Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18106 | 01 Jun 2025
Klinis : Identitas Pasien berinisial Ny S beragama islam berusia 67 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD. Riwayat kesehatan lalu, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes sejak usia 45 tahun. Pasien mengatakan pernah dirawat di klinik karena penyakit diabetesnya. Riwayat kesehatan sekarang, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan saat ini kambuh karena pasien makan daging kambing dan ketan. Pasien mengeluh pusing dan cepat lelah selain itu pasien juga mengeluh kakinya pegal saat beriri lama. Pasien mengatakan susah tidur dan terbangun saat tidur. Pasien mengatakan minum obat antihipertensi dari bidan tedekat. Selama sakit pasien tidak mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik karena pasien mudah merasakan lelah, pasien juga mengeluh tidunya tidak cukup. Pemeriksaan fisik, pasien memiliki kesadaran composmentis (sadar sepenuhnya) dengan TTV ( TD: 160/100mmHg, N: 82x/menit, S: 36°C, RR: 22x/menit. Pemeriksaan antopometri pasien didapatkan BB 55kg dan TB 152cm. Kebersihan pasien saat dilakukan pemeriksaan didapatkan kuku terlihat panjang dan kotor, gigi kotor dan tercium bau mulut, Pasien terlihat pucat dan lemas. Integumen (kulit), pasien memiliki kulit bersih dan lembab berwarna carna coklat tua dengan turgor elastis tidak terdapat edema dan tidak terdapat luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Ny. S:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
b. Gangguan Pola Tidur (00198)
c. Kelelahan (00093)
2. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan secara efektif.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya secara efektif.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya secara efektif.
b. Gangguan Pola Tidur (00198)
- SDKI: Pengalaman subjektif ketidakpuasan kuantitas atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur.
c. Kelelahan (00093)
- SDKI: Sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu mengatasi sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan akibat keterbatasan sumber daya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu mengatasi sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan akibat keterbatasan sumber daya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kode dan definisi masing-masing diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18107 | 01 Jun 2025
Klinis : Identitas Pasien berinisial Ny S beragama islam berusia 67 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD. Riwayat kesehatan lalu, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes sejak usia 45 tahun. Pasien mengatakan pernah dirawat di klinik karena penyakit diabetesnya. Riwayat kesehatan sekarang, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan saat ini kambuh karena pasien makan daging kambing dan ketan. Pasien mengeluh pusing dan cepat lelah selain itu pasien juga mengeluh kakinya pegal saat beriri lama. Pasien mengatakan susah tidur dan terbangun saat tidur. Pasien mengatakan minum obat antihipertensi dari bidan tedekat. Selama sakit pasien tidak mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik karena pasien mudah merasakan lelah, pasien juga mengeluh tidunya tidak cukup. Pemeriksaan fisik, pasien memiliki kesadaran composmentis (sadar sepenuhnya) dengan TTV ( TD: 160/100mmHg, N: 82x/menit, S: 36°C, RR: 22x/menit. Pemeriksaan antopometri pasien didapatkan BB 55kg dan TB 152cm. Kebersihan pasien saat dilakukan pemeriksaan didapatkan kuku terlihat panjang dan kotor, gigi kotor dan tercium bau mulut, Pasien terlihat pucat dan lemas. Integumen (kulit), pasien memiliki kulit bersih dan lembab berwarna carna coklat tua dengan turgor elastis tidak terdapat edema dan tidak terdapat luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai kondisi Ny. S berdasarkan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pola Tidur (00095)**
**SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):**
- **Definisi:** Perubahan kuantitas atau kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu fungsi kehidupan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Hipertensi yang tidak terkontrol (TD: 160/100 mmHg)
