Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15812 | 20 Apr 2025
Klinis : Tn. H (52 th) datang ke RS Harapan Bunda Pada tanggal 18/04/2025 dengan keluhan badan lemas, tidak nafsu makan, mual, Pasien mengatakan nyeri pada abdomen bagian kanan atas. Pasien mengatakan memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol sejak 6 tahun yang lalu (2-3 botol/hari). Keluarga Pasien juga mengatakan pasien perokok aktif karena merasa takut itu berdampak buruk bagi kesehatannya. Hasil pemeriksaan fisik, sklera mata ikterik. Hasil pemeriksaan laboratorium HbsAg (+). Tanda-tanda vital, TD : 110/70 mmHg, Nadi : 78x/menit, Pernafasan : 22x/ mnt, Suhu : 36,oC. Protein total : 6,62 gr/100 ml (6,6 – 8,7) Albumin : 3,51 gr/100 ml (3,8 – 4,4) BIlirubin total : 5,44 mg/100 ml ( 0,00 – 1,00) Bilirubin direk : 4,16 mg/100 ml (0,00-0,30) SGOT : 221 U/L (0-38) SGPT : 107 U/L (0-41) Alkali Phospahate: 777 U/L (0-270) Ureum : 32,7 mg/100 ml (10-50) Kreatinin : 0,76 mg/100 ml (0,0 – 1,1) Asam Urat : 14,5 mg/100 ml (3,4 – 7,0) Glukosa sewaktu : 65 mg/100 ml (140) HbsAg : (+) / positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Tn. H.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia sebagai dampak dari penyakit hati pada Tn. H.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi ketidakadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Pada kasus Tn. H, hal ini terjadi akibat anoreksia (hilangnya nafsu makan) sebagai dampak dari penyakit hati yang dideritanya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Tn. H dapat menunjukkan perbaikan status nutrisi, seperti adanya peningkatan berat badan, kadar protein total, dan albumin dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan, memantau asupan dan output cairan, serta memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan yang seimbang untuk memperbaiki kondisi Tn. H.
Dalam penerapan standar ini, perawat harus mempertimbangkan kondisi Tn. H secara holistik, termasuk riwayat konsumsi alkohol dan merokok, serta melibatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan. -
Article No. 15813 | 20 Apr 2025
Klinis : Menunggu hasil... DS: - mengatakan nyeri perut sebelah kanan atas 3 minggu dan memberat 1 minggu terakhir - mengatakan nyerinya terus-menerus seperti di tusuk tusuk DO: -nyeri tekan pada perut kanan atas sakit bertambah saat terlentang klien gelisah -ekspresi wajah meringis -terdapat pembesaran hepar -Pasien selalu menekan daerah yang nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis di abdomen bagian kanan atas (upper right quadrant)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang diuraikan dalam istilah seperti itu (nyeri).
- Gejala yang muncul: Nyeri terus-menerus seperti ditusuk-tusuk di perut kanan atas, bertambah saat berbaring, pembesaran hepar, ekspresi wajah meringis, dan pasien selalu menekan daerah yang nyeri.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Penurunan nyeri: Kemampuan pasien untuk melaporkan pengurangan intensitas, frekuensi, durasi, dan lokasi nyeri.
- Tujuan yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien mampu mengontrol nyeri, dan pasien mampu beraktivitas tanpa hambatan nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk membantu pasien mengurangi nyeri hingga ke tingkat yang dapat ditoleransi.
- Intervensi yang dapat dilakukan: Identifikasi karakteristik nyeri, berikan analgesik sesuai instruksi, ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, monitor respons terhadap intervensi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri.
