Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15751 | 18 Apr 2025
Klinis : Gastropati diabetikk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gastropati Diabetik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Malabsorpsi, perubahan lingkungan pencernaan, dan peningkatan kebutuhan metabolik.
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, anoreksia, mual, muntah, diare, dan kelelahan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Penyebab: Kelemahan, kelelahan, dan perubahan fungsi gastrointestinal.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas, dan peningkatan gejala setelah aktivitas.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan atau fungsi tubuh.
- Penyebab: Perubahan fisik, seperti penurunan berat badan, distensi perut, dan malabsorpsi.
- Tanda dan Gejala: Perasaan tidak nyaman dengan penampilan, menarik diri dari interaksi sosial, dan harga diri rendah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh klien. Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada kasus Gastropati Diabetik ini mencakup Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, Intoleransi Aktivitas, dan Gangguan Citra Tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan dalam mencapai luaran yang diharapkan. Luaran yang diharapkan pada kasus ini meliputi peningkatan status nutrisi, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan citra tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan klien. Intervensi yang dapat dilakukan pada kasus Gastropati Diabetik antara lain pemantauan status nutrisi, pengaturan aktivitas, dan konseling terkait citra tubuh.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu klien dengan Gastropati Diabetik dalam mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 15752 | 18 Apr 2025
Klinis : trauma abdomen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi trauma abdomen, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Trauma Abdomen
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari saluran tubuh.
Faktor yang berhubungan: Trauma abdomen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Perdarahan: Kemampuan individu untuk mencegah atau menghentikan kehilangan darah.
2. Pemulihan Hemodinamik: Kemampuan individu untuk mempertahankan stabilitas sirkulasi darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perdarahan: Tindakan untuk mencegah atau mengendalikan kehilangan darah.
2. Resusitasi Cairan: Tindakan untuk mempertahankan volume dan tekanan darah.
3. Pemantauan Hemodinamik: Tindakan untuk memantau tanda-tanda vital dan status hemodinamik.
Implementasi dari SDKI, SLKI, dan SIKI tersebut bertujuan untuk mengatasi risiko perdarahan yang dapat terjadi akibat trauma abdomen dan memastikan pemulihan hemodinamik pasien. -
Article No. 15683 | 17 Apr 2025
Klinis : Pasien mengatakan mengalami sakit kepala yang berat Pasien mengatakan merasa lemah pada lengan kiri Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi 1. Pasien didiagnosis tumor otak setelah mengalami sakit kepala yang semakin berat, disertai kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku sejak 2 bulan terakhir 2. Pada pemeriksaan MRI otak menunjukkan adanya massa di lobus frontal kiri yang diduga sebagai glioma 3. Pasien menjalani operasi selama 6 jam, dengan hasil pengangkatan tumor yang cukup optimal 4. Pasien dipindahkan ke recovery room (RR) untuk observasi pasca operasi awal sebelum dipindahkan ke ICU 5. TD: 145/85 mmHg (masih dalam batas normal, dipantau karena ada riwayat hipertensi) Nadi: 88 kali/menit Frekuensi napas: 16 kali/menit (stabil dengan ventilasi spontan) Suhu: 37,3°C Saturasi O₂: 98% dengan nasal cannula 3L/menit 6. GCS (Glasgow Coma Scale): 12 (E3, V4, M5) 7. Pasien tampak sudah mulai membuka mata, tetapi masih tampak mengantuk karena efek anestesi 8. Respons terhadap rangsangan verbal masih lambat, tetapi pasien dapat menggerakkan tangan kanan dengan baik 9. Kelemahan pada ekstremitas kiri tampak masih ada, sesuai dengan defisit neurologis sebelum operasi 10. Reaksi pupil: Isokor, reaktif terhadap Cahaya 11. Gerakan ekstremitas kanan baik, tetapi kaki kiri tampak masih lemah (paresis ⅗) 12. Balutan luka operasi bersih, tidak ada tanda perdarahan aktif 13. Drain luka (JP Drain) terpasang, dengan produksi cairan 30 mL dalam 30 menit pertama
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
1. Risiko Pergeseran Posisi Otak Terbatas
