Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20097 | 26 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan pandangan mata sebelah kanan kabur. Hasil pengkajian: Visus 4/6, TIO 27 mmHg, lensa tampak keruh, tampak gelisah, pasien tampak berhati-hati jika berjalan, TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, fekuensi napas, 20 x/menit, Suhu: 37°C, 20x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan (00041)
Definisi (SDKI): Pengalaman subjektif berkurangnya ketajaman atau kejelasan penglihatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kode SIKI: D0038
Definisi SIKI: Perubahan pada fungsi indera penglihatan yang mengganggu kemampuan individu untuk menginterpretasikan secara akurat apa yang dilihatnya.
Kode SLKI: S0039
Definisi SLKI: Kemampuan individu untuk mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
Penjelasan:
Pasien mengalami keluhan pandangan mata sebelah kanan yang kabur, visus menurun, dan tampak lensa yang keruh. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada fungsi penglihatan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan" dengan kode SDKI 00041.
Selain itu, pasien juga tampak gelisah dan berhati-hati saat berjalan, yang mungkin terkait dengan penurunan fungsi penglihatan. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah membantu pasien dalam mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal (kode SLKI S0039). -
Article No. 20098 | 26 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan pandangan mata sebelah kanan kabur. Hasil pengkajian: Visus 4/6, TIO 27 mmHg, lensa tampak keruh, tampak gelisah, pasien tampak berhati-hati jika berjalan, TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, fekuensi napas, 20 x/menit, Suhu: 37°C, 20x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Cemas B. Nyeri akut C. Risiko cedera D. Gangguan persepsi sensori E. Hambatan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah :
D. Gangguan persepsi sensori
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan persepsi sensori (10014)
SDKI: Gangguan persepsi sensori adalah ketidakmampuan untuk menerima dan menginterpretasikan stimuli sensorik secara akurat.
SLKI: Pasien dengan gangguan persepsi sensori dapat mengalami penurunan tajam penglihatan, nyeri akut, dan risiko cedera.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen nyeri, pencegahan cedera, dan peningkatan fungsi penglihatan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami keluhan penglihatan kabur pada mata kanan, yang menunjukkan adanya gangguan persepsi sensori pada indera penglihatan. Selain itu, pasien juga tampak gelisah dan berhati-hati saat berjalan, yang dapat meningkatkan risiko cedera. Oleh karena itu, masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah gangguan persepsi sensori. -
Article No. 20099 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan demam di sertai pusing, nheri pad perut bagian bawah sejak tadi malam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan demam dan nyeri perut bagian bawah, yang merupakan gejala umum dari risiko infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti luka, prosedur medis, atau kondisi kesehatan yang menyebabkan penurunan sistem imun. Perawatan yang tepat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
2. Nyeri Akut (00132)
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan:
Pasien juga mengalami nyeri perut bagian bawah, yang merupakan nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Pengelolaan nyeri yang efektif sangat penting untuk memberikan kenyamanan dan membantu pemulihan pasien.
3. Hipertermia (00007)
- SDKI: Hipertermia
- SLKI: Pemantauan Suhu Tubuh
- SIKI: Manajemen Hipertermia
Penjelasan:
Pasien mengalami demam, yang merupakan kondisi hipertermia. Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang dapat disebabkan oleh infeksi atau kondisi medis lainnya. Manajemen hipertermia yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Kode dan definisi masing-masing komponen:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan komponen-komponen terkait yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 20100 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan demam di sertai pusing, nheri pad perut bagian bawah sejak tadi malam. Pasien datang dengan keluhan demam naik Moko naik naik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh yang lebih tinggi dari nilai normal.
Faktor yang berhubungan: Infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh: Tercapainya suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C).
Indikator:
a. Suhu tubuh dalam rentang normal.
b. Tidak ada tanda-tanda hipertermia.
c. Pasien melaporkan tidak ada rasa panas atau demam.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam (3740)
a. Kaji tanda dan gejala demam, termasuk suhu tubuh, frekuensi, durasi, dan pola peningkatan suhu.
b. Berikan kompres hangat atau dingin sesuai dengan tujuan terapi.
c. Berikan obat penurun demam (antipiretik) sesuai dengan resep.
d. Anjurkan pasien untuk banyak minum air hangat atau dingin.
e. Kaji faktor penyebab demam, seperti infeksi.
f. Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
g. Edukasikan pasien dan keluarga tentang manajemen demam.
2. Manajemen Nyeri (3600)
a. Kaji karakteristik nyeri, termasuk lokasi, intensitas, frekuensi, durasi, dan kualitas nyeri.
b. Identifikasi faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
c. Berikan analgesik sesuai dengan resep untuk mengurangi nyeri.
d. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin.
e. Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
f. Dokumentasikan hasil pengkajian dan intervensi yang dilakukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Hipertermia dipilih karena pasien datang dengan keluhan utama demam. Hipertermia didefinisikan sebagai suhu tubuh yang lebih tinggi dari nilai normal, yang dapat disebabkan oleh infeksi. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya suhu tubuh dalam rentang normal, yang dapat dinilai melalui indikator-indikator yang terkait dengan penurunan suhu tubuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Demam dan Manajemen Nyeri. Manajemen Demam bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh pasien melalui tindakan kompres, pemberian obat penurun demam, dan edukasi tentang manajemen demam. Sementara itu, Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien melalui pemberian analgesik dan teknik nonfarmakologi.
Dengan melaksanakan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu tercapainya suhu tubuh dalam rentang normal dan berkurangnya rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien. -
Article No. 20101 | 26 Jul 2025
Klinis : Data Klinis Pasien DHF (27 th) Keluhan Utama • Demam tinggi sejak 4 hari lalu (terutama malam hari) • Nyeri kepala dan nyeri otot • Mual dan muntah 2× dalam 24 jam terakhir • Bintik-bintik merah (petekie) pada kulit ekstremitas bawah • Nafsu makan menurun, cepat kenyang • Kelemahan dan kelelahan signifikan Riwayat Penyakit & Alergi • Pernah dirawat karena tifoid 2 tahun lalu • Tidak ada riwayat alergi obat, makanan, ataupun penyakit kronis • Adik pernah menderita DHF tahun lalu Pemeriksaan Fisik • Suhu tubuh: 39,8 °C • Tekanan darah: 90/60 mmHg • Nadi: 104 x/menit • Respirasi: 22 x/menit • Konjungtiva: pucat • Kulit: petekie di ekstremitas bawah • Kesadaran: compos mentis Pemeriksaan Penunjang & Diagnostik • Trombosit: 85.000 /mm³ • Hematokrit: 47 % (meningkat) • NS1 antigen: positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data klinis pasien dengan Demam Berdarah Dengue (DHF) yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Kekurangan Volume Cairan
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Cairan Intravena
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipovolemia
- SDKI: Risiko Hipovolemia
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Cairan Intravena
Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami pengurangan volume cairan yang dapat mengancam kesehatan.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Manajemen Kelelahan
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, yang dirasakan saat ini.
5. Diagnosa Keperawatan: Kelemahan
- SDKI: Kelemahan
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Manajemen Kelelahan
Definisi: Penurunan kemampuan fisik atau mental untuk melakukan aktivitas.
Kode dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 20102 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada perut, demam dan pusing, hasil pemeriksaan laboratorium WBC 16,34
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada perut, demam, dan pusing, serta hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan jumlah leukosit (WBC 16,34), maka dapat ditetapkan beberapa diagnosis keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
- Kode SDKI: 00132
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Diagnosis Keperawatan: Hipertermia
- Kode SDKI: 00007
- Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal akibat gagalnya mekanisme pengaturan suhu.
3. Diagnosis Keperawatan: Ketidakseimbangan Cairan
- Kode SDKI: 00027
- Definisi: Kehilangan atau akumulasi cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular.
4. Diagnosis Keperawatan: Kelelahan
- Kode SDKI: 00093
- Definisi: Perasaan letih yang berkelanjutan dan menurunnya kapasitas untuk melakukan pekerjaan fisik dan mental yang biasa.
Selanjutnya, untuk setiap diagnosis keperawatan tersebut, dapat ditetapkan luaran keperawatan (SLKI) dan intervensi keperawatan (SIKI) yang sesuai, dengan kode dan definisi masing-masing.
Tone yang diberikan adalah akademis, persona sebagai pakar, dan nurse, maka penjelasan yang diberikan lebih rinci dan terperinci sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan. -
Article No. 20103 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan untuk pasien tersebut adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas
Kode SDKI: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan masalah kesehatan atau respons pasien terhadap masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang ditetapkan berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) akan memberikan panduan yang jelas dan terstandar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 20104 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan deman, nyeri pada perut bagian bawah sejak tadi malan dan terasa pusing, dengan hasil pemeriksaan WBC 16,34,Ttv: TD 116/67 mmhg, nadi 78x/menit, suhu tubuh 37c, Respirasi 20x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (kode SDKI: 00004)
Definisi SDKI:
Rentan terhadap serangan organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Infeksi (kode SLKI: 0205)
Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
b. Stabilitas Tanda-Tanda Vital (kode SLKI: 0311)
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Infeksi (kode SIKI: 6110)
Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
b. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (kode SIKI: 6420)
Definisi: Pemeriksaan dan pencatatan secara berkala mengenai fungsi kardiovaskular, respirasi, dan suhu tubuh.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan demam, nyeri perut, dan pusing, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis), berisiko mengalami infeksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Risiko Infeksi". Tujuan keperawatan yang perlu dicapai adalah kontrol infeksi dan stabilitas tanda-tanda vital pasien, yang dapat dicapai melalui intervensi manajemen infeksi dan pemantauan tanda-tanda vital. -
Article No. 20105 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan deman, nyeri pada perut bagian bawah sejak tadi malan dan terasa pusing, dengan hasil pemeriksaan WBC 16,34,Ttv: TD 116/67 mmhg, nadi 78x/menit, suhu tubuh 37c, Respirasi 20x/menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Pasien mengalami nyeri pada perut bagian bawah, yang merupakan salah satu gejala dari nyeri akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
2. Hipertermia
Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya hipertermia. Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal sebagai respons fisiologis terhadap stressor.
3. Kelelahan
Pasien mengalami perasaan pusing, yang dapat merupakan gejala dari kelelahan. Kelelahan didefinisikan sebagai perasaan lelah dan menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang.
b. Klien mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif.
c. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Hipertermia:
a. Suhu tubuh klien kembali dalam batas normal.
b. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
3. Kelelahan:
a. Klien melaporkan peningkatan energi.
b. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin.
d. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Hipertermia:
a. Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala.
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
c. Lakukan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu.
d. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
e. Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia.
3. Kelelahan:
a. Lakukan pengkajian faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan.
b. Bantu klien dalam menjadwalkan aktivitas dan istirahat.
c. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas.
d. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menangani penyebab kelelahan.
Penjelasan:
Setiap diagnosa keperawatan yang diidentifikasi memiliki luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Diagnosa nyeri akut, hipertermia, dan kelelahan sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien. Luaran yang diharapkan mencakup pengurangan gejala, peningkatan kemampuan pasien, dan stabilitas tanda-tanda vital. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan berfokus pada pengkajian, manajemen gejala, edukasi pasien, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20106 | 26 Jul 2025
Klinis : resiko perilaku kekerasan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perilaku kekerasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perilaku kekerasan adalah "Risiko Perilaku Kekerasan". Definisi dari diagnosa ini adalah "Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk terlibat dalam tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain". Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kondisi ini antara lain: meningkatnya ketegangan otot, peningkatan volume suara, ekspresi wajah marah, dan menciptakan konflik dengan orang lain.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan dapat tercapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Perilaku: Individu mampu mengendalikan dorongan untuk melakukan tindakan agresif atau berbahaya.
2. Stabilitas Emosi: Individu menunjukkan stabilitas emosi dan dapat mengelola emosi negatif dengan baik.
3. Interaksi Sosial: Individu mampu berinteraksi dengan orang lain secara konstruktif dan menghindari konflik.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Marah
- Mengidentifikasi pemicu munculnya perilaku agresif
- Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Membantu individu mengembangkan strategi alternatif untuk mengekspresikan emosi dengan cara yang konstruktif
2. Terapi Kognitif
- Mengidentifikasi dan memodifikasi pikiran, keyakinan, dan persepsi yang maladaptif
- Membantu individu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang lebih sehat
- Mendorong individu untuk meningkatkan harga diri dan kontrol diri
3. Terapi Kelompok
- Memfasilitasi diskusi dan berbagi pengalaman dengan individu lain yang mengalami masalah serupa
- Memberikan dukungan dan umpan balik yang konstruktif dari anggota kelompok
- Membantu individu belajar strategi koping dan keterampilan sosial yang adaptif
4. Konseling Keluarga
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan
- Membantu keluarga memahami kondisi individu dan mengembangkan dukungan yang efektif
- Mengidentifikasi dan mengatasi dinamika keluarga yang berpotensi memicu perilaku kekerasan
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang komprehensif, diharapkan dapat membantu individu dengan risiko perilaku kekerasan untuk mengendalikan dorongan agresif, mencapai stabilitas emosi, dan meningkatkan interaksi sosial yang konstruktif.