- Nyeri/pegal pada kaki
- Ansietas akibat penyakit kronis
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode (2501):** Kualitas tidur membaik
- Kriteria:
- Pasien dapat tidur ?6 jam tanpa terbangun
- Mengurangi keluhan lelah saat bangun tidur
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode (6530):** Manajemen Tidur
- Intervensi:
- Ajarkan teknik relaksasi sebelum tidur
- Anjurkan menghindari kafein/makanan berat sebelum tidur
- Monitor pola tidur dan kebiasaan sebelum tidur
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi Aktivitas (00092)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Kelelahan akibat hipertensi dan diabetes
- Kelemahan fisik (BB rendah: IMT = 23,8 ? normal tetapi pasien mengeluh lemas)
**SLKI:**
- **Kode (0203):** Toleransi aktivitas meningkat
- Kriteria:
- Pasien mampu berjalan tanpa sesak/lelah berlebihan
- TD stabil saat aktivitas
**SIKI:**
- **Kode (0220):** Manajemen Energi
- Intervensi:
- Bantu jadwalkan aktivitas sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik penghematan energi
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik (00078)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Risiko ketidakmampuan pasien dalam mengelola pengobatan dan rekomendasi kesehatan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Riwayat ketidakpatuhan diet (makan daging kambing/ketan)
- Pendidikan rendah (tidak tamat SD) ? pemahaman terbatas
**SLKI:**
- **Kode (1613):** Kepatuhan terhadap regimen terapeutik
- Kriteria:
- Pasien menyebutkan pantangan makanan untuk hipertensi/diabetes
- Minum obat sesuai anjuran
**SIKI:**
- **Kode (4420):** Edukasi Pasien
- Intervensi:
- Ajarkan diet rendah garam/gula
- Gunakan media visual untuk edukasi (karena pendidikan terbatas)
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Defisit Perawatan Diri: Kebersihan (00109)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidakmampuan melakukan perawatan kebersihan diri.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Kelemahan fisik
- Kuku panjang/kotor, bau mulut
**SLKI:**
- **Kode (0502):** Kebersihan diri terpenuhi
- Kriteria:
- Pasien mampu membersihkan kuku/gigi secara mandiri
**SIKI:**
- **Kode (0410):** Bantuan Perawatan Diri
- Intervensi:
- Bantu pasien merencanakan jadwal perawatan diri
- Ajarkan teknik menyikat gigi dan memotong kuku
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (00132)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidaknyamanan sensorik/emosional akibat kerusakan jaringan (pegal kaki).
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Komplikasi diabetes (neuropati perifer)
**SLKI:**
- **Kode (2101):** Tingkat nyeri menurun
- Kriteria:
- Skala nyeri ?3 (skala 0-10)
**SIKI:**
- **Kode (1440):** Manajemen Nyeri
- Intervensi:
- Ajarkan posisi istirahat kaki yang nyaman
- Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Prioritas:** Gangguan pola tidur dan intoleransi aktivitas perlu intervensi segera karena memengaruhi pemulihan.
- **Pendekatan Edukasi:** Gunakan bahasa sederhana dan alat peraga visual (misal: gambar makanan pantangan) karena keterbatasan pendidikan pasien.
Semoga membantu. Jika memerlukan penjelasan lebih lanjut, silakan ditanyakan.
*(Ditulis dengan format formal dan akademis sesuai permintaan.)* -
Article No. 18108 | 01 Jun 2025
Klinis : Nasoendescopy
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "Nasoendoscopy" sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J34.3
- Deskripsi: Hipertrofi konka nasalis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 21.21
- Deskripsi: Nasofibroscopy
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J34.3 (Hipertrofi konka nasalis) sesuai dengan kondisi "Nasoendoscopy" karena prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi kondisi hipertrofi atau pembengkakan dari konka nasalis (struktur tulang di dalam rongga hidung).
2. Kode ICD-9-CM 21.21 (Nasofibroscopy) menggambarkan tindakan medis berupa pemeriksaan endoskopi rongga hidung menggunakan alat fiber optic yang disebut nasofibroscope. Tindakan ini dilakukan untuk mendiagnosis atau mengevaluasi kondisi-kondisi di dalam rongga hidung, seperti hipertrofi konka nasalis.
Catatan: Kode ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan prosedur/tindakan medis, sedangkan kode ICD-10 digunakan untuk mengkodekan diagnosis penyakit atau kondisi medis. -
Article No. 18109 | 01 Jun 2025
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi manajemen nyeri, sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Nyeri (00132)
Definisi:
Kemampuan individu untuk mengontrol nyeri, meliputi penggunaan teknik pengurangan nyeri secara mandiri dan penggunaan analgesia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol nyeri, meliputi penggunaan teknik pengurangan nyeri secara mandiri dan penggunaan analgesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Tingkat kemampuan individu untuk mengontrol nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pengurangan nyeri dan peningkatan toleransi terhadap nyeri yang dialami individu.
Dalam konteks akademis, sebagai seorang pakar keperawatan, saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI terkait dengan manajemen nyeri. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 18110 | 01 Jun 2025
Klinis : mengeluh sakit di area perineum setelah melahirkan tadi malam, mengatakan tidak nyaman dan tampak meringis seperti menahan sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, yaitu pasien mengeluh sakit di area perineum setelah melahirkan tadi malam, mengatakan tidak nyaman, dan tampak meringis seperti menahan sakit, maka dapat ditetapkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 10027
Nama: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
2. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kode: 10027
Nama: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
3. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Kode: 30007
Nama: Tingkat Nyeri
Definisi: Tingkat keparahan nyeri yang dialami oleh pasien.
4. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Kode: 40001
Nama: Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri yang dialami pasien.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri akut di area perineum setelah melahirkan tadi malam. Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Perawat harus melakukan manajemen nyeri untuk mengendalikan nyeri yang dialami pasien, serta memantau tingkat nyeri yang dialami oleh pasien. -
Article No. 18111 | 01 Jun 2025
Klinis : Demam sejak 2 hari yang lalu | BAB encer 10x/hari di rumah | Nyeri ulu hati (seperti terbakar dan teriris) sejak 2 minggu lalu, memberat 3 hari terakhir | Mual dan muntah | Perasaan tidak enak di perut Anoreksia (tidak nafsu makan) | Riwayat suka terlambat makan dan jajan di pinggir jalan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak ditentukan
- Kode: K59.1
- Deskripsi: Diare fungsional
- Kode: K30
- Deskripsi: Dispepsia
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Muntah, tidak ditentukan
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.16
- Deskripsi: Endoskopi saluran cerna atas
Penjelasan:
1. Kode ICD-10:
- R50.9 (Demam, tidak ditentukan): Menggambarkan keluhan demam yang berlangsung selama 2 hari.
- K59.1 (Diare fungsional): Mencakup keluhan diare encer sebanyak 10 kali per hari di rumah.
- K30 (Dispepsia): Menjelaskan keluhan nyeri ulu hati seperti terbakar dan teriris yang memberat dalam 3 hari terakhir.
- R11.0 (Mual) dan R11.2 (Muntah, tidak ditentukan): Mencakup keluhan mual dan muntah.
- R63.0 (Anoreksia): Menggambarkan keluhan tidak nafsu makan (anoreksia) dan riwayat suka terlambat makan dan jajan di pinggir jalan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- 45.16 (Endoskopi saluran cerna atas): Prosedur yang mungkin dilakukan untuk memeriksa kondisi saluran cerna atas, terutama terkait dengan keluhan nyeri ulu hati.
Dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 18112 | 01 Jun 2025
Klinis : Demam sejak 2 hari yang lalu | BAB encer 10x/hari di rumah | Nyeri ulu hati (seperti terbakar dan teriris) sejak 2 minggu lalu, memberat 3 hari terakhir | Mual dan muntah | Perasaan tidak enak di perut Anoreksia (tidak nafsu makan) | Riwayat suka terlambat makan dan jajan di pinggir jalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Diare Akut (00025)
- SDKI: Diare Akut
- SLKI: Manajemen Diare Akut
- SIKI: Perawatan Diare Akut
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Gastrointestinal (00112)
- SDKI: Nyeri Gastrointestinal
- SLKI: Manajemen Nyeri Gastrointestinal
- SIKI: Perawatan Nyeri Gastrointestinal
3. Diagnosa Keperawatan:
a. Mual (00134)
- SDKI: Mual
- SLKI: Manajemen Mual
- SIKI: Perawatan Mual
4. Diagnosa Keperawatan:
a. Defisit Nutrisi (00002)
- SDKI: Defisit Nutrisi
- SLKI: Manajemen Defisit Nutrisi
- SIKI: Perawatan Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat:
1. Diare Akut (00025): Buang air besar encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Nyeri Gastrointestinal (00112): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan aktual atau potensial pada saluran cerna.
3. Mual (00134): Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
4. Defisit Nutrisi (00002): Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode dan definisi sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 18113 | 01 Jun 2025
Klinis : Demam sejak 2 hari yang lalu | BAB encer 10x/hari di rumah | Nyeri ulu hati (seperti terbakar dan teriris) sejak 2 minggu lalu, memberat 3 hari terakhir | Mual dan muntah | Perasaan tidak enak di perut Anoreksia (tidak nafsu makan) | Riwayat suka terlambat makan dan jajan di pinggir jalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Demam sejak 2 hari, BAB encer 10x/hari, nyeri ulu hati (seperti terbakar dan teriris) memberat 3 hari terakhir, mual-muntah, perasaan tidak enak di perut, anoreksia, serta riwayat pola makan tidak teratur dan konsumsi makanan tidak higienis.
### **1. Diagnosa Keperawatan Utama:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI Code: 00027)**
**Penjelasan:**
Pasien mengalami diare akut (BAB encer 10x/hari) disertai muntah, yang berisiko menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Demam juga meningkatkan kebutuhan cairan.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SLKI 1401:** Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai.
*Indikator:*
- Turgor kulit membaik.
- Frekuensi BAB menurun.
- Tidak ada tanda dehidrasi (mukosa lembab, produksi urine adekuat).
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SIKI 2120:** Manajemen Cairan.
*Tindakan:*
- Monitor tanda vital (TD, nadi, suhu).
- Berikan cairan oral/IV sesuai kebutuhan.
- Observasi frekuensi dan konsistensi BAB.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan Sekunder:**
**Nyeri Akut pada Epigastrium (SDKI Code: 00132)**
**Penjelasan:**
Pasien mengeluh nyeri ulu hati seperti terbakar dan teriris, memberat dalam 3 hari terakhir, diduga terkait gastritis atau dispepsia akibat pola makan tidak teratur dan konsumsi makanan tidak higienis.
**SLKI:**
- **Kode SLKI 1301:** Nyeri terkontrol.
*Indikator:*
- Skala nyeri menurun (dari skala 7-8 ke ?3).
- Pasien mampu beristirahat dengan nyaman.
**SIKI:**
- **Kode SIKI 2810:** Manajemen Nyeri.
*Tindakan:*
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Berikan analgesik sesuai resep (jika diperlukan).
- Anjurkan diet kecil tapi sering dan hindari makanan pedas/berminyak.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00004)**
**Penjelasan:**
Riwayat konsumsi makanan tidak higienis dan gejala demam serta diare meningkatkan risiko infeksi saluran cerna (misalnya gastroenteritis).
**SLKI:**
- **Kode SLKI 1103:** Risiko infeksi diminimalkan.
*Indikator:*
- Suhu tubuh dalam batas normal.
- Tidak ada tanda sepsis (misalnya hipotensi, takikardia).
**SIKI:**
- **Kode SIKI 6550:** Pencegahan Infeksi.
*Tindakan:*
- Edukasi cuci tangan dan higiene makanan.
- Pantau tanda-tanda infeksi sistemik.
---
### **Catatan Akademis:**
- **Pendekatan Holistik:** Aspek biopsikososial perlu dipertimbangkan, termasuk edukasi tentang pola makan teratur dan pemilihan makanan aman.
- **Prioritas Intervensi:** Fokus utama pada koreksi dehidrasi dan manajemen nyeri, dilanjutkan dengan pencegahan komplikasi infeksi.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5.*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3.*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3.*
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi evidence-based practice dan kode resmi PPNI. -
Article No. 18114 | 01 Jun 2025
Klinis : Tn. Rahmat, 56 tahun, telah didiagnoasa dokter memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2. Ia sudah mengetahui bahwa penderita diabetes harus membatasi konsumsi gula, dan dokter telah beberapa kali menyarankan untuk mengurangi makanan dan minuman manis. Namun, Tn. Rahmat tetap mengonsumsi kopi manis sebanyak 4–5 gelas per hari, dengan alasan bahwa kopi manis sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan sulit dihentikan. Hasil pemeriksaan gula darah terakhir menunjukkan kadar glukosa darah puasa sebesar 185 mg/dL, yang masih berada di atas batas normal. Keluarga yang tinggal bersamanya merasa khawatir akan kondisinya dan berharap ada upaya dari tenaga kesehatan untuk membantu meningkatkan kesadarannya tentang bahaya konsumsi gula berlebih serta pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Pola perilaku dan tindakan seseorang yang tidak efektif dalam mengatur dan mengintegrasikan aspek-aspek pengobatan atau terapi, pencegahan, dan peningkatan kesehatan yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan untuk mencapai status kesehatan optimal.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan, persepsi ancaman terhadap kesehatan yang rendah, kurangnya motivasi, dan kebiasaan yang sulit diubah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perilaku Manajemen Kesehatan
Definisi: Kemampuan individu untuk secara aktif melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatan.
Kriteria Hasil:
a. Mengikuti jadwal pengobatan yang direkomendasikan
b. Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi kesehatan
c. Menunjukkan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat
d. Menunjukkan motivasi untuk mengubah perilaku yang tidak sehat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
Definisi: Pemberian informasi atau pengajaran untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan terkait masalah kesehatan.
Aktivitas:
a. Jelaskan kepada pasien tentang penyakit diabetes, komplikasi, dan penatalaksanaannya.
b. Ajarkan teknik pengendalian diabetes, seperti pemantauan kadar gula darah, pembatasan asupan gula, dan aktivitas fisik.
c. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang manfaat mengendalikan diabetes dan risiko dari konsumsi gula berlebih.
d. Libatkan keluarga dalam proses edukasi untuk memberikan dukungan terhadap perubahan perilaku pasien.
2. Manajemen Terapi
Definisi: Kolaborasi dengan pasien untuk mengatur pengobatan dan terapi yang direkomendasikan.
Aktivitas:
a. Evaluasi pemahaman pasien terhadap pengobatan dan terapi yang direkomendasikan.
b. Bantu pasien menyusun rencana pelaksanaan pengobatan dan terapi yang disesuaikan dengan gaya hidup.
c. Monitoring kepatuhan pasien dalam melaksanakan pengobatan dan terapi.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan pengelolaan diabetes pasien.
3. Bimbingan: Perubahan Perilaku
Definisi: Pemberian dukungan dan arahan untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang diinginkan.
Aktivitas:
a. Identifikasi kesiapan pasien untuk melakukan perubahan perilaku.
b. Bantu pasien menetapkan tujuan perubahan perilaku yang spesifik, terukur, dan realistis.
c. Dorong pasien untuk mengembangkan strategi dalam mencapai tujuan perubahan perilaku.
d. Berikan umpan balik dan penguatan positif terhadap upaya perubahan perilaku pasien.
Penjelasan yang diberikan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kasus Tn. Rahmat. Fokus utamanya adalah meningkatkan perilaku manajemen kesehatan pasien, khususnya dalam pengendalian konsumsi gula yang berlebih, agar dapat mencapai pengelolaan diabetes yang optimal. -
Article No. 18115 | 01 Jun 2025
Klinis : Tn. Rahmat, 56 tahun, telah didiagnoasa dokter memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2. Ia sudah mengetahui bahwa penderita diabetes harus membatasi konsumsi gula, dan dokter telah beberapa kali menyarankan untuk mengurangi makanan dan minuman manis. Namun, Tn. Rahmat tetap mengonsumsi kopi manis sebanyak 4–5 gelas per hari, dengan alasan bahwa kopi manis sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan sulit dihentikan. Hasil pemeriksaan gula darah terakhir menunjukkan kadar glukosa darah puasa sebesar 185 mg/dL, yang masih berada di atas batas normal. Keluarga yang tinggal bersamanya merasa khawatir akan kondisinya dan berharap ada upaya dari tenaga kesehatan untuk membantu meningkatkan kesadarannya tentang bahaya konsumsi gula berlebih serta pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakpatuhan Pengobatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Patuh: Klien menunjukkan perilaku patuh terhadap pengobatan dan rekomendasi pengelolaan diabetes sesuai anjuran tenaga kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Regimen Terapeutik: Membantu klien memahami pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat, termasuk pembatasan konsumsi gula, serta mendorong klien untuk mematuhi regimen terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang diabetes, bahaya konsumsi gula berlebih, serta pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat untuk mencegah komplikasi.
3. Fasilitasi Pengambilan Keputusan: Memfasilitasi klien dan keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan diabetes, termasuk mengurangi konsumsi kopi manis dan mengikuti rekomendasi tenaga kesehatan.
4. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional kepada klien dan keluarga dalam menghadapi tantangan perubahan gaya hidup untuk pengelolaan diabetes yang lebih baik.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Ketidakpatuhan Pengobatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat. Diagnosa ini sesuai dengan kondisi Tn. Rahmat yang masih mengonsumsi kopi manis secara berlebihan, meskipun telah diberitahu oleh dokter tentang perlunya pembatasan konsumsi gula untuk pengelolaan diabetes yang baik.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Perilaku Patuh: Klien menunjukkan perilaku patuh terhadap pengobatan dan rekomendasi pengelolaan diabetes sesuai anjuran tenaga kesehatan. Luaran ini bertujuan untuk memastikan Tn. Rahmat dapat mematuhi regimen terapeutik yang direkomendasikan, termasuk mengurangi konsumsi kopi manis, sehingga dapat mencapai kontrol gula darah yang lebih baik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Regimen Terapeutik: Membantu klien memahami pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat, termasuk pembatasan konsumsi gula, serta mendorong klien untuk mematuhi regimen terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Tn. Rahmat terhadap pengelolaan diabetes.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang diabetes, bahaya konsumsi gula berlebih, serta pentingnya pengelolaan diabetes yang tepat untuk mencegah komplikasi. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Tn. Rahmat dan keluarganya tentang diabetes dan pentingnya pengelolaan yang tepat.
3. Fasilitasi Pengambilan Keputusan: Memfasilitasi klien dan keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan diabetes, termasuk mengurangi konsumsi kopi manis dan mengikuti rekomendasi tenaga kesehatan. Intervensi ini bertujuan untuk membantu Tn. Rahmat dan keluarga membuat keputusan yang tepat dalam pengelolaan diabetes.
4. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional kepada klien dan keluarga dalam menghadapi tantangan perubahan gaya hidup untuk pengelolaan diabetes yang lebih baik. Intervensi ini bertujuan untuk membantu Tn. Rahmat dan keluarga mengatasi tantangan dalam merubah gaya hidup untuk pengelolaan diabetes yang lebih baik.