Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21658 | 10 Sep 2025
Klinis : Pasien didapatkan imt 36,2kg/m2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 DIAGNOSA KEPERAWATAN\b0\fs24\par
\b Gangguan Citra Tubuh\b0 (Kode: 00118)\par
\par
\b\fs28 PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI\b0\fs24\par
\par
\b Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):\b0\par
Gangguan persepsi terhadap tubuh sendiri yang dapat memengaruhi kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, ditandai dengan perasaan negatif terhadap tubuh, menghindari situasi sosial, dan perilaku yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh (IMT 36,2 kg/m\super 2\super0 termasuk obesitas kelas II).\par
\par
\b Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):\b0\par
\b Kode: 1302 - Penerimaan Citra Tubuh\b0\par
Kriteria hasil:\par
- Menyatakan penerimaan terhadap kondisi tubuh\par
- Berpartisipasi dalam aktivitas sosial\par
- Menunjukkan perilaku perawatan diri yang sesuai\par
- Mengungkapkan perasaan positif tentang tubuh\par
\par
\b Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):\b0\par
\b Kode: 5240 - Peningkatan Citra Tubuh\b0\par
Aktivitas:\par
- Diskusikan persepsi pasien tentang tubuhnya\par
- Bantu mengidentifikasi kekuatan dan aspek positif diri\par
- Ajarkan teknik koping yang adaptif\par
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penatalaksanaan berat badan\par
- Dukung partisipasi dalam aktivitas yang meningkatkan kepercayaan diri\par
\par
\b Catatan:\b0\par
Pendekatan disesuaikan dengan karakteristik pasien (akademis/pakar) dengan memberikan penjelasan berbasis evidence-based, melibatkan pasien dalam perencanaan perawatan, dan menggunakan pendekatan edukasi yang sesuai dengan tingkat pemahaman pasien.\par
} -
Article No. 21659 | 10 Sep 2025
Klinis : seorang perempuan berusia 65 tahun dengan pengkajian, kelebihan berat badan, kekurangan cairan tubuh, evaporasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Diagnosa Keperawatan:\b0 Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan (Kode SDKI: B.2.1)\par
\b Penjelasan Singkat:\b0 Diagnosa ini ditetapkan berdasarkan adanya faktor risiko kekurangan cairan tubuh dan peningkatan evaporasi pada pasien, yang dapat mengarah pada dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Luaran Keperawatan (SLKI):\b0 Keseimbangan Cairan (Kode SLKI: L.2.1.1)\par
\b Penjelasan Singkat:\b0 Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan tubuh, dengan indikator seperti tanda-tanda vital stabil, turgor kulit membaik, dan asupan serta output cairan yang seimbang.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0 Manajemen Cairan (Kode SIKI: I.2.1.1)\par
\b Penjelasan Singkat:\b0 Intervensi ini meliputi pemantauan status cairan, pemberian cairan sesuai kebutuhan, edukasi mengenai pentingnya hidrasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan jika diperlukan terapi cairan intravena.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Catatan Tambahan:\b0 Untuk kelebihan berat badan, diagnosa keperawatan tambahan seperti \i Risiko Gangguan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh\i0 (Kode SDKI: B.1.2) dapat dipertimbangkan, dengan luaran dan intervensi yang sesuai. Namun, fokus utama pada kondisi yang dijelaskan adalah masalah keseimbangan cairan.\par
} -
Article No. 21632 | 09 Sep 2025
Klinis : pasien anak 5 tahun datang dengan keluhan BAB cair (+) 2 hari frekuensi 2 – 3 x/hari ampas (+), lendir (-), darah (-), Nafsu makan berkurang (+), lemas (+), pusing (+). diagnosa demam thypoid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 \cf0 \outl0\strokewidth0 \strokec2 Diagnosa Keperawatan: Risiko Defisit Volume Cairan dan Elektrolit\b0\fs24 \
\pard\pardeftab720\partightenfactor0
\cf0 \b Kode SDKI: B.1.1 \b0 (Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan)\
\
