Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19757 | 17 Jul 2025
Klinis : Di sebuah pabrik gula di Kecamatan X, terdapat 50 pekerja bagian produksi yang setiap harinya terpapar zat kimia aktif seperti kapur tohor (CaO), belerang (SO₂), dan bahan pembersih berbasis asam. Banyak dari pekerja ini tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai seperti sarung tangan, Akibatnya, beberapa pekerja mengalami iritasi kulit berulang, muncul bintik hitam abnormal yang tidak hilang setelah bertahun-tahun terpapar zat kimia tanpa alat pelindung diri. Sebagian menunjukkan gejala yang mengarah pada kanker kulit. Hasil penyelidikan menunjukkan kurangnya pengetahuan pekerja tentang bahaya paparan kimia terhadap kulit, serta belum adanya program edukasi kesehatan kerja yang konsisten dari pihak manajemen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Kulit (Kode: 00047)
Definisi: Rentan mengalami kerusakan pada integumen.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Cedera Kulit (Kode: 10001)
Definisi: Kerentanan untuk mengalami kerusakan pada lapisan permukaan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit (Kode: 0301)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Paparan Zat Kimia (Kode: 6230)
Definisi: Tindakan untuk mengurangi atau mencegah efek berbahaya akibat paparan bahan kimia.
2. Edukasi Kesehatan Kerja (Kode: 6810)
Definisi: Pemberian informasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terkait kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
Penjelasan Singkat:
Dalam kasus ini, pekerja pabrik gula terpapar oleh zat kimia aktif seperti kapur tohor (CaO), belerang (SO₂), dan bahan pembersih berbasis asam. Hal ini menyebabkan risiko cedera kulit, yang ditandai dengan iritasi kulit berulang, munculnya bintik hitam abnormal, serta gejala yang mengarah pada kanker kulit. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Cedera Kulit" (Kode: 00047).
Untuk menangani masalah ini, terdapat beberapa intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI, yaitu "Manajemen Paparan Zat Kimia" (Kode: 6230) untuk mengurangi atau mencegah efek berbahaya akibat paparan bahan kimia, dan "Edukasi Kesehatan Kerja" (Kode: 6810) untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran pekerja terkait kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Selain itu, peningkatan penggunaan alat pelindung diri yang memadai juga perlu diperhatikan. -
Article No. 19758 | 17 Jul 2025
Klinis : keluhan nyeri dan lemas di kaki tidak bisa jalan dan demam dari tadi pagi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang Anda sampaikan, yaitu nyeri dan lemas di kaki, tidak bisa berjalan, serta demam sejak pagi, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Mobilitas (00085)
SDKI:
Ketidakmampuan untuk bergerak dengan mudah dan bebas di lingkungan.
SLKI:
Tujuan: Pasien dapat bergerak dengan efektif.
Luaran:
- Mobilitas fisik: meningkat
- Kemampuan ambulasi: meningkat
- Kemandirian dalam aktivitas sehari-hari: meningkat
SIKI:
- Manajemen aktivitas: membantu pasien dalam aktivitas sehari-hari
- Perawatan mobilitas: mempertahankan atau meningkatkan kemampuan mobilitas pasien
- Terapi latihan: meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas otot
2. Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
SDKI:
Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI:
Tujuan: Suhu tubuh pasien kembali normal.
Luaran:
- Suhu tubuh: menurun
- Respons fisiologis terhadap peningkatan suhu: membaik
- Kenyamanan: meningkat
SIKI:
- Manajemen demam: mengontrol peningkatan suhu tubuh
- Terapi cairan: mempertahankan keseimbangan cairan
- Pengendalian lingkungan: menciptakan lingkungan yang nyaman
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor yang berkontribusi pada kondisi pasien, seperti riwayat medis, gejala yang muncul, dan hasil pemeriksaan. Perawat juga harus melakukan pengkajian yang komprehensif dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 19759 | 17 Jul 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nyeri akut, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Nyeri (10007)
Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (30007)
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri pada individu.
Kode-kode tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memudahkan dokumentasi dan komunikasi dalam praktik keperawatan di Indonesia. Diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang terstandarisasi ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terukur. -
Article No. 19760 | 17 Jul 2025
Klinis : Resiko perfusi serebral tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Kode: 00201 (NANDA-I)
Definisi:
Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi serebral.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 30013
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 30006
Judul: Perfusi Serebral Efektif
Definisi: Tercapainya aliran darah yang adekuat ke otak untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 30024
Judul: Manajemen Perfusi Serebral
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke otak.
Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk kondisi Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif, perawat perlu melakukan penilaian dan pemantauan tanda-tanda vital, memantau status neurologis, menjaga posisi kepala dalam posisi netral, serta mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi perfusi serebral, seperti hipotensi, hipoksia, atau gangguan sirkulasi. -
Article No. 19712 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas. Saat dilakukan wawancara, diketahui bahwa Sdr. Alfi belum memahami cara menjaga kebersihan organ intim secara benar. Ia jarang mengganti celana dalam saat berkeringat dan sering membasuh organ genital dari belakang ke depan setelah buang air besar. Ibu dari Sdr. Alfi pun khawatir akan kondisi anaknya dan takut terjadi infeksi serius.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat kode SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi Sdr. Alfi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (kode: 00004)
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
2. Gangguan Citra Tubuh (kode: 00118)
Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, atau penampilan tubuh yang mengganggu konsep diri.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Infeksi (kode: 00004)
- SDKI: Ketidakmampuan dalam mencegah invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- SLKI: Bebas dari infeksi, yang ditandai dengan tidak ditemukannya tanda dan gejala infeksi.
