Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17782 | 24 May 2025
Klinis : Retensi urin b.d peningkatan tekanan uretra d.d sensasi penuh pada kandung kemih, disuria, distensi kandung kemih
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda kemukakan, yaitu retensi urin, peningkatan tekanan uretra, sensasi penuh pada kandung kemih, disuria, dan distensi kandung kemih, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Retensi Urin
Definisi: Kemampuan kandung kemih untuk mengeluarkan urin secara tidak adekuat.
Penyebab: Peningkatan tekanan uretra, spasme sfingter uretra, obstruksi aliran keluar, penurunan kontraktilitas otot detrusor.
Karakteristik Mayor: Sensasi penuh pada kandung kemih, distensi kandung kemih, disuria.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mendemonstrasikan peningkatan kemampuan dalam berkemih secara adekuat.
2. Menunjukkan penurunan tekanan uretra dan distensi kandung kemih.
3. Melaporkan penurunan rasa tidak nyaman saat berkemih (disuria).
4. Mempertahankan pola berkemih yang normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Retensi Urin
- Kaji tanda dan gejala retensi urin, seperti sensasi penuh pada kandung kemih, distensi kandung kemih, dan disuria.
- Pantau intake dan output cairan, serta amati adanya distensi kandung kemih.
- Lakukan kateterisasi intermiten atau tetap jika diperlukan untuk membantu pengosongan kandung kemih.
- Ajarkan teknik berkemih yang benar, seperti relaksasi otot panggul dan penggunaan Valsalva.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mengatasi penyebab retensi urin.
2. Manajemen Rasa Tidak Nyaman
- Kaji tingkat rasa tidak nyaman yang dirasakan pasien saat berkemih.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
- Berikan analgesik atau antikolinergik sesuai indikasi untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab rasa tidak nyaman.
3. Pemantauan Cairan
- Pantau intake dan output cairan secara akurat.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menjaga keseimbangan cairan yang optimal.
Penjelasan yang Rinci:
Diagnosa keperawatan "Retensi Urin" dipilih karena kondisi yang Anda deskripsikan menunjukkan adanya gangguan pada kemampuan kandung kemih untuk mengeluarkan urin secara adekuat. Gejala-gejala yang muncul, seperti sensasi penuh pada kandung kemih, distensi kandung kemih, dan disuria, merupakan karakteristik mayor dari diagnosa ini.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan kemampuan dalam berkemih secara adekuat, menunjukkan penurunan tekanan uretra dan distensi kandung kemih, melaporkan penurunan rasa tidak nyaman saat berkemih, serta mempertahankan pola berkemih yang normal. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah retensi urin dan gejala-gejala yang menyertainya.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen retensi urin, manajemen rasa tidak nyaman, dan pemantauan cairan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengevaluasi, memantau, dan mengelola kondisi retensi urin, serta mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga diperlukan untuk mengatasi penyebab yang mendasari retensi urin.
Saya harap penjelasan ini memberikan pemahaman yang jelas tentang diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi retensi urin yang Anda deskripsikan. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17783 | 24 May 2025
Klinis : PERAWATAN RETENSI URIN
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi perawatan retensi urin. Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan tone akademis dan berbicara dari sudut pandang seorang pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi perawatan retensi urin:
Diagnosa keperawatan yang paling relevan untuk kondisi perawatan retensi urin adalah "Hambatan Eliminasi Urin" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Hambatan Eliminasi Urin didefinisikan sebagai "ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara lengkap dari kandung kemih". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit neurologis, obstruksi saluran kemih, atau disinergi otot-otot kandung kemih.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran atau output yang diharapkan untuk kondisi perawatan retensi urin adalah:
a. Eliminasi Urin Lancar: Pasien dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap dan teratur.
b. Fungsi Kandung Kemih Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan fungsi kandung kemih, seperti peningkatan volume urin, peningkatan frekuensi berkemih, dan penurunan risiko infeksi saluran kemih.
c. Ketidaknyamanan Berkurang: Pasien menunjukkan penurunan gejala yang terkait dengan retensi urin, seperti rasa penuh di kandung kemih, nyeri, dan ketidaknyamanan.
d. Pengetahuan Meningkat: Pasien dan keluarga memahami tentang kondisi retensi urin, faktor penyebab, dan strategi pengelolaan yang tepat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan pada kondisi perawatan retensi urin, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Manajemen Retansi Urin
- Lakukan pemantauan dan dokumentasi output urin secara teratur.
