapat membantu perawat dalam mengelola risiko dan masalah kesehatan yang mungkin timbul pada pasien dengan kondisi tersebut, seperti risiko gangguan pernafasan, risiko gangguan integritas kulit, risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah, dan risiko ketidakefektifan pola tidur. -
Article No. 17509 | 18 May 2025
Klinis : Kalo SLKI nya presepsi sensori SIKI nya apa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai gangguan persepsi sensori (SLKI) yang menyebabkan gangguan mental (SIKI). Untuk kode diagnosis ICD-10 dan kode prosedur ICD-9-CM yang sesuai, berikut adalah penjelasannya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F29
- Deskripsi: Gangguan psikotik tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.24
- Deskripsi: Terapi psikofarmakologi, tidak di tempat lain diklasifikasikan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 F29 (Gangguan psikotik tidak spesifik) mencakup diagnosis yang sesuai dengan kondisi ini, yaitu gangguan persepsi sensori yang menyebabkan gangguan mental atau psikotik.
- Kode ICD-9-CM 94.24 (Terapi psikofarmakologi) dapat digunakan jika pasien memerlukan intervensi farmakologis untuk mengelola gejala psikotik yang timbul akibat gangguan persepsi sensori.
- Dalam praktik klinis, evaluasi yang menyeluruh dan pemeriksaan medis yang lengkap diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang tepat dan menentukan tatalaksana yang sesuai.