Dalam konteks akademis, persona pakar, dan sebagai perawat, saya menyarankan agar Anda segera menghubungi tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diagnosa dan intervensi yang tepat sangat penting untuk mengatasi masalah nyeri yang Anda alami. -
Article No. 15814 | 20 Apr 2025
Klinis : Menunggu hasil... DS: - mengatakan nyeri perut sebelah kanan atas 3 minggu dan memberat 1 minggu terakhir - mengatakan nyerinya terus-menerus seperti di tusuk tusuk DO: -nyeri tekan pada perut kanan atas sakit bertambah saat terlentang klien gelisah -ekspresi wajah meringis -terdapat pembesaran hepar -Pasien selalu menekan daerah yang nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi:
- Keluhan nyeri perut kanan atas yang menetap selama 3 minggu dan memberat 1 minggu terakhir
- Nyeri seperti tusuk-tusuk
- Nyeri meningkat saat terlentang
- Ekspresi wajah meringis
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
2. Kenyamanan
- Pasien dapat beristirahat dengan tenang
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi)
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
2. Manajemen Kenyamanan
- Fasilitasi lingkungan yang tenang dan nyaman
- Bantu pasien untuk beristirahat sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan fungsi dan mobilitas pasien
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas yang menetap selama 3 minggu dan memberat 1 minggu terakhir, serta diikuti dengan gejala-gejala nyeri seperti nyeri tusuk-tusuk, peningkatan nyeri saat terlentang, dan ekspresi wajah meringis. Hal ini sesuai dengan karakteristik definisi dari diagnosa keperawatan Nyeri Akut.
Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri dan Kenyamanan. Pasien diharapkan dapat melaporkan penurunan nyeri, mengenali faktor-faktor yang memperberat dan meringankan nyeri, serta dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri. Selain itu, pasien juga diharapkan dapat beristirahat dengan tenang dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Nyeri dan Manajemen Kenyamanan. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik, pengajaran teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, serta fasilitasi lingkungan yang tenang dan nyaman untuk memfasilitasi istirahat pasien. -
Article No. 15815 | 20 Apr 2025
Klinis : bab cair 2 hari mual muntah panas 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare Akut
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Diare Akut: Pengeluaran feses yang tidak normal dan cair dalam jumlah yang berlebih, berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kontrol Defekasi: Kemampuan untuk mengatur pengeluaran feses secara teratur dan terkontrol.
- Manajemen Cairan: Kemampuan untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
- Manajemen Nyeri: Kemampuan untuk mengontrol dan mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Diare: Tindakan untuk mengatasi masalah diare, seperti mengganti cairan dan elektrolit, mengelola gejala, dan mencegah komplikasi.
- Manajemen Hipertermia: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
- Manajemen Mual dan Muntah: Tindakan untuk mengurangi gejala mual dan muntah.
Penjelasan tersebut disampaikan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat, sesuai dengan permintaan Anda. -
Article No. 15816 | 20 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan,55 thn, dirawat di ruang penyakit dalam karena kondisi hiperglikemia dan neuropati. Saat ini, pasien mengeluh mudah lelah, sering haus dan banyak BAK. Selain itu, pasien mengeluh kebas dan baal pada telapak kaki kanannya. Pemeriksaan fisik: komposmentis, TD: 120/80 mmHg, Nadi: 90 x/mnt, RR: 20 x/mnt, Suhu: 37,5 o C, Tinggi badan: 160 cm, berat badan saat ini: 65K(overweigth),. Hasil pemeriksaan kaki kanan ditemukan Ankle Brachial Index: 0,7(abnormal) dan test monofilamen di kedua kaki menunjukan -3/10 (LOPS), kedua kaki tampak kering, tidak ada foot deformity. Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir GDS: 250 mg/dL, HbA1c = 8,5%, Hb: 12 mg/dL, Hct= 36%, Leukosit 13000, Kalium 3,2 mEq/L, clorida 93 mEq/L, kolesterol total 200, trigliserida 175, HDL 31; LDL 100. Pasien mengaku sudah menderita DM sejak 2 tahun yang lalu. Dalam 3 bulan terakhir pasien juga mengaku sering tidak menyuntikkan insulin sebagaimana diajarkan pertugas, mengabaikan aturan diet, dan malas olahraga karena merasa semua upaya itu sia-sia. Meski dilakukan gula darahnya tetap saja tinggi. Sekarang pasien memilih meminum air yang sudah dido’akan oleh ustadz setempat sebagai pengganti obat diabetesnya. Di keluarga, ibu pasien menderita DM dan meninggal pada usia 55 tahun akibat komplikasi dan infeksi kaki DM. Pasien sendiri sejak usia 25 tahun mengalami obesitas (BB= 80 kg, TB=157), dan jarang olah raga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder akibat hiperglikemia dan neuropati.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan neuropati diabetik.