- Berikan perawatan kateter urin sesuai prosedur aseptik.
- Lakukan pemijatan/stimulasi kandung kemih untuk membantu pengosongan.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan retensi urin.
b. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan intervensi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang efektif.
c. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang anatomi dan fisiologi sistem urinaria.
- Ajarkan teknik bladder training dan latihan otot dasar panggul.
- Berikan informasi tentang gaya hidup dan diet yang mendukung eliminasi urin.
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi dan pengawasan.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan kondisi perawatan retensi urin dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu eliminasi urin yang lancar, perbaikan fungsi kandung kemih, penurunan ketidaknyamanan, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi tersebut. -
Article No. 17784 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus Tn. R, seorang pasien laki-laki berusia 58 tahun dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Kode SDKI: 10054
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami perubahan kadar glukosa darah yang tidak terkendali.
2. Intoleransi Aktivitas
- Kode SDKI: 00092
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang diekspresikan oleh individu.
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Kode SDKI: 00047
- Definisi: Rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal.
4. Kurang Pengetahuan
- Kode SDKI: 00126
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik yang spesifik.
Intervensi Keperawatan:
1. Pengaturan Kadar Glukosa Darah
- Kode SIKI: 11080
- Definisi: Tindakan memantau, mengendalikan, dan menjaga kadar glukosa darah dalam rentang normal.
2. Peningkatan Mobilitas
- Kode SIKI: 10040
- Definisi: Tindakan memfasilitasi kemampuan individu untuk bergerak secara mandiri atau dengan bantuan.
3. Perawatan Luka
- Kode SIKI: 11064
- Definisi: Tindakan mempertahankan kesehatan kulit dan mencegah komplikasi pada luka.
4. Edukasi Kesehatan
- Kode SIKI: 10015
- Definisi: Tindakan memberikan informasi yang terstruktur dan terencana untuk memfasilitasi pembelajaran.
Evaluasi:
1. Kadar glukosa darah terkendali dalam rentang normal.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
3. Luka pada kaki kanan sembuh tanpa adanya komplikasi.
4. Pasien memahami cara perawatan diabetes dan luka di rumah.
Dalam praktik keperawatan, pendokumentasian asuhan keperawatan pasien Tn. R dapat menggunakan format SOAP (Subjektif, Objektif, Asesmen, Perencanaan) atau SOAPIER (Subjektif, Objektif, Asesmen, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi, Revisi). -
Article No. 17785 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu Anda dalam membuat pendokumentasian asuhan keperawatan untuk kasus Tn. R dengan diabetes mellitus tipe 2.
Pengkajian:
Pasien Tn. R, laki-laki, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. Hasil pemeriksaan GDS terakhir menunjukkan angka 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (SDKI: 00179)
- Definisi: Fluktuasi dalam kadar glukosa darah yang berada di luar rentang normal.
- Kode: 00179
2. Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 00046)
- Definisi: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
- Kode: 00046
3. Kecemasan (SDKI: 00146)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- Kode: 00146
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Gula Darah (SLKI: 1704)
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
- Kode: 1704
2. Perawatan Luka (SLKI: 1801)
- Definisi: Tindakan untuk membantu penyembuhan luka.
- Kode: 1801
3. Manajemen Kecemasan (SLKI: 1402)
- Definisi: Tindakan untuk mengurangi ketakutan, kekhawatiran, atau kecemasan yang dialami individu.
- Kode: 1402
Implementasi dan Evaluasi:
1. Kontrol Gula Darah:
- Lakukan pemantauan kadar gula darah secara teratur.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi insulin/obat antidiabetes.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes.
2. Perawatan Luka:
- Lakukan perawatan luka sesuai prosedur.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara perawatan luka di rumah.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi perkembangan penyembuhan luka.
3. Manajemen Kecemasan:
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien.
- Gunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Libatkan keluarga dalam mendukung pasien.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi kecemasan pasien.
