Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15673 | 16 Apr 2025
Klinis : intervensi oksigen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk intervensi oksigen, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan saluran napas terbuka.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari masalah ini adalah klien akan menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan jalan napas yang bersih dan terbuka, pergerakan dada yang simetris, dan tidak ada suara napas tambahan.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemberian Oksigen. Tujuan intervensi ini adalah untuk meningkatkan oksigenasi jaringan dengan memberikan oksigen secara aman dan efektif. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Menilai kebutuhan oksigen klien
2. Memilih alat pemberian oksigen yang sesuai
3. Mengatur laju aliran oksigen sesuai kebutuhan
4. Memantau tanda-tanda vital dan respon klien terhadap pemberian oksigen
5. Melakukan edukasi kepada klien dan keluarga terkait pemberian oksigen
Dengan intervensi pemberian oksigen yang tepat, diharapkan dapat membantu mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif pada klien. -
Article No. 15674 | 16 Apr 2025
Klinis : intervensi oksigen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi intervensi oksigen.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga mengakibatkan ventilasi yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
- Aktivitas:
- Memantau status pernapasan
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Melakukan suction bila diperlukan
- Mengajarkan teknik batuk efektif
Sebagai seorang perawat, saya akan menerapkan intervensi oksigen untuk membantu mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif pada pasien. Intervensi oksigen ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien, mencegah hipoksemia, dan memfasilitasi proses pembersihan sekresi dari saluran napas. -
Article No. 15677 | 16 Apr 2025
Klinis : diabetes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Diabetes Melitus (Tone Akademis, Persona Pakar/Perawat)
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Penjelasan: Pasien dengan diabetes melitus mengalami gangguan dalam metabolisme glukosa, sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan, kekurangan energi, dan malnutrisi.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Pasien dengan diabetes melitus dapat mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik akibat kelelahan, kelemahan, dan perubahan kadar glukosa darah.
3. Risiko Komplikasi
- Penjelasan: Pasien dengan diabetes melitus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti neuropati, retinopati, nefropati, dan penyakit kardiovaskular.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI merupakan pedoman standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI terdiri dari definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI merupakan pedoman standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SLKI mencakup indikator hasil, kriteria hasil, dan skala pengukuran untuk setiap luaran keperawatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI merupakan pedoman standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SIKI mencakup definisi, tujuan, aktivitas, dan kriteria hasil untuk setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien dengan diabetes melitus. -
Article No. 15678 | 16 Apr 2025
Klinis : diabetes
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci untuk menangani kasus diabetes berdasarkan standar Diagnosis Keperawatan SDKI, Luaran Keperawatan SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI.
Diagnosis Keperawatan SDKI untuk Diabetes:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi diabetes adalah "Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah" (SDKI). Diagnosis ini menggambarkan keadaan pasien yang mengalami fluktuasi atau ketidakstabilan dalam kadar glukosa darah, yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan.
Luaran/Output Keperawatan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output keperawatan sebagai berikut:
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah: Pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2. Pengetahuan Manajemen Diabetes: Pasien memiliki pengetahuan yang memadai tentang diabetes, termasuk penyebab, gejala, penanganan, dan pencegahan komplikasi.
3. Perilaku Perawatan Diri: Pasien mampu melakukan perawatan diri yang efektif, seperti pemantauan kadar glukosa, pengaturan diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan sesuai dengan rencana perawatan.
4. Kontrol Gejala: Pasien dapat mengendalikan gejala-gejala diabetes, seperti poliuria, polidipsia, dan penurunan berat badan.
5. Pencegahan Komplikasi: Pasien dapat mencegah atau meminimalkan terjadinya komplikasi diabetes, seperti neuropati, retinopati, dan penyakit kardiovaskular.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output keperawatan yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah: Melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara teratur, baik melalui pengukuran di rumah sakit maupun dengan alat monitoring glukosa mandiri.