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakpatuhan dalam pengelolaan diabetes melitus.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder akibat hiperglikemia dan neuropati.
- Pasien mengeluh mudah lelah, yang merupakan indikasi adanya intoleransi aktivitas.
- Hiperglikemia dan neuropati diabetik dapat menyebabkan kelemahan otot dan kelelahan.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan neuropati diabetik.
- Pasien mengalami kebas dan baal pada telapak kaki kanan, serta kaki tampak kering, yang merupakan tanda-tanda neuropati diabetik.
- Neuropati dapat meningkatkan risiko kerusakan kulit dan kaki, seperti luka, infeksi, dan ulkus.
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakpatuhan dalam pengelolaan diabetes melitus.
- Pasien mengaku sering tidak menyuntikkan insulin, mengabaikan aturan diet, dan malas berolahraga.
- Ketidakpatuhan dalam pengelolaan diabetes dapat menyebabkan kontrol glikemik yang buruk dan meningkatkan risiko komplikasi.
SDKI-SLKI-SIKI Standar PPNI:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- SDKI: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- SLKI: Pemulihan Integritas Kulit
- SIKI: Perawatan Kulit, Perawatan Kaki Diabetik
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
- SDKI: Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
- SLKI: Peningkatan Manajemen Kesehatan
- SIKI: Edukasi Kesehatan, Manajemen Diabetes Melitus
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 15817 | 20 Apr 2025
Klinis : Wanita berusia 19 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhar kehamilan pertama dengan riwayat kejang sebelum masul rumah sakit. Kejang dirasakan selama kurang lebih 7 menit, Dasien sadar saat sebelum 'kejang. pasien tidək sadarkan diri saat keiand dan pasien kemball sadar setelah kejang. Pasien mengeluhkan "sayt kepala, keluhan mual muntah disangkal, pandangan kabur disangkal, nyer ulu hat disangkal, keluhan keluar darah dan air dan jalan lahir disangkal, gerak janin aktif dirasakan. Riwayat batuk, Pilek, demam, sesak dan nyeri tenggorokan disangka Tidak ada keluhan pada makan dan minum pasien. Riwayat alergi disangkall oleh pasien. Hasil pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang dengan tensi 168/101 mmHg. laju jantung 103x /menit, laju napąs 22x/menit, suhu 36*C, SpO2 100% dengan nasal'kanul 3 lpm, BB 60 kg dan TB 160 cin. Pemeriksaan dar head to toe, , konjungtiva anemis (--), mulut bisa membuka 3 jari (kategori mallampat Pada leher, paru, thoraks tidak ditemukan kelainan. Pada regio abdomen ditemukan abdomen cembung sesuai usia kehamilan. Pada ekstremitas ditemukan adanya edema di kedua tungkai kaki, akral teraba hangat, dan capillary refil time (CRT) < 2 detik di seluruh ekstremitas Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliput pemeriksaan darah rutin, dengan hasil Hb 10.8 g/aL HE 36, ,3%. leukosit 12,7x 10○ dan trombosit 295 x 103/ul. Pada pemeriksaan kimia klinik dan elektrolit, diperoleh hasil gula darah sewaktu 87 mg/dL 28 mg/dL kreatinin 0.8 mg/dl, natrium 135 mmoVl. kalium 5,0 mmoll-, korida 103 mmoVL, SGOT 62 IUL SGPT 56 IU/L Sedangkan ureum pemeriksaan stud untuk koagulasi, diperoleh PPT/PPTK 8,9/11,4 detik, dan APTTIAPTTK 36,7/32,8 deuk. Proteir urine 100 mg/aL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Risiko Eklamsia pada Kehamilan, yang dapat dijelaskan dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan (SDKI):
Risiko Eklamsia pada Kehamilan
Definisi: Kondisi klinis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria, dan kejang pada wanita hamil, yang dapat mengancam jiwa.
