Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16087 | 24 Apr 2025
Klinis : Nyeri, pusing, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri, pusing, dan mual adalah:
a. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
b. Pusing
Definisi: Persepsi rotasi atau pergerakan, baik diri sendiri atau lingkungan sekitar.
c. Mual
Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yang mendahului muntah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Nyeri Akut
1) Pasien melaporkan nyeri berkurang hingga tingkat yang dapat ditoleransi.
2) Pasien mengenali dan menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri.
3) Pasien mengenali dan menggunakan analgesik sesuai dengan anjuran.
b. Pusing
1) Pasien melaporkan pusing berkurang atau hilang.
2) Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami pusing.
3) Pasien mengenali dan dapat menghindari faktor yang memicu pusing.
c. Mual
1) Pasien melaporkan mual berkurang atau hilang.
2) Pasien dapat mempertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
3) Pasien mengenali dan dapat menghindari faktor pemicu mual.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Nyeri Akut
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, intensitas, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus).
2) Berikan analgesik sesuai dengan resep.
3) Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
4) Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
b. Pusing
1) Lakukan pengkajian pusing secara komprehensif (gejala, durasi, faktor pencetus).
2) Identifikasi dan minimalisasi faktor yang memicu pusing (misalnya posisi, lingkungan, obat-obatan).
3) Ajarkan teknik manajemen pusing (misalnya latihan pergerakan kepala, ambulasi bertahap).
4) Berikan penanganan farmakologis jika diperlukan.
5) Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi pusing.
c. Mual
1) Lakukan pengkajian mual secara komprehensif (gejala, durasi, faktor pencetus).
2) Identifikasi dan minimalisasi faktor yang memicu mual (misalnya makanan, obat-obatan, kecemasan).
3) Berikan antiemetik sesuai resep.
4) Ajarkan teknik manajemen mual (misalnya relaksasi, distraksi, pemberian makanan kecil tapi sering).
5) Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi mual dan mempertahankan asupan cairan serta nutrisi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan, serta melakukan evaluasi yang teratur untuk menyesuaikan intervensi sesuai dengan perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 16088 | 24 Apr 2025
Klinis : Nyeri, pusing, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri, pusing, dan mual.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Pusing
3. Mual
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Berbagai kondisi seperti cedera, penyakit, atau prosedur medis yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
- Karakteristik: Pasien mengeluhkan nyeri, dapat dideskripsikan dengan dimensi nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan intensitas).
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, terapi farmakologis, dan pendekatan nonfarmakologis.
2. Pusing:
- Definisi: Perasaan tidak stabil, tidak nyaman, atau tidak seimbang yang dialami pasien.
- Penyebab: Berbagai kondisi seperti hipotensi, dehidrasi, infeksi, atau masalah neurologis.
- Karakteristik: Pasien mengeluhkan perasaan pusing, vertigo, atau tidak stabil.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen gejala, terapi farmakologis, dan intervensi nonfarmakologis.
3. Mual:
- Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mendorong ingin muntah, namun tidak selalu disertai dengan muntah aktual.
- Penyebab: Berbagai kondisi seperti pengobatan, infeksi, atau masalah gastrointestinal.
- Karakteristik: Pasien mengeluhkan perasaan mual, dapat disertai rasa ingin muntah.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen gejala, terapi farmakologis, dan intervensi nonfarmakologis.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, dan merencanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Tujuan utama adalah membantu pasien mencapai kesembuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 16090 | 24 Apr 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi hipertensi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
Definisi: Ketidakadekuatan aliran darah dan oksigen ke jaringan tubuh.
Tanda dan Gejala: Peningkatan tekanan darah, penurunan kekuatan denyut nadi, peningkatan kelelahan, dan perubahan warna kulit.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan masalah kesehatan pasien. Diagnosa keperawatan ini sangat penting karena akan mengarahkan perawat dalam merencanakan dan memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang melengkapi SDKI. SLKI menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, sedangkan SIKI menetapkan tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, merencanakan intervensi yang tepat, dan memantau hasil yang dicapai. Hal ini akan memastikan bahwa pasien menerima asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 16091 | 24 Apr 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertensi berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer". Diagnosa ini mencerminkan adanya gangguan pada aliran darah ke jaringan tubuh yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Tekanan Darah Terkontrol: Pasien akan menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik dalam batas normal sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.
2. Pengetahuan tentang Hipertensi Memadai: Pasien akan menunjukkan pemahaman yang baik tentang hipertensi, faktor risikonya, dan cara pengelolaannya.
3. Perilaku Manajemen Hipertensi Efektif: Pasien akan menunjukkan perilaku yang efektif dalam mengelola hipertensi, seperti kepatuhan minum obat, modifikasi gaya hidup, dan pemantauan tekanan darah secara rutin.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan suhu tubuh secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan dan perubahan kondisi pasien.
2. Edukasi tentang Hipertensi: Memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai hipertensi, faktor risikonya, dan pentingnya manajemen hipertensi yang tepat.
3. Manajemen Regimen Pengobatan: Membantu pasien dalam mengatur dan mematuhi regimen pengobatan hipertensi, termasuk memastikan ketersediaan dan konsumsi obat-obatan secara teratur.
4. Promosi Modifikasi Gaya Hidup: Mendorong pasien untuk menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti diet rendah garam, aktivitas fisik teratur, pengendalian berat badan, dan menghindari merokok atau konsumsi alkohol berlebihan.
5. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap kondisi pasien, respon terhadap intervensi, dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan pendekatan komprehensif yang mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mencapai pengendalian tekanan darah yang optimal, meningkatkan pemahaman dan perilaku manajemen hipertensi yang efektif, serta mencapai kualitas hidup yang lebih baik. -
Article No. 16092 | 24 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keadaan pingsan saat sedang mengikuti kuliah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu pasien datang dengan keadaan pingsan saat sedang mengikuti kuliah, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat menyebabkan penurunan fungsi otak dan hilangnya kesadaran.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala dan tanda: Penurunan tingkat kesadaran, perubahan status mental, perubahan pola napas, perubahan tekanan darah, perubahan nadi, penurunan refleks, dan perubahan pupil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan peningkatan perfusi jaringan serebral, ditandai dengan peningkatan tingkat kesadaran, stabilitas tanda-tanda vital, dan tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, penanganan nyeri, manajemen cairan dan elektrolit, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam penanganan kondisi pasien.
Penjelasan singkat:
Pingsan atau hilangnya kesadaran dapat disebabkan oleh gangguan perfusi jaringan serebral, yaitu penurunan aliran darah dan pasokan oksigen ke otak. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti hipotensi, hipoksia, atau kondisi medis lainnya. Perawatan yang tepat, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan penanganan penyebab, diperlukan untuk memulihkan perfusi serebral dan kesadaran pasien. -
Article No. 16093 | 24 Apr 2025
Klinis : Perdarahan dari vagina
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi perdarahan dari vagina:
Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Vagina
Definisi (SDKI):
Keluarnya darah atau cairan dari vagina yang tidak normal atau tidak sesuai dengan siklus menstruasi.
Faktor Terkait (SDKI):
- Gangguan sistem reproduksi
- Komplikasi kehamilan
- Trauma vagina
- Efek samping pengobatan
Batasan Karakteristik (SDKI):
- Darah atau cairan keluar dari vagina
- Jumlah perdarahan berlebih
- Perdarahan tidak sesuai siklus menstruasi
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di area vagina
Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Monitor tanda-tanda vital
- Nilai status hemodinamik
- Atur posisi pasien
- Berikan penjelasan tentang kondisi
- Lakukan perawatan vagina
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
- Perdarahan dapat terkontrol
- Tidak terjadi komplikasi
- Pasien memahami kondisinya
- Pasien dapat beradaptasi dengan kondisi
Jadi, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Perdarahan Vagina, dengan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 16094 | 24 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan rencana kemoterapi dan masih mengalami perdarahan per vagina
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Efek Samping Kemoterapi
Penjelasan:
Pasien yang menjalani kemoterapi memiliki risiko mengalami perdarahan, termasuk perdarahan per vagina. Hal ini disebabkan oleh efek samping kemoterapi yang dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah, termasuk trombosit, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan pembekuan darah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Perdarahan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pemantauan Perdarahan
3. Manajemen Perdarahan
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
Sebagai seorang perawat, saya perlu melakukan pemantauan yang ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, memantau tanda-tanda perdarahan, dan mengelola perdarahan yang terjadi. Selain itu, saya juga perlu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai risiko perdarahan yang dapat terjadi selama proses kemoterapi, serta tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengelola perdarahan. -
Article No. 16095 | 24 Apr 2025
Klinis : Intervensi pada diagnosa keperawatan distres spiritual pada klien dengan HIV/AIDS yaitu ? Select one: a. Diskusikan tentang kuatnya kedekatan emosional terhadap kehilangan b. Identifikasi pengalaman bermakna yang terjadi sebelum/selama awitan pemyakit c. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan/kekhawatiran, rasa frustasi d. Bicarakan tentang perasaan ambivalen yang umumnya terjadi e. Bantu klien memfokuskan kekuatan pribadi selama waktu penuh tekanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Bantu klien memfokuskan kekuatan pribadi selama waktu penuh tekanan , dengan tone = akademis , persona=pakar,nurse
Penjelasan:
Intervensi yang tepat untuk diagnosa keperawatan distres spiritual pada klien dengan HIV/AIDS adalah membantu klien memfokuskan kekuatan pribadi selama waktu penuh tekanan. Intervensi ini bertujuan untuk mendukung klien dalam menghadapi situasi penuh tekanan akibat penyakit HIV/AIDS yang dideritanya.
Intervensi ini sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, perawat dapat memberikan pendampingan yang profesional dan kompeten dalam membantu klien menghadapi distres spiritual akibat penyakit HIV/AIDS yang dideritanya. -
Article No. 16096 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 24 tahun marah-marah tanpa sebab disertai dengan bicara sendiri. Dia menceritakan pada perawat tentang kebiasaannya saat marah. Intervensi keperawatan di bawah ini yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini adalah ? Select one: a. Memfasilitasi marah b. Mengidentifikasi tanda dan gejala marah c. Mengeksplorasi perasaan marah d. Mengidentifikasi perasaan marah e. Mengidentifikasi penyebab marah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Waham
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Gangguan Proses Pikir: Waham adalah keyakinan palsu yang tetap dipertahankan meskipun ada bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa keyakinan tersebut tidak benar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan adalah pasien dapat mengenali waham yang dialaminya, pasien dapat mengekspresikan perasaan marah dengan cara yang tepat, dan pasien dapat mencegah timbulnya waham dan marah yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini adalah:
1. Mengidentifikasi penyebab marah
2. Mengeksplorasi perasaan marah
3. Memfasilitasi pasien untuk mengekspresikan marah dengan cara yang tepat
Jadi, jawaban yang tepat adalah opsi c. Mengeksplorasi perasaan marah. -
Article No. 16097 | 24 Apr 2025
Klinis : Perawat baru saja selesai melatih pasien cara mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik. Pada pertemuan sebelumnya, perawat melatih cara mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam. Pada fase terminasi, ketika melakukan evaluasi subyektif yang ditanyakan perawat pada pasien adalah ? Select one: a. "Coba ulangi kembali bagaimana cara cara mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik!" b. "Kapan kita bisa bertemu kembali untuk berdiskusi tentang cara lain untuk mengontrol emosi?" c. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik?" d. "Coba ulangi kembali bagaimana cara mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam!" e. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam?"
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosis Keperawatan: Koping Tidak Efektif
Penjelasan:
Koping Tidak Efektif adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan individu untuk mengendalikan atau mengatur stres atau masalah yang dihadapi secara konstruktif. Dalam kasus ini, pasien telah diajarkan dua teknik untuk mengontrol emosi, yaitu dengan teknik bicara yang baik dan teknik tarik napas dalam. Evaluasi dilakukan pada fase terminasi untuk melihat efektivitas intervensi yang telah diberikan.
Pertanyaan yang sesuai untuk fase evaluasi subjektif adalah:
"Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam?"
Alasan:
Pertanyaan ini memfokuskan pada evaluasi subjektif terhadap teknik yang baru saja diajarkan, yaitu teknik tarik napas dalam. Hal ini sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang distandarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Persona: Pakar, Nurse
Tone: Akademis