Evaluasi:
1. Kadar gula darah terkontrol dalam rentang normal.
2. Luka memperlihatkan perkembangan penyembuhan yang baik.
3. Pasien menunjukkan penurunan tingkat kecemasan. -
Article No. 17786 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut saya sampaikan pendokumentasian asuhan keperawatan untuk kasus Tn. R dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2:
Pengkajian:
Tn. R, laki-laki, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. Hasil pemeriksaan menunjukkan GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Hiperglikemia (SIKI Kode: 00179)
Definisi: Kondisi ketika kadar glukosa darah melebihi rentang normal, yang dapat menimbulkan komplikasi.
2. Defisiensi Perawatan Diri: Perawatan Luka (SIKI Kode: 00108)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan luka secara mandiri.
3. Kecemasan (SIKI Kode: 00146)
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Intervensi Keperawatan:
1. Risiko Hiperglikemia:
- Monitor kadar glukosa darah secara rutin (SLKI Kode: M0301)
- Berikan edukasi tentang manajemen diabetes mellitus (SLKI Kode: E0301)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi farmakologis (SLKI Kode: C0301)
2. Defisiensi Perawatan Diri: Perawatan Luka:
- Ajarkan teknik perawatan luka yang benar (SLKI Kode: E0601)
- Fasilitasi pasien untuk merawat luka secara mandiri (SLKI Kode: A0601)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk perawatan luka yang komprehensif (SLKI Kode: C0601)
3. Kecemasan:
- Identifikasi penyebab kecemasan (SLKI Kode: M0401)
- Berikan dukungan emosional dan psikologis (SLKI Kode: A0401)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan kecemasan (SLKI Kode: C0401)
Implementasi:
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana intervensi keperawatan yang telah ditetapkan.
Evaluasi:
1. Risiko Hiperglikemia: Kadar glukosa darah terkontrol, tidak ada komplikasi.
2. Defisiensi Perawatan Diri: Pasien dapat merawat luka secara mandiri.
3. Kecemasan: Pasien dapat mengelola kecemasan dengan baik. -
Article No. 17787 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN**
**Format: SOAPIER**
---
### **1. SUBJECTIVE (S)**
- Pasien (Tn. R, 58 tahun) mengeluh:
- Sering haus (*polidipsia*).
- Frekuensi berkemih >7x/hari (*poliuria*).
- Luka di kaki kanan tidak kunjung sembuh (sejak 3 minggu).
- Mengungkapkan kecemasan dan ketidaktahuan tentang perawatan luka di rumah.
---
### **2. OBJECTIVE (O)**
- **Data Fisik:**
- Luka di kaki kanan (ukuran 2x1 cm, dasar luka nekrotik, eksudat serous).
- Tanda vital: TD 140/90 mmHg, Nadi 88x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,8°C.
- **Data Laboratorium:**
- GDS: 290 mg/dL (nilai kritikal).
- **Perilaku:**
- Ekspresi wajah tegang, sering mengelus kaki.
---
### **3. ASSESSMENT (A)**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI – SLKI – SIKI):**
1. **Gangguan Integritas Jaringan (SDKI: 0803)**
- **Definisi (SDKI):** Kerusakan jaringan epidermis/dermis yang berisiko infeksi atau penyembuhan tertunda.
- **Luaran (SLKI):**
- **Luka menunjukkan penyembuhan (SLKI: 080301):** Luka bersih, granulasi muncul, ukuran luka menurun.
- **Intervensi (SIKI):**
- **Perawatan Luka (SIKI: 3544):** Membersihkan luka dengan teknik aseptik, memantau tanda infeksi.
- **Edukasi Perawatan Luka (SIKI: 5608):** Ajarkan teknik perawatan luka mandiri.
2. **Hiperglikemia (SDKI: 0702)**
- **Definisi (SDKI):** Kadar glukosa darah di atas rentang normal.
- **Luaran (SLKI):**
- **Kontrol Glikemik (SLKI: 070201):** GDS dalam rentang target (70-180 mg/dL).
- **Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen Hiperglikemia (SIKI: 2120):** Pemantauan GDS, pemberian insulin sesuai protokol.
- **Edukasi Diabetes (SIKI: 5616):** Ajarkan diet DM, tanda hipo/hiperglikemia.
3. **Ansietas (SDKI: 1301)**
- **Definisi (SDKI):** Perasaan tidak nyaman akibat ketidaktahuan tentang kondisi kesehatan.