2. Intervensi Keperawatan (SLKI):
a. Pemantauan Tekanan Darah
b. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
c. Pemantauan Tanda-Tanda Preeklampsia
d. Manajemen Antikonvulsan
e. Manajemen Cairan
f. Edukasi Manajemen Preeklampsia
3. Luaran Keperawatan (SIKI):
a. Tekanan Darah Terkendali
b. Fungsi Organ Tubuh Stabil
c. Pengetahuan Pasien tentang Preeklampsia Meningkat
d. Komplikasi Preeklampsia Tidak Terjadi
Penjelasan singkat:
Pasien ini memiliki riwayat kejang sebelum masuk rumah sakit, yang merupakan salah satu tanda dan gejala preeklampsia atau eklamsia. Selain itu, pasien juga menunjukkan tanda-tanda hipertensi (tekanan darah 168/101 mmHg), edema ekstremitas, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya gangguan fungsi organ (peningkatan transaminase, proteinuria). Kondisi ini mengindikasikan adanya risiko eklamsia pada kehamilan, yang membutuhkan pemantauan ketat dan manajemen yang tepat untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa. -
Article No. 15818 | 20 Apr 2025
Klinis : Wanita berusia 19 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhar kehamilan pertama dengan riwayat kejang sebelum masul rumah sakit. Kejang dirasakan selama kurang lebih 7 menit, Dasien sadar saat sebelum 'kejang. pasien tidək sadarkan diri saat keiand dan pasien kemball sadar setelah kejang. Pasien mengeluhkan "sayt kepala, keluhan mual muntah disangkal, pandangan kabur disangkal, nyer ulu hat disangkal, keluhan keluar darah dan air dan jalan lahir disangkal, gerak janin aktif dirasakan. Riwayat batuk, Pilek, demam, sesak dan nyeri tenggorokan disangka Tidak ada keluhan pada makan dan minum pasien. Riwayat alergi disangkall oleh pasien. Hasil pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang dengan tensi 168/101 mmHg. laju jantung 103x /menit, laju napąs 22x/menit, suhu 36*C, SpO2 100% dengan nasal'kanul 3 lpm, BB 60 kg dan TB 160 cin. Pemeriksaan dar head to toe, , konjungtiva anemis (--), mulut bisa membuka 3 jari (kategori mallampat Pada leher, paru, thoraks tidak ditemukan kelainan. Pada regio abdomen ditemukan abdomen cembung sesuai usia kehamilan. Pada ekstremitas ditemukan adanya edema di kedua tungkai kaki, akral teraba hangat, dan capillary refil time (CRT) < 2 detik di seluruh ekstremitas Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliput pemeriksaan darah rutin, dengan hasil Hb 10.8 g/aL HE 36, ,3%. leukosit 12,7x 10○ dan trombosit 295 x 103/ul. Pada pemeriksaan kimia klinik dan elektrolit, diperoleh hasil gula darah sewaktu 87 mg/dL 28 mg/dL kreatinin 0.8 mg/dl, natrium 135 mmoVl. kalium 5,0 mmoll-, korida 103 mmoVL, SGOT 62 IUL SGPT 56 IU/L Sedangkan ureum pemeriksaan stud untuk koagulasi, diperoleh PPT/PPTK 8,9/11,4 detik, dan APTTIAPTTK 36,7/32,8 deuk. Proteir urine 100 mg/aL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Eklampsia berhubungan dengan kejang dan peningkatan tekanan darah
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Eklampsia adalah keadaan yang ditandai dengan kejang-kejang dan/atau koma pada ibu hamil, bersalin, atau nifas dengan hipertensi, edema, dan proteinuria.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital stabil, tidak ada kejang, dan tingkat kesadaran membaik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, memberikan oksigen, menurunkan tekanan darah, mencegah terjadinya kejang, dan memantau kesadaran pasien.
2. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri kepala adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat gangguan sistem saraf pusat.
- SLKI: Pasien akan melaporkan nyeri kepala berkurang dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik, mengurangi stresor, dan mengajarkan teknik relaksasi.
3. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik berhubungan dengan preeklampsia
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik adalah keadaan yang ditandai dengan ketidakstabilan tekanan darah, nadi, dan frekuensi napas.
- SLKI: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak ada tanda-tanda ketidakstabilan hemodinamik.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, memberikan cairan intravena, dan mempertahankan perfusi jaringan. -
Article No. 15819 | 20 Apr 2025
Klinis : Wanita berusia 19 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhar kehamilan pertama dengan riwayat kejang sebelum masul rumah sakit. Kejang dirasakan selama kurang lebih 7 menit, Dasien sadar saat sebelum 'kejang. pasien tidək sadarkan diri saat keiand dan pasien kemball sadar setelah kejang. Pasien mengeluhkan "sayt kepala, keluhan mual muntah disangkal, pandangan kabur disangkal, Hasil pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang dengan tensi 168/101 mmHg. laju jantung 103x /menit, laju napąs 22x/menit, suhu 36*C, SpO2 100% dengan nasal'kanul 3 lpm, BB 60 kg dan TB 160 cin. Pemeriksaan dar head to toe, , konjungtiva anemis (--), mulut bisa membuka 3 jari (kategori mallampat Pada leher, paru, thoraks tidak ditemukan kelainan. Pada regio abdomen ditemukan abdomen cembung sesuai usia kehamilan. Pada ekstremitas ditemukan adanya edema di kedua tungkai kaki, akral teraba hangat, dan capillary refil time (CRT) < 2 detik di seluruh ekstremitas Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliput pemeriksaan darah rutin, dengan hasil Hb 10.8 g/aL HE 36, ,3%. leukosit 12,7x 10○ dan trombosit 295 x 103/ul. Pada pemeriksaan kimia klinik dan elektrolit, diperoleh hasil gula darah sewaktu 87 mg/dL 28 mg/dL kreatinin 0.8 mg/dl, natrium 135 mmoVl. kalium 5,0 mmoll-, korida 103 mmoVL, SGOT 62 IUL SGPT 56 IU/L Sedangkan ureum pemeriksaan stud untuk koagulasi, diperoleh PPT/PPTK 8,9/11,4 detik, dan APTTIAPTTK 36,7/32,8 deuk. Proteir urine 100 mg/aL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kejang berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Kejang: Kondisi di mana individu rentan mengalami episode mendadak dan tidak terkontrol dari aktivitas listrik otak.
- Faktor terkait: Hipertensi dalam kehamilan, perubahan metabolik, trauma, infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien tidak mengalami kejang selama perawatan.
- Kriteria hasil: Tidak terjadi kejang, Tanda-tanda vital dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Observasi tanda-tanda vital, Manajemen hipertensi, Pemberian antikonvulsan, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Penjelasan singkat:
Pasien wanita berusia 19 tahun dengan riwayat kejang sebelum masuk rumah sakit. Kejang dirasakan selama kurang lebih 7 menit dan pasien kembali sadar setelah kejang. Hasil pemeriksaan menunjukkan hipertensi (168/101 mmHg) yang merupakan faktor risiko terjadinya kejang pada pasien hamil. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Kejang berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan. -
Article No. 15820 | 20 Apr 2025
Klinis : Pasien mengeluhkan sakit kepala, keluhan mual muntah disangkal, pandangan kabur disangkal, Hasil pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang dengan tensi 168/101 mmHg. laju jantung 103x /menit, laju napąs 22x/menit, suhu 36*C, SpO2 100% dengan nasal'kanul 3 lpm, BB 60 kg dan TB 160 cin. Pemeriksaan dar head to toe, , konjungtiva anemis (--), mulut bisa membuka 3 jari (kategori mallampat Pada leher, paru, thoraks tidak ditemukan kelainan. Pada regio abdomen ditemukan abdomen cembung sesuai usia kehamilan. Pada ekstremitas ditemukan adanya edema di kedua tungkai kaki, akral teraba hangat, dan capillary refil time (CRT) < 2 detik di seluruh ekstremitas Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliput pemeriksaan darah rutin, dengan hasil Hb 10.8 g/aL HE 36, ,3%. leukosit 12,7x 10○ dan trombosit 295 x 103/ul. Pada pemeriksaan kimia klinik dan elektrolit, diperoleh hasil gula darah sewaktu 87 mg/dL 28 mg/dL kreatinin 0.8 mg/dl, natrium 135 mmoVl. kalium 5,0 mmoll-, korida 103 mmoVL, SGOT 62 IUL SGPT 56 IU/L Sedangkan ureum pemeriksaan stud untuk koagulasi, diperoleh PPT/PPTK 8,9/11,4 detik, dan APTTIAPTTK 36,7/32,8 deuk. Proteir urine 100 mg/aL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi yang berkaitan dengan hipertensi. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Perfusi Jaringan
