Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19686 | 16 Jul 2025
Klinis : Penurunan jumlah air ketuban (AFI < 5 cm) Gerakan janin menurun Tanda-tanda hipoksia janin (misalnya: CTG non-reassuring) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan (00025)
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
- SLKI: Risiko Perubahan Kesehatan
- SIKI: Manajemen Cairan
2. Risiko Distres Janin (00700)
- SDKI: Risiko Distres Janin
- SLKI: Risiko Perubahan Kesehatan
- SIKI: Pemantauan Janin
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Terganggu (00818)
- SDKI: Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Terganggu
- SLKI: Perubahan Kesehatan
- SIKI: Pemantauan Janin
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan (00025)
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Kode: 00025
2. Risiko Distres Janin (00700)
- Definisi: Keadaan di mana janin berisiko mengalami penurunan oksigenasi, perfusi, atau fungsi metabolik yang dapat mengancam kelangsungan hidup atau kesejahteraan.
- Kode: 00700
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Terganggu (00818)
- Definisi: Keadaan di mana janin mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang normal, yang dapat mengancam kelangsungan hidup atau kesejahteraan.
- Kode: 00818
Keterangan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam menetapkan standar-standar tersebut. -
Article No. 19687 | 16 Jul 2025
Klinis : Penurunan jumlah air ketuban (AFI < 5 cm) Gerakan janin menurun Tanda-tanda hipoksia janin (misalnya: CTG non-reassuring) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kondisi Obstetri dengan Komplikasi)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.0004** – **Gangguan Pertukaran Gas Janin**
*(Definisi: Ketidakmampuan janin untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara adekuat akibat penurunan perfusi plasenta atau hipoksia.)*
**Faktor Etiologi (SDKI):**
- Penurunan volume cairan amnion (AFI <5 cm).
- Restriksi pertumbuhan janin (IUGR).
- Hipoksia janin (CTG non-reassuring).
---
### **2. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**
**Kode SDKI.04005** – **Gangguan Pertukaran Gas Janin**
**Definisi:**
Kondisi di mana janin mengalami gangguan dalam memperoleh oksigen dan mengeliminasi karbon dioksida akibat faktor maternal, plasenta, atau janin.
**Kriteria Mayor:**
- Gerakan janin menurun (<10 gerakan dalam 12 jam).
- Indeks Cairan Amnion (AFI) <5 cm (oligohidramnion).
- Hasil CTG menunjukkan variabilitas denyut jantung janin yang minimal/tidak ada (non-reassuring).
- Pertumbuhan janin di bawah persentil 10 (IUGR).
---
### **3. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode SLKI.04005** – **Status Pertukaran Gas Janin Membaik**
**Indikator Luaran:**
- AFI dalam batas normal (5–25 cm).
- Gerakan janin ≥10 kali/12 jam.
- Denyut jantung janin reaktif (variabilitas normal pada CTG).
- Pertumbuhan janin sesuai usia gestasi (pemantauan USG serial).
**Skala Pengukuran:**
- **1 (Buruk)** → Tidak ada perbaikan.
- **2 (Cukup)** → Peningkatan gerakan janin, tetapi AFI tetap rendah.
- **3 (Baik)** → Semua indikator dalam batas normal.
---
### **4. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode SIKI.04005** – **Manajemen Hipoksia Janin**
**Intervensi Utama:**
- **Pemantauan Ketat DJJ (Kode SIKI.04010):**
- Lakukan CTG kontinu untuk menilai variabilitas dan deselerasi.
- Hitung gerakan janin tiap 12 jam.
- **Optimalisasi Oksigenasi Maternal (Kode SIKI.04015):**
- Berikan oksigen nasal 2–4 L/menit jika diperlukan.
- Posisikan ibu dalam *left lateral tilt* untuk meningkatkan perfusi plasenta.
- **Kolaborasi dengan Dokter (Kode SIKI.04020):**
- Rujuk untuk USG Doppler arteri umbilikalis jika IUGR berat.
- Persiapan persalinan dini jika hipoksia progresif (seksio sesarea).
**Intervensi Pendukung:**
- Edukasi ibu tentang tanda gawat janin (gerakan janin berkurang, nyeri abdomen).
- Hidrasi maternal adekuat untuk meningkatkan volume cairan amnion.
---
### **5. Rekomendasi Tambahan**
- **Prioritas:** Pemantauan ketat DJJ dan persiapan tindakan obstetri emergensi.
- **Dokumentasi:** Catat hasil CTG, AFI, dan respons intervensi setiap 2–4 jam.
*(Referensi: Buku Standar PPNI Edisi 2021; ACOG Practice Bulletin No. 204, 2019)*
---
**Format RTF siap digunakan.** Jika memerlukan penyesuaian kode atau penjelasan lebih mendalam, informasikan kebutuhan spesifik Anda. -
Article No. 19688 | 16 Jul 2025
Klinis : 1. Respirasi : Dispnie ringan, Takipnie , saturasi Oksigen < 95% 2. Sirkulasi : Tekanan darah Normal atau meningkat bila ada preeklampsia sebagai penyerta, Pada janin: bradikardia atau variabilitas denyut jantung janin menurun (hasil CTG tidak reassuring). 3. Nutrisi dan Cairan : Nafsu makan menurun, Dehidrasi ringan hingga sedang, 4. Neurosensori : Cemas berlebihan, Sulit tidur karena stres, Pusing 5. Aktivitas dan Istirahat : Cepat lelah saat beraktivitas, Gangguan tidur karena nyeri abdomen atau kecemasan, Lemas dan mudah lelah, Penurunan gerak janin 6. Nyeri dan Kenyamanan : Nyeri ringan–sedang pada perut bagian bawah, Ketidaknyamanan karena tekanan rahim yang lebih kaku (karena volume cairan rendah) 1. Keamanan dan Proteksi : Demam pada ibu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Respirasi:
Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
SDKI Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
SLKI Kode: L-0207
Definisi: Kemampuan seseorang untuk melakukan pernapasan secara efektif.
SIKI Kode: E-0202
Definisi: Tindakan untuk membantu mengatur pola napas dan ventilasi yang efektif.
2. Sirkulasi:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Hemodinamik
SDKI Kode: 00039
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan tekanan darah, denyut jantung, dan curah jantung dalam batas normal.
SLKI Kode: S-0105
Definisi: Kemampuan seseorang untuk mempertahankan stabilitas sirkulasi.
SIKI Kode: C-0202
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik.
3. Nutrisi dan Cairan:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI Kode: N-0101
Definisi: Kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
SIKI Kode: N-0101
Definisi: Tindakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
4. Neurosensori:
Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
SDKI Kode: 00146
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
SLKI Kode: M-0101
Definisi: Kemampuan seseorang untuk mengelola kecemasan.
SIKI Kode: M-0101
Definisi: Tindakan untuk membantu mengelola kecemasan.
5. Aktivitas dan Istirahat:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI Kode: A-0102
Definisi: Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI Kode: A-0102
Definisi: Tindakan untuk membantu meningkatkan toleransi aktivitas.
6. Nyeri dan Kenyamanan:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
SDKI Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI Kode: N-0301
Definisi: Kemampuan seseorang untuk mengelola nyeri.
SIKI Kode: N-0301
Definisi: Tindakan untuk membantu mengelola nyeri.
7. Keamanan dan Proteksi:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
SDKI Kode: 00004
Definisi: Peningkatan risiko terpapar oleh agen biologis yang dapat menyebabkan penyakit.
SLKI Kode: S-0302
Definisi: Kemampuan seseorang untuk melindungi diri dari infeksi.
SIKI Kode: S-0302
Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Harap perhatikan bahwa ini adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan. Diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat harus ditentukan oleh perawat setelah melakukan pengkajian yang komprehensif pada pasien. -
Article No. 19689 | 16 Jul 2025
Klinis : 1. Respirasi : Dispnie ringan, Takipnie , saturasi Oksigen < 95% 2. Sirkulasi : Tekanan darah Normal atau meningkat bila ada preeklampsia sebagai penyerta, Pada janin: bradikardia atau variabilitas denyut jantung janin menurun (hasil CTG tidak reassuring). 3. Nutrisi dan Cairan : Nafsu makan menurun, Dehidrasi ringan hingga sedang, 4. Neurosensori : Cemas berlebihan, Sulit tidur karena stres, Pusing 5. Aktivitas dan Istirahat : Cepat lelah saat beraktivitas, Gangguan tidur karena nyeri abdomen atau kecemasan, Lemas dan mudah lelah, Penurunan gerak janin 6. Nyeri dan Kenyamanan : Nyeri ringan–sedang pada perut bagian bawah, Ketidaknyamanan karena tekanan rahim yang lebih kaku (karena volume cairan rendah) 1. Keamanan dan Proteksi : Demam pada ibu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dengan kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Respirasi:
Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif (00032)
SDKI: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi.
SLKI: Perbaikan pola napas.
SIKI: Manajemen Jalan Napas (6540).
2. Sirkulasi:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Perfusi Jaringan Utero-Plasenta (00204)
SDKI: Kurangnya aliran darah ke plasenta yang dapat mengganggu pertukaran gas dan nutrisi janin.
SLKI: Peningkatan perfusi jaringan utero-plasenta.
SIKI: Manajemen Preeklampsia/Eklampsia (6720).
3. Nutrisi dan Cairan:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Peningkatan asupan nutrisi.
SIKI: Manajemen Cairan (4120).
4. Neurosensori:
Diagnosa Keperawatan: Kecemasan (00146)
SDKI: Respon emosional dan perilaku terhadap sumber stres atau perubahan yang dirasakan.
SLKI: Penurunan kecemasan.
SIKI: Manajemen Kecemasan (5820).
5. Aktivitas dan Istirahat:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas.
SIKI: Manajemen Aktivitas (0200).
6. Nyeri dan Kenyamanan:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Penurunan nyeri.
SIKI: Manajemen Nyeri (1400).
7. Keamanan dan Proteksi:
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia (00007)
SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
SLKI: Penurunan suhu tubuh.
SIKI: Manajemen Demam (3740).
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan manajemen terkait kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 19690 | 16 Jul 2025
Klinis : gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi gatal berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gatal adalah "Pruritus" berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Pruritus didefinisikan sebagai sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alergi, infeksi, penyakit kulit, atau faktor psikologis.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan pruritus dapat mencapai luaran/output sebagai berikut berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Kontrol Gatal: Pasien mampu mengendalikan sensasi gatal pada kulit.
2. Integritas Kulit: Kulit pasien tetap dalam kondisi baik, tidak terjadi kerusakan akibat garukan.
3. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan setelah intervensi keperawatan.
4. Pengetahuan tentang Pruritus: Pasien memahami tentang pruritus, penyebab, dan cara penanganannya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), antara lain:
1. Manajemen Gatal:
- Identifikasi penyebab gatal dan faktor yang memperberat.
- Lakukan tindakan untuk mengurangi gatal, seperti pemberian pelembab, antihistamin, atau kompres dingin.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi sensasi gatal.
- Beri edukasi tentang perawatan kulit dan cara menghindari faktor pemicu gatal.
2. Perawatan Kulit:
- Observasi kondisi kulit, ada tidaknya kerusakan akibat garukan.
- Lakukan perawatan kulit sesuai kebutuhan, seperti pemberian pelembab atau emolien.
- Ajarkan pasien tentang cara merawat kulit yang benar.
3. Manajemen Kenyamanan:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan pasien.
- Lakukan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan, seperti pengaturan lingkungan, distraksi, atau pemberian analgesik.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi tentang pruritus, penyebab, dan penanganannya.
- Ajarkan teknik pengendalian gatal dan perawatan kulit yang tepat.
- Libatkan keluarga dalam pemberian edukasi untuk mendukung proses penyembuhan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan kondisi gatal (pruritus) dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 19691 | 16 Jul 2025
Klinis : gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Kondisi "Gatal"**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode:** 00123 – **Gangguan Kenyamanan: Gatal (Pruritus)**
**Definisi:** Sensasi tidak nyaman pada kulit yang memicu keinginan untuk menggaruk, disebabkan oleh faktor iritan, alergen, atau kondisi sistemik (misalnya dermatitis, uremia, atau reaksi obat).
**2. Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kode:** 1401 – **Tingkat Kenyamanan**
**Indikator:**
- Klien melaporkan penurunan intensitas gatal (skala 0–10).
- Tidak terdapat lesi sekunder akibat garukan.
- Klien mampu mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi gatal.
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode:** 3540 – **Manajemen Gatal**
**Aktivitas:**
- Identifikasi penyebab gatal (misalnya alergi, kekeringan kulit, atau infeksi).
- Ajarkan teknik pengurangan gatal tanpa garukan (kompres dingin, pelembap).
- Kolaborasi pemberian farmakoterapi (antihistamin atau kortikosteroid topikal).
- Pantau kulit terhadap tanda infeksi sekunder.
**Kode:** 1400 – **Edukasi Perawatan Kulit**
**Aktivitas:**
- Anjurkan menghindari iritan (bahan kimia, wol).
- Rekomendasikan pemakaian pelembap hypoallergenic.
- Teknik perawatan kulit higienis dengan pH seimbang.
**Penjelasan Akademis:**
Gatal (pruritus) merupakan mekanisme neurokimiawi yang melibatkan mediator seperti histamin dan serotonin. Pendekatan keperawatan berbasis SDKI-SLKI-SIKI menekankan pada asesmen holistik, intervensi spesifik, dan evaluasi luaran untuk memutus siklus gatal-garukan yang berpotensi menyebabkan komplikasi (likenifikasi, infeksi).
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi Revisi.
Format RTF terlampir dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis. -
Article No. 19692 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing, kepala terasa berat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang datang dengan keluhan pusing dan kepala terasa berat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Gangguan Kenyamanan". Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami gejala ketidaknyamanan berupa pusing dan kepala terasa berat.
Gangguan Kenyamanan didefinisikan sebagai pengalaman subyektif dan berkelanjutan akan ketidaknyamanan fisik yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Karakteristik definisi ini sesuai dengan kondisi pasien yang merasakan pusing dan kepala terasa berat, yang dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanannya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Kenyamanan Fisik Membaik
Indikator:
a. Pasien melaporkan penurunan keluhan pusing dan kepala terasa berat
b. Pasien mampu beraktivitas sehari-hari tanpa terganggu oleh keluhan
c. Pasien tampak tenang dan rileks
Luaran ini menggambarkan bahwa setelah mendapatkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat merasakan penurunan keluhan pusing dan kepala terasa berat, sehingga dapat beraktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman dan tenang.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen Nyeri
Tindakan:
a. Mengkaji nyeri pasien (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi)
b. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik, jika diperlukan
2. Peningkatan Kenyamanan
Tindakan:
a. Mengatur posisi pasien untuk meningkatkan kenyamanan
b. Menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien
c. Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi ketegangan otot
Intervensi Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengelola gejala pusing dan rasa berat di kepala yang dialami pasien, sedangkan Peningkatan Kenyamanan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien sehingga dapat meningkatkan kenyamanan fisiknya.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berupa penurunan keluhan pusing dan kepala terasa berat, sehingga dapat beraktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman dan tenang. -
Article No. 19693 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien muntah lebih dari 3 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang mengalami muntah lebih dari 3 kali.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (00134)
Definisi SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Kode SDKI: 00134
Definisi SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Mual (1450)
Tindakan untuk mencegah atau mengurangi sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Kode SLKI: 1450
Definisi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual (6680)
Pemberian tindakan untuk mencegah atau mengurangi sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Kode SIKI: 6680
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien yang mengalami muntah lebih dari 3 kali, termasuk menanyakan riwayat kesehatan, mengidentifikasi penyebab, dan memantau tanda-tanda vital. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian antiemetik, mengatur posisi yang nyaman, memberikan makanan dan minuman yang sesuai, serta memberikan edukasi dan dukungan emosional kepada pasien. -
Article No. 19694 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien muntah lebih dari 3 kali dan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengalami muntah lebih dari 3 kali dan lemas.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Makan (00002)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau memproses makanan atau cairan yang masuk ke dalam sistem gastrointestinal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau memproses makanan atau cairan yang masuk ke dalam sistem gastrointestinal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01312
Definisi: Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan cairan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10006
Definisi: Tindakan untuk mengoptimalkan toleransi pasien terhadap makanan dan cairan.
Penjelasan singkat:
Pasien yang mengalami muntah lebih dari 3 kali dan lemas menunjukkan adanya intoleransi makan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pada sistem pencernaan, efek samping obat, atau kondisi medis lainnya. Diagnosa keperawatan "Intoleransi Makan" ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut. Melalui intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap makanan dan cairan, sehingga kebutuhan nutrisi dan cairan pasien dapat terpenuhi. -
Article No. 19695 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan merasa gelisah, cemas dalam sebulan ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien yang merasa gelisah dan cemas dalam sebulan ini adalah "Kecemasan". Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disertai dengan respons autonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat menjadi tidak spesifik atau tidak jelas penyebabnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tingkat Kecemasan Terkendali: Pasien dapat mengendalikan perasaan cemas, gelisah, dan tegang yang dialami.
2. Teknik Relaksasi Efektif: Pasien mampu melakukan teknik relaksasi secara efektif untuk mengurangi kecemasan.
3. Strategi Koping Adaptif: Pasien dapat menggunakan strategi koping yang adaptif untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan.
4. Dukungan Sosial Memadai: Pasien merasa didukung oleh keluarga, teman, atau orang-orang terdekat dalam menghadapi kecemasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi faktor penyebab kecemasan
- Berikan informasi tentang kecemasan dan cara mengatasi
- Latih teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, dll.)
- Bantu pasien mengembangkan strategi koping yang adaptif
2. Terapi Aktivitas
- Fasilitasi pasien untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan
- Dorong pasien terlibat dalam aktivitas sosial
- Ajarkan manajemen waktu yang efektif
3. Dukungan Emosional
- Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
- Tunjukkan empati dan dukungan emosional
- Libatkan keluarga/orang terdekat dalam memberikan dukungan
4. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang kecemasan dan pengelolaannya
- Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan (misalnya psikolog)
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan mengatasi kecemasan yang dialami secara efektif.