Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16045 | 23 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu membawa bayinya RS KIA Arjuna untuk mendapatkan imunisasi. Bayi lahir tanggal 20 Feb 2020, jenis kelamin perempuan, BB : 3800 gr, PB : 52 cm. Riwayat lahir : lahir spontan ditolong Bidan, langsung menangis. Pada saat ini petugas jaga akan memberikan immunisasi. Immunisasi apakah yang tepat untuk bayi tersebut? Select one: a. Hepatitis I dengan dosis pemberian 0,05 ml b. BCG dengan dosis pemberian 0,05 ml c. BCG dengan dosis pemberian 0,5 ml d. IPV dengan dosis pemberian 0,5 ml e. Hepatitis I dengan dosis pemberian 0,5 ml
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta imunisasi yang tepat untuk bayi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur imunisasi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) - Risiko Infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) - Bebas Infeksi: Kondisi individu yang terbebas dari proses patologis akibat invasi dan perkembangbiakan organisme patogen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) - Manajemen Risiko Infeksi: Tindakan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengendalikan risiko terjadinya infeksi.
Imunisasi yang tepat untuk bayi tersebut:
Berdasarkan usia dan riwayat kelahiran bayi, imunisasi yang tepat untuk diberikan adalah BCG dengan dosis pemberian 0,05 ml.
Imunisasi BCG (Bacille Calmette-Guérin) diberikan untuk mencegah infeksi tuberkulosis. Dosis pemberian untuk bayi baru lahir adalah 0,05 ml dan diberikan secara intrakutan di lengan kiri atas.
Jadi, jawaban yang tepat adalah opsi B. BCG dengan dosis pemberian 0,05 ml. -
Article No. 16046 | 23 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki, usia 4 tahun, dibawa ke puskesmas dengan keluhan mencret. Ibu menyampaikan anak malas minum. Hasil pemeriksaan didapatkan anak tampak lemas, turgor kulit sangat buruk, mata cowong, mulut dan lidah kering, berat badan 8 kg dan tinggi badan 120 cm. Masalah utama pada kasus di atas adalah Select one: a. Kurang pengetahuan orang tua b. Intoleran aktifitas c. Gangguan integritas kulit d. Kekurangan volume cairan e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah utama pada kasus ini adalah Kekurangan Volume Cairan (d. Kekurangan volume cairan).
Penjelasan:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menjelaskan bahwa Kekurangan Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan cairan intraseluler, interstisial, dan/atau intravaskular yang disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan atau asupan cairan yang tidak adekuat.
Pada kasus ini, anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti tampak lemas, turgor kulit sangat buruk, mata cowong, mulut dan lidah kering, serta berat badan yang rendah untuk usia dan tinggi badannya. Hal ini mengindikasikan adanya kekurangan volume cairan yang terjadi pada anak tersebut.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah Kekurangan Volume Cairan pada kasus ini antara lain:
- Meningkatkan asupan cairan
- Memantau tanda-tanda vital dan status hidrasi
- Memberikan perawatan cairan dan elektrolit sesuai indikasi
- Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab kehilangan cairan
Dengan intervensi yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, diharapkan anak dapat mengatasi kondisi kekurangan volume cairan dan mencapai status hidrasi yang optimal. -
Article No. 16047 | 23 Apr 2025
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dibawa ke RS karena mengeluh sesak nafas. Dari hasil pengkajian didapatkan batuk ada riak, sekret banyak, pada auskultasi didapatkan ronki di lapang kanan paru, retraksi dada sedang, perabaan kulit hangat, CRT 2 detik, tidak ada wheezinhgm, frekuensi nadi 30x.menit,, hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 14 gr/dL.. Apakah masalah keperawatan prioritas pada anak tersebut ? Select one: a. Resiko nutsisi kurang dari kebutuhan tubuh b. Kerusakan pertukaran gas c. Hipertermi d. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas e. Ketidakefektifan pola pernafasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan prioritas yang dapat ditetapkan untuk anak perempuan berusia 6 tahun dengan keluhan sesak napas adalah:
d. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Penjelasan:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Bersihan jalan napas
- Pola napas
- Oksigenasi
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen jalan napas
- Manajemen sekresi
- Oksigenasi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami gejala sesak napas, batuk dengan sekret banyak, suara napas ronki di lapangan paru kanan, retraksi dada sedang, dan frekuensi napas yang cepat. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan bersihan jalan napas yang menyebabkan ketidakefektifan ventilasi paru. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah "Ketidakefektifan bersihan jalan napas" yang memerlukan intervensi keperawatan untuk manajemen jalan napas dan manajemen sekresi. -
Article No. 16048 | 23 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 9 tahun dirawat di ruang anak RS dengan diagnosa medis pneumonia dan retardasi mental sedang. Seorang perawat melakukan pemeriksaan fisik pada anak tersebut. Apakah gejala yang muncul pada anak tersebut ? Select one: a. Mampu latih (trainable) b. Incontinensia c. Sangat terbatas dalam gerakan d. Mampu didik (educable) e. Kesadaran norma sosial buruk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, gejala yang mungkin muncul pada anak laki-laki usia 9 tahun dengan diagnosa medis pneumonia dan retardasi mental sedang adalah:
d. Mampu didik (educable)
Penjelasan:
- Retardasi mental sedang adalah kondisi dimana anak memiliki tingkat kecerdasan yang berada di bawah rata-rata, namun masih memiliki kemampuan untuk belajar dan berkembang melalui pendidikan dan latihan.
- Anak dengan retardasi mental sedang biasanya masuk dalam kategori "mampu didik (educable)", yang artinya mereka dapat belajar keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung pada tingkat yang terbatas, serta dapat bersosialisasi dan bekerja sederhana di bawah pengawasan.
- Selain itu, anak dengan pneumonia biasanya akan menunjukkan gejala seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas.
Terkait dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut penjelasan singkatnya:
SDKI: Merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien secara spesifik.
SLKI: Merupakan standar luaran keperawatan yang digunakan untuk mengevaluasi hasil intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan pasien.
SIKI: Merupakan standar intervensi keperawatan yang digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 16049 | 23 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dibawa orang tuanya berobat ke puskesmas dengan keluhan: demam 2 hari, nafsu makan menurun, perut terasa tidak enak, kulit kemerahan, perabaan kulit hangat, bibir kering. Hasil pengukuran suhu 39.50C, nadi 116 x/mnt, RR 30 x/mnt. Orang tuanya bertanya kepada perawat anaknya sakit apa. Apakah masalah keperawatan prioritas pada anak tersebut ? Select one: a. Hipertermia b. Defisit pengetahuan c. Ansietas d. Kekurangan volume cairan e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh dan penurunan nafsu makan.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan keadaan di mana asupan zat gizi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk diagnosa ini adalah status nutrisi membaik, ditandai dengan peningkatan berat badan, kadar albumin dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan status nutrisi, pemberian diet sesuai kebutuhan, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk terapi nutrisi yang tepat.
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan dan tanda-tanda yang dialami anak, prioritas masalah keperawatan yang paling sesuai adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini disebabkan oleh penurunan nafsu makan dan peningkatan suhu tubuh yang dapat berdampak pada penurunan asupan nutrisi. Oleh karena itu, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemulihan status nutrisi anak. -
Article No. 16050 | 23 Apr 2025
Klinis : Apa kriteria hasil yang diharapkan setelah intervensi untuk manajemen hipervolemia? Select one: a. Penurunan berat badan b. Tekanan darah menurun c. Haluran urin meningkat d. Kulit menjadi lebih pucat e. Edema meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipervolemia.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan manajemen cairan berhubungan dengan retensi cairan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kriteria diagnostik untuk diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan manajemen cairan" mencakup adanya peningkatan berat badan, edema, peningkatan volume cairan tubuh, peningkatan tekanan darah, dan penurunan output urin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kriteria hasil yang diharapkan setelah intervensi untuk manajemen hipervolemia adalah:
a. Penurunan berat badan
b. Tekanan darah menurun
c. Peningkatan jumlah urin
d. Kulit tampak segar dan tidak pucat
e. Edema berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipervolemia meliputi pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemantauan intake-output cairan.
Dengan demikian, kriteria hasil yang diharapkan setelah intervensi untuk manajemen hipervolemia adalah penurunan berat badan, penurunan tekanan darah, peningkatan jumlah urin, kulit tampak segar, dan pengurangan edema. -
Article No. 16051 | 23 Apr 2025
Klinis : Bayi Perempuan lahir spontan ,BBL 2300 grm , Panjang badan 45 cm ,RR 40x/ mnt , suhu 36,5 o C ,Seteleh 30 menit terjadi penuruan Suhu tubuh 35oC,reflek isap lemah , Asuhan keperawatan yang di berikan adalah …. Select one: a. Lakukan Metode Kanguru b. Beri perawatan dalam incubator c. Berikan selimut yang tebal d. Berikan antibiotic sesuai program ( kolaborasi ) e. Lakukan Rujukan Segera
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipotermi (SDKI) / Suhu Tubuh Tidak Efektif (SIKI)
Penjelasan:
- Bayi mengalami penurunan suhu tubuh yang signifikan dari 36,5°C menjadi 35°C setelah 30 menit.
- Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam pengaturan suhu tubuh bayi.
2. Ketidakefektifan Refleks Isap (SDKI) / Ketidakefektifan Menelan (SIKI)
Penjelasan:
- Bayi menunjukkan refleks isap yang lemah, yang dapat mempengaruhi kemampuan menelan dan asupan nutrisi.
Rencana Asuhan Keperawatan:
a. Lakukan Metode Kanguru (Skin-to-Skin Care)
- Meningkatkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk mempertahankan suhu tubuh bayi.
- Meningkatkan ikatan kasih sayang dan stimulasi sensori.
b. Beri perawatan dalam inkubator
- Mempertahankan suhu lingkungan yang sesuai untuk mencegah hipotermi.
- Memantau suhu tubuh bayi secara berkala.
c. Berikan selimut yang tebal
- Membantu mempertahankan suhu tubuh bayi.
- Mencegah kehilangan panas secara konveksi.
d. Berikan antibiotik sesuai program (kolaborasi)
- Mencegah atau mengatasi infeksi yang mungkin terjadi akibat kondisi bayi.
- Dilakukan berdasarkan kolaborasi dengan tenaga medis.
e. Lakukan Rujukan Segera
- Jika kondisi bayi tidak membaik atau semakin memburuk, perlu dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan yang diberikan. -
Article No. 16052 | 23 Apr 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 10 tahun dirawat dengan DHF. Anak tampak lemas, mual dan panas dan terdapat ptekie. Anak sempat mimisan sebelum dibawa ke rumah sakit. Anak telah mendapat rehidrasi untuk mencegah syok. Apa yang harus dievaluasi /observasi pada anak tersebut? Select one: a. Tekanan darah b. Suhu tubuh c. Turgor kulit d. Frekuensi nafas e. Bising usus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi anak perempuan usia 10 tahun yang dirawat dengan Demam Berdarah Dengue (DHF), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang perlu dievaluasi/observasi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Syok Hemoragik berhubungan dengan penurunan volume cairan dan permeabilitas vaskuler.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Keadaan ketika terdapat potensi terjadi penurunan volume cairan dan permeabilitas vaskuler yang dapat menyebabkan syok hemoragik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tidak terjadi syok hemoragik, tanda-tanda vital stabil, dan terjadi peningkatan volume cairan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan, dan pencegahan komplikasi.
Evaluasi/Observasi yang Harus Dilakukan:
a. Tekanan darah
b. Suhu tubuh
c. Turgor kulit
d. Frekuensi nafas
e. Bising usus
Pemantauan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, suhu tubuh, frekuensi nafas, dan bising usus, serta evaluasi turgor kulit sangat penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal syok hemoragik dan memantau respon terhadap terapi rehidrasi. Hal ini sesuai dengan SIKI yang menekankan pada pemantauan tanda-tanda vital dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 16053 | 23 Apr 2025
Klinis : gds tinggi mendapatkan terapi insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan GDS tinggi yang mendapatkan terapi insulin. Sebagai seorang perawat, saya akan menjawab dengan nada akademis dan persona pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan
Definisi: Kondisi di mana asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Berat Badan
- Glukosa Darah Puasa Meningkat
- Trigliserida Meningkat
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Berat Badan dalam Rentang Normal
- Kadar Glukosa Darah Terkendali
- Kadar Trigliserida Terkendali
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Nutrisi
- Manajemen Diabetes Melitus
- Edukasi Gizi
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami perubahan kadar glukosa darah dari rentang normal.
SDKI:
- Riwayat Diabetes Melitus
- Penurunan Toleransi Glukosa
- Peningkatan Kadar Glukosa Darah
SLKI:
- Kadar Glukosa Darah Terkendali
- Tidak Terjadi Komplikasi Akut Diabetes Melitus
- Pemahaman Pengelolaan Diabetes Melitus Meningkat
SIKI:
- Manajemen Diabetes Melitus
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Edukasi Pengelolaan Diabetes Melitus
Sebagai perawat, saya akan fokus pada pemantauan nutrisi, manajemen diabetes melitus, dan edukasi gizi serta pengelolaan diabetes melitus untuk membantu pasien mencapai keseimbangan nutrisi dan stabilitas kadar glukosa darah. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 16054 | 23 Apr 2025
Klinis : dijadwal kan senam kaku diabetes dan mendapatkan terapi uji neuropati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI)
Penjelasan:
Pasien yang dijadwalkan untuk senam kaku diabetes dan mendapatkan terapi uji neuropati memiliki risiko kerusakan integritas kulit. Hal ini disebabkan oleh faktor risiko seperti gangguan sirkulasi darah, penurunan sensasi, dan penurunan mobilitas yang dapat menyebabkan kerusakan pada integritas kulit.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Terpelihara
2. Risiko Komplikasi: Terkendali
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Identifikasi faktor risiko kerusakan integritas kulit
- Lakukan perawatan kulit secara rutin
- Anjurkan pasien untuk melakukan senam kaku dan terapi uji neuropati sesuai jadwal
- Monitoring tanda-tanda kerusakan integritas kulit
2. Manajemen Sirkulasi
- Evaluasi sirkulasi perifer
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan gangguan sirkulasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko yang ada, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melakukan intervensi yang sesuai untuk mencegah dan mengelola risiko kerusakan integritas kulit pada pasien dengan diabetes yang menjalani senam kaku dan terapi uji neuropati.