- Kelas: Kardiovaskuler
- Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan serebral membaik.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemantauan status neurologis
3. Manajemen hipertensi
4. Terapi oksigen
5. Edukasi terkait gaya hidup sehat
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan serebral. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan status neurologis, manajemen hipertensi, terapi oksigen, serta edukasi terkait gaya hidup sehat untuk membantu meningkatkan perfusi jaringan serebral. -
Article No. 15821 | 20 Apr 2025
Klinis : Pasien mengeluhkan sakit kepala, keluhan mual muntah disangkal, pandangan kabur disangkal, Hasil pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang dengan tensi 168/101 mmHg. laju jantung 103x /menit, laju napąs 22x/menit, suhu 36*C, SpO2 100% dengan nasal'kanul 3 lpm, BB 60 kg dan TB 160 cin. Pemeriksaan dar head to toe, , konjungtiva anemis (--), mulut bisa membuka 3 jari (kategori mallampat Pada leher, paru, thoraks tidak ditemukan kelainan. Pada regio abdomen ditemukan abdomen cembung sesuai usia kehamilan. Pada ekstremitas ditemukan adanya edema di kedua tungkai kaki, akral teraba hangat, dan capillary refil time (CRT) < 2 detik di seluruh ekstremitas Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliput pemeriksaan darah rutin, dengan hasil Hb 10.8 g/aL HT 36, ,3%. leukosit 12,7x 10○ dan trombosit 295 x 103/ul. Pada pemeriksaan kimia klinik dan elektrolit, diperoleh hasil gula darah sewaktu 87 mg/dL 28 mg/dL kreatinin 0.8 mg/dl, natrium 135 mmoVl. kalium 5,0 mmoll-, korida 103 mmoVL, SGOT 62 IUL SGPT 56 IU/L Sedangkan ureum pemeriksaan stud untuk koagulasi, diperoleh PPT/PPTK 8,9/11,4 detik, dan APTTIAPTTK 36,7/32,8 deuk. Proteir urine 100 mg/aL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Hipertensi
- SDKI: Hipertensi
- SLKI: Tekanan darah terkontrol
- SIKI: Manajemen hipertensi
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami hipertensi dengan tekanan darah 168/101 mmHg.
- Tujuan utama adalah menurunkan dan mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang hipertensi, modifikasi gaya hidup, dan pemberian obat antihipertensi jika diperlukan.
2. Diagnosa Keperawatan: Edema
- SDKI: Edema
- SLKI: Perfusi jaringan perifer terkontrol
- SIKI: Manajemen edema
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami edema pada kedua tungkai kaki.
- Tujuan utama adalah menurunkan dan mencegah peningkatan edema.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pemantauan tanda-tanda vital, elevasi ekstremitas, terapi kompres, dan pembatasan asupan cairan jika diperlukan.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Risiko Penurunan Curah Jantung
- SLKI: Perfusi jaringan terkontrol
- SIKI: Manajemen gagal jantung
Penjelasan singkat:
- Pasien memiliki tanda-tanda yang menunjukkan risiko penurunan curah jantung, seperti takikardia (laju jantung 103x/menit) dan edema pada ekstremitas.
- Tujuan utama adalah mencegah dan mengurangi risiko penurunan curah jantung.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab penurunan curah jantung.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan intervensi yang direkomendasikan di atas didasarkan pada informasi yang diberikan dalam skenario. Evaluasi dan penyesuaian lebih lanjut mungkin diperlukan setelah melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien.