Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16251 | 25 Apr 2025
Klinis : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus **Sirosis Hati dengan riwayat Hepatitis B dan merokok**, berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan Utama**
**Kode DX: 00032**
**Gangguan Pertukaran Gas** berhubungan dengan penurunan kapasitas difusi paru sekunder akibat asites dan edema paru (komplikasi sirosis).
#### **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi**: Ketidakmampuan tubuh mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara adekuat.
- **Karakteristik**:
- Sesak napas (dispnea)
- Frekuensi napas tidak teratur dan cepat (takipnea)
- Penggunaan otot bantu pernapasan
#### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode LO: 0401 – Fungsi Pernapasan**
- **Kriteria Evaluasi**:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (12–20x/menit)
- Tidak ada sesak napas
- Saturasi O₂ ≥ 95%
#### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode IN: 3310 – Manajemen Jalan Napas**
- **Intervensi**:
- Posisikan semi-Fowler untuk optimalisasi pertukaran gas.
- Pantau saturasi O₂ dan tanda vital.
- Berikan oksigen tambahan jika diperlukan.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan Sekunder**
**Kode DX: 00146**
**Nyeri Akut** berhubungan dengan edema perifer dan komplikasi sirosis.
#### **SDKI**
- **Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
- **Karakteristik**:
- Pasien mengeluh nyeri pada kaki
- Edema ekstremitas bawah
#### **SLKI**
**Kode LO: 1302 – Tingkat Nyeri**
- **Kriteria Evaluasi**:
- Skala nyeri ≤ 3 (skala 0–10)
- Pasien melaporkan penurunan nyeri
#### **SIKI**
**Kode IN: 5610 – Manajemen Nyeri**
- **Intervensi**:
- Berikan posisi elevasi kaki untuk mengurangi edema.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol.
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan Tambahan**
**Kode DX: 00126**
**Ansietas** berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan prognosis penyakit.
#### **SDKI**
- **Definisi**: Perasaan tidak nyaman atau ketakutan akibat ancaman yang tidak spesifik.
- **Karakteristik**:
- Pasien terlihat cemas
- Ekspresi wajah tegang
#### **SLKI**
**Kode LO: 1201 – Tingkat Ansietas**
- **Kriteria Evaluasi**:
- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab ansietas.
- Menggunakan strategi koping adaptif.
#### **SIKI**
**Kode IN: 5820 – Dukungan Emosional**
- **Intervensi**:
- Berikan edukasi tentang kondisi penyakit.
- Latih teknik relaksasi.
---
### **Catatan Penting**
- **Prioritas Intervensi**: Gangguan pertukaran gas adalah ancaman langsung terhadap kehidupan, sehingga menjadi fokus utama.
- **Pendekatan Holistik**: Perhatikan juga faktor risiko seperti riwayat merokok dan Hepatitis B dalam rencana edukasi kesehatan.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan **dokumentasi keperawatan** yang komprehensif. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan tim medis terkait.
**Salam profesional,**
*[Nama Perawat/Penulis]*
*Perawat Klinis* -
Article No. 16252 | 25 Apr 2025
Klinis : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dan kodenya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Pola Napas
Kode SDKI: 00032
Kode SLKI: L-0001
Kode SIKI: N-0001
Penjelasan singkat:
Gangguan Pola Napas ditandai dengan pasien mengatakan sesak saat bernafas, pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan cepat. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi sirosis hati dan riwayat hepatitis B yang dimiliki pasien.
b. Nyeri Kronis
Kode SDKI: 00133
Kode SLKI: L-0010
Kode SIKI: N-0010
Penjelasan singkat:
Nyeri Kronis ditandai dengan pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. Hal ini dapat disebabkan oleh edema pada kaki yang mungkin terkait dengan kondisi sirosis hati.
c. Kecemasan
Kode SDKI: 00146
Kode SLKI: L-0004
Kode SIKI: N-0004
Penjelasan singkat:
Kecemasan ditandai dengan pasien terlihat cemas. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan yang dialami pasien, seperti sirosis hati dan riwayat hepatitis B.