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi, yang meliputi intervensi untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko infeksi serta memantau tanda dan gejala infeksi.
2. Gangguan Citra Tubuh (kode: 00118)
- SDKI: Persepsi negatif tentang penampilan fisik yang mengganggu konsep diri.
- SLKI: Penerimaan diri, yang ditandai dengan ekspresi perasaan positif terhadap penampilan fisik.
- SIKI: Peningkatan Citra Tubuh, yang meliputi intervensi untuk membantu klien mengembangkan persepsi positif tentang penampilan fisik.
Berdasarkan kondisi Sdr. Alfi, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi dan Gangguan Citra Tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen risiko infeksi dan peningkatan citra tubuh untuk membantu Sdr. Alfi mengatasi masalah keputihan yang berulang dan meningkatkan rasa percaya dirinya. -
Article No. 19713 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona seorang perawat profesional, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang dialami oleh Sdr. Alfi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit Mukosa (00047)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami perubahan pada kulit atau membran mukosa.
- SLKI: Pemulihan Integritas Kulit Mukosa
- SIKI: Perawatan Kulit Mukosa (NIC 1610)
2. Cemas (00146)
- SDKI: Respon emosional dan fisik terhadap persepsi ancaman yang diyakini atau tidak diyakini.
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Konseling (NIC 5240)
3. Gangguan Citra Tubuh (00118)
- SDKI: Persepsi negatif atau ketidakpuasan terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh.
- SLKI: Peningkatan Citra Tubuh
- SIKI: Terapi Kelompok (NIC 5450)
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Integritas Kulit Mukosa (00047):
Kondisi ini terjadi akibat adanya keputihan yang dialami oleh Sdr. Alfi. Keputihan yang berulang dan disertai dengan gatal serta bau tidak sedap dapat menyebabkan iritasi dan perubahan pada membran mukosa vagina. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan kulit mukosa, seperti menjaga kebersihan vagina, penggunaan obat antijamur, dan edukasi tentang perawatan diri.
2. Cemas (00146):
Sdr. Alfi merasa kurang nyaman dan kurang percaya diri di sekolah karena takut keputihan muncul saat beraktivitas. Kondisi ini dapat menimbulkan kecemasan pada Sdr. Alfi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah konseling untuk membantu Sdr. Alfi mengelola kecemasan dan meningkatkan kemampuan dirinya dalam menghadapi situasi.
3. Gangguan Citra Tubuh (00118):
Keputihan yang berulang dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Sdr. Alfi dapat mempengaruhi persepsi dan kepuasannya terhadap penampilan dan fungsi tubuhnya. Hal ini dapat menimbulkan gangguan citra tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi kelompok untuk membantu Sdr. Alfi meningkatkan penerimaan dan kepuasan terhadap citra tubuhnya. -
Article No. 19714 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang dialami oleh Sdr. Alfi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidaknyamanan Vagina (00251)
- SDKI: Ketidaknyamanan yang dialami klien terkait dengan perubahan yang tidak normal pada vagina.
- SLKI: Pemulihan ketidaknyamanan vagina.
- SIKI: Perawatan Vagina (6312)
2. Gangguan Citra Tubuh (00118)
- SDKI: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh yang memengaruhi perilaku, emosi, atau hubungan sosial.
- SLKI: Peningkatan citra tubuh.
- SIKI: Terapi Citra Tubuh (5270)
Penjelasan:
1. Ketidaknyamanan Vagina (00251)
- Berdasarkan keluhan Sdr. Alfi yang mengalami keputihan berulang selama 3 minggu terakhir, dengan karakteristik keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap, maka dapat ditetapkan diagnosa keperawatan Ketidaknyamanan Vagina.
- Ketidaknyamanan Vagina merupakan kondisi di mana klien mengalami perubahan yang tidak normal pada vagina, seperti keputihan, gatal, iritasi, atau infeksi yang menyebabkan ketidaknyamanan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Perawatan Vagina, yang meliputi observasi tanda-tanda infeksi, edukasi tentang kebersihan dan perawatan vagina, serta pemberian terapi sesuai dengan kondisi klien.
2. Gangguan Citra Tubuh (00118)
- Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas, hal ini menunjukkan adanya gangguan citra tubuh.
- Gangguan Citra Tubuh merupakan persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh yang memengaruhi perilaku, emosi, atau hubungan sosial.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Terapi Citra Tubuh, yang meliputi pemberian dukungan emosional, edukasi tentang citra tubuh yang sehat, serta teknik-teknik untuk meningkatkan penerimaan diri.
Kode dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 19715 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien Sdr. Alfi usia 16 tahun, seorang siswi SMA, mengeluh mengalami keputihan yang berulang selama 3 minggu terakhir. Keputihan berwarna agak putih kekuningan, kadang disertai rasa gatal dan bau tidak sedap. Sdr. Alfi merasa kurang nyaman di sekolah dan menjadi kurang percaya diri karena takut keputihan muncul saat beraktivitas. Saat dilakukan wawancara, diketahui bahwa Sdr. Alfi belum memahami cara menjaga kebersihan organ intim secara benar. Ia jarang mengganti celana dalam saat berkeringat dan sering membasuh organ genital dari belakang ke depan setelah buang air besar. Ibu dari Sdr. Alfi pun khawatir akan kondisi anaknya dan takut terjadi infeksi serius.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan pada kasus Sdr. Alfi, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi (00004): Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Infeksi (1843): Tindakan untuk mencegah atau mengurangi transmisi dan penyebaran infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Perawatan Vulva Vagina (3144): Tindakan untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan area vulva dan vagina.
Kode dan Definisi:
1. Risiko Infeksi (00004)
Kode: 00004
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Kontrol Infeksi (1843)
Kode: 1843
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi transmisi dan penyebaran infeksi.
3. Perawatan Vulva Vagina (3144)
Kode: 3144
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan area vulva dan vagina.
Dalam kasus Sdr. Alfi, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Infeksi (00004) karena pasien menunjukkan gejala keputihan yang berulang, yang dapat menjadi indikasi adanya infeksi pada area genital. Tujuan keperawatan yang dapat ditetapkan adalah mencegah terjadinya infeksi melalui Kontrol Infeksi (1843) dan Perawatan Vulva Vagina (3144) untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan area genital. -
Article No. 19716 | 16 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor Berhubungan: Sekresi yang berlebihan, letargi, kelemahan, dan penyakit paru-paru.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Karakteristik Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Berhubungan: Anoreksia, disfagia, dan penyakit kronis.
c. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Faktor Berhubungan: Kelemahan, keletihan, dan penyakit pernapasan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas
- Indikator:
1) Frekuensi napas dalam rentang normal
2) Irama napas teratur
3) Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
4) Bunyi napas bersih
b. Status Nutrisi
- Indikator:
1) Berat badan dalam rentang normal
2) Asupan nutrisi adekuat
3) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
c. Toleransi Aktivitas
- Indikator:
1) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
2) Tidak ada keluhan sesak napas saat beraktivitas
3) Denyut nadi dan tekanan darah kembali normal setelah aktivitas
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman)
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Terapi Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan obat ekspektoran jika diperlukan
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Manajemen Nutrisi
- Asesmen kebutuhan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang adekuat
- Pantau asupan dan output nutrisi
- Promosi Peningkatan Berat Badan
- Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi
- Berikan makanan dengan kalori dan protein tinggi
c. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Energi
- Asesmen toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik menghemat energi saat beraktivitas
- Terapi Latihan
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Pantau tanda-tanda vital selama latihan
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan memperhatikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi yang tepat akan membantu pasien mencapai status kesehatan yang optimal dan pulih dari kondisi tuberkulosis paru. -
Article No. 19717 | 16 Jul 2025
Klinis : pasien dengan CKS, CF humerus dan clavikula
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait kondisi pasien dengan CKS, CF humerus dan clavikula, beserta diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan fisik yang ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri pada daerah humerus dan clavikula.
2. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan keterbatasan pergerakan sendi pada ekstremitas atas yang ditandai dengan pasien kesulitan melakukan aktivitas.
3. Risiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot, keterbatasan pergerakan, dan penurunan koordinasi yang ditandai dengan pasien berisiko jatuh atau mengalami cedera lain.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol:
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol dengan skor nyeri ≤ 3 pada skala 0-10.
- Pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri, seperti penggunaan teknik nonfarmakologis.
- Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami peningkatan nyeri.
2. Mobilitas Fisik Membaik:
- Pasien dapat melakukan pergerakan sendi pada ekstremitas atas secara mandiri atau dengan sedikit bantuan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah.
- Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan dan rentang gerak sendi.
3. Risiko Cedera Menurun:
- Pasien tidak mengalami jatuh atau cedera selama perawatan.
- Pasien menunjukkan peningkatan keseimbangan dan koordinasi.
- Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi dan menghindari faktor risiko cedera.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, dan distraksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, terapis okupasi) untuk penanganan nyeri.
2. Peningkatan Mobilitas:
- Lakukan pengkajian fungsi mobilitas dan rentang gerak sendi.
- Berikan latihan rentang gerak sendi dan kekuatan otot secara bertahap.
- Ajarkan pasien dan keluarga latihan mobilitas yang dapat dilakukan di rumah.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
3. Pencegahan Risiko Cedera:
- Lakukan pengkajian risiko jatuh dan identifikasi faktor risikonya.
- Berikan alat bantu mobilitas sesuai kebutuhan pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik transfer dan mobilisasi yang aman.
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (terapis okupasi) untuk evaluasi keamanan lingkungan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan CKS, CF humerus, dan clavikula. Diharapkan informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif.