Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15962 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 28 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 36 minggu, datang ke Poliklinik KIA untuk pemeriksaan rutin kehamilannya. Hasil pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit, frekunsi napas 20 x/menit. Leopold 3 ditemukan masa lunak, kurang bundar dan kurang melenting di area suprapubic, janin tunggal. Apakah interpretasi yang tepat dari hasil pemeriksaan kehamilan tersebut ? Select one: a. Presentasi normal b. Kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP) c. Letak janin melintang d. Punggung janin disebelah kanan e. Posisi terendah adalah bokong
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, interpretasi yang tepat dari hasil pemeriksaan kehamilan tersebut adalah:
b. Kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP)
Penjelasan:
Pada pemeriksaan leopold 3, ditemukan massa lunak, kurang bundar dan kurang melenting di area suprapubic, yang menandakan bahwa kepala janin belum masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP). Hal ini merupakan kondisi normal pada kehamilan 36 minggu, dimana kepala janin biasanya akan mulai masuk ke dalam PAP pada akhir trimester 3 kehamilan.
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Risiko ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan perubahan posisi dan ukuran uterus
2. Risiko ketidakstabilan lingkungan berhubungan dengan perubahan fisiologis selama kehamilan
3. Risiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan hemodinamik selama kehamilan
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan panduan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan panduan untuk menetapkan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan panduan untuk menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berperan dalam mengembangkan dan mempublikasikan ketiga standar tersebut sebagai acuan bagi perawat di Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 15963 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu hamil G2P1A0 datang ke klinik bersalin dengan keluhan kontraksi teratur setiap 5 menit sekali, berlangsung selama 40 detik. Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan pembukaan serviks 3 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, dan Hodge I. Manakah tindakan yang paling tepat dilakukan pada ibu ? Select one: a. Mengajurkan ibu posisi miring kiri b. Memantau kontraksi, denyut jantung janin (DJJ), dan kemajuan persalinan secara berkala c. Memberikan infus oksitosin untuk mempercepat pembukaan d. Menganjurkan ibu untuk segera mengejan e. Memecahkan ketuban secara rutin .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang paling tepat adalah:
1. Risiko kelemahan kontraksi uterus berhubungan dengan fase laten persalinan yang memanjang.
Penjelasan:
- Seorang ibu hamil G2P1A0 datang dengan keluhan kontraksi teratur setiap 5 menit sekali, berlangsung selama 40 detik.
- Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan pembukaan serviks 3 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, dan Hodge I.
- Kondisi ini menunjukkan bahwa ibu berada pada fase laten persalinan, dimana pembukaan serviks masih kurang dari 4 cm.
- Pada fase ini, terjadi risiko kelemahan kontraksi uterus yang dapat memperlambat kemajuan persalinan.
Tindakan yang paling tepat dilakukan pada ibu dalam kasus ini adalah:
b. Memantau kontraksi, denyut jantung janin (DJJ), dan kemajuan persalinan secara berkala.
Penjelasan:
- Pada fase laten persalinan, pemantauan kontraksi, DJJ, dan kemajuan persalinan secara berkala merupakan tindakan yang paling tepat dilakukan.
- Hal ini bertujuan untuk memastikan kondisi ibu dan janin tetap stabil, serta memantau kemajuan persalinan.
- Tindakan lain seperti memberikan infus oksitosin, menganjurkan ibu untuk segera mengejan, atau memecahkan ketuban secara rutin tidak direkomendasikan pada fase laten persalinan.
- Posisi miring kiri dapat dianjurkan untuk memaksimalkan aliran darah ke janin.
Jadi, tindakan yang paling tepat adalah memantau kontraksi, denyut jantung janin, dan kemajuan persalinan secara berkala. -
Article No. 15964 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu mengalami perdarahan pasca partum yang tidak berhenti setelah diberikan masase uterus dan oksitosin. Bidan mencurigai adanya sisa plasenta. Tindakan selanjutnya yang paling tepat adalah... Select one: a. Memantau tanda-tanda vital ibu setiap 5 menit. b. Memberikan uterotonika tambahan seperti misoprostol. c. Memberikan transfusi darah segera. d. Melakukan eksplorasi kavum uteri untuk mengeluarkan sisa plasenta e. Memberikan antibiotik dosis tinggi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ini.
Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan pasca partum, berhubungan dengan sisa plasenta di kavum uteri.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), perdarahan pasca partum adalah keluarnya darah dalam jumlah yang berlebihan dari jalan lahir setelah kelahiran bayi. Hal ini dapat disebabkan oleh atonia uteri, retensio plasenta, atau perlukaan pada jalan lahir.
Sesuai dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), tindakan yang paling tepat untuk mengatasi kondisi ini adalah:
d. Melakukan eksplorasi kavum uteri untuk mengeluarkan sisa plasenta.
Hal ini didasarkan pada SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang menyatakan bahwa eksplorasi kavum uteri merupakan tindakan yang penting untuk mengeluarkan sisa plasenta dan menghentikan perdarahan. Tindakan ini harus dilakukan segera oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dalam hal ini bidan, untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Memantau tanda-tanda vital ibu, memberikan uterotonika tambahan, atau transfusi darah dapat menjadi tindakan tambahan yang perlu dilakukan, tetapi tidak dapat menggantikan eksplorasi kavum uteri sebagai tindakan utama. Pemberian antibiotik dosis tinggi tidak diindikasikan dalam kasus ini. -
Article No. 15965 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu hamil G3P2A0 usia 39 minggu direncanakan menjalani seksio sesarea elektif karena riwayat dua kali seksio sesarea sebelumnya. Intervensi keperawatan utama sebelum operasi adalah: Select one: a. Memberikan informed consent kepada suami ibu mengenai prosedur operasi b. Memasang infus cairan elektrolit dengan tetesan cepat c. Melakukan pemeriksaan dalam (vaginal touche) untuk menilai pembukaan serviks d. Memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam e. Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih
Penjelasan:
Intervensi keperawatan utama sebelum operasi seksio sesarea elektif adalah:
1. Memberikan informed consent kepada ibu dan keluarga mengenai prosedur operasi yang akan dilakukan.
2. Memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam sebelum operasi.
3. Memasang infus cairan elektrolit dengan tetesan cepat untuk mempertahankan status cairan dan elektrolit.
4. Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih sebagai persiapan pembedahan.
Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih merupakan tindakan yang perlu dilakukan sebelum operasi seksio sesarea untuk meminimalkan risiko infeksi luka operasi. Ini adalah salah satu intervensi keperawatan utama sebelum operasi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar -
Article No. 15966 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang bayi perempuan lahir aterm spontan. Seorang perawat meletakkan bayi di tempat yang ber AC sehingga tubuh bayi yg menyentuh permukaan yg lebih dingin. Disebut apakah kehilangan panas tubuh pada kasus tersebut ? Select one: a. Konveksi b. Evaporasi c. Konduksi d. Kovaporasi e. Radiasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, kehilangan panas tubuh yang terjadi pada bayi perempuan tersebut disebut dengan Konduksi.
Konduksi adalah perpindahan panas melalui kontak langsung antara permukaan tubuh bayi dengan permukaan yang lebih dingin, dalam hal ini tempat tidur atau permukaan yang bersentuhan dengan tubuh bayi.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah:
1. Gangguan Termoregulasi (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Faktor Risiko: Lingkungan dengan suhu dingin, luka bakar, dehidrasi, dll.
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh di bawah normal, kulit pucat, tremor, letargi, dll.
2. Risiko Hipotermi (SLKI)
- Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah normal.
- Faktor Risiko: Lingkungan dingin, imaturitas, dll.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal, perfusi adekuat, dll.
3. Manajemen Termoregulasi (SIKI)
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Aktivitas: Mempertahankan suhu lingkungan yang optimal, pemberian pakaian/selimut yang sesuai, pemantauan suhu tubuh, dll.
Dalam kondisi ini, perawat harus segera mengambil tindakan untuk mencegah kehilangan panas tubuh pada bayi, seperti memindahkan bayi ke lingkungan yang lebih hangat, memberikan pakaian/selimut yang sesuai, dan memantau suhu tubuh bayi secara berkala. -
Article No. 15967 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 30 tahun, G1P0A0, hamil 32 minggu, datang memeriksakan diri ke klinik KIA. Hasil pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit, frekunsi napas 20 x/menit. Leopold ditemukan masa lunak, kurang bundar dan kurang melenting di bagian fundus. Terdapat bagian-bagian kecil janin di sisi kiri perut ibu. Kepala sdudah masuk pintu atas panggul, Selanjutnya Perawat melakukan pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ). Dimanakah lokasi yang benar mendengarkan DJJ pada kasus tersebut ? Select one: a. Kuadran kiri atas b. Sekitar umbilical c. Kuadran kanan atas d. Kuadran kiri bawah e. Kuadran kanan bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang digambarkan, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus ini.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Ibu Hamil berhubungan dengan pertambahan berat badan ibu yang tidak adekuat.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Nutrisi Ibu Hamil Terpenuhi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nutrisi Ibu Hamil.
Berdasarkan kondisi pasien, pemeriksaan Leopold menunjukkan massa lunak, kurang bundar dan kurang melenting di bagian fundus, yang dapat mengindikasikan pertambahan berat badan ibu yang tidak adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Evaluasi status nutrisi ibu.
2. Berikan edukasi mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan nutrisi yang sesuai.
4. Monitor pertambahan berat badan ibu selama kehamilan.
Selanjutnya, mengenai lokasi yang benar untuk mendengarkan DJJ pada kasus ini, berdasarkan pemeriksaan Leopold yang menemukan bagian-bagian kecil janin di sisi kiri perut ibu dan kepala sudah masuk pintu atas panggul, maka lokasi yang benar untuk mendengarkan DJJ adalah di kuadran kiri bawah perut ibu. -
Article No. 15968 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan adanya benjolan keras dan tidak nyeri di payudara kanan atas. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya retraksi kulit dan peau d'orange. Apakah diagnosis keperawatan prioritas pada kasus ini? Select one: a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infiltrasi tumor b. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker. c. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun. d. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor. e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosis keperawatan prioritas untuk kasus ini adalah:
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
Penjelasan:
- Seorang wanita berusia 45 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan keras dan tidak nyeri di payudara kanan atas, serta hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya retraksi kulit dan peau d'orange.
- Gejala-gejala ini dapat mengarah pada kemungkinan adanya kanker payudara.
- Diagnosis keperawatan prioritas dalam kasus ini adalah Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
- Pasien dapat mengalami perubahan persepsi dan perasaan negatif terhadap kondisi fisiknya akibat adanya benjolan dan perubahan pada kulit payudara.
- Hal ini dapat memengaruhi citra tubuh dan kepercayaan diri pasien, sehingga menjadi diagnosis keperawatan prioritas yang perlu ditangani.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus ini. -
Article No. 15969 | 22 Apr 2025
Klinis : Pada pemeriksaan SADANIS pada saat posisi pasien duduk maka posisi tangan pasien : Select one: a. Ke dua tangan dinaikan ke atas b. Satu tangan di belakang kepala c. kedua tangan di pinggul dan membusungkan dada d. Satu tangan dinaikan ke atas e. kedua tangan di pinggul dan duduk rilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pola Napas: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Efektif: Kemampuan bernapas secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk memfasilitasi masuknya oksigen dan keluarnya karbon dioksida.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, di mana pasien diminta untuk duduk dan menggerakkan tangan ke atas, hal ini dapat mempengaruhi pola napas pasien. Posisi tangan yang dinaikan ke atas dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot dada dan pernapasan yang tidak efektif. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Napas.
Perawat harus melakukan intervensi untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat, seperti memantau pola napas, memposisikan pasien dengan nyaman, dan menyediakan bantuan pernapasan jika diperlukan. -
Article No. 15970 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien dengan kanker serviks stadium lanjut mengungkapkan perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial. Apakah diagnosis keperawatan psikososial yang paling tepat pada kasus ini? Select one: a. Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan sedih dan menarik diri. b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker. c. Risiko bunuh diri berhubungan dengan prognosis penyakit. d. Ketidakberdayaan berhubungan dengan perkembangan penyakit. e. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian masa depan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan standar diagnosa keperawatan SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosis keperawatan yang paling tepat untuk kasus seorang pasien dengan kanker serviks stadium lanjut yang mengungkapkan perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial adalah:
a. Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan sedih dan menarik diri.
Penjelasan:
Isolasi sosial adalah diagnosis keperawatan yang mencerminkan situasi di mana individu mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain secara sukarela atau dipaksakan. Dalam kasus ini, pasien dengan kanker serviks stadium lanjut menunjukkan gejala menarik diri dari interaksi sosial, yang mengarah pada diagnosis isolasi sosial.
Diagnosis ini lebih tepat dibandingkan dengan:
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
c. Risiko bunuh diri berhubungan dengan prognosis penyakit.
d. Ketidakberdayaan berhubungan dengan perkembangan penyakit.
e. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian masa depan.
Meskipun perubahan fisik, prognosis penyakit, dan ketidakpastian masa depan dapat menjadi faktor yang berkontribusi, gejala utama yang ditunjukkan oleh pasien adalah perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial, sehingga diagnosis isolasi sosial menjadi yang paling tepat. -
Article No. 15971 | 22 Apr 2025
Klinis : Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada : Select one: a. Seminggu sebelum menstruasi b. Sewaktu waktu c. Seminggu setelah mentruasi d. Tiga hari sebelum menstruasi e. Tiga hari sesudah menstruasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemeriksaan payudara sendiri.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Keterlambatan Deteksi Dini Kanker Payudara
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Keterlambatan Deteksi Dini Kanker Payudara adalah keadaan di mana individu mengalami kemungkinan tertunda atau tidak dilakukannya pemeriksaan payudara sendiri secara rutin, sehingga dapat menyebabkan terlambatnya deteksi dini kanker payudara.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah individu dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin sesuai prosedur dan waktu yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang pentingnya pemeriksaan payudara sendiri, waktu yang tepat untuk melakukannya, serta demonstrasi cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri yang benar.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri adalah seminggu setelah menstruasi (opsi C). Hal ini karena pada saat tersebut, payudara tidak terlalu nyeri atau bengkak akibat siklus menstruasi, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih efektif.