\b Penjelasan SDKI:\b0 Pasien anak usia 5 tahun dengan demam tifoid menunjukkan manifestasi klinis berupa diare cair (+) 2 hari dengan frekuensi 2-3 kali/hari, disertai penurunan nafsu makan (+), lemas (+), dan pusing (+). Kondisi ini meningkatkan risiko kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses serta asupan yang tidak adekuat, sehingga berpotensi menimbulkan defisit volume cairan.\
\
\b Kode SLKI: L.1.1.1 \b0 (Status Keseimbangan Cairan)\
\
\b Penjelasan SLKI:\b0 Tujuan intervensi keperawatan adalah mempertahankan status hidrasi yang adekuat. Kriteria hasil yang diharapkan meliputi: turgor kulit baik, mukosa bibir lembap, produksi urin adekuat (>1-2 mL/kg/jam), tidak terdapat tanda dehidrasi (seperti pusing dan lemas berkurang), serta asupan cairan oral meningkat.\
\
\b Kode SIKI: I.1.1.1.1 \b0 (Manajemen Cairan)\
\
\b Penjelasan SIKI:\b0 Intervensi keperawatan yang direkomendasikan meliputi: (1) Memantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa oral, produksi urin); (2) Memberikan cairan oral sesuai toleransi (misalnya oralit atau cairan elektrolit lainnya) dengan frekuensi kecil namun sering; (3) Meningkatkan asupan cairan melalui makanan berkuah atau cairan yang disukai anak; (4) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi rehidrasi jika diperlukan; serta (5) Edukasi orang tua mengenai pentingnya menjaga asupan cairan dan elektrolit selama fase akut demam tifoid.\
\
\b Catatan:\b0 Pemantauan ketat terhadap kondisi klinis pasien dan respons terhadap intervensi diperlukan untuk mencegah progresivitas defisit volume cairan dan elektrolit.\
} -
Article No. 21633 | 09 Sep 2025
Klinis : Seorang klien laki-laki umur 57 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan pasien mengatakan sesak nafas disertai batuk berdahak yang kadang-kadang bisa keluar. Pasien tampak sesak napas/dispnea, dengan RR 26x / menit, Suhu: 37?, Nadi: 116x/ menit, TD: 187/109 mmHg. Pemeriksaan fisik paru berupa inspeksi: bentuk simetris dekstra dan sinistra, tampak takipnea dengan RR 26x / menit, tampak [batuk produktif, palpasi: vokal premitus kanan/kiri sama, perkusi: suara sonor dan redup pada lobus anterior kanan atas, auskultasi: terdapat suara tambahan ronchi kuat pada lobus anterior kanan atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar PPNI:\par
\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\cf2 \b Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (Kode: 00031)\cf0\b0\par
\par
\b Definisi (SDKI):\b0\par
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas paten.\par
\par
\b Kriteria Hasil (SLKI):\b0\par
\b 0402 - Status Pernapasan: Ventilasi\b0\par
\begin{itemize}
\item Pernapasan dalam dan teratur (skor 4)
\item Tidak ada suara napas adventisius (skor 4)
\item Batuk efektif (skor 4)
\item Ekspektorasi sputum adekuat (skor 4)
\end{itemize}\par
\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\b 3320 - Manajemen Jalan Napas\b0\par
\begin{itemize}
\item Auskultasi suara napas, catat adanya suara adventisius (ronkhi)
\item Monitor frekuensi dan irama pernapasan
\item Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
\item Berikan posisi yang meningkatkan ventilasi (misalnya: semi-Fowler)
\item Kolaborasi pemberian bronkodilator/ekspektoran sesuai indikasi
\item Lakukan fisioterapi dada jika diperlukan
\item Monitor karakteristik sputum (warna, konsistensi, volume)
\end{itemize}\par
\par
\b Rasional:\b0\par
Data menunjukkan adanya \i ronkhi kuat\i0 pada lobus anterior kanan atas, batuk produktif, dan takipnea (RR 26x/menit) yang mengindikasikan ketidakefektifan bersihan jalan napas akibat akumulasi sekresi. Hipertensi (TD 187/109 mmHg) dan takikardia (nadi 116x/menit) merupakan respons sistemik terhadap distress pernapasan.\par
\par
\b Catatan:\b0\par
Perlu pemantauan ketat terhadap status respiratori dan kardiovaskuler mengingat adanya tanda-tanda gawat napas dan krisis hipertensi. Disarankan untuk melakukan asesmen lebih lanjut mengenai riwayat merokok dan penyakit penyerta.\par
} -
Article No. 21634 | 09 Sep 2025
Klinis : Seorang klien laki-laki umur 57 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan pasien mengatakan sesak nafas disertai batuk berdahak yang kadang-kadang bisa keluar. Pasien tampak sesak napas/dispnea, dengan RR 26x / menit, Suhu: 37?, Nadi: 116x/ menit, TD: 187/109 mmHg. Pemeriksaan fisik paru berupa inspeksi: bentuk simetris dekstra dan sinistra, tampak takipnea dengan RR 26x / menit, tampak batuk produktif, palpasi: vokal premitus kanan/kiri sama, perkusi: suara sonor dan redup pada lobus anterior kanan atas, auskultasi: terdapat suara tambahan ronchi kuat pada lobus anterior kanan atas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang dapat ditetapkan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI:\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0 \par
\cf2\ul Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif\cf1\ulnone \par
\b Kode SDKI:\b0 0200 \par
\b Definisi (SDKI):\b0 Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas. \par
\b Data Dukung:\b0 Batuk berdahak (kadang-kadang bisa keluar), suara tambahan ronchi kuat pada auskultasi, dan suara redup pada perkusi menunjukkan adanya sekret yang tertahan di saluran napas (lobus anterior kanan atas). \par
\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0 \par
\b Kode:\b0 0200 - \cf2\ul Status Pernapasan: Ventilasi\cf1\ulnone \par
\b Definisi:\b0 Kemampuan untuk mengalirkan udara masuk dan keluar paru. \par
\b Kriteria Luaran yang Diharapkan (Indikator):\b0 \par
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (020001) \par
- Tidak terdapat suara napas adventisius (020006) \par
- Ekspektasi sputum efektif (020008) \par
\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0 \par
\b Kode:\b0 3240 - \cf2\ul Manajemen Jalan Napas\cf1\ulnone \par
\b Definisi:\b0 Memfasilitasi patensi jalan napas. \par
\b Aktivitas Keperawatan (Intervensi):\b0 \par
- Auskultasi suara napas, catat adanya suara adventisius (3240A001) \par
- Ajarkan dan bantu klien latihan napas dalam dan batuk efektif (3240A006) \par
- Kolaborasi pemberian terapi nebulizer/bronkodilator sesuai indikasi (3240A015) \par
- Pertahankan hidrasi yang adekuat (3240A019) \par
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman pernapasan (3240A028) \par
\par
\b Catatan:\b0 Data tambahan seperti riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan penunjang (seperti foto thorax, laboratorium), dan kondisi penyerta sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang lebih komprehensif dan akurat. Kondisi hipertensi (TD: 187/109 mmHg) dan takikardia (Nadi: 116x/menit) juga memerlukan pemantauan dan penatalaksanaan keperawatan tersendiri.\par
} -
Article No. 21637 | 09 Sep 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 25 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nausea dan vomiting, dan anoreksia. Pasien merasakan adanya penurunan berat badan. Keadaan umum: pasien tampak sakit sedang, kesadaram compos mentis, akral teraba hangat, pasien terpasang infus Asering 500 cc/ 12 tetes permenit di tangan kiri. Tanda-tanda vital: TD: 90/70 mmHg; S: 36,9 ? C; N : 98 X/ menit; RR : 18 X/ menit. Berat badan sekarang: 56 Kg dan Tinggi badan: 165 cm. Hb 10,5 gr%; diit lunak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN\b0\par
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh\b0 berhubungan dengan mual, muntah, dan anoreksia\par
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kode SDKI:\b0 B.1.1\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi:\b0 Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.\par
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kode SLKI:\b0 L.03001\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi:\b0 Status nutrisi.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kriteria Hasil:\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - Asupan makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan\par
- Berat badan stabil atau meningkat sesuai target\par
- Nilai laboratorium (misalnya Hb) dalam batas normal\par
- Klien melaporkan penurunan mual dan muntah\par
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kode SIKI:\b0 I.03001\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi:\b0 Manajemen nutrisi.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Intervensi:\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - Kolaborasi pemberian terapi antiemetik sesuai indikasi\par
- Monitor asupan dan output cairan\par
- Timbang berat badan setiap hari\par
- Berikan diet lunak dalam porsi kecil dan sering\par
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual\par
- Kolaborasi monitoring kadar hemoglobin\par
- Lakukan oral hygiene sebelum makan\par
\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Rasional:\b0 Data menunjukkan adanya mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, dan hemoglobin rendah (10,5 gr%) yang mengindikasikan gangguan nutrisi. Tanda vital (TD 90/70 mmHg) juga menunjukkan kemungkinan dampak dari asupan yang tidak adekuat. Intervensi difokuskan pada manajemen gejala, memastikan asupan nutrisi, dan memantau status nutrisi serta hidrasi pasien.\par
} -
Article No. 21638 | 09 Sep 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 25 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nausea dan vomiting, dan anoreksia. Pasien merasakan adanya penurunan berat badan. Keadaan umum: pasien tampak sakit sedang, kesadaram compos mentis, akral teraba hangat, pasien terpasang infus Asering 500 cc/ 12 tetes permenit di tangan kiri. Tanda-tanda vital: TD: 90/70 mmHg; S: 36,9 ? C; N : 98 X/ menit; RR : 18 X/ menit. Berat badan sekarang: 56 Kg dan Tinggi badan: 165 cm. Hb 10,5 gr%; diit lunak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 Diagnosa Keperawatan: \b0 Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh\par
\b Kode SDKI:\b0 B.1.1.2\par
\b Penjelasan SDKI:\b0 Status dimana seorang individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, yang ditandai dengan mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, dan nilai hemoglobin di bawah normal.\par
\par
\b Kode SLKI:\b0 L.03020 Memantau asupan nutrisi\par
\b Penjelasan SLKI:\b0 Tindakan memantau jenis dan jumlah makanan serta cairan yang dikonsumsi oleh pasien untuk memastikan kecukupan nutrisi sesuai kebutuhan.\par
\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.1 Menimbang berat badan\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.2 Mengukur tinggi badan\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.3 Memantau asupan makanan dan cairan\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.4 Memantau output cairan (muntah)\par
\b Kode SIKI:\b0 I.03020.5 Memantau hasil laboratorium terkait nutrisi\par
\b Penjelasan SIKI:\b0 Tindakan spesifik yang dilakukan perawat untuk memantau status nutrisi pasien termasuk pengukuran antropometri, pemantauan asupan dan output, serta evaluasi parameter laboratorium seperti kadar hemoglobin.\par
\par
\b Catatan Klinis:\b0 Berdasarkan data subjektif (mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan) dan data objektif (berat badan 56 kg dengan IMT 20,6 kg/m², Hb 10,5 gr%, tekanan darah 90/70 mmHg), pasien menunjukkan tanda-tanda defisit nutrisi yang memerlukan intervensi keperawatan segera.\par
} -
Article No. 21639 | 09 Sep 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 25 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nausea dan vomiting, dan anoreksia. Pasien merasakan adanya penurunan berat badan. Keadaan umum: pasien tampak sakit sedang, kesadaram compos mentis, akral teraba hangat, pasien terpasang infus Asering 500 cc/ 12 tetes permenit di tangan kiri. Tanda-tanda vital: TD: 90/70 mmHg; S: 36,9 ? C; N : 98 X/ menit; RR : 18 X/ menit. Berat badan sekarang: 56 Kg dan Tinggi badan: 165 cm. Hb 10,5 gr%; diit lunak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs24 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai standar PPNI:
\par
\b Diagnosa Keperawatan Utama:\b0
\par \b Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh\b0 (Kode: 00002)
\par \b SDKI (Slki 1.1):\b0 Intake nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. \line Dukungan: mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, Hb 10.5 gr%, dan berat badan 56 kg dengan IMT 20.6 (batas bawah normal).
\par \b SLKI (Slki 1.1):\b0
\par - (1.1.1) Memonitor asupan nutrisi dan cairan
\par - (1.1.2) Memonitor berat badan
\par - (1.1.4) Kolaborasi pemberian terapi nutrisi sesuai indikasi
\par - (1.1.6) Memonitor tanda-tanda dehidrasi
\par \b SIKI (Siki 1.1):\b0
\par - (1.1.1.1) Menghitung asupan kalori dan protein
\par - (1.1.2.1) Menimbang berat badan sesuai ketentuan
\par - (1.1.4.1) Mengidentifikasi kebutuhan diet khusus
\par - (1.1.6.1) Memantau tanda-tanda vital (TD 90/70 mmHg menunjukkan kemungkinan hipovolemia)
\par
\b Diagnosa Keperawatan Pendukung:\b0
\par \b Risiko Defisit Volume Cairan\b0 (Kode: 00027)
\par \b SDKI:\b0 Risiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler, interstitial, dan/atau intraseluler. \line Dukungan: muntah, TD 90/70 mmHg (hipotensi), dan intake oral yang tidak adekuat.
\par \b SLKI:\b0
\par - (2.1.1) Memonitor status hidrasi
\par - (2.1.3) Memonitor ketat intake dan output cairan
\par \b SIKI:\b0
\par - (2.1.1.1) Memantau tanda-tanda dehidrasi
\par - (2.1.3.1) Mencatat intake dan output cairan
\par
\b Catatan Akademis:\b0 Asesmen lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi etiologi dasar (misalnya infeksi, gangguan gastrointestinal, atau penyebab lain) guna menentukan intervensi yang lebih spesifik dan tepat. Pemantauan ketat status hemodinamik dan respons terhadap terapi cairan intravena sangat penting pada kondisi ini.
\par
} -
Article No. 21644 | 09 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak nafas 3 hari, riwayat tb, tidak ada penurunan BB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red255\green255\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan keluhan dan riwayat pasien yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\par
\textb Diagnosa Keperawatan:\par
\textb Kode: D.0012\par
\textb Judul: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif\par
\par
\textb Penjelasan Singkat:\par
Diagnosa ini dipilih berdasarkan keluhan sesak napas selama 3 hari dan riwayat tuberkulosis (TB). Riwayat TB dapat menyebabkan kerusakan struktural pada saluran napas dan parenkim paru, yang berpotensi mengganggu mekanisme pembersihan jalan napas. Meskipun tidak ada penurunan berat badan, keluhan sesak napas menunjukkan adanya gangguan dalam pertukaran gas atau obstruksi jalan napas. Akumulasi sekret, edema mukosa, atau bronkospasme dapat berkontribusi pada ketidakefektifan bersihan jalan napas.\par
\par
\textb SDKI (D.0012 - Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif):\par
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas. Data utama yang mendukung termasuk dispnea (sesak napas), suara napas abnormal (seperti wheezing atau ronki), batuk tidak efektif, dan peningkatan usaha napas.\par
\par
\textb SLKI (L.1401 - Status Pernapasan: Ventilasi):\par
Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan perbaikan dalam bersihan jalan napas, ditandai dengan:\par
- Pengurangan atau hilangnya sesak napas.\par
- Suara napas jelas di semua lapang paru.\par
- Batuk efektif jika diperlukan.\par
- Frekuensi napas dalam rentang normal.\par
Indikator luaran dapat dimonitor melalui pengkajian klinis berkala.\par
\par
\textb SIKI (I.1200 - Manajemen Jalan Napas):\par
Intervensi keperawatan yang direkomendasikan meliputi:\par
- Memonitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas).\par
- Auskultasi suara napas secara berkala.\par
- Posisikan pasien untuk optimalisasi ventilasi (misalnya, posisi semi-Fowler).\par
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam.\par