- Pasien menunjukkan gejala neurologi seperti sakit kepala, kelemahan ekstremitas kiri, dan gangguan bicara, yang mengindikasikan adanya pergeseran posisi otak akibat tumor yang didiagnosis.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Pasien mengalami kelemahan pada ekstremitas kiri, yang mengganggu mobilitas fisik dan berdampak pada aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Perdarahan
- Pasien baru saja menjalani operasi pengangkatan tumor otak, sehingga berisiko mengalami perdarahan pascaoperasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Pergeseran Posisi Otak Terbatas
- Luaran: Tidak terjadi pergeseran posisi otak
- Indikator: Nilai GCS membaik, tidak ada peningkatan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (nyeri kepala, mual, muntah, perubahan perilaku)
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Luaran: Mobilitas fisik membaik
- Indikator: Pasien dapat menggerakkan ekstremitas kiri dengan baik, mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
3. Risiko Perdarahan
- Luaran: Tidak terjadi perdarahan
- Indikator: Tidak ada perdarahan aktif pada luka operasi, drain JP tidak mengeluarkan darah segar
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Pergeseran Posisi Otak Terbatas
- Monitor tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (nyeri kepala, mual, muntah, perubahan perilaku)
- Lakukan pemantauan neurologi secara berkala (GCS, pupil, gerakan ekstremitas)
- Pertahankan kepala dalam posisi netral
- Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial (batuk, bersin, mengejan)
- Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pencegahan pergeseran posisi otak
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Lakukan mobilisasi dini sesuai kemampuan pasien
- Berikan latihan range of motion (ROM) untuk ekstremitas kiri
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk membantu program rehabilitasi
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan pasien
- Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pemulihan mobilitas fisik
3. Risiko Perdarahan
- Pantau tanda-tanda perdarahan pada luka operasi dan drain JP
- Pertahankan balutan luka operasi tetap bersih dan kering
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antikoagulan dan penjadwalan pemeriksaan laboratorium
- Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pencegahan perdarahan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi pasien secara komprehensif, melakukan pemantauan yang cermat, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 15684 | 17 Apr 2025
Klinis : Ds: Pasien mengatakan mengalami sakit kepala yang berat Do: Pasien didiagnosis tumor otak setelah mengalami sakit kepala yang semakin berat, disertai kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku sejak 2 bulan terakhir Pada pemeriksaan MRI otak menunjukkan adanya massa di lobus frontal kiri yang diduga sebagai glioma TTV: TD: 145/85 mmHg (masih dalam batas normal, dipantau karena ada riwayat hipertensi) Nadi: 88 kali/menit Frekuensi napas: 16 kali/menit (stabil dengan ventilasi spontan) Suhu: 37,3°C Saturasi O₂: 98% dengan nasal cannula 3L/menit GCS (Glasgow Coma Scale): 12 (E3, V4, M5) Respons terhadap rangsangan verbal masih lambat, tetapi pasien dapat menggerakkan tangan kanan dengan baik Kelemahan pada ekstremitas kiri tampak masih ada, sesuai dengan defisit neurologis sebelum operasi Gerakan ekstremitas kanan baik, tetapi kaki kiri tampak masih lemah (paresis ⅗)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus ini adalah:
1. Risiko Ketidakstabilan Serebral
- Definisi: Rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi serebral yang dapat mengancam kehidupan.
- Penyebab: Tumor otak pada lobus frontal kiri.
- Tanda dan Gejala: Sakit kepala berat, kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, perubahan perilaku, penurunan kesadaran.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Serebral
- Definisi: Kondisi dimana seseorang mempertahankan fungsi serebral yang adekuat.
- Kriteria Hasil:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Tidak ada peningkatan tekanan intrakranial
c. Tidak ada kejang
d. Fungsi motorik membaik
e. Fungsi kognitif membaik
f. Tidak ada perubahan perilaku yang merugikan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Neurologis
- Definisi: Mengidentifikasi dan mencatat perubahan dalam fungsi neurologis.
- Aktivitas:
a. Memantau tanda-tanda vital secara berkala
b. Menilai tingkat kesadaran (GCS)
c. Menilai fungsi motorik dan sensorik
d. Menilai perilaku dan fungsi kognitif
2. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Definisi: Meminimalkan risiko peningkatan tekanan intrakranial.