- **Luaran (SLKI):**
- **Koping Efektif (SLKI: 130102):** Pasien mampu menyatakan strategi mengurangi kecemasan.
- **Intervensi (SIKI):**
- **Dukungan Emosional (SIKI: 5270):** Berikan pendampingan dan informasi jelas tentang kondisi.
---
### **4. PLAN (P)**
1. **Intervensi Prioritas:**
- Lakukan perawatan luka 2x/hari dengan NaCl 0,9% dan balut steril.
- Kolaborasi pemberian insulin sesuai GDS.
- Ajarkan teknik perawatan luka dan manajemen DM.
2. **Kriteria Evaluasi:**
- Luka menunjukkan granulasi dalam 3 hari.
- GDS <180 mg/dL dalam 24 jam.
- Pasien mampu mendemonstrasikan perawatan luka sederhana.
---
### **5. IMPLEMENTATION (I)**
- **Hari 1:**
- Luka dibersihkan, diberikan dressing hidrogel.
- Insulin reguler 10 unit subkutan (setelah konsul dokter).
- Edukasi perawatan luka dan diet DM menggunakan leaflet.
---
### **6. EVALUATION (E)**
- **Hari 3:**
- Luka: Ukuran berkurang (1x0,5 cm), eksudat minimal.
- GDS: 160 mg/dL.
- Pasien mampu menjelaskan langkah perawatan luka dan diet DM.
---
### **7. REVISION (R)**
- Tingkatkan frekuensi pemantauan GDS jika diperlukan.
- Rujuk ke ahli gizi untuk penyesuaian diet.
---
**Kode SDKI-SLKI-SIKI:**
- **SDKI:** 0803, 0702, 1301.
- **SLKI:** 080301, 070201, 130102.
- **SIKI:** 3544, 5608, 2120, 5616, 5270.
**Catatan:** Dokumentasi ini mengacu pada standar PPNI (2023) dan memenuhi prinsip *evidence-based practice*. -
Article No. 17788 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah pembahasan mengenai kasus keperawatan medik bedah yang Anda berikan:
Pengkajian Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diketahui bahwa pasien Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. Pemeriksaan GDS terakhir menunjukkan hasil 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data pengkajian, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan toleransi aktivitas akibat Diabetes Mellitus.
2. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka yang tidak kunjung sembuh.
3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan cara perawatan luka di rumah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktivitas.
2. Integritas kulit:
- Luka pada kaki kanan memperlihatkan tanda-tanda penyembuhan.
- Tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut.
- Pasien dapat merawat luka secara mandiri.
3. Kecemasan:
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien dapat menunjukkan perilaku yang tenang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Atur aktivitas dan istirahat pasien sesuai kemampuan.
- Berikan edukasi tentang manajemen aktivitas dan istirahat pada pasien dengan Diabetes Mellitus.
2. Integritas kulit:
- Kaji kondisi luka secara komprehensif.
- Lakukan perawatan luka sesuai prosedur.
- Ajarkan pasien tentang perawatan luka di rumah.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan luka.
3. Kecemasan:
- Kaji tingkat kecemasan pasien.
- Berikan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan.
- Diskusikan penyebab kecemasan dan berikan dukungan emosional.
- Berikan edukasi tentang manajemen kecemasan pada pasien dengan Diabetes Mellitus.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam menyusun asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien Tn. R. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 17789 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kasus keperawatan medik-bedah yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Perubahan kadar glukosa darah yang tidak terkendali dari kisaran normal.
- Penyebab: Ketidakpatuhan dalam pengobatan, aktivitas fisik yang tidak adekuat, asupan makanan yang tidak adekuat.
- Gejala dan Tanda: Poliuria, polidipsia, rasa haus, lemah, berat badan turun.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terinfeksi organisme patogen.
- Penyebab: Kerusakan integritas kulit/jaringan, prosedur invasif, penurunan sistem imun.
- Gejala dan Tanda: Luka terbuka, demam, perubahan warna, hangat, nyeri.
3. Cemas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- Penyebab: Perubahan status kesehatan, kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya.
- Gejala dan Tanda: Gelisah, tegang, khawatir, sulit tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Indikator: Kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.
- Target: Kadar glukosa darah 80-180 mg/dL.
