Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17457 | 18 May 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi hipertensi yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
2. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (00200)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kesehatan (1850)
Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
2. Fungsi Serebral (0905)
Definisi: Kemampuan otak untuk melakukan aktivitas mental dan fisik yang diperlukan untuk bertahan hidup dan beradaptasi.
3. Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi (6730)
Definisi: Membantu klien untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah tinggi.
2. Terapi Oksigen (3320)
Definisi: Memberikan oksigen tambahan untuk meningkatkan suplai oksigen ke jaringan.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi: Membantu klien untuk merencanakan, melakukan, dan mempertahankan aktivitas yang optimal.
Kode-kode tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi hipertensi. Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan pendekatan ini untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur. -
Article No. 17458 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (tidak ada):
Pada kasus ini, tidak terdapat prosedur atau tindakan medis yang perlu dikodekan dengan ICD-9-CM, karena informasi yang diberikan hanya terkait dengan diagnosis dan gejala pasien.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I10 adalah untuk diagnosis hipertensi esensial (primer), yang sesuai dengan kondisi Ny. E yang didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah 170/90 mmHg.
- Gejala-gejala yang dialami Ny. E, seperti sakit kepala yang berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), serta rasa lemas ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, merupakan gejala-gejala yang umum ditemukan pada pasien dengan hipertensi.
- Belum adanya pengelolaan hipertensi yang optimal pada Ny. E, seperti jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi, pola makan yang belum rendah garam dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik yang teratur, juga merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kondisi hipertensi Ny. E belum terkontrol dengan baik.
- Meskipun demikian, adanya keterbukaan Ny. E terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta minatnya untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya, merupakan hal yang positif untuk pengelolaan hipertensi Ny. E ke depannya. -
Article No. 17459 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan mengenai Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang menderita hipertensi, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi Aktivitas
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
2. Penjelasan Singkat:
a. Intoleransi Aktivitas
- Kode SDKI: 00092
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Penjelasan: Gejala seperti sakit kepala, rasa lemah, dan kesulitan saat berdiri atau beraktivitas ringan menunjukkan adanya intoleransi aktivitas pada Ny. E akibat kondisi hipertensinya.
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Kode SDKI: 00099
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
- Penjelasan: Ny. E belum mengelola hipertensinya secara optimal, seperti jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah, tidak rutin mengonsumsi obat, dan belum menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sesuai. Hal ini menunjukkan ketidakefektifan dalam manajemen kesehatannya.
3. Kode dan Definisi SLKI:
a. Intoleransi Aktivitas
- Kode SLKI: 10036
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
b. Manajemen Kesehatan
- Kode SLKI: 10040
- Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
4. Kode dan Definisi SIKI:
a. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Kode SIKI: 3250
- Definisi: Tindakan untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
b. Edukasi Manajemen Kesehatan
- Kode SIKI: 3260
- Definisi: Tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan klien dalam mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan, perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk membantu Ny. E dalam mengatasi masalah hipertensi dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 17460 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus Ny. E sesuai dengan standar PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia):
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Tekanan Darah (SDKI Code: 00016)**
**Definisi:** Ketidakmampuan mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal akibat gangguan mekanisme regulasi.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidaktahuan tentang manajemen hipertensi
- Ketidakpatuhan terhadap terapi farmakologis
- Pola makan tinggi garam dan lemak
- Kurangnya aktivitas fisik
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Tekanan Darah Terkendali (SLKI Code: 1402)**
**Indikator:**
- Tekanan darah dalam rentang normal (120–140/80–90 mmHg)
- Penurunan frekuensi sakit kepala
- Peningkatan toleransi aktivitas
- Peningkatan kepatuhan terhadap terapi
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Edukasi Manajemen Hipertensi (SIKI Code: 5604)**
- Memberikan penjelasan tentang penyebab, gejala, dan komplikasi hipertensi
- Menjelaskan pentingnya diet rendah garam dan lemak
- Mendorong pemantauan tekanan darah mandiri
**2. Manajemen Terapi Farmakologis (SIKI Code: 2310)**
- Memastikan pemahaman tentang regimen obat antihipertensi
- Menekankan pentingnya kepatuhan minum obat
- Memantau efek samping obat
**3. Promosi Aktivitas Fisik (SIKI Code: 4400)**
- Merekomendasikan aktivitas fisik ringan (jalan kaki, senam hipertensi)
- Menghindari aktivitas berat yang memicu peningkatan tekanan darah
**4. Manajemen Nyeri (SIKI Code: 0810)**
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi sakit kepala
- Memantau intensitas nyeri dan respons terhadap intervensi
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (00016)** menggambarkan masalah utama Ny. E, yaitu ketidakstabilan tekanan darah yang dipengaruhi oleh faktor perilaku dan pengetahuan.
- **SLKI (1402)** menjadi target luaran yang diharapkan, yaitu tercapainya tekanan darah yang stabil dan berkurangnya gejala.
- **SIKI (5604, 2310, 4400, 0810)** mencakup intervensi holistik, mulai dari edukasi, manajemen obat, aktivitas fisik, hingga penanganan nyeri.
Dengan pendekatan ini, diharapkan Ny. E dapat mencapai kontrol tekanan darah yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidupnya.
*(Sumber: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – PPNI, Edisi Terkini)* -
Article No. 17461 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (SDKI: 00007)**
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode: 00007**
- **Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal (?38°C) akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Peningkatan metabolisme (infeksi, dehidrasi).
- Ketidakseimbangan cairan (bibir kering, lemas).
- Penurunan asupan nutrisi (nafsu makan menurun).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: 0801** *(Status Termoregulasi)*
- **Kriteria Luaran:**
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
- Kulit hangat tanpa kemerahan berlebihan.
- Asupan cairan dan nutrisi adekuat.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: 3920** *(Manajemen Hipertermia)*
- **Intervensi:**
- Monitor suhu tubuh setiap 2–4 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Anjurkan peningkatan asupan cairan (oral/IV).
- Kolaborasi pemberian antipiretik (jika diperlukan).
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda dehidrasi.
**Catatan Tambahan:**
- **Tanda Vital Abnormal:** Suhu 38,7°C (hipertermia), nadi 97x/menit (sedikit meningkat), bibir kering (dehidrasi ringan).
- **Prioritas Intervensi:** Turunkan suhu tubuh dan cegah dehidrasi.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi 2.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis)* -
Article No. 17462 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00fever) [SDKI]
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00fever
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00801
Judul: Keseimbangan Suhu Tubuh
Definisi: Tercapainya dan dipertahankannya suhu tubuh yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03201
Judul: Manajemen Demam
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien dengan hipertermia.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan seluruh badan panas, suhu tubuh 38,7°C, serta keluhan terkait penurunan nafsu makan dan lemas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00fever). Diagnosa ini menggambarkan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang perlu diatasi melalui intervensi keperawatan, seperti manajemen demam untuk membantu mengembalikan keseimbangan suhu tubuh pasien. -
Article No. 17463 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien, yaitu:
1. Suhu tubuh 38,7°C (demam)
2. Pasien mengeluh seluruh badannya panas sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu
3. Pasien kurang nafsu makan
4. Pasien mengatakan lemas
5. Bibir pasien terlihat kering
Maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia Teratasi
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
- Pasien tidak lagi mengeluh seluruh badannya panas
- Pasien memiliki nafsu makan yang baik
- Pasien tidak lagi merasa lemas
- Bibir pasien tidak lagi kering
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Monitor tanda-tanda vital (suhu tubuh, nadi, pernapasan, tekanan darah) secara berkala
- Berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi
- Aplikasikan kompres hangat pada area tubuh yang panas
- Bantu pasien untuk minum banyak cairan
- Kaji asupan nutrisi pasien dan anjurkan untuk meningkatkan asupan makanan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas dan karakteristik nyeri yang dirasakan pasien
- Berikan intervensi farmakologis (pemberian analgesik) jika diperlukan
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi) untuk mengurangi nyeri
3. Manajemen Kelemahan
- Kaji tingkat kelemahan yang dirasakan pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI "Hipertermia" dipilih karena pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C, yaitu 38,7°C. Hipertermia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, dehidrasi, atau reaksi obat.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya kondisi di mana hipertermia pasien teratasi. Hal ini ditandai dengan suhu tubuh pasien kembali dalam rentang normal (36,5-37,5°C), pasien tidak lagi mengeluh seluruh badannya panas, pasien memiliki nafsu makan yang baik, pasien tidak lagi merasa lemas, dan bibir pasien tidak lagi kering.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi:
1. Manajemen Hipertermia: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, aplikasi kompres hangat, bantuan untuk minum banyak cairan, pengkajian asupan nutrisi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Manajemen Nyeri: Melakukan pengkajian nyeri, pemberian intervensi farmakologis (analgesik) jika diperlukan, serta mengajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi) untuk mengurangi nyeri.
3. Manajemen Kelemahan: Melakukan pengkajian tingkat kelemahan, membantu pasien dalam aktivitas sehari-hari, serta berkolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada penatalaksanaan hipertermia, diharapkan pasien dapat mencapai kondisi di mana hipertermia teratasi, sehingga pasien dapat pulih secara optimal. -
Article No. 17464 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh seluruh badan terasa panas, suhu tubuh 38,7°C, penurunan nafsu makan, lemas, dan bibir kering, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi (bakterial atau viral) ditandai dengan suhu tubuh >38°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal:
- Suhu tubuh 36,5-37,5°C
- Nadi 60-100 x/menit
- Respirasi 12-20 x/menit
- Tekanan darah 120/80 mmHg
2. Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
3. Pasien menunjukkan peningkatan kebugaran/energi
4. Mukosa bibir lembab
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Motivasi pasien untuk makan makanan yang bergizi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien
3. Manajemen Energi
- Observasi tanda-tanda penurunan energi pada pasien
- Anjurkan pasien untuk beristirahat cukup
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
4. Perawatan Mulut
- Bersihkan mulut dan bibir pasien secara teratur
- Berikan pelembab bibir untuk menjaga kelembaban
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tanda-tanda vital dalam batas normal, peningkatan nafsu makan, peningkatan energi, dan mukosa bibir yang lembab. -
Article No. 17465 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diuraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Kode: 00007
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (80026)
Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
2. Manajemen Nutrisi (80030)
Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi.
3. Manajemen Tidur (80037)
Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (38,7°C), disertai gejala lemas, tidak nafsu makan, dan sulit tidur. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Hipertermia (00007). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen hipertermia untuk menurunkan suhu tubuh, manajemen nutrisi untuk meningkatkan asupan nutrisi, dan manajemen tidur untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur pasien. -
Article No. 17466 | 18 May 2025
Klinis : , laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B20 (Human immunodeficiency virus [HIV] disease)
- Deskripsi: Kondisi ini menunjukkan diagnosis infeksi HIV pada Tn. F, yang dikonfirmasi dengan hasil tes positif HIV 6 bulan lalu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.59 (Unspecified human immunodeficiency virus [HIV] counseling and testing)
- Deskripsi: Kode ini dapat digunakan untuk prosedur konseling dan tes HIV pada Tn. F, yang telah didiagnosis HIV positif sebelumnya.
Selain itu, berdasarkan gejala dan temuan lainnya, berikut kemungkinan kode ICD-10 tambahan yang dapat dipertimbangkan:
- R50.9 (Fever, unspecified) untuk gejala demam
- R22.9 (Localized swelling, mass and lump, unspecified) untuk luka di sudut bibir dan sariawan
- R63.4 (Abnormal weight loss) untuk penurunan berat badan drastis
- R19.7 (Diarrhea, unspecified) untuk gejala diare cair
- R05 (Cough) untuk gejala batuk kering
- J15.9 (Unspecified bacterial pneumonia) untuk temuan pneumonia interstisial pada pemeriksaan radiologi
- E46 (Unspecified protein-calorie malnutrition) untuk kondisi malnutrisi yang ditunjukkan dengan hipoalbuminemia
- F32.0 (Mild depressive episode) untuk gejala depresi ringan
Perlu diperhatikan bahwa kode-kode ini harus digunakan secara komprehensif untuk merefleksikan seluruh kondisi dan komplikasi yang dialami oleh Tn. F. Selain itu, pengkodean yang lengkap dan akurat akan membantu dalam perencanaan perawatan yang tepat dan pencatatan data medis yang baik.