Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17947 | 28 May 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Domain: Fungsi Tubuh
Kelas: Kardiovaskular/Pulmonal
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0410
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Tingkat kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3320
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang terbuka.
Secara akademis, sebagai seorang pakar/perawat, diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menjelaskan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga jalan napas tidak terbuka dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, atau ketidakmampuan batuk efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, yang meliputi tindakan-tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang terbuka, seperti pengisapan lendir, pemberian oksigen, dan latihan batuk efektif. -
Article No. 17948 | 28 May 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "Bersihan jalan napas tidak efektif" berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0301
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Status saluran pernapasan yang bersih dan terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 30104
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga mengakibatkan jalan napas tidak bersih. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi yang lebih rinci tentang diagnosa ini.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan luaran yang diharapkan, yaitu "Bersihan Jalan Napas", yang didefinisikan sebagai status saluran pernapasan yang bersih dan terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas yang efektif.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu "Manajemen Jalan Napas", yang didefinisikan sebagai tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas. -
Article No. 17949 | 28 May 2025
Klinis : hipertermi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi hipertermi yang Anda sampaikan. Saya akan menyajikannya dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermi (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal (>37,5°C).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermi (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal (>37,5°C).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Suhu Tubuh Terkendali (0800)
Definisi: Pemeliharaan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Hipertermi (6430)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
Kode-kode tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam melakukan proses asuhan keperawatan yang terstruktur dan terukur. Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang terkait dengan kondisi hipertermi ini membantu perawat dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan terencana untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 17950 | 28 May 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman di tandai pasien merasa mual dan demam Pada pemberian obat injeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan rasa nyaman (SDKI: 00214)
Definisi: Pengalaman subjektif dan tidak menyenangkan terkait dengan sensasi fisiologis dan/atau psikologis yang mengganggu.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah daftar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah daftar luaran yang ditetapkan oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat dalam menentukan luaran asuhan keperawatan yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah daftar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan.
Kode dan Definisi:
Gangguan rasa nyaman (SDKI: 00214)
Definisi: Pengalaman subjektif dan tidak menyenangkan terkait dengan sensasi fisiologis dan/atau psikologis yang mengganggu.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien mengalami mual dan demam saat pemberian obat injeksi, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan rasa nyaman" (SDKI: 00214). Diagnosis ini mengacu pada pengalaman subjektif dan tidak menyenangkan yang dialami oleh pasien terkait dengan sensasi fisiologis (mual dan demam) yang mengganggu. -
Article No. 17951 | 28 May 2025
Klinis : pasien diare, hipotensi. TD 60/40. takikardi, Hb 6
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan diare, hipotensi, takikardi, dan hemoglobin rendah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare, ditandai dengan hipotensi, takikardi, dan kadar Hb yang rendah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti TD 100-120/60-80 mmHg, nadi 60-100 x/menit, dan peningkatan kadar Hb menjadi normal (12-16 g/dL).
2. Hidrasi: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti turgor kulit baik, mukosa lembab, dan produksi urin yang cukup.
3. Elektrolit Serum: Pasien akan menunjukkan kadar elektrolit serum yang normal, seperti Na+ 135-145 mEq/L, K+ 3,5-5,0 mEq/L, dan Cl- 98-106 mEq/L.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala, seperti TD, nadi, suhu, dan laju napas.
- Catat dan evaluasi perubahan tanda-tanda vital.
2. Manajemen Cairan:
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti Ringer Laktat atau cairan isotonis lainnya.
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan secara akurat.
- Evaluasi kebutuhan cairan berdasarkan kondisi pasien.
3. Manajemen Elektrolit:
- Berikan suplemen elektrolit sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti kalium, natrium, atau klorida.
- Pantau kadar elektrolit serum secara berkala.
- Evaluasi dan sesuaikan pemberian suplemen elektrolit berdasarkan hasil pemantauan.
4. Nutrisi:
- Berikan diet yang sesuai untuk pasien diare, seperti BRAT (Bananas, Rice, Applesauce, Toast).
- Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
5. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan manajemen diare.
- Ajarkan teknik pencegahan dan penanganan diare di rumah.
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit" dipilih karena pasien mengalami kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare, yang ditandai dengan hipotensi, takikardi, dan kadar Hb yang rendah. Luaran yang diharapkan adalah stabilnya tanda-tanda vital, hidrasi yang adekuat, dan elektrolit serum yang normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, nutrisi yang sesuai, serta edukasi pasien dan keluarga. Tujuannya adalah untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17952 | 28 May 2025
Klinis : klienmengeluh nyeri pinggangh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons yang sesuai dengan permintaan Anda:
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (00032)**
**Penjelasan Singkat SDKI – SLKI – SIKI:**
1. **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) – Kode: 00032**
- **Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Faktor biologis (misalnya, gangguan muskuloskeletal, inflamasi).
- Faktor psikologis (misalnya, stres, ansietas).
- **Karakteristik Utama:**
- Laporan nyeri (subjektif).
- Perilaku berhati-hati atau melindungi area nyeri.
- Perubahan tanda vital (misalnya, peningkatan tekanan darah, frekuensi nadi).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: 0801 (Kontrol Nyeri)**
- **Indikator dan Skala Luaran:**
- **Tingkat nyeri (080101):**
- Skala 1 (Nyeri berat) ? Skala 5 (Tidak ada nyeri).
- **Kemampuan melakukan aktivitas (080103):**
- Skala 1 (Tidak mampu) ? Skala 5 (Mampu sepenuhnya).
- **Ekspresi wajah/gestur nyeri (080104):**
- Skala 1 (Sangat tegang) ? Skala 5 (Rileks).
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: 1400 (Manajemen Nyeri)**
- **Aktivitas Intervensi:**
- **Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, faktor pencetus/pereda).**
- **Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, distraksi).**
- **Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.**
- **Berikan kompres hangat/dingin pada area nyeri.**
- **Monitor respons terapi (efektivitas dan efek samping).**
**Catatan Akademis:**
- Diagnosis ini mengacu pada **PPNI (2017)** dan memenuhi kriteria NANDA-I.
- Nyeri pinggang (low back pain) dapat bersifat **akut/kronis** dengan etiologi multifaktorial (misalnya, ketegangan otot, HNP, atau gangguan ginjal).
- Asesmen komprehensif (misalnya, **OLDCART/COLDSPA**) diperlukan untuk menentukan penyebab dan intervensi spesifik.
Semoga penjelasan ini memenuhi kebutuhan klinis dan akademis Anda. Jika diperlukan referensi lebih mendalam, saya dapat menyertakan sumber literatur terkait.
**Salam profesional,**
[Asisten Keperawatan]
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi Anda.)* -
Article No. 17953 | 28 May 2025
Klinis : sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi sesak nafas.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi sesak nafas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosis ini menggambarkan adanya ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan sesak napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi sesak napas adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator: Pasien dapat bernafas dengan lancar, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada retraksi dinding dada, dan saturasi oksigen normal.
2. Pertukaran Gas Adekuat
- Indikator: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang normal, dengan frekuensi, kedalaman, dan ritme yang sesuai.
3. Kenyamanan Pernapasan Membaik
- Indikator: Pasien melaporkan tidak ada lagi rasa sesak atau sulit bernapas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada kondisi sesak napas adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memperbaiki permeabilitas jalan napas.
- Aktivitas: Melakukan suction untuk membersihkan sekresi, memberikan oksigen, dan memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
2. Manajemen Oksigenasi
- Tujuan: Mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi.
- Aktivitas: Memantau saturasi oksigen, mengatur terapi oksigen, dan memberikan latihan pernapasan.
3. Manajemen Kenyamanan
- Tujuan: Meningkatkan kenyamanan pernapasan pasien.
- Aktivitas: Mengatur posisi pasien, memberikan obat-obatan untuk mengurangi sesak, dan melakukan relaksasi.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" mengidentifikasi bahwa pasien mengalami gangguan dalam membersihkan saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan sesak napas. Luaran yang diharapkan mencakup tercapainya bersihan jalan napas yang efektif, pertukaran gas yang adekuat, dan peningkatan kenyamanan pernapasan pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada manajemen jalan napas, oksigenasi, dan kenyamanan. Aktivitas-aktivitas dalam intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki permeabilitas jalan napas, mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi, serta meningkatkan kenyamanan pernapasan pasien. Dengan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus, diharapkan kondisi sesak napas pasien dapat teratasi dan luaran yang diharapkan dapat tercapai. -
Article No. 17954 | 28 May 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas, suara ronki, Saturasi 80 %, RR 30x/menit,
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu mengeluhkan sesak nafas, suara ronki, saturasi oksigen 80%, dan laju pernapasan 30 kali per menit, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Pola Napas Tidak Efektif". Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat, yang mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen/karbondioksida. Gejala-gejala yang mendukung diagnosis ini adalah sesak napas, suara napas abnormal (seperti ronki), dan peningkatan laju pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang tepat, luaran atau output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Pola Napas Efektif: Pasien dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat, dengan frekuensi pernapasan normal (12-20 kali per menit) dan irama pernapasan teratur.
2. Oksigenasi Adekuat: Pasien mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal (>95%).
3. Tidak Ada Tanda-Tanda Distres Pernapasan: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda distres pernapasan, seperti penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi dinding dada, atau suara napas abnormal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Pemantauan Pernapasan:
- Memantau frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya pernapasan pasien.
- Memantau tanda-tanda distres pernapasan, seperti penggunaan otot bantu pernapasan dan suara napas abnormal.
- Memantau saturasi oksigen melalui pengukuran oksimetri.
2. Manajemen Jalan Napas:
- Memposisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal.
- Mempertahankan jalan napas terbuka dengan penggunaan alat bantu pernapasan, jika diperlukan.
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
3. Edukasi Manajemen Pernapasan:
- Mengajarkan teknik-teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragma.
- Mendorong pasien untuk melakukan latihan pernapasan secara teratur.
- Memberikan edukasi terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pernapasan, seperti posisi tubuh dan aktivitas.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, oksigenasi yang adekuat, dan tidak menunjukkan tanda-tanda distres pernapasan, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17955 | 28 May 2025
Klinis : Pasien mengalami kecelakaan saat bekerja, jari tangan kanan ke 1 terpotong sekitar 2cm dari distal (OF DIGITI 1 MANIUS D)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S68.011
- Deskripsi: Amputasi traumatik dari ibu jari tangan kanan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.12
- Deskripsi: Amputasi jari tangan, termasuk amputasi jari tangan parsial
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 S68.011 menggambarkan amputasi traumatik dari ibu jari tangan kanan, yang terjadi pada pasien akibat kecelakaan saat bekerja.
- Kode ICD-9-CM 84.12 mengindikasikan prosedur amputasi jari tangan, termasuk amputasi jari tangan parsial, yang sesuai dengan kondisi pasien di mana jari tangan kanan ke 1 terpotong sekitar 2cm dari distal.
- Pengkodean ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, serta untuk tujuan pelaporan, penagihan, dan analisis epidemiologis. -
Article No. 17956 | 28 May 2025
Klinis : Pasien mengalami kecelakaan saat bekerja, jari tangan kanan ke 1 terpotong sekitar 2cm dari distal (OF DIGITI 1 MANIUS D)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami kecelakaan kerja dengan jari tangan kanan ke-1 terpotong sekitar 2 cm dari distal, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan dengan kode dan definisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
3. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi dan karakteristik diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Diagnosis keperawatan digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang menjadi fokus asuhan keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi dan kriteria hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Luaran keperawatan menggambarkan perubahan status kesehatan pasien sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi dan aktivitas keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.