- Aktivitas:
a. Menjaga posisi kepala elevasi 30-45 derajat
b. Memonitor tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
c. Mengatur pemberian cairan sesuai kebutuhan
d. Memberikan oksigen sesuai indikasi
3. Terapi Oksigen
- Definisi: Pemberian oksigen untuk mempertahankan pasokan oksigen yang adekuat.
- Aktivitas:
a. Memantau saturasi oksigen
b. Mengatur pemberian oksigen sesuai kebutuhan pasien
4. Manajemen Nyeri
- Definisi: Mencegah, mengurangi, dan mengendalikan rasa sakit yang dialami pasien.
- Aktivitas:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
b. Memberikan analgesik sesuai indikasi
c. Menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Ketidakstabilan Serebral merupakan diagnosa yang sesuai dengan kondisi pasien. Pasien memiliki tumor otak yang dapat mengancam fungsi serebral, sehingga rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi serebral yang dapat membahayakan kehidupan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Stabilitas Serebral adalah luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan. Kriteria hasil mencakup pemantauan tanda-tanda vital, tekanan intrakranial, fungsi motorik, kognitif, dan perilaku untuk memastikan fungsi serebral yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Neurologis: Penting untuk memantau tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, fungsi motorik dan sensorik, serta perilaku dan fungsi kognitif secara berkala untuk mengidentifikasi perubahan yang mungkin terjadi.
2. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial: Intervensi ini bertujuan untuk meminimalkan risiko peningkatan tekanan intrakranial, yang dapat membahayakan pasien. Aktivitas seperti menjaga posisi kepala elevasi, memantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, dan mengatur pemberian cairan serta oksigen sesuai kebutuhan pasien.
3. Terapi Oksigen: Pemberian oksigen sesuai kebutuhan pasien bertujuan untuk mempertahankan pasokan oksigen yang adekuat.
4. Manajemen Nyeri: Pengelolaan nyeri secara komprehensif, meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, dan penggunaan teknik nonfarmakologis, bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan mengendalikan rasa sakit yang dialami pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tercapainya stabilitas serebral. Hal ini akan membantu meminimalkan risiko komplikasi dan meningkatkan kesejahteraan pasien. -
Article No. 15685 | 17 Apr 2025
Klinis : Ds: Pasien mengatakan mengalami sakit kepala yang berat Do: Pasien didiagnosis tumor otak setelah mengalami sakit kepala yang semakin berat, disertai kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku sejak 2 bulan terakhir Pada pemeriksaan MRI otak menunjukkan adanya massa di lobus frontal kiri yang diduga sebagai glioma TTV: TD: 145/85 mmHg (masih dalam batas normal, dipantau karena ada riwayat hipertensi) Nadi: 88 kali/menit Frekuensi napas: 16 kali/menit (stabil dengan ventilasi spontan) Suhu: 37,3°C Saturasi O₂: 98% dengan nasal cannula 3L/menit GCS (Glasgow Coma Scale): 12 (E3, V4, M5) Respons terhadap rangsangan verbal masih lambat, tetapi pasien dapat menggerakkan tangan kanan dengan baik Kelemahan pada ekstremitas kiri tampak masih ada, sesuai dengan defisit neurologis sebelum operasi Gerakan ekstremitas kanan baik, tetapi kaki kiri tampak masih lemah (paresis ⅗)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kerusakan Integritas Serebral berhubungan dengan tumor otak yang dapat menyebabkan edema dan peningkatan tekanan intrakranial.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan ekstremitas kiri dan paresis ⅗ pada ekstremitas kiri.
3. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan gangguan bicara akibat lesi pada otak.
4. Perubahan Proses Berpikir berhubungan dengan perubahan perilaku akibat lesi pada otak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Kerusakan Integritas Serebral
- Tekanan intrakranial tetap dalam batas normal.
- Tidak terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
- Fungsi neurologis tetap stabil atau membaik.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan rentang gerak sendi.
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot.
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan koordinasi gerakan.
