Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15985 | 22 Apr 2025
Klinis : I50+K30
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi I50+K30.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gagal Jantung (I50)
Definisi: Kondisi klinis di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
2. Dispepsia (K30)
Definisi: Keluhan rasa tidak nyaman atau nyeri pada area atas abdomen yang berkaitan dengan gangguan fungsi lambung.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan pola respons manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gagal Jantung dan Dispepsia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan Gagal Jantung dan Dispepsia mencakup peningkatan fungsi kardiovaskular, pengurangan gejala dispepsia, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi keperawatan yang mungkin dilakukan untuk pasien dengan Gagal Jantung dan Dispepsia meliputi manajemen cairan dan elektrolit, terapi oksigen, pengaturan diet, serta terapi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengelola gejala.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi I50+K30 adalah Gagal Jantung dan Dispepsia, dan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia akan membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk pasien. -
Article No. 15986 | 22 Apr 2025
Klinis : I50+K30
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi I50+K30.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gagal Jantung (I50) + Gastritis (K30)
Penjelasan Singkat:
1. Gagal Jantung (I50)
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia): Intoleransi Aktivitas
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Gagal Jantung
2. Gastritis (K30)
- SDKI: Peradangan pada lapisan lambung yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri pada epigastrium.
- SLKI: Nyeri Akut
- SIKI: Manajemen Nyeri
Dalam penanganan kondisi ini, perawat akan fokus pada intervensi keperawatan yang mencakup manajemen gagal jantung dan manajemen nyeri. Perawat juga akan melakukan pengkajian yang komprehensif, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien, serta edukasi dan konseling untuk membantu pasien dalam pengelolaan penyakitnya. -
Article No. 15987 | 22 Apr 2025
Klinis : I50+K30
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang rekan-rekan perawat. Pada kesempatan ini, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi I50+K30.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi I50+K30, yang merupakan gabungan dari Gagal Jantung (I50) dan Gastritis (K30), diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat akibat gastritis.
2. Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi lambung akibat gastritis.
3. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional jantung akibat gagal jantung.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi: Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal dengan asupan makanan yang adekuat.
2. Kontrol nyeri: Pasien dapat melaporkan nyeri pada skala 0-2 (ringan) dan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Toleransi aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai gejala seperti sesak napas, kelelahan, atau palpitasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Untuk Keseimbangan Nutrisi:
a. Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang sesuai.
c. Berikan edukasi tentang diet yang sesuai dengan kondisi gastritis dan gagal jantung.
d. Pantau asupan dan output nutrisi pasien secara teratur.
e. Berikan makanan yang mudah dicerna dan kaya nutrisi.
2. Untuk Kontrol Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk pasien.
e. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi nyeri.
3. Untuk Toleransi Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian kemampuan fungsional pasien.
b. Kembangkan rencana aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien.
c. Berikan edukasi tentang manajemen energi dan teknik aktivitas yang tepat.
d. Berikan bantuan atau alat bantu untuk memfasilitasi aktivitas pasien.
e. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien selama aktivitas.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan kondisi I50+K30 dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi rekan-rekan perawat. Terima kasih. -
Article No. 15988 | 22 Apr 2025
Klinis : K30
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi K30.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (K30)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan di mana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Asupan Nutrisi Adekuat
2. Berat Badan Membaik
3. Tidak Terjadi Komplikasi Akibat Malnutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
2. Pemantauan Nutrisi
3. Terapi Nutrisi
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. Hal ini bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu asupan nutrisi yang adekuat, berat badan yang membaik, dan pencegahan komplikasi akibat malnutrisi. -
Article No. 15989 | 22 Apr 2025
Klinis : sesak, batuk kadang2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu sesak napas dan batuk yang kadang-kadang terjadi, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI-SLKI-SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan efektif, dengan indikator seperti frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada bunyi napas tambahan, dan mampu batuk secara efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau pola napas, mengajarkan teknik batuk efektif, memberikan oksigen jika diperlukan, dan melakukan suction jika terdapat sekret yang mengganggu.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang komprehensif sesuai dengan standar keperawatan nasional. -
Article No. 15991 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang bayi lahir prematur dengan BBLR melalui persalinan SC. Pada hari kedu perawatan bayi tampak membiru, kesulitan bernapas, gasping, retraksi dada tampak jelas. Pernapasan 77 x/menit, terdengar jelas stridor bilateral dan grunting terdengar tanpa stetoskop. Setelah diberikan terapi oksigen oleh perawat, bayi tetap tampak membiru. Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat? a. Melakukan suction. b. Melakukan pengecekan AGD c. Melakukan pemasangan NGT d. Mengganti terapi oksigen volume tinggi e. Melakukan pemeriksaan elektrolit darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas paru-paru prematur.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan pola napas adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, dan usaha bernapas yang dapat mengganggu ventilasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif yang ditandai dengan frekuensi napas normal, kedalaman napas adekuat, dan usaha bernapas minimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan perawat antara lain pemberian oksigen, suction, pemantauan tanda-tanda vital, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat:
Berdasarkan kondisi bayi yang tetap membiru, kesulitan bernapas, dengan grunting dan stridor bilateral, maka tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat adalah:
d. Mengganti terapi oksigen volume tinggi.