2. Integritas Kulit
- Indikator: Luka sembuh tanpa tanda-tanda infeksi.
- Target: Luka tertutup dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Tingkat Kecemasan Terkendali
- Indikator: Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas, dapat mengenali pemicu kecemasan, dan menggunakan strategi koping yang efektif.
- Target: Pasien dapat mengatasi kecemasan dan merasa tenang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Stabilitas Kadar Glukosa Darah:
- Monitoring kadar glukosa darah secara teratur
- Pemberian insulin sesuai dengan resep dokter
- Edukasi pasien tentang manajemen diabetes
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan obat dan diet
2. Untuk Integritas Kulit:
- Perawatan luka secara optimal
- Pencegahan infeksi (kebersihan, antiseptik)
- Kolaborasi dengan dokter untuk perawatan luka
- Edukasi pasien tentang perawatan luka di rumah
3. Untuk Tingkat Kecemasan Terkendali:
- Identifikasi faktor penyebab kecemasan
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan
- Latihan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan dokter atau psikolog jika diperlukan
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kasus di atas adalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah, Risiko Infeksi, dan Cemas. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah terkait dengan keluhan pasien yang sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan kadar GDS yang tinggi. Risiko Infeksi terkait dengan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. Cemas terkait dengan pernyataan pasien yang mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Stabilitas Kadar Glukosa Darah, Integritas Kulit, dan Tingkat Kecemasan Terkendali. Stabilitas Kadar Glukosa Darah ditandai dengan kadar glukosa darah dalam rentang normal dan tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia. Integritas Kulit ditandai dengan luka yang sembuh tanpa tanda-tanda infeksi. Tingkat Kecemasan Terkendali ditandai dengan pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas, mengenali pemicu kecemasan, dan menggunakan strategi koping yang efektif.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi monitoring kadar glukosa darah, pemberian insulin, edukasi tentang manajemen diabetes, perawatan luka, pencegahan infeksi, identifikasi faktor penyebab kecemasan, pemberian dukungan emosional, latihan relaksasi, dan kolaborasi dengan dokter atau psikolog. Intervensi-intervensi ini dilakukan secara komprehensif untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan. -
Article No. 17790 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kasus Tn. R dengan Diabetes Mellitus tipe 2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Keadaan dimana seseorang mengalami perubahan kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
Penyebab: Ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan dan diet, aktivitas fisik yang tidak seimbang, stres.
Gejala dan Tanda: Sering haus, sering buang air kecil, luka yang tidak kunjung sembuh.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Kondisi di mana seseorang berisiko mengalami kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya.
Penyebab: Mobilitas terbatas, malnutrisi, diabetes.
Gejala dan Tanda: Luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh.
3. Kecemasan
Definisi: Perasaan takut atau khawatir yang tidak jelas dan menetap, disertai dengan respons otonom.
Penyebab: Perubahan status kesehatan, ketidaktahuan tentang perawatan.
Gejala dan Tanda: Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah puasa berada dalam rentang normal (70-100 mg/dL)
- Tidak ada gejala hiperglikemia atau hipoglikemia
2. Integritas Kulit
Definisi: Kondisi utuh dan sehat dari kulit dan jaringan di bawahnya.
Kriteria Hasil:
- Luka pada kaki kanan menunjukkan penyembuhan yang baik
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
3. Tingkat Kecemasan
Definisi: Kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengurangi perasaan takut atau khawatir.
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber kecemasan
- Pasien dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengurangi kecemasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kadar Glukosa Darah
- Monitoring kadar glukosa darah secara berkala
- Pengaturan diet dan pemberian insulin/obat sesuai dengan kebutuhan
- Edukasi tentang pentingnya kepatuhan pengobatan dan diet
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk pengaturan terapi
2. Perawatan Luka
- Pembersihan dan perawatan luka secara teratur
- Pemberian salep atau balutan yang sesuai untuk mempercepat penyembuhan
- Edukasi tentang perawatan luka di rumah
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli perawatan luka) untuk evaluasi dan perawatan lanjutan
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab kecemasan pasien
- Penggunaan teknik relaksasi, distraksi, atau terapi komplementer untuk mengurangi kecemasan
- Pemberian dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (psikolog, psikiater) jika diperlukan
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien Tn. R dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas kadar glukosa darah, penyembuhan luka yang baik, dan penurunan tingkat kecemasan. -
Article No. 17791 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN**
**Format: SOAPIER**
---
### **1. SUBJECTIVE (S)**
- Pasien (Tn. R, 58 tahun) mengeluh:
- Sering haus (*polydipsia*).