3. Gangguan Komunikasi
- Pasien dapat berkomunikasi secara efektif.
- Pasien dapat memahami instruksi atau informasi yang diberikan.
- Pasien dapat menyampaikan kebutuhan dan keinginannya.
4. Perubahan Proses Berpikir
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kemampuan berpikir.
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kemampuan mengambil keputusan.
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Kerusakan Integritas Serebral:
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (sakit kepala, muntah, perubahan kesadaran, dll.).
- Berikan posisi yang aman dan nyaman untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi farmakologis (misalnya, kortikosteroid, diuretik, antikonvulsan) sesuai kebutuhan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dan pentingnya segera melaporkan.
2. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Lakukan latihan rentang gerak sendi secara bertahap.
- Berikan latihan kekuatan otot sesuai kemampuan pasien.
- Lakukan latihan koordinasi gerakan dan aktivitas fungsional.
- Berikan alat bantu mobilisasi sesuai kebutuhan pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan mobilisasi.
3. Gangguan Komunikasi:
- Lakukan komunikasi yang efektif dengan pasien, menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
- Berikan alat bantu komunikasi sesuai kondisi pasien (misalnya, papan komunikasi, aplikasi di ponsel).
- Latih pasien untuk menyampaikan kebutuhan dan keinginannya.
- Libatkan keluarga dalam proses komunikasi dan rehabilitasi.
4. Perubahan Proses Berpikir:
- Lakukan stimulasi kognitif melalui latihan pemecahan masalah sederhana.
- Berikan dukungan dan bimbingan dalam pengambilan keputusan sederhana.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan kognitif dan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan tim terapeutik (misalnya, terapis okupasi, psikolog) untuk intervensi kognitif yang lebih komprehensif.
Penjelasan di atas memberikan gambaran diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang dapat diterapkan untuk mengelola kondisi pasien dengan tumor otak. Asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 15686 | 17 Apr 2025
Klinis : Pasien mengatakan mengalami sakit kepala yang berat Do: Pasien didiagnosis tumor otak setelah mengalami sakit kepala yang semakin berat, disertai kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku sejak 2 bulan terakhir Pada pemeriksaan MRI otak menunjukkan adanya massa di lobus frontal kiri yang diduga sebagai glioma TTV: TD: 145/85 mmHg (masih dalam batas normal, dipantau karena ada riwayat hipertensi) Nadi: 88 kali/menit Frekuensi napas: 16 kali/menit (stabil dengan ventilasi spontan) Suhu: 37,3°C Saturasi O₂: 98% dengan nasal cannula 3L/menit GCS (Glasgow Coma Scale): 12 (E3, V4, M5) Respons terhadap rangsangan verbal masih lambat, tetapi pasien dapat menggerakkan tangan kanan dengan baik Kelemahan pada ekstremitas kiri tampak masih ada, sesuai dengan defisit neurologis sebelum operasi Gerakan ekstremitas kanan baik, tetapi kaki kiri tampak masih lemah (paresis ⅗)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dijelaskan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan pada ekstremitas kiri akibat tumor otak
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kelemahan pada ekstremitas kiri (paresis ⅗) akibat adanya tumor otak, yang menyebabkan gangguan mobilitas fisik. Pasien memerlukan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan gerakan yang disengaja dari satu atau lebih anggota tubuh secara mandiri.
Karakteristik Utama: Perubahan kemampuan untuk melakukan gerakan yang disengaja.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 08016
Judul: Mobilitas Fisik
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh, kekuatan otot, dan koordinasi meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 08016
Judul: Manajemen Mobilitas
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pergerakan pasien dan mempertahankan fungsi fisik yang optimal.
Intervensi: Latihan gerak aktif, latihan gerak pasif, latihan ROM, penggunaan alat bantu.
Dengan pemantauan yang ketat dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan mobilitas fisiknya dan mencapai tingkat kemandirian yang optimal. -
Article No. 15687 | 17 Apr 2025
Klinis : Pasien mengatakan mengalami sakit kepala yang berat Do: Pasien didiagnosis tumor otak setelah mengalami sakit kepala yang semakin berat, disertai kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku sejak 2 bulan terakhir Pada pemeriksaan MRI otak menunjukkan adanya massa di lobus frontal kiri yang diduga sebagai glioma TTV: TD: 145/85 mmHg (masih dalam batas normal, dipantau karena ada riwayat hipertensi) Nadi: 88 kali/menit Frekuensi napas: 16 kali/menit (stabil dengan ventilasi spontan) Suhu: 37,3°C Saturasi O₂: 98% dengan nasal cannula 3L/menit GCS (Glasgow Coma Scale): 12 (E3, V4, M5) Respons terhadap rangsangan verbal masih lambat, tetapi pasien dapat menggerakkan tangan kanan dengan baik Kelemahan pada ekstremitas kiri tampak masih ada, sesuai dengan defisit neurologis sebelum operasi Gerakan ekstremitas kanan baik, tetapi kaki kiri tampak masih lemah (paresis ⅗)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
1. Nyeri Kepala Berat (00097)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
- Penyebab: Glioma (tumor otak) pada lobus frontal kiri.
- Karakteristik: Pasien mengeluh sakit kepala yang berat, disertai kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
- Definisi: Keterbatasan dalam gerak fisik yang disebabkan oleh kelemahan, ketidakseimbangan, kurang toleransi, atau ketidakmampuan untuk bergerak dengan mudah.
- Penyebab: Glioma (tumor otak) pada lobus frontal kiri, yang menyebabkan kelemahan pada ekstremitas kiri (paresis ⅗).
- Karakteristik: Kelemahan pada ekstremitas kiri tampak masih ada, sesuai dengan defisit neurologis sebelum operasi. Gerakan ekstremitas kanan baik, tetapi kaki kiri tampak masih lemah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kepala Terkontrol (1605)
- Definisi: Tingkat keparahan nyeri kepala yang dapat diterima oleh pasien.
- Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan nyeri kepala berkurang.
- Pasien menunjukkan perilaku yang mengindikasikan nyeri berkurang.
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memperberat atau meringankan nyeri kepala.
2. Mobilitas Fisik Terestorasi (0208)
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara independen.
- Kriteria hasil:
- Pasien dapat menggerakkan semua ekstremitas dengan baik.
- Pasien dapat berpindah tempat dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat melakukan aktivitas rutin dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (1400)
- Definisi: Pengurangan rasa sakit atau pengalaman sensorik tidak menyenangkan akibat kelainan sensori, emosional, kognitif, atau pengalaman.
- Aktivitas:
- Identifikasi karakteristik nyeri, termasuk lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep medis.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi).
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk evaluasi efektivitas penanganan nyeri.
2. Peningkatan Mobilitas (0208)
- Definisi: Fasilitasi pergerakan mandiri dan terkoordinasi.
- Aktivitas:
- Lakukan evaluasi kemampuan mobilitas dan identifikasi area yang perlu ditingkatkan.
- Berikan latihan pergerakan yang aman dan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien.
- Ajarkan teknik-teknik mobilisasi yang tepat.
- Libatkan keluarga dalam proses peningkatan mobilitas pasien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu nyeri kepala terkontrol dan mobilitas fisik terestorasi. Hal ini akan membantu pasien dalam proses pemulihan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 15688 | 17 Apr 2025
Klinis : Ds: Pasien mengatakan mengalami sakit kepala yang berat Do: Pasien didiagnosis tumor otak setelah mengalami sakit kepala yang semakin berat, disertai kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku sejak 2 bulan terakhir Pada pemeriksaan MRI otak menunjukkan adanya massa di lobus frontal kiri yang diduga sebagai glioma GCS (Glasgow Coma Scale): 12 (E3, V4, M5) Respons terhadap rangsangan verbal masih lambat, tetapi pasien dapat menggerakkan tangan kanan dengan baik Kelemahan pada ekstremitas kiri tampak masih ada, sesuai dengan defisit neurologis sebelum operasi Gerakan ekstremitas kanan baik, tetapi kaki kiri tampak masih lemah (paresis ⅗)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Resiko Peningkatan Tekanan Intrakranial
Definisi: Adanya risiko peningkatan tekanan cairan atau jaringan di dalam ruang intrakranial yang dapat membahayakan fungsi otak.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih aspek pergerakan fisik tubuh yang dapat mengganggu kemampuan untuk bergerak secara mandiri.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi daftar diagnosa keperawatan yang disusun dan disepakati oleh perawat Indonesia. SDKI digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi daftar luaran keperawatan yang disusun dan disepakati oleh perawat Indonesia. SLKI digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi daftar intervensi keperawatan yang disusun dan disepakati oleh perawat Indonesia. SIKI digunakan sebagai acuan dalam menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dengan kondisi pasien yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Resiko Peningkatan Tekanan Intrakranial dan Gangguan Mobilitas Fisik. Perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam proses asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien tersebut. -
Article No. 15689 | 17 Apr 2025
Klinis : Ds: Pasien mengatakan mengalami sakit kepala yang berat Do: Pasien didiagnosis tumor otak setelah mengalami sakit kepala yang semakin berat, disertai kelemahan pada lengan kanan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku sejak 2 bulan terakhir Pada pemeriksaan MRI otak menunjukkan adanya massa di lobus frontal kiri yang diduga sebagai glioma GCS (Glasgow Coma Scale): 12 (E3, V4, M5) Respons terhadap rangsangan verbal masih lambat, tetapi pasien dapat menggerakkan tangan kanan dengan baik Kelemahan pada ekstremitas kiri tampak masih ada, sesuai dengan defisit neurologis sebelum operasi Gerakan ekstremitas kanan baik, tetapi kaki kiri tampak masih lemah (paresis ⅗)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diberikan, dapat ditegakkan Diagnosis Keperawatan utama yaitu:
1. Gangguan Integritas Jaringan Serebral
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Gangguan struktur dan fungsi jaringan otak akibat adanya tumor.
Penyebab: Adanya massa tumor pada lobus frontal kiri yang diduga sebagai glioma.
Gejala dan Tanda: Sakit kepala berat, kelemahan anggota gerak, gangguan bicara, dan perubahan perilaku.
2. Kekurangan Volume Cairan
SDKI:
Definisi: Kehilangan cairan tubuh yang melebihi masukan.
Penyebab: Peningkatan tekanan intrakranial akibat tumor otak.
Gejala dan Tanda: GCS 12 (E3, V4, M5) yang menunjukkan penurunan kesadaran.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
SDKI:
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan tubuh secara mandiri.
Penyebab: Kelemahan dan paresis pada ekstremitas kiri.
Gejala dan Tanda: Kelemahan ekstremitas kiri, paresis ⅗ pada kaki kiri.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosa keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran keperawatan yang disusun oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat dalam menetapkan luaran yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat dalam melakukan tindakan keperawatan. -
Article No. 15690 | 17 Apr 2025
Klinis : mudah lelah, jam tidur tkdak teratur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mudah lelah dan jam tidur tidak teratur dengan gaya bahasa akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (Fatigue)
Definisi: Pengalaman subjektif dari keletihan fisik, emosional, dan/atau kognitif yang mengganggu fungsi normal sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Definisi: Merasa letih secara fisik, emosional, dan/atau kognitif, ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan energi yang diterima, motivasi menurun untuk melakukan aktivitas.
- Faktor yang Berhubungan: Pola tidur yang tidak adekuat, aktivitas fisik yang berlebihan, stres emosional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat melaporkan peningkatan energi dan penurunan kelelahan, klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan efisien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, Peningkatan Tidur.
2. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan tidur yang memuaskan dalam jangka waktu yang wajar.
SDKI:
- Karakteristik Definisi: Pola tidur tidak teratur, kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, kualitas tidur yang buruk.
- Faktor yang Berhubungan: Stres, kekhawatiran, pola aktivitas yang tidak teratur.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat melaporkan pola tidur yang teratur dan kualitas tidur yang baik, klien dapat beristirahat dengan cukup.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Tidur, Terapi Relaksasi, Edukasi Pola Hidup Sehat.
Dalam pendekatan akademis dan persona sebagai pakar/perawat, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI di atas dapat menjadi dasar pemahaman untuk menangani kondisi mudah lelah dan jam tidur tidak teratur pada klien.