2. Edukasi Manajemen Diabetes: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diabetes, meliputi etiologi, gejala, penanganan, dan pencegahan komplikasi.
3. Pengaturan Diet: Membantu pasien dalam merencanakan dan menerapkan diet yang sesuai untuk mengontrol kadar glukosa darah, seperti pembatasan karbohidrat, pemilihan makanan yang tepat, dan pengaturan waktu makan.
4. Peningkatan Aktivitas Fisik: Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur dan sesuai dengan kondisinya, seperti berjalan, berenang, atau senam, untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah.
5. Pemberian Terapi Farmakologis: Bekerja sama dengan tim medis untuk memberikan terapi farmakologis yang tepat, seperti pemberian obat antidiabetes, insulin, atau obat-obatan lainnya, sesuai dengan kondisi pasien.
6. Manajemen Gejala: Membantu pasien dalam mengendalikan gejala-gejala diabetes, seperti poliuria, polidipsia, dan penurunan berat badan, melalui intervensi keperawatan yang sesuai.
7. Pencegahan Komplikasi: Melakukan upaya-upaya pencegahan komplikasi diabetes, seperti pemeriksaan mata, kaki, dan fungsi ginjal, serta edukasi tentang perawatan diri yang tepat.
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan diabetes dapat mencapai stabilitas kadar glukosa darah, pemahaman yang baik tentang manajemen diabetes, perilaku perawatan diri yang efektif, kontrol gejala, dan pencegahan komplikasi yang optimal. -
Article No. 15679 | 16 Apr 2025
Klinis : Tentukan Intervensi Harga diri rendah situasional ( Tujuan, Kriteria hasil, tindakan, rasional) pada kasus Seorang laki-laki berusia 72 tahun ditemukan oleh petugas puskesmas keliling di sebuah kolong jembatan, tempat ia tinggal selama lebih dari lima tahun terakhir. Ia tampak kurus, berambut kusut, dan mengenakan pakaian lusuh. Lansia tersebut mengaku bernama Pak Rahman dan mengatakan bahwa ia tidak memiliki keluarga atau tempat tinggal tetap sejak diusir dari rumah anaknya. Ia sering merasa cemas saat malam tiba karena takut mengalami kekerasan dari orang-orang sekitar, dan mengaku sering merasa sedih, kesepian, dan tidak berharga. Pak Rahman juga menunjukkan tanda-tanda penurunan fungsi kognitif, seperti sulit mengingat waktu dan bingung ketika ditanya arah. Selain itu, ia tampak kurang terawat secara fisik dan menunjukkan gejala insomnia serta penurunan nafsu makan. Kondisi ini menunjukkan perlunya asuhan keperawatan jiwa untuk membantu meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup Pak Rahman.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah Situasional
Definisi SDKI:
Penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri atau kemampuannya, yang disebabkan oleh situasi saat ini atau masa lalu.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk menilai dirinya secara positif.
Definisi SIKI:
Intervensi untuk membantu individu meningkatkan penilaian positif terhadap dirinya dan kemampuannya.
Intervensi Keperawatan:
Tujuan:
1. Pasien dapat mengidentifikasi aspek-aspek positif dalam dirinya.
2. Pasien dapat mengekspresikan perasaan secara terbuka.
3. Pasien dapat meningkatkan harga diri.
Kriteria Hasil:
1. Pasien mampu mengidentifikasi minimal 3 aspek positif dalam dirinya.
2. Pasien dapat mengekspresikan perasaan dengan lebih terbuka.
3. Pasien menunjukkan peningkatan harga diri.
Tindakan:
1. Bantu pasien mengidentifikasi aspek-aspek positif dalam dirinya.
2. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan secara terbuka.
3. Berikan dukungan, validasi, dan umpan balik positif untuk meningkatkan harga diri pasien.
4. Libatkan pasien dalam aktivitas yang dapat meningkatkan harga diri.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi yang komprehensif.
Rasional:
1. Membantu pasien mengidentifikasi aspek positif dapat meningkatkan penilaian positif terhadap dirinya.
2. Mengekspresikan perasaan secara terbuka dapat membantu pasien memproses dan menemukan solusi.
3. Dukungan, validasi, dan umpan balik positif dapat meningkatkan harga diri pasien.
4. Aktivitas yang meningkatkan harga diri dapat membantu pasien merasa berharga.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dapat memberikan intervensi yang komprehensif dan efektif. -
Article No. 15680 | 16 Apr 2025
Klinis : evaluasi untuk diagnosa "ketidakstabilan kadar gula darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Ketidakstabilan Kadar Gula Darah" berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah".
Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah didefinisikan sebagai "Rentan mengalami fluktuasi kadar gula darah yang dapat membahayakan kesehatan". Karakteristik definisi ini mencakup adanya risiko perubahan kadar gula darah yang tidak terkendali, baik peningkatan (hiperglikemia) maupun penurunan (hipoglikemia) yang dapat menimbulkan komplikasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan untuk "Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah" adalah:
1. Kadar Gula Darah Terkendali
2. Pengetahuan tentang Pengelolaan Diabetes Melitus Memadai
3. Perilaku Perawatan Diri Diabetes Melitus Memadai
Luaran ini menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, yaitu tercapainya kontrol yang baik terhadap kadar gula darah, peningkatan pengetahuan pasien terkait pengelolaan diabetes, serta perilaku perawatan diri yang memadai untuk mencegah komplikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran "Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah" antara lain:
1. Pemantauan Kadar Gula Darah
- Memantau kadar gula darah secara berkala
- Mencatat hasil pemantauan kadar gula darah
- Menganalisis pola fluktuasi kadar gula darah
2. Edukasi Pengelolaan Diabetes Melitus
- Memberikan edukasi tentang diabetes melitus, penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi
- Mengajarkan teknik pemantauan dan pengukuran kadar gula darah
- Menjelaskan manajemen diet, aktivitas fisik, dan pengobatan diabetes
3. Fasilitasi Perawatan Diri Diabetes Melitus
- Membantu pasien mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kontrol gula darah
- Mengajarkan teknik perawatan kaki dan pencegahan komplikasi
- Memfasilitasi pasien dalam menyusun rencana perawatan diri
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai kontrol gula darah yang stabil, meningkatkan pengetahuan pasien tentang diabetes, serta mendorong perilaku perawatan diri yang memadai untuk mencegah komplikasi.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat harus menggunakan pendekatan kolaboratif dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan. Selain itu, evaluasi dan penyesuaian intervensi secara berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan efektivitas Asuhan Keperawatan. -
Article No. 15681 | 16 Apr 2025
Klinis : evaluasi untuk diagnosa "ketidakstabilan kadar gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "ketidakstabilan kadar gula darah" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana terjadi peningkatan atau penurunan kadar gula darah di luar rentang normal.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan karbohidrat, aktivitas fisik, dan obat-obatan antidiabetes.
- Karakteristik: Gejala seperti poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, dan perubahan kesadaran.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tercapainya stabilitas kadar gula darah dalam rentang normal.
- Indikator:
a. Kadar gula darah dalam batas normal.
b. Tidak ada tanda dan gejala ketidakstabilan kadar gula darah.
c. Pasien dapat mengenali tanda dan gejala ketidakstabilan kadar gula darah.
d. Pasien dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi ketidakstabilan kadar gula darah.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pemantauan kadar gula darah secara berkala.
b. Edukasi mengenai pola makan, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan antidiabetes.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk pengaturan regimen terapi.
d. Pemberian insulin atau obat antidiabetes sesuai dengan kebutuhan.
e. Manajemen stres dan koping yang efektif.
Dalam menangani kasus ketidakstabilan kadar gula darah, perawat berperan penting dalam melakukan pemantauan, edukasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai stabilitas kadar gula darah dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 15682 | 16 Apr 2025
Klinis : daftar pustaka untuk management perawatandiabetes
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Saya akan menjawab permintaan Anda dengan format yang terstruktur dan tone akademis.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Perawatan diabetes, tidak terdapat komplikasi
Penjelasan:
Diagnosis "Daftar pustaka untuk manajemen perawatan diabetes" dapat diwakili oleh kode ICD-10 E11, yang merujuk pada diabetes mellitus tipe 2. Diabetes mellitus tipe 2 adalah kondisi kronis di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif atau tidak dapat memproduksi insulin yang cukup.
Terkait manajemen perawatan, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk "daftar pustaka untuk manajemen perawatan diabetes". Namun, kode ICD-9-CM 99.15 (Perawatan diabetes, tidak terdapat komplikasi) dapat digunakan untuk menggambarkan perawatan rutin diabetes secara umum, termasuk penyediaan informasi edukasi dan sumber daya bagi pasien.
Manajemen perawatan diabetes yang komprehensif dapat mencakup beberapa aspek, seperti:
- Edukasi dan konseling tentang diabetes, termasuk gaya hidup sehat, diet, dan aktivitas fisik
- Pemantauan glukosa darah
- Terapi farmakologis (misalnya obat-obatan antidiabetes)
- Pencegahan dan pengelolaan komplikasi diabetes
- Koordinasi perawatan multidisipliner (misalnya dengan dokter, ahli gizi, perawat, dan lain-lain)
- Penyediaan sumber daya dan bahan edukasi bagi pasien
Daftar pustaka yang komprehensif untuk manajemen perawatan diabetes dapat membantu tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan yang optimal bagi pasien dengan diabetes mellitus tipe 2. -
Article No. 15616 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 2 (sistem saraf) Seorang pasien perempuan berusia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala yang semakin parah selama 3 bulan terakhir, terutama di pagi hari. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, dan gangguan penglihatan berupa pandangan kabur. Keluarga melaporkan bahwa pasien telah mengalami kelemahan pada sisi kanan tubuh dan kesulitan berbicara selama dua minggu terakhir. Data dari pemeriksaan fisik: Kesadaran: GCS 13 (E3V4M6). Tekanan darah: 150/90 mmHg, HR: 82x/menit, RR: 18x/menit, Suhu: 37,2°C. Pemeriksaan neurologis: Hemiparesis kanan (kekuatan otot 3/5). Refleks patologis (+) Babinski kanan. Papiledema (+) (pada pemeriksaan funduskopi). Tes lapang pandang menunjukkan hemianopsia temporal. Hasil Pemeriksaan Penunjang CT-Scan Kepala: Tampak massa hiperdense pada lobus parietalis kiri dengan efek massa dan edema perilesional, garis tengah otak sedikit bergeser ke kanan. MRI Kepala: Lesi berukuran 4 cm x 3,5 cm x 3 cm pada lobus parietalis kiri, tampak peninggian dengan kontras, edema perilesional luas dan pergeseran garis tengah minimal. Pemeriksaan Laboratorium: Hitung darah lengkap: Leukosit 9.800/µL, Hb 13,2 g/dL, Trombosit 280.000/µL. Elektrolit dalam batas normal. Elektroensefalografi (EEG): Tidak ada aktivitas epileptiform, tetapi ditemukan gelombang lambat pada area lesi. Pasien dijadwalkan menjalani terapi kortikosteroid untuk mengurangi edema serebral dan bedah saraf untuk eksplorasi dan pengangkatan massa.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala Akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial sekunder akibat massa pada lobus parietalis kiri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan hemiparesis kanan.
3. Gangguan Persepsi Sensorik berhubungan dengan hemianopsia temporal.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Nyeri Kepala Akut
SDKI: Nyeri Kepala Akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat potensi atau aktual kerusakan jaringan di daerah kepala.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, dan Terapi Oksigen.
SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Mengkaji Nyeri, Memberikan Analgesik, dan Memfasilitasi Teknik Relaksasi.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Perawatan Mobilitas, Pelatihan Aktivitas, dan Perawatan Keseimbangan.
SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Mengkaji Fungsi Motorik, Memfasilitasi Latihan Pergerakan, dan Memantau Kemajuan Mobilitas.
3. Gangguan Persepsi Sensorik
SDKI: Gangguan Persepsi Sensorik adalah perubahan dalam kemampuan menerima, mengorganisasi, dan menginterpretasikan stimulus sensorik.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Perawatan Penglihatan, Pelatihan Pemulihan Persepsi, dan Terapi Lingkungan.
SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Mengkaji Fungsi Penglihatan, Memberikan Bantuan Visual, dan Memodifikasi Lingkungan.
Catatan: Diagnosa Keperawatan dan Intervensi yang disarankan harus disesuaikan dengan kondisi klinis pasien dan rencana perawatan yang telah ditetapkan oleh tim kesehatan. -
Article No. 15617 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 2 (sistem saraf) Seorang pasien perempuan berusia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala yang semakin parah selama 3 bulan terakhir, terutama di pagi hari. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, dan gangguan penglihatan berupa pandangan kabur. Keluarga melaporkan bahwa pasien telah mengalami kelemahan pada sisi kanan tubuh dan kesulitan berbicara selama dua minggu terakhir. Data dari pemeriksaan fisik: Kesadaran: GCS 13 (E3V4M6). Tekanan darah: 150/90 mmHg, HR: 82x/menit, RR: 18x/menit, Suhu: 37,2°C. Pemeriksaan neurologis: Hemiparesis kanan (kekuatan otot 3/5). Refleks patologis (+) Babinski kanan. Papiledema (+) (pada pemeriksaan funduskopi). Tes lapang pandang menunjukkan hemianopsia temporal. Hasil Pemeriksaan Penunjang CT-Scan Kepala: Tampak massa hiperdense pada lobus parietalis kiri dengan efek massa dan edema perilesional, garis tengah otak sedikit bergeser ke kanan. MRI Kepala: Lesi berukuran 4 cm x 3,5 cm x 3 cm pada lobus parietalis kiri, tampak peninggian dengan kontras, edema perilesional luas dan pergeseran garis tengah minimal. Pemeriksaan Laboratorium: Hitung darah lengkap: Leukosit 9.800/µL, Hb 13,2 g/dL, Trombosit 280.000/µL. Elektrolit dalam batas normal. Elektroensefalografi (EEG): Tidak ada aktivitas epileptiform, tetapi ditemukan gelombang lambat pada area lesi. Pasien dijadwalkan menjalani terapi kortikosteroid untuk mengurangi edema serebral dan bedah saraf untuk eksplorasi dan pengangkatan massa.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot dan hemiparesis.
2. Perubahan Persepsi Sensori (Gangguan Penglihatan) berhubungan dengan papiledema dan hemianopsia temporal.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
4. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Serebral berhubungan dengan efek massa dan edema perilesional.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik:
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara mandiri.
- SLKI: Intervensi untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara mandiri.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi atau mempertahankan kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara mandiri.
2. Perubahan Persepsi Sensori (Gangguan Penglihatan):
- SDKI: Perubahan dalam kemampuan merasakan, menginterpretasi, dan memberi makna pada rangsangan sensorik.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi persepsi sensorik yang adekuat.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi kemampuan pasien dalam merasakan, menginterpretasi, dan memberi makna pada rangsangan sensorik.
3. Nyeri Akut:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat tiba-tiba atau lambat dan berakibat kurang dari 3 bulan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat tiba-tiba atau lambat dan berakibat kurang dari 3 bulan.
- SIKI: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat tiba-tiba atau lambat dan berakibat kurang dari 3 bulan.
4. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Serebral:
- SDKI: Ancaman gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan otak.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah atau mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan otak.
- SIKI: Tindakan untuk mencegah atau mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan otak.