Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19715 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas. Saat dilakukan wawancara, diketahui bahwa Sdr. Alfi belum memahami cara menjaga kebersihan organ intim secara benar. Ia jarang mengganti celana dalam saat berkeringat dan sering membasuh organ genital dari belakang ke depan setelah buang air besar. Ibu dari Sdr. Alfi pun khawatir akan kondisi anaknya dan takut terjadi infeksi serius.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan pada kasus Sdr. Alfi, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi (00004): Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Infeksi (1843): Tindakan untuk mencegah atau mengurangi transmisi dan penyebaran infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Perawatan Vulva Vagina (3144): Tindakan untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan area vulva dan vagina.
Kode dan Definisi:
1. Risiko Infeksi (00004)
Kode: 00004
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Kontrol Infeksi (1843)
Kode: 1843
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi transmisi dan penyebaran infeksi.
3. Perawatan Vulva Vagina (3144)
Kode: 3144
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan area vulva dan vagina.
Dalam kasus Sdr. Alfi, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Infeksi (00004) karena pasien menunjukkan gejala keputihan yang berulang, yang dapat menjadi indikasi adanya infeksi pada area genital. Tujuan keperawatan yang dapat ditetapkan adalah mencegah terjadinya infeksi melalui Kontrol Infeksi (1843) dan Perawatan Vulva Vagina (3144) untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan area genital. -
Article No. 19716 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor Berhubungan: Sekresi yang berlebihan, letargi, kelemahan, dan penyakit paru-paru.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Karakteristik Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Berhubungan: Anoreksia, disfagia, dan penyakit kronis.
c. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Faktor Berhubungan: Kelemahan, keletihan, dan penyakit pernapasan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas
- Indikator:
1) Frekuensi napas dalam rentang normal
2) Irama napas teratur
3) Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
4) Bunyi napas bersih
b. Status Nutrisi
- Indikator:
1) Berat badan dalam rentang normal
2) Asupan nutrisi adekuat
3) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
c. Toleransi Aktivitas
- Indikator:
1) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
2) Tidak ada keluhan sesak napas saat beraktivitas
3) Denyut nadi dan tekanan darah kembali normal setelah aktivitas
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman)
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Terapi Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan obat ekspektoran jika diperlukan
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Manajemen Nutrisi
- Asesmen kebutuhan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang adekuat
- Pantau asupan dan output nutrisi
- Promosi Peningkatan Berat Badan
- Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi
- Berikan makanan dengan kalori dan protein tinggi
c. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Energi
- Asesmen toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik menghemat energi saat beraktivitas
- Terapi Latihan
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Pantau tanda-tanda vital selama latihan
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan memperhatikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi yang tepat akan membantu pasien mencapai status kesehatan yang optimal dan pulih dari kondisi tuberkulosis paru. -
Article No. 19717 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien dengan CKS, CF humerus dan clavikula
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait kondisi pasien dengan CKS, CF humerus dan clavikula, beserta diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan fisik yang ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri pada daerah humerus dan clavikula.
2. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan keterbatasan pergerakan sendi pada ekstremitas atas yang ditandai dengan pasien kesulitan melakukan aktivitas.
3. Risiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot, keterbatasan pergerakan, dan penurunan koordinasi yang ditandai dengan pasien berisiko jatuh atau mengalami cedera lain.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol:
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol dengan skor nyeri ≤ 3 pada skala 0-10.
- Pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri, seperti penggunaan teknik nonfarmakologis.
- Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami peningkatan nyeri.
2. Mobilitas Fisik Membaik:
- Pasien dapat melakukan pergerakan sendi pada ekstremitas atas secara mandiri atau dengan sedikit bantuan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah.
- Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan dan rentang gerak sendi.
3. Risiko Cedera Menurun:
- Pasien tidak mengalami jatuh atau cedera selama perawatan.
- Pasien menunjukkan peningkatan keseimbangan dan koordinasi.
- Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi dan menghindari faktor risiko cedera.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, dan distraksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, terapis okupasi) untuk penanganan nyeri.
2. Peningkatan Mobilitas:
- Lakukan pengkajian fungsi mobilitas dan rentang gerak sendi.
- Berikan latihan rentang gerak sendi dan kekuatan otot secara bertahap.
- Ajarkan pasien dan keluarga latihan mobilitas yang dapat dilakukan di rumah.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
3. Pencegahan Risiko Cedera:
- Lakukan pengkajian risiko jatuh dan identifikasi faktor risikonya.
- Berikan alat bantu mobilitas sesuai kebutuhan pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik transfer dan mobilisasi yang aman.
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (terapis okupasi) untuk evaluasi keamanan lingkungan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan CKS, CF humerus, dan clavikula. Diharapkan informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif. -
Article No. 19718 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien dengan CKS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien dengan CKS (Chronic Kidney Disease) dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal (00190)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke ginjal yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00190
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke ginjal yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00190
- Definisi: Pasien mempertahankan perfusi jaringan ginjal yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00190
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang diberikan untuk meningkatkan dan mempertahankan perfusi jaringan ginjal yang optimal.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SDKI:
- Kode: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI:
- Kode: 00092
- Definisi: Pasien dapat melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan tanpa kelelahan berlebih.
SIKI:
- Kode: 00092
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 19719 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien dengan cedera kepala ringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien dengan cedera kepala ringan yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perubahan Integritas Kulit (kode: 00047)
Definisi: Berisiko mengalami kerusakan atau perubahan pada permukaan kulit dan lapisan di bawahnya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Fungsi Kognitif (kode: 10001)
Definisi: Perubahan proses mental yang mempengaruhi fungsi intelektual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Fungsi Kognitif (kode: 00302)
Definisi: Kemampuan untuk berpikir, memahami, mengingat, dan menggunakan informasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Fungsi Kognitif (kode: 6610)
Definisi: Memfasilitasi kemampuan klien untuk berpikir, memahami, mengingat, dan menggunakan informasi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan cedera kepala ringan berisiko mengalami perubahan integritas kulit akibat trauma. Selain itu, pasien juga dapat mengalami gangguan fungsi kognitif, seperti perubahan kemampuan berpikir, memahami, mengingat, dan menggunakan informasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen fungsi kognitif, yang bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan pasien dalam proses mental tersebut. -
Article No. 19720 | 16 Jul 2025
Klinis : Diare akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Diare Akut**
*(Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – PPNI)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0016** – **Gangguan Eliminasi Feses: Diare**
**Definisi**: Kondisi di mana individu mengalami peningkatan frekuensi defekasi dengan konsistensi feses cair atau lembek, disertai atau tanpa gejala terkait (nyeri abdomen, urgensi, dll.).
**Faktor Penyebab (Etiologi)**:
- Infeksi bakteri/virus/parasit (*E. coli*, rotavirus, *Giardia*).
- Intoleransi makanan atau alergi.
- Efek samping obat (antibiotik, laksatif).
- Gangguan absorbsi usus.
- Stres psikologis.
**Karakteristik Utama (Signs & Symptoms)**:
- Frekuensi defekasi >3x/hari dengan konsistensi cair.
- Nyeri abdomen/kram.
- Dehidrasi (haus, turgor kulit menurun, oliguria).
- Kelemahan atau malaise.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.15001** – **Kemampuan Eliminasi Feses Membaik**
**Indikator Evaluasi**:
- Frekuensi defekasi kembali normal (1–2x/hari).
- Konsistensi feses padat atau semi-padat.
- Tidak ada nyeri abdomen.
- Tanda dehidrasi teratasi (turgor kulit normal, urine jernih).
**Skala Pengukuran**:
- **1**: Tidak pernah mencapai luaran.
- **2**: Kadang-kadang.
- **3**: Sering.
- **4**: Selalu mencapai luaran.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.11029** – **Manajemen Diare**
**Tindakan Utama**:
- **Pemantauan Hidrasi**: Observasi tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut, output urine).
- **Terapi Rehidrasi Oral (TRO)**: Berikan oralit atau cairan elektrolit sesuai protokol.
- **Edukasi Diet**: Anjurkan diet BRAT (*Banana, Rice, Applesauce, Toast*) dan hindari laktosa/serat tinggi.
- **Kebersihan Perianal**: Ajarkan teknik pembersihan untuk mencegah iritasi kulit.
- **Pemberian Obat**: Kolaborasi pemberian antidiare (contoh: loperamide) atau antibiotik jika infeksi bakteri.
**Kode Tambahan**:
- **I.09004** – **Edukasi Kesehatan**: Jelaskan penyebab diare dan pencegahan penularan (cuci tangan, higiene makanan).
---
### **Referensi**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1.*
- *PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1.*
- *PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1.*
**Catatan Akademis**: Diagnosa dan intervensi harus disesuaikan dengan hasil pengkajian holistik (riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium seperti pemeriksaan feses). Kolaborasi dengan tim medis diperlukan jika diare disertai demam tinggi atau darah dalam feses.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 19721 | 16 Jul 2025
Klinis : Janin kekurangan oksigen dan kadar Co2 meningkat sehingga suplai oksigen ke paru paru menurun dan menyebabkan kerusakan otak yang kemudian menimbulkan kematian bayi dan membuat ibu atau keluarga mengalami perubahan struktur keluarga dan bersedih
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Risiko Kematian Janin" (SDKI, 2017). Kondisi janin yang kekurangan oksigen dan mengalami peningkatan kadar CO2 dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen ke paru-paru, yang kemudian dapat menimbulkan kerusakan otak dan kematian bayi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital Janin: Tanda-tanda vital janin, seperti denyut jantung dan pergerakan, akan tetap stabil dan dalam batas normal.
2. Tidak Terjadi Kematian Janin: Janin akan terhindar dari kematian akibat kekurangan oksigen dan peningkatan kadar CO2.
3. Dukungan Psikologis Ibu dan Keluarga: Ibu dan keluarga akan menerima dukungan psikologis yang memadai untuk menghadapi perubahan struktur keluarga dan mengatasi rasa sedih.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Janin:
- Pantau tanda-tanda vital janin, seperti denyut jantung dan pergerakan, secara berkala.
- Lakukan pemeriksaan menggunakan alat-alat medis yang sesuai, seperti kardiotokografi (CTG) atau ultrasonografi (USG).
- Dokumentasikan hasil pemantauan dengan cermat.
2. Manajemen Oksigenasi:
- Berikan oksigen tambahan kepada ibu sesuai dengan kebutuhan.
- Lakukan tindakan-tindakan untuk meningkatkan suplai oksigen ke janin, seperti perubahan posisi ibu.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penanganan lebih lanjut jika diperlukan.
3. Dukungan Psikologis:
- Berikan empati dan dukungan emosional kepada ibu dan keluarga.
- Fasilitasi diskusi terbuka mengenai perasaan dan kekhawatiran mereka.
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan.
- Berikan informasi yang akurat dan jelas mengenai kondisi janin dan rencana perawatan.
- Rujuk ke tenaga kesehatan mental (misalnya psikolog) jika diperlukan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Kematian Janin" dipilih karena kondisi janin yang kekurangan oksigen dan mengalami peningkatan kadar CO2 dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian bayi. Luaran yang diharapkan mencakup stabilitas tanda-tanda vital janin, pencegahan kematian janin, serta dukungan psikologis bagi ibu dan keluarga yang menghadapi perubahan struktur keluarga dan rasa sedih.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan janin secara berkala, manajemen oksigenasi untuk meningkatkan suplai oksigen ke janin, serta dukungan psikologis yang komprehensif bagi ibu dan keluarga. Pemantauan janin bertujuan untuk mendeteksi perubahan kondisi secara dini, sementara manajemen oksigenasi bertujuan untuk mempertahankan suplai oksigen yang adekuat. Dukungan psikologis sangat penting untuk membantu ibu dan keluarga menghadapi situasi yang sulit dan emosional.
Keberhasilan asuhan keperawatan ini akan bergantung pada kolaborasi yang erat antara perawat, tenaga kesehatan lain, serta ibu dan keluarga. Pemantauan yang teliti, intervensi yang tepat, dan dukungan yang komprehensif diharapkan dapat mencegah kematian janin dan membantu ibu serta keluarga melalui masa-masa sulit ini. -
Article No. 19722 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien datang via UGD dengan keluhan demam sejak 3 hari. Demanı naik turun, cenderung naik ketika malam. Keluhan disertai mual, muntah, lemas tidak nafsu makan minum dan tidak bisa tidur dua hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Hipertermia (00007)
- SDKI: Kenaikan suhu tubuh di atas batas normal.
- SLKI: Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- SIKI: Manajemen Demam (10026).
b. Kurang volume cairan (00027)
- SDKI: Kehilangan cairan yang melebihi jumlah asupan.
- SLKI: Mempertahankan keseimbangan cairan.
- SIKI: Manajemen Cairan (10007).
c. Gangguan pola tidur (00198)
- SDKI: Perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Manajemen Tidur (10019).
d. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
- SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Manajemen Nutrisi (10016).
Penjelasan singkat:
- Hipertermia (00007): Pasien mengalami demam yang naik turun, cenderung naik ketika malam hari.
- Kurang volume cairan (00027): Pasien mengalami gejala mual, muntah, dan tidak dapat minum yang dapat menyebabkan kehilangan cairan.
- Gangguan pola tidur (00198): Pasien tidak dapat tidur selama dua hari.
- Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Pasien tidak memiliki nafsu makan, sehingga asupan nutrisi tidak cukup.
Kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI dapat ditemukan dalam buku atau sumber resmi yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 19723 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan mual, nafsu maksn berkurang pusing, lemas padien tampak pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode: 00002
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Intake Nutrisi (1925)
Definisi: Peningkatan jumlah asupan makanan dan/atau cairan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kode: 1925
2. Pemulihan Berat Badan (0312)
Definisi: Perolehan kembali berat badan normal sesuai usia dan jenis kelamin.
Kode: 0312
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi (1100)
Definisi: Pemberian, pemantauan, dan evaluasi nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kode: 1100
2. Manajemen Hipovolemia (4120)
Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengatasi penurunan volume cairan dalam tubuh.
Kode: 4120
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami gejala-gejala seperti mual, nafsu makan berkurang, pusing, dan lemas yang dapat mengarah pada risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi untuk meningkatkan asupan nutrisi dan cairan, serta manajemen hipovolemia untuk mencegah dan mengatasi penurunan volume cairan dalam tubuh. -
Article No. 19724 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan mual dan nafsu makan berkurang tsmpak pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengatakan mual dan nafsu makan berkurang, tampak pucat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong untuk muntah.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Mual (00134)
Kode: 10027
Definisi: Sensasi tidak nyaman di daerah perut yang dapat mendorong untuk muntah.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Kode: 10002
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Mual (1618)
Kode: 1618
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi sensasi mual.
2. Status Nutrisi (1004)
Kode: 1004
Definisi: Keadaan yang menggambarkan asupan dan penggunaan nutrisi untuk mendukung aktivitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual (5460)
Kode: 5460
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual.
2. Manajemen Nutrisi (1100)
Kode: 1100
Definisi: Pengaturan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Dalam kondisi pasien yang mengatakan mual dan nafsu makan berkurang, tampak pucat, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Mual (00134) dan Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002). Standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dapat digunakan untuk menangani masalah kesehatan pasien secara komprehensif.