Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16165 | 24 Apr 2025
Klinis : Pasien menunjukkan nadi yang teraba dengan frekuensi 132 kali per menit, serta irama jantung sinus takikardia (ST). Tekanan darah tercatat rendah, yaitu 78/58 mmHg. Pasien tampak pucat, namun tidak ditemukan tanda sianosis. Waktu pengisian kapiler (CRT) berada di bawah 2 detik. Ekstremitas terasa dingin dengan suhu 31°C, menandakan kemungkinan adanya gangguan perfusi perifer. Tidak ditemukan tanda pendarahan, dan turgor kulit pasien elastis. Pada pemeriksaan lebih lanjut, tidak ditemukan diaphoresis, dan tidak terdapat riwayat kehilangan cairan yang signifikan seperti diare, muntah, atau luka bakar. Tingkat JVP dan CVP tidak menunjukkan adanya abnormalitas. Suara jantung terdengar normal dengan bunyi "lub-dub" yang jelas tanpa kelainan. Pasien menerima infus NaCl 0.9% sebanyak 1500 mL dalam 24 jam sebagai upaya pemberian cairan intravena. Tidak ditemukan tanda lain yang memerlukan perhatian khusus pada pemeriksaan ini.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Penurunan Curah Jantung adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
- Tanda dan gejala yang muncul pada pasien, seperti nadi takikardi, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan waktu pengisian kapiler yang singkat, menunjukkan adanya gangguan perfusi perifer yang dapat menyebabkan penurunan curah jantung.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda vital, pemberian cairan intravena, dan pengaturan posisi pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan, seperti pemantauan hemodinamik, terapi pemberian cairan, dan manajemen hipovolemia.
Penting untuk melakukan pemantauan yang ketat, pemberian cairan intravena yang adekuat, dan penanganan segera untuk mengatasi risiko penurunan curah jantung pada pasien ini. -
Article No. 16166 | 24 Apr 2025
Klinis : Pasien dalam kondisi koma dan tidak menunjukkan respons verbal, motorik, maupun gerakan mata berdasarkan pengukuran GCS (Glasgow Coma Scale). Pemeriksaan pupil menunjukkan pupil yang unisokor serta midriasis. Tidak ditemukan adanya refleks cahaya pada pupil. Refleks muntah pasien juga tidak ada, menunjukkan kemungkinan penurunan fungsi neurologis lebih lanjut. Keseluruhan pemeriksaan mengindikasikan gangguan kesadaran dan fungsi neurologis yang signifikan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan sebagai seorang perawat profesional, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan aliran darah dan oksigenasi ke otak, yang ditandai dengan kondisi koma, pupil unisokor dan midriasis, serta tidak adanya refleks cahaya dan muntah. Hal ini mengindikasikan gangguan signifikan pada fungsi neurologis.
2. Perubahan Proses Berpikir (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan kesadaran dan penurunan fungsi kognitif yang ditandai dengan kondisi koma dan tidak ada respons verbal, motorik, maupun gerakan mata.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Dalam kasus ini, SDKI yang relevan adalah "Gangguan Perfusi Jaringan Serebral" dan "Perubahan Proses Berpikir".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI merupakan standar luaran atau kriteria hasil yang ditetapkan oleh PPNI. Dalam kasus ini, SLKI yang relevan adalah:
- Pemulihan Perfusi Jaringan Serebral
- Pemulihan Proses Berpikir
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Dalam kasus ini, SIKI yang relevan adalah:
- Manajemen Perfusi Serebral
- Manajemen Peningkatan Kesadaran
Tujuan utama dari intervensi keperawatan ini adalah untuk memulihkan perfusi dan fungsi neurologis pasien agar mencapai kondisi kesadaran yang optimal. -
Article No. 16167 | 24 Apr 2025
Klinis : Pasien dalam kondisi koma dan tidak menunjukkan respons verbal, motorik, maupun gerakan mata berdasarkan pengukuran GCS (Glasgow Coma Scale). Pemeriksaan pupil menunjukkan pupil yang unisokor serta midriasis. Tidak ditemukan adanya refleks cahaya pada pupil.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Perfusi Otak Berhubungan dengan Cedera Otak
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Perfusi Otak adalah ketidakmampuan sirkulasi darah ke otak yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi di otak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan status neurologis yang optimal, menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan status neurologis, pengaturan posisi, pencegahan komplikasi, dan kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan yang tepat.
Pasien dalam kondisi koma dengan pupil unisokhor dan midriasis serta tidak adanya refleks cahaya mengindikasikan adanya gangguan perfusi otak, yang mungkin disebabkan oleh cedera otak. Diagnosis ini memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mempertahankan status neurologis pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 16168 | 24 Apr 2025
Klinis : Pasien menunjukkan adanya deformitas pada regio parietalis sinistra. Ditemukan contusio di sekitar luka jahitan dan regio temporalis sinistra dengan diameter sekitar 4 cm. Tidak ada abrasi maupun penetrasi yang teridentifikasi. Laserasi terlihat sepanjang luka pascaoperasi pada regio parietalis sinistra dengan panjang sekitar 7 cm, disertai edema di sekitar luka pascaoperasi. Dasar luka tampak sedikit kemerahan dengan ukuran luka sekitar 7 cm, tanpa tanda luka bakar. Pada penilaian aktivitas dan kebutuhan bantuan, pasien berada pada tingkat 4, yang berarti semua aktivitas, termasuk latihan, makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi di tempat tidur, berpindah, dan ambulasi sepenuhnya tergantung pada bantuan perawat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
- SDKI: Keadaan dimana terdapat perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk memulihkan dan mempertahankan kondisi integritas kulit.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi kulit agar tetap utuh.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengenali, menilai, dan mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
3. Mobilitas Fisik Terganggu
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen, terencana, dan bermakna di tempat tidur, kursi roda, atau berjalan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan kemampuan mobilitas fisik pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi mobilitas fisik pasien yang terbatas.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami deformitas, kontusi, laserasi, dan edema pada regio parietalis dan temporalis sinistra, yang mengindikasikan adanya gangguan integritas kulit. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri akut terkait dengan luka dan edema yang terjadi. Lebih lanjut, pasien berada pada tingkat ketergantungan penuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga membutuhkan bantuan perawat secara penuh, yang menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik. -
Article No. 16169 | 24 Apr 2025
Klinis : ada pemeriksaan kepala, ditemukan luka pascaoperasi craniotomy pada bagian parietalis sinistra dengan panjang ±7 cm, serta rambut berwarna hitam. Wajah tampak pucat, dengan terpasangnya selang endotracheal tube (ETT) melalui mulut dan nasogastric tube (NGT) melalui hidung. Pemeriksaan mata menunjukkan pupil unisokor dengan midriasis (kanan 5 mm, kiri 4 mm) dan tidak ada refleks cahaya. Telinga tampak simetris, terdapat sedikit serumen, dan tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan leher tidak menunjukkan adanya pembesaran kelenjar tiroid. Bentuk dada tampak simetris, dengan suara pernapasan paru-paru normal tanpa tambahan, serta suara jantung terdengar jelas dan normal dengan bunyi “lub-dup”. Pada inspeksi abdomen dan pinggang, bentuknya simetris tanpa adanya edema pada palpasi. Auskultasi tidak mengidentifikasi adanya bising usus. Area pelvis dan genitalia tidak dilakukan pengkajian. Pemeriksaan ekstremitas menunjukkan tidak adanya tonus otot. Ekstremitas terasa dingin dengan waktu pengisian kapiler (CRT) lebih dari 2 detik. Ditemukan edema pada tangan kanan dan kiri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Otak Berat
2. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
3. Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Perdarahan Otak Berat
- SDKI: Risiko Perdarahan Otak Berat
- SLKI: Keseimbangan Homeostasis
- SIKI: Pemantauan Neurologis, Pengendalian Perdarahan
Penjelasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda perdarahan otak berat seperti luka pascaoperasi craniotomy pada bagian parietalis sinistra, pupil unisokor dengan midriasis, dan tidak ada refleks cahaya. Pasien berisiko mengalami perdarahan otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dan komplikasi yang mengancam jiwa.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
- SLKI: Keseimbangan Homeostasis
- SIKI: Pemantauan Neurologis, Terapi Oksigen
Penjelasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda gangguan perfusi jaringan serebral, seperti wajah yang tampak pucat, pupil unisokor dengan midriasis, dan tidak ada refleks cahaya. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial atau gangguan aliran darah ke otak.
3. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Gangguan Integritas Kulit
- SLKI: Integritas Tisus
- SIKI: Perawatan Luka, Pencegahan Komplikasi
Penjelasan:
Pasien memiliki luka pascaoperasi craniotomy pada bagian parietalis sinistra dengan panjang ±7 cm, serta edema pada tangan kanan dan kiri. Hal ini menunjukkan adanya gangguan integritas kulit yang berisiko mengalami komplikasi, seperti infeksi dan keterlambatan penyembuhan luka.
Catatan: Untuk area pelvis dan genitalia yang tidak dilakukan pengkajian, tidak dapat ditentukan diagnosa keperawatan yang spesifik. Namun, pemantauan dan pengkajian lebih lanjut pada area tersebut diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang mungkin muncul. -
Article No. 16170 | 24 Apr 2025
Klinis : ada pemeriksaan kepala, ditemukan luka pascaoperasi craniotomy pada bagian parietalis sinistra dengan panjang ±7 cm, serta rambut berwarna hitam. Wajah tampak pucat, dengan terpasangnya selang endotracheal tube (ETT) melalui mulut dan nasogastric tube (NGT) melalui hidung. Pemeriksaan mata menunjukkan pupil unisokor dengan midriasis (kanan 5 mm, kiri 4 mm) dan tidak ada refleks cahaya. Telinga tampak simetris, terdapat sedikit serumen, dan tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan leher tidak menunjukkan adanya pembesaran kelenjar tiroid. Bentuk dada tampak simetris, dengan suara pernapasan paru-paru normal tanpa tambahan, serta suara jantung terdengar jelas dan normal dengan bunyi “lub-dup”. Pada inspeksi abdomen dan pinggang, bentuknya simetris tanpa adanya edema pada palpasi. Auskultasi tidak mengidentifikasi adanya bising usus. Area pelvis dan genitalia tidak dilakukan pengkajian. Pemeriksaan ekstremitas menunjukkan tidak adanya tonus otot. Ekstremitas terasa dingin dengan waktu pengisian kapiler (CRT) lebih dari 2 detik. Ditemukan edema pada tangan kanan dan kiri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pemeriksaan yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosae keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosae Keperawatan:
a. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Luka Pascaoperasi Craniotomy
b. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Penurunan Kesadaran
c. Penurunan Perfusi Jaringan Berhubungan dengan Penurunan Curah Jantung
2. Penjelasan Singkat:
a. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Luka Pascaoperasi Craniotomy
- SDKI: Kerusakan struktur dan fungsi kulit, membrane mukosa, atau jaringan lain.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi penyembuhan dan pencegahan komplikasi luka.
- SIKI: Perawatan luka, debridemen luka, pencegahan infeksi luka.
b. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Penurunan Kesadaran
- SDKI: Tidak dapat mempertahankan pernapasan yang memadai untuk mendukung kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi ventilasi dan oksigenasi yang efektif.
- SIKI: Manajemen jalan napas, terapi oksigen, pengisapan saluran napas.
c. Penurunan Perfusi Jaringan Berhubungan dengan Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan perfusi jaringan yang adekuat.
- SIKI: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen syok, pemberian cairan intravena.
Tone akademis dan persona pakar/perawat telah diterapkan dalam penyampaian informasi ini. -
Article No. 16171 | 24 Apr 2025
Klinis : ada pemeriksaan kepala, ditemukan luka pascaoperasi craniotomy pada bagian parietalis sinistra dengan panjang ±7 cm, serta rambut berwarna hitam. Wajah tampak pucat, dengan terpasangnya selang endotracheal tube (ETT) melalui mulut dan nasogastric tube (NGT) melalui hidung. Pemeriksaan mata menunjukkan pupil unisokor dengan midriasis (kanan 5 mm, kiri 4 mm) dan tidak ada refleks cahaya. Telinga tampak simetris, terdapat sedikit serumen, dan tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan leher tidak menunjukkan adanya pembesaran kelenjar tiroid. Bentuk dada tampak simetris, dengan suara pernapasan paru-paru normal tanpa tambahan, serta suara jantung terdengar jelas dan normal dengan bunyi “lub-dup”. Pada inspeksi abdomen dan pinggang, bentuknya simetris tanpa adanya edema pada palpasi. Auskultasi tidak mengidentifikasi adanya bising usus. Area pelvis dan genitalia tidak dilakukan pengkajian. Pemeriksaan ekstremitas menunjukkan tidak adanya tonus otot. Ekstremitas terasa dingin dengan waktu pengisian kapiler (CRT) lebih dari 2 detik. Ditemukan edema pada tangan kanan dan kiri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pemeriksaan yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
SDKI: Risiko kerusakan kulit yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti imobilitas, nutrisi buruk, dan gangguan sensasi.
SLKI: Pemulihan integritas kulit yang optimal melalui perawatan luka, manajemen cairan, dan nutrisi yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah kerusakan kulit, seperti perawatan luka, manajemen tekanan, dan peningkatan nutrisi.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
SDKI: Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera kepala, edema serebral, dan obstruksi aliran darah.
SLKI: Pemulihan perfusi serebral yang optimal melalui pengaturan posisi, manajemen hipertensi intrakranial, dan pemantauan tanda-tanda vital.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan perfusi serebral, seperti pengaturan posisi, manajemen tekanan intrakranial, dan pemantauan tanda-tanda vital.
3. Diagnosa Keperawatan: Respons Neurosensori Tidak Efektif
SDKI: Respons tidak efektif terhadap rangsangan sensorik, seperti penurunan kesadaran, gangguan refleks, dan perubahan pupil.
SLKI: Peningkatan respons neurosensori yang optimal melalui pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, dan stimulasi sensorik yang sesuai.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan respons neurosensori, seperti pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, dan stimulasi sensorik yang sesuai.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai akan ditentukan berdasarkan penilaian komprehensif terhadap kondisi klien, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi. -
Article No. 16172 | 24 Apr 2025
Klinis : nutrisi bayi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nutrisi bayi.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah suatu kondisi di mana asupan nutrisi (energi, protein, mineral, vitamin) tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Outcome yang diharapkan: Klien menunjukkan status nutrisi yang membaik, ditandai dengan peningkatan berat badan, dan asupan nutrisi yang adekuat.
- Indikator luaran: Berat badan sesuai usia, asupan nutrisi adekuat, tidak terjadi penurunan berat badan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Pemantauan Nutrisi
b. Pemberian Makan
c. Manajemen Berat Badan
d. Edukasi Nutrisi
Sebagai seorang perawat, saya akan membantu klien untuk memantau status nutrisinya, memastikan asupan nutrisi yang adekuat, memberikan edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang tepat, serta membantu meningkatkan berat badan sesuai dengan usia dan pertumbuhannya. Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan kondisi nutrisi bayi dapat teratasi dan tercapai status nutrisi yang optimal. -
Article No. 16173 | 24 Apr 2025
Klinis : • Pasien mengatakan dada terasa nyeri seperti tertindih menjalar ke punggung sejak 1 hari yang lalu, memburuk setelah mengejan BAB • Pasien mengatakan mual dan keluar keringat dingin • Pasien mengatakan badan terasa lemas • GCS: CM, E4 V5 M6 • Pasien tampak lemas • Pasien tampak berkeringat dingin • Pasien tampak menahan nyeri • Hasil ECG st elevasi II, III, AVF • Hasil thorax menunjukkan kesan ukuran dan konfigurasi jantung normal, klasifikasi arkus aorta, tak tampak infiltrat pada pulmo • Hasil pengukuran tanda-tanda vital: TD : 145/78 mmHg Nadi : 70x/menit Respirasi : 22x/menit Suhu : 36oC SpO2 : 100% GDS : 145mg/dL
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut
- Pasien mengeluhkan nyeri dada seperti tertindih yang menjalar ke punggung.
- Nyeri diperparah setelah mengejan saat buang air besar.
- Pasien tampak menahan nyeri.
2. Gangguan perfusi jaringan kardiovaskular
- Hasil ECG menunjukkan adanya elevasi segmen ST pada lead II, III, dan AVF, yang merupakan tanda-tanda infark miokard.
- Pasien mengalami mual dan berkeringat dingin, yang merupakan gejala-gejala khas infark miokard.
3. Intoleransi aktivitas
- Pasien mengeluhkan badan terasa lemas.
- Pasien tampak lemas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien tampak lebih rileks.
- Tanda-tanda vital stabil.
2. Perfusi Jaringan Kardiovaskular Membaik
- Hasil pemeriksaan diagnostik (ECG, thorax) menunjukkan perbaikan.
- Tanda-tanda vital stabil.
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi kardiovaskular.
3. Toleransi Aktivitas Membaik
- Pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri dengan mandiri.
- Pasien tidak mengalami gejala kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji tipe, karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan faktor yang memperberat atau memperingan nyeri.
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Lakukan tindakan kenyamanan untuk menurunkan nyeri.
2. Peningkatan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Pantau hasil pemeriksaan diagnostik (ECG, thorax).
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan yang dapat memperbaiki perfusi miokard.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai gejala-gejala komplikasi yang harus diwaspadai.
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Kaji kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas.
- Berikan perawatan mandiri bertahap sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik energi conservation dan pacing saat melakukan aktivitas.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Penjelasan di atas disusun dengan tone akademis, persona pakar, dan ditulis dari sudut pandang perawat. Harapannya, informasi yang diberikan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 16174 | 24 Apr 2025
Klinis : Pasien menunjukkan adanya luka pascaoperasi craniotomy pada bagian parietalis sinistra sepanjang ±7 cm. Rambut pasien berwarna hitam. Wajah tampak pucat, dengan selang endotracheal tube (ETT) terpasang melalui mulut dan nasogastric tube (NGT) terpasang melalui hidung. Pemeriksaan mata menunjukkan pupil unisokor dengan midriasis (kanan 5 mm, kiri 4 mm) dan tidak ada refleks cahaya. Telinga pasien simetris tanpa kelainan, meskipun terdapat sedikit serumen. Pada pemeriksaan leher, tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid. Bentuk dada simetris, suara pernapasan normal tanpa adanya suara napas tambahan, dan suara jantung terdengar normal dengan bunyi “lub-dup.” Abdomen dan pinggang pasien tampak simetris saat inspeksi, tanpa adanya edema pada palpasi. Auskultasi tidak menunjukkan adanya bising usus. Area pelvis dan genitalia tidak dilakukan pengkajian. Pemeriksaan ekstremitas menunjukkan tidak adanya tonus otot, dengan akral yang teraba dingin. Waktu pengisian kapiler (CRT) kurang dari 2 detik. Terdapat edema pada tangan kanan dan kiri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan luka pascaoperasi craniotomy.
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan adanya selang endotracheal tube (ETT).
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka pascaoperasi dan terpasangnya alat medis.
4. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan kondisi pasca craniotomy.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kerusakan Integritas Kulit: Kerusakan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
- Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di alveoli.
- Risiko Infeksi: Rentan untuk mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral: Ketidakmampuan untuk menjaga oksigenasi yang adekuat ke otak.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Integritas Kulit Terpelihara
- Perfusi Jaringan: Serebral Membaik
- Bebas Infeksi
- Pertukaran Gas Membaik
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan Luka
- Manajemen Jalan Napas
- Pencegahan Infeksi
- Manajemen Perfusi Serebral
Dalam penerapannya, perawat harus mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, menetapkan tujuan, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.