Penjelasan:
Bayi prematur dengan BBLR yang mengalami distres pernapasan membutuhkan oksigen dalam volume yang lebih tinggi. Pemberian oksigen volume tinggi dapat membantu meningkatkan oksigenasi dan meringankan kerja napas bayi. Jika setelah pemberian oksigen volume tinggi, bayi tetap membiru, maka perawat perlu melakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan AGD (a. Melakukan pengecekan AGD) untuk mengetahui keseimbangan asam-basa dan kadar gas darah. -
Article No. 15992 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang bayi lahir prematur dengan BBLR melalui persalinan SC. Pada hari kedua perawatan, bayi tampak membiru, kesulitan bernapas, gasping, retraksi dada tampak jelas. Pernapasan 77 x/menit, terdengar jelas stridor bilateral dan grunting terdengar tanpa stetoskop. Setelah diberikan terapi oksigen oleh perawat, bayi tetap tampak membiru. Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat? a. Melakukan suction b. Melakukan pemeriksaan AGD c. Melakukan pemasangan NGT d. Mengganti terapi oksigen volume tinggi e. Melakukan pemeriksaan elektrolit darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijabarkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Pola nafas tidak efektif (Respiratory Ineffective Pattern)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah yang menyebabkan perubahan gas darah arterial.
Faktor terkait: Prematuritas, BBLR, gangguan struktur dan fungsi pernapasan (menghasilkan retraksi dada, stridor, dan grunting).
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (Imbalanced Nutrition: Less Than Body Requirements)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor terkait: Gangguan sistem pernapasan (kesulitan bernapas dan membiru) yang menghambat kemampuan bayi untuk menyusu.
3. Risiko infeksi (Risk for Infection)
Definisi: Peningkatan risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh patogen.
Faktor terkait: Prematuritas, prosedur invasif (pemberian oksigen).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi luaran/hasil keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
Tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat:
d. Mengganti terapi oksigen volume tinggi
Karena bayi tetap tampak membiru setelah diberikan terapi oksigen, maka perawat perlu mengganti ke terapi oksigen volume tinggi untuk memperbaiki oksigenasi bayi. -
Article No. 15993 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki usia 5 tahun dengan diagnosa Hipospadia, direncanakan pembedahan dengan chordectomi. Apakah tujuan utama dilakukan chordectomi ? a. Membuat kandung kemih senormal mungkin b. Membuat fungsi seksual senormal mungkin c. Mengembangkan munculnya keindahan penis d. Mereseksi chordae membuat bentuk penis normal e. Memudahkan anak untuk melakukan toilet training
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk penis akibat hipospadia.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Citra Tubuh didefinisikan sebagai persepsi negatif terhadap penampilan fisik yang mempengaruhi harga diri dan interaksi sosial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Salah satu luaran yang diharapkan adalah Penerimaan Citra Tubuh, yaitu individu dapat menerima penampilan fisiknya secara positif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain Terapi Kognitif untuk membantu pasien memodifikasi persepsi negatif terhadap penampilan fisiknya, serta Edukasi Kesehatan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan pasien terhadap kondisinya.
Tujuan Utama Chordectomi:
Berdasarkan informasi yang diberikan, jawaban yang tepat adalah:
b. Membuat fungsi seksual senormal mungkin.
Chordectomi adalah prosedur untuk mereseksi (memotong) chordae atau punggungan di bawah penis pada pasien dengan hipospadia. Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki bentuk dan fungsi seksual penis agar dapat berfungsi secara normal di kemudian hari.
Jadi, tujuan utama dilakukan chordectomi adalah untuk membuat fungsi seksual senormal mungkin, bukan untuk membuat kandung kemih senormal mungkin, mengembangkan keindahan penis, atau memudahkan toilet training. -
Article No. 15995 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-lakiusia 5 tahun, mengalami kelaianan sejak lahir pada penisnya, yang mana membukanya urethal kebawah yang letaknya normal diatas gland penis atau lekukan kebawah tangkai penile, dan saluran OUE terdapat dibawah gland penis. Apakah tipe hipospadia yang dialami tersebut ? a. Glandular b. Coronal c. Urethral d. Penile e. Scrotal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi yang dialami oleh anak laki-laki usia 5 tahun tersebut dapat didiagnosis sebagai:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidaksesuaian struktur tubuh berhubungan dengan kelainan bawaan pada penisnya.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidaksesuaian struktur tubuh adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan adanya perubahan struktur anatomi tubuh yang tidak sesuai dengan normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah klien dapat menerima kondisi dan mampu beradaptasi dengan ketidaksesuaian struktur tubuhnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian informasi tentang kondisi, dukungan psikologis, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli urologi) untuk penanganan lebih lanjut.
Tipe hipospadia yang dialami anak tersebut adalah Glandular, yaitu ketika bukaan uretra (saluran kencing) berada di bawah glans penis (ujung penis) atau di dekat pangkal penis.
Tone: akademis
Persona: pakar, perawat -
Article No. 15996 | 22 Apr 2025
Klinis : Resiko perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan didefinisikan sebagai keadaan individu yang rentan mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang lebih besar dari normal, yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Perdarahan antara lain:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Tidak terjadi perdarahan
c. Hemodinamik stabil
d. Kadar hemoglobin dalam batas normal
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk Risiko Perdarahan meliputi:
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
b. Pemantauan perdarahan dan tanda-tanda syok
c. Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan hemostatis atau tindakan pembedahan jika diperlukan
e. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penanganan Risiko Perdarahan.
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada pemantauan keadaan pasien, pemberian intervensi keperawatan yang sesuai, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan luaran yang diharapkan dapat tercapai dan mencegah komplikasi yang dapat mengancam keselamatan pasien.