- Frekuensi berkemih >7x/hari (*polyuria*).
- Luka di kaki kanan tidak kunjung sembuh (sejak 3 minggu lalu).
- Mengungkapkan kecemasan terkait perawatan luka dan kondisi penyakit.
- Pernyataan pasien: *"Saya tidak tahu cara merawat luka ini di rumah."*
---
### **2. OBJECTIVE (O)**
- **Data Fisik:**
- GDS: 290 mg/dL (hiperglikemia).
- Luka di kaki kanan: ukuran 2x1.5 cm, dasar luka berwarna kuning (*slough*), edema ringan sekitar luka, nyeri skala 4/10.
- Tanda vital: TD 140/90 mmHg, Nadi 88x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36.8°C.
- **Data Psikologis:**
- Ekspresi wajah tegang, sering menarik napas panjang.
---
### **3. ASSESSMENT (A)**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI – PPNI):**
1. **Gangguan Integritas Jaringan (Kode: 00044)**
- *Faktor terkait:* Hiperglikemia, gangguan sirkulasi perifer.
- *Manifestasi:* Luka di kaki kanan tidak sembuh, adanya slough.
- **SLKI (Luaran):**
- **Kode 2201:** Penyembuhan luka tercapai.
- Indikator: Ukuran luka menurun, jaringan granulasi muncul.
- **SIKI (Intervensi):**
- **Kode 3520:** Perawatan Luka.
- **Kode 3524:** Manajemen Hiperglikemia.
2. **Ansietas (Kode: 00146)**
- *Faktor terkait:* Ketidaktahuan perawatan luka dan penyakit.
- **SLKI:**
- **Kode 1302:** Tingkat ansietas terkontrol.
- **SIKI:**
- **Kode 5820:** Edukasi Manajemen Diabetes.
- **Kode 5270:** Dukungan Emosional.
3. **Kurang Pengetahuan (Kode: 00126)**
- *Faktor terkait:* Kurang eksposur informasi.
- **SLKI:**
- **Kode 1803:** Pengetahuan tentang perawatan luka dan DM meningkat.
- **SIKI:**
- **Kode 5602:** Edukasi Pasien.
---
### **4. PLAN (P)**
**Intervensi Keperawatan:**
1. **Gangguan Integritas Jaringan:**
- Lakukan perawatan luka steril 2x/hari (dekbridemen slough, balut dengan dressing antiseptik).
- Pantau GDS 4x/hari (sebelum makan dan sebelum tidur).
- Kolaborasi pemberian insulin sesuai protokol.
2. **Ansietas:**
- Berikan penjelasan tentang hubungan hiperglikemia dengan penyembuhan luka.
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
3. **Kurang Pengetahuan:**
- Edukasi perawatan luka mandiri (teknik cuci tangan, ganti balutan).
- Berikan booklet panduan diet DM dan kontrol gula darah.
---
### **5. IMPLEMENTATION (I)**
- Dilakukan perawatan luka tanggal [DD/MM/YYYY] dengan teknik aseptik.
- Edukasi verbal dan demonstrasi perawatan luka telah diberikan.
- Pasien mampu mengulangi 3 dari 5 poin edukasi.
---
### **6. EVALUATION (E)**
- **Gangguan Integritas Jaringan:**
- Luka menunjukkan tanda granulasi hari ke-3.
- **Ansietas:**
- Pasien melaporkan skala ansietas menurun (dari 7/10 ke 4/10).
- **Kurang Pengetahuan:**
- Pasien mampu mendemonstrasikan perawatan luka sederhana.
---
### **7. REVISION (R)**
- Tingkatkan frekuensi pemantauan GDS jika nilai tidak stabil.
- Rujuk ke ahli gizi untuk konsultasi diet spesifik.
---
**Keterangan Kode:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** – Kode diagnosa.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** – Kriteria evaluasi.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** – Tindakan keperawatan.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI, SLKI, SIKI)*.