Keterangan:
SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia
SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia -
Article No. 16253 | 25 Apr 2025
Klinis : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan beserta penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI serta kodenya:
1. Diagnosis Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas tetap bersih dan bebas dari sekret atau obstruksi
Kode: 00031
SLKI: Memperlihatkan jalan napas yang bersih dan bebas dari sekret atau obstruksi
Kode: 10010
SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal
Kode: 12001
2. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Kronis
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut dan berlangsung lebih dari 3 bulan
Kode: 00133
SLKI: Terkendalinya gejala nyeri kronis
Kode: 10080
SIKI: Tindakan untuk mengendalikan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan
Kode: 13005
3. Diagnosis Keperawatan: Ansietas
SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang tidak diketahui sumbernya
Kode: 00146
SLKI: Kendali kecemasan
Kode: 10020
SIKI: Tindakan untuk mengurangi perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang tidak diketahui sumbernya
Kode: 13003
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Kondisi pasien dengan sirosis hati, riwayat hepatitis B, dan merokok yang menyebabkan sesak napas dan pernapasan tidak teratur.
2. Nyeri Kronis: Kondisi pasien dengan nyeri di kaki yang menetap dan menyebabkan ketidaknyamanan.
3. Ansietas: Kondisi pasien yang cemas dan khawatir terkait kondisi kesehatannya. -
Article No. 16128 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 40 tahun, dirawat di RSJ, diagnose medis Skizofrenia Takterinci. Saat dikaji klien tidak mau berbicara dengan orang lain, lebih suka mengurung diri di kamar dan tidak mampu mengurus diri. Ketika perawat mendekati, tercium bau yang tidak sedap dari baju dan badan pasien. Ketika ditanyakan tentang kebersihan diri, klien mengatakan malas mandi. Apakah yang menyebabkan perubahan kondisi klien pada kasus tersebut ? Select one: a. Defisit pengetahuan b. Kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan c. Gangguan mental emosional d. Gangguan konsep diri e. Perubahan proses pikir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus tersebut adalah:
Diagnosis Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, berpakaian, makan, dan kebersihan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, memberikan edukasi tentang pentingnya kebersihan diri, dan melibatkan keluarga dalam mendukung klien.
Penyebab perubahan kondisi klien pada kasus tersebut adalah gangguan mental emosional, yaitu skizofrenia. Kondisi skizofrenia dapat menyebabkan klien mengalami gejala-gejala seperti tidak mau berbicara, mengurung diri, dan tidak mampu mengurus diri secara mandiri, termasuk dalam hal kebersihan diri. -
Article No. 16129 | 24 Apr 2025
Klinis : Laki laki 45 tahun keluhan penurunan kesadaran akibat jatuh kamar mandi ,sesaj slem kental banyak Tdk 180/90 suhu 36, 8 HR 92 RR 30 x/mnt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Kesadaran berhubungan dengan cedera kepala.
SDKI:
Penurunan Kesadaran: Kondisi di mana individu mengalami penurunan tingkat kewaspadaan, respon terhadap lingkungan, dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas motorik.
SLKI:
Tingkat Kesadaran Membaik: Individu menunjukkan peningkatan tingkat kewaspadaan, respon terhadap lingkungan, dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas motorik.
SIKI:
Pemantauan Neurologis: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengkaji perubahan fungsi saraf pada individu.
Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas agar tetap terbuka.
Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial: Tindakan untuk mencegah dan mengelola peningkatan tekanan di dalam kepala.
Penjelasan Singkat:
Penurunan kesadaran yang terjadi pada pasien laki-laki berusia 45 tahun ini kemungkinan disebabkan oleh cedera kepala akibat jatuh di kamar mandi. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang dapat mengancam fungsi neurologis. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan neurologis, manajemen jalan napas, dan manajemen peningkatan tekanan intrakranial untuk memantau dan mengelola kondisi pasien. -
Article No. 16130 | 24 Apr 2025
Klinis : Laki laki 45 tahun keluhan penurunan kesadaran akibat jatuh kamar mandi ,sesaj slem kental banyak Tdk 180/90 suhu 36, 8 HR 92 RR 30 x/mnt
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang komprehensif berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu penurunan kesadaran akