Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19709 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi Sdr. Alfi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh (GICTR)
- Kode SDKI: GICTR
- Definisi: Persepsi negatif atau terganggu terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
2. Intoleransi Aktivitas (IAKTR)
- Kode SDKI: IAKTR
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan.
3. Resiko Infeksi (RINFE)
- Kode SDKI: RINFE
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Citra Tubuh (GICTR):
Sdr. Alfi merasa kurang nyaman dan kurang percaya diri dengan kondisi keputihan yang dialaminya. Hal ini dapat menyebabkan persepsi negatif terhadap penampilan dan fungsi tubuhnya.
2. Intoleransi Aktivitas (IAKTR):
Keputihan yang berulang dan disertai rasa gatal serta bau tidak sedap dapat mengganggu aktivitas Sdr. Alfi di sekolah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan.
3. Resiko Infeksi (RINFE):
Keputihan yang berulang dan memiliki ciri-ciri tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada Sdr. Alfi. Hal ini perlu diwaspadai dan ditangani dengan tepat.
Kode dan definisi SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 19710 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Untuk Kasus Keputihan pada Remaja (Sdr. Alfi, 16 Tahun)**
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode SDKI: 00162 – Gangguan Rasa Nyaman** *(Discomfort)*
**Definisi**: Perasaan tidak nyaman secara fisik atau psikologis yang dialami individu.
**Fokus pada**:
- Keluhan keputihan berwarna putih kekuningan dengan gatal dan bau tidak sedap.
- Dampak psikologis (kurang percaya diri, kecemasan saat beraktivitas sosial).
**Kode SDKI Terkait Tambahan**:
- **00160 – Ansietas** *(Anxiety)* terkait ketakutan keputihan kambuh di tempat umum.
- **00052 – Gangguan Citra Tubuh** *(Disturbed Body Image)* akibat persepsi negatif terhadap kondisi genital.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: 1401 – Kualitas Hidup** *(Quality of Life)*
**Indikator**:
- **140101**: Pasien melaporkan penurunan rasa gatal dan bau tidak sedap.
- **140104**: Pasien menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dalam interaksi sosial.
**Kode SLKI Pendukung**:
- **1302 – Status Kesehatan Mental** *(Mental Health Status)*: Ansietas terkendali.
- **1703 – Perilaku Perawatan Diri** *(Self-Care Behavior)*: Kemampuan menjaga kebersihan area genital.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: 6500 – Edukasi Kesehatan** *(Health Education)*
**Aktivitas**:
- **6501**: Ajarkan teknik kebersihan genital yang benar (misal: membersihkan dari depan ke belakang, penggunaan pakaian dalam katun).
- **6504**: Edukasi tentang penyebab keputihan (infeksi bakteri/jamur) dan pencegahan kekambuhan.
**Kode SIKI Tambahan**:
- **7200 – Manajemen Gejala** *(Symptom Management)*:
- **7202**: Anjurkan kompres hangat atau obat topikal sesuai resep untuk mengurangi gatal.
- **5400 – Dukungan Emosional** *(Emotional Support)*:
- **5402**: Berikan ruang untuk ekspresi perasaan terkait dampak psikososial keputihan.
---
### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI** menggambarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan (fisik dan emosional).
2. **SLKI** menjadi tujuan perawatan, seperti mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
3. **SIKI** adalah tindakan berbasis evidence untuk mencapai luaran, meliputi edukasi, manajemen gejala, dan dukungan psikologis.
**Referensi**:
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5, PPNI 2019*.
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 2, PPNI 2018*.
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 2, PPNI 2018*.
---
**Catatan Klinis**: Perlu kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan kultur keputihan guna menentukan penyebab infeksi (misal: candidiasis atau bacterial vaginosis) dan terapi farmakologis jika diperlukan. -
Article No. 19711 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas. Saat dilakukan wawancara, diketahui bahwa Sdr. Alfi belum memahami cara menjaga kebersihan organ intim secara benar. Ia jarang mengganti celana dalam saat berkeringat dan sering membasuh organ genital dari belakang ke depan setelah buang air besar. Ibu dari Sdr. Alfi pun khawatir akan kondisi anaknya dan takut terjadi infeksi serius.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Sdr. Alfi:
1. Risiko Infeksi Organ Reproduksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen ke dalam area genetalia yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Faktor yang berhubungan: Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan organ intim, Praktik kebersihan yang tidak tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Perawatan Organ Reproduksi
Definisi: Luaran yang menggambarkan tingkat pemahaman pasien tentang konsep, proses, prosedur, atau informasi yang diperlukan untuk merawat organ reproduksi.
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat menjelaskan fungsi dan struktur organ reproduksi wanita.
b. Pasien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan organ reproduksi yang benar.
c. Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi organ reproduksi.
2. Perilaku Higienis
Definisi: Luaran yang menggambarkan tindakan individu untuk memelihara kebersihan diri.
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat mendemonstrasikan cara membersihkan organ genital yang benar.
b. Pasien dapat menjelaskan pentingnya mengganti celana dalam secara teratur.
c. Pasien dapat menjelaskan pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat organ genital.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
Definisi: Tindakan mandiri perawat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pasien tentang kesehatan.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien tentang kebersihan organ reproduksi.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang struktur dan fungsi organ reproduksi wanita.
c. Mengajarkan cara menjaga kebersihan organ reproduksi yang benar.
d. Mendiskusikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi organ reproduksi.
2. Bimbingan: Perawatan Diri
Definisi: Tindakan kolaboratif perawat dan pasien untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
Aktivitas:
a. Mengajarkan teknik membersihkan organ genital yang benar.
b. Mendiskusikan pentingnya mengganti celana dalam secara teratur.
c. Mengingatkan pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat organ genital.
d. Memberikan umpan balik positif saat pasien berhasil melakukan perawatan diri dengan benar.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku higienis dalam menjaga kebersihan organ reproduksi, sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi yang lebih serius. -
Article No. 19650 | 15 Jul 2025
Klinis : minum minyajk tanah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Keracunan (00037)
Definisi: Rentan untuk terkena bahaya atau cedera akibat paparan zat toksik, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00037
Definisi: Rentan untuk terkena bahaya atau cedera akibat paparan zat toksik, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01602
Definisi: Tingkat keparahan gejala akibat paparan zat toksik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6750
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengendalikan efek buruk akibat paparan zat toksik.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Risiko Keracunan" digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang rentan terhadap paparan zat toksik, seperti minum minyak tanah, yang dapat mengancam kesehatan. Perawat harus melakukan intervensi untuk mencegah, mengurangi, atau mengendalikan efek buruk akibat paparan zat toksik tersebut. -
Article No. 19651 | 15 Jul 2025
Klinis : batuk berdahak, sesak napas, napas pendek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kondisi: Batuk Berdahak, Sesak Napas, Napas Pendek)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** **00032** – **Gangguan Pertukaran Gas**
**Definisi:** Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara adekuat pada tingkat jaringan.
**Fokus:** Kondisi batuk berdahak, sesak napas, dan napas pendek mengindikasikan gangguan pertukaran gas akibat obstruksi jalan napas atau peningkatan produksi sekret.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Retensi sekret bronkial (batuk berdahak).
- Penurunan ekspansi paru (sesak napas).
- Hipoksemia (napas pendek).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** **0402** – **Status Pernapasan: Pertukaran Gas**
**Indikator:**
- **040201**: Frekuensi pernapasan dalam rentang normal.
- **040202**: Tidak ada dispnea (sesak napas).
- **040203**: Bunyi napas bersih (tidak ada ronki/wheezing).
- **040204**: Saturasi oksigen (SpO₂) ≥95%.
**Target:** Meningkatkan pertukaran gas dan mengurangi gejala pernapasan.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** **3244** – **Manajemen Jalan Napas**
**Tindakan:**
- **324401**: Auskultasi bunyi napas untuk identifikasi abnormalitas (ronki, wheezing).
- **324402**: Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam.
- **324403**: Berikan terapi oksigen jika diperlukan (sesuai indikasi SpO₂).
- **324404**: Lakukan fisioterapi dada (postural drainage) untuk mobilisasi sekret.
**Kode:** **3310** – **Manajemen Sekret**
**Tindakan:**
- **331001**: Berikan hidrasi adekuat untuk mengencerkan dahak.
- **331002**: Lakukan suction jika diperlukan.
- **331003**: Berikan mukolitik/ekspektoran sesuai resep.
---
### **Penjelasan Akademis**
Gangguan pertukaran gas (SDKI 00032) pada kasus ini disebabkan oleh **obstruksi jalan napas** akibat sekret berlebih dan inflamasi. SLKI 0402 menjadi acuan luaran untuk memantau perbaikan status pernapasan, sementara intervensi SIKI 3244 dan 3310 difokuskan pada **pembersihan jalan napas** dan **optimalisasi oksigenasi**. Pendekatan ini sesuai dengan prinsip *evidence-based practice* dalam keperawatan respiratori.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4, PPNI 2019*.
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3, PPNI 2018*.
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3, PPNI 2018*.
*(Format RTF siap disalin ke dokumen akademis atau dokumentasi keperawatan.)* -
Article No. 19652 | 15 Jul 2025
Klinis : batuk tidak efektif, sputum berlebih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI untuk Kondisi "Batuk Tidak Efektif dan Sputum Berlebih"**
Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode SDKI:** **00031**
**Judul:** **Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif**
**Definisi:** Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Peningkatan produksi sputum (sekret berlebih).
- Batuk tidak efektif (kelemahan otot pernapasan, nyeri, atau gangguan refleks batuk).
- Gangguan mobilitas sekret (viskositas tinggi, dehidrasi).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI:** **0401**
**Judul:** **Status Pernapasan: Pertukaran Gas**
**Indikator yang Relevan:**
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20 kali/menit pada dewasa).
- Suara napas bersih (tidak ada ronki atau wheezing).
- Produksi sputum berkurang atau terkontrol.
- Batuk efektif (sekret dapat dikeluarkan).
**Kode SLKI Tambahan:** **0402** (Kemampuan Batuk Efektif)
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI:** **3310**
**Judul:** **Manajemen Jalan Napas**
**Tindakan:**
- **Posisikan pasien semi-Fowler/tinggi untuk optimalisasi ekspansi paru.**
- **Lakukan fisioterapi dada (postural drainage, perkusi, vibrasi) jika diperlukan.**
- **Ajarkan teknik batuk efektif (deep breathing & huffing cough).**
- **Berikan hidrasi adekuat untuk mengencerkan sekret.**
- **Kolaborasi pemberian mukolitik/bronkodilator sesuai indikasi.**
**Kode SIKI Tambahan:**
- **3320** (Suction Jalan Napas) – Jika diperlukan pada pasien dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekret.
- **1400** (Edukasi Kesehatan) – Ajarkan pasien/famili tanda distress pernapasan dan kapan perlu mencari bantuan.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI** mendefinisikan masalah klinis (bersihan jalan napas tidak efektif) dengan faktor penyebab (sputum berlebih & batuk tidak efektif).
- **SLKI** mengukur luaran yang diharapkan, seperti perbaikan pertukaran gas dan kemampuan batuk efektif.
- **SIKI** memberikan panduan intervensi berbasis evidence, seperti manajemen jalan napas dan edukasi pasien.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Jakarta: Pengurus Pusat PPNI.
---
**Catatan:** Penyesuaian intervensi harus mempertimbangkan kondisi spesifik pasien (misalnya: adanya nyeri, kelemahan otot, atau komorbiditas lain). Evaluasi respons pasien terhadap intervensi wajib dilakukan secara berkala. -
Article No. 19653 | 15 Jul 2025
Klinis : batuk tidak efektif, sputum berlebih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI – SLKI – SIKI**
**Kondisi:** Batuk Tidak Efektif, Sputum Berlebih
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** D.0016
**Judul:** **Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif**
**Definisi:** Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Peningkatan produksi sputum (sekret)
- Batuk tidak efektif
- Kelemahan otot pernapasan
- Gangguan mobilitas sekret
---
### **2. Kriteria Luaran (SLKI – Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** L.0401
**Judul:** **Bersihan Jalan Napas**
**Indikator:**
- Frekuensi batuk efektif (L.0401.1)
- Suara napas bersih (L.0401.2)
- Produksi sputum berkurang (L.0401.3)
- Tidak ada sianosis (L.0401.4)
**Target Luaran:**
- Peningkatan kemampuan batuk efektif
- Pengurangan produksi sputum
- Suara napas vesikuler tanpa abnormalitas
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** I.0901
**Judul:** **Manajemen Jalan Napas**
**Tindakan:**
- **Posisi semi-Fowler atau tinggi (I.0901.1)** → Meningkatkan ekspansi paru dan drainase sekret.
- **Latihan batuk efektif (I.0901.2)** → Meningkatkan pengeluaran sputum.
- **Hidrasi adekuat (I.0901.3)** → Mengencerkan sekret.
- **Fisioterapi dada (I.0901.4)** → Memobilisasi sekret.
- **Suction jika diperlukan (I.0901.5)** → Membersihkan jalan napas jika pasien tidak mampu batuk efektif.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (D.0016)** mendiagnosis masalah utama, yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas akibat batuk tidak efektif dan produksi sputum berlebih.
- **SLKI (L.0401)** menetapkan tujuan perbaikan, seperti peningkatan batuk efektif dan pengurangan sekret.
- **SIKI (I.0901)** memberikan intervensi konkret seperti posisi semi-Fowler, latihan batuk, dan hidrasi untuk mencapai luaran yang diharapkan.
**Referensi:**
*PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dokumen klinis atau akademik.)* -
Article No. 19654 | 15 Jul 2025
Klinis : batuk tidak efektif, sputum berlebih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk tidak efektif dan sputum berlebih.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Kode: 00031
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Pasien dapat mengurangi produksi sekret.
3. Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
Kode: 00403
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap obstruksi jalan napas.
2. Pantau tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan status pernapasan.
3. Berikan posisi semi-fowler atau fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
4. Lakukan tindakan batuk efektif dan pernapasan dalam.
5. Berikan humidifikasi oksigen dan terapi nebulizer untuk melembapkan sekresi.
6. Berikan terapi ekspektoran dan mukolitik sesuai indikasi.
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang tepat.
Kode: 00301
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar perawat, saya menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" mengacu pada ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas menjadi tidak terbuka dengan baik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup identifikasi penyebab, pemantauan status pernapasan, pemberian posisi semi-fowler atau fowler, tindakan batuk efektif, pemberian terapi inhalasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif. -
Article No. 19655 | 15 Jul 2025
Klinis : batuk tidak efektif, sputum berlebih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi batuk tidak efektif dan sputum berlebih.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
Definisi SLKI:
Upaya perawat untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan klien dalam membersihkan saluran pernapasan.
Definisi SIKI:
Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan sehingga jalan napas tetap terbuka.
Kode Intervensi SIKI:
- Manajemen Jalan Napas (6820)
- Manajemen Sekresi Jalan Napas (6840)
- Fisioterapi Dada (6910)
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan klien dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas menjadi tidak terbuka. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas untuk mempertahankan atau membuka jalan napas, manajemen sekresi jalan napas untuk memfasilitasi pengeluaran sekret, dan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret. -
Article No. 19656 | 15 Jul 2025
Klinis : batuk tidak efektif, sputum berlebih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Kondisi: Batuk Tidak Efektif dan Sputum Berlebih**
Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dalam format **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode SDKI: D.0012**
**Judul:** **Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif**
**Definisi:** Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Peningkatan produksi sputum (sekret berlebih).
- Batuk tidak efektif (kelemahan otot pernapasan, nyeri, atau gangguan refleks batuk).
- Gangguan mobilitas sekret (viskositas tinggi, dehidrasi).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.0401**
**Judul:** **Bersihan Jalan Napas**
**Kriteria Evaluasi:**
- Suara napas bersih (tidak ada ronki/wheezing).
- Sputum dapat dikeluarkan dengan efektif.
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20 kali/menit pada dewasa).
- Saturasi O₂ ≥95% (dalam kondisi normal).
**Indikator:**
- Klien mampu batuk efektif.
- Volume dan viskositas sputum berkurang.
- Tidak ada tanda distress pernapasan (sianosis, penggunaan otot aksesori).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.0401**
**Judul:** **Manajemen Jalan Napas**
**Tindakan:**
- **Posisikan semi-Fowler/tinggi** untuk optimalisasi ekspansi paru.
- **Ajarkan teknik batuk efektif** (deep breathing & huffing cough).
- **Lakukan fisioterapi dada** (postural drainage, perkusi, vibrasi) jika diperlukan.
- **Berikan hidrasi adekuat** (2–3 L/hari) untuk mengencerkan sekret.
- **Monitor karakteristik sputum** (warna, volume, konsistensi).
- **Kolaborasi pemberian mukolitik/bronkodilator** sesuai indikasi.
---
### **Catatan Akademis**
- **Patofisiologi:** Produksi sputum berlebih dan batuk tidak efektif dapat disebabkan oleh infeksi saluran napas (ISPA, pneumonia), PPOK, atau kondisi inflamasi lainnya.
- **Evidence-Based Practice:** Teknik batuk terkontrol dan hidrasi terbukti meningkatkan klirens sekret (WHO, 2020; Perry & Potter, 2021).
- **Dokumentasi:** Catat perubahan status pernapasan, respons intervensi, dan kebutuhan kolaborasi dengan tim medis.
---
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1*.
Format ini memenuhi kebutuhan klinis dengan pendekatan **sistematis, berbasis bukti, dan terstandar**. Jika diperlukan penyesuaian terkait kompleksitas kasus, evaluasi holistik (fisik-psikososial) wajib dilakukan.