- Kolaborasi pemberian terapi oksigen dan obat bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi.\par
- Lakukan penghisapan lendir (suction) jika diperlukan.\par
- Edukasi pasien mengenai pentingnya hidrasi adekuat untuk mengencerkan sekret.\par
\par
Catatan: Diagnosa ini bersifat tentatif dan harus dikonfirmasi melalui pengkajian keperawatan lengkap, termasuk pemeriksaan fisik (seperti auskultasi paru) dan data penunjang (seperti radiologi atau analisis gas darah) jika tersedia. Kolaborasi dengan tim medis diperlukan untuk penanganan komprehensif, terutama mengingat riwayat TB yang memerlukan evaluasi kekambuhan atau komplikasi.\par
} -
Article No. 21648 | 09 Sep 2025
Klinis : Pasien mengatakan kepala pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SINGKAT SDKI - SLKI - SIKI\b0\fs24
\par
\par
\b Kondisi: Pasien mengatakan kepala pusing berputar\b0
\par
\par
\b Diagnosa Keperawatannya:\b0
\par Nyeri Akut (Kode: 00132)
\par
\par
\b Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):\b0
\par SDKI mendefinisikan Nyeri Akut sebagai "Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut; onset mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan berakhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dengan durasi kurang dari 3 bulan." Keluhan "kepala pusing berputar" merupakan manifestasi dari pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan tersebut.
\par
\par
\b Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0
\par Luaran yang diharapkan untuk diagnosa ini tercantum dalam \b SLKI 2103: Kontrol Nyeri\b0 . Kriteria luaran yang dapat diukur antara lain:
\par - Tingkat nyeri (skala 0-10) menurun.
\par - Pasien melaporkan mampu mengontrol nyeri.
\par - Perilaku menunjukkan kenyamanan (misalnya, mampu beristirahat, ekspresi wajah rileks).
\par Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau menghilangkan sensasi pusing berputar yang dialami pasien.
\par
\par
\b Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0
\par Intervensi keperawatan utama untuk menangani kondisi ini adalah \b SIKI 1400: Manajemen Nyeri\b0 . Aktivitas yang termasuk dalam intervensi ini adalah:
\par - \i Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).\i0
\par - \i Observasi faktor-faktor non-verbal yang dapat mencerminkan nyeri (ekspresi wajah, postur tubuh, gelisah).\i0
\par - \i Kurangi faktor pencetus nyeri (misalnya, cahaya yang silau, suara bising).\i0
\par - \i Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (contohnya: relaksasi napas dalam, distraksi, dan istirahat di ruangan tenang dengan pencahayaan redup).\i0
\par - \i Kolaborasi pemberian farmakoterapi jika diperlukan (misalnya, obat anti-vertigo atau analgesik sesuai resep dokter).\i0
\par - \i Monitor efektivitas dan efek samping dari terapi yang diberikan.\i0
\par
\par Intervensi pendukung lainnya yang mungkin relevan adalah \b SIKI 6540: Manajemen Lingkungan\b0 untuk memastikan lingkungan sekitar pasien aman dan tidak memperburuk keluhan pusing (misalnya, menjaga area sekitar bebas dari barang yang dapat membuat tersandung).
\par
\par
\b Catatan Penting:\b0 Pusing berputar (vertigo) dapat menjadi gejala dari berbagai kondisi medis. Intervensi keperawatan harus selalu disertai dengan kolaborasi dengan tim medis untuk identifikasi dan penanganan penyebab utamanya.
\par
\par
\b Referensi:\b0 PPNI. (2017-2019). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).\i0 Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI).
\par
\fs28\lang1057\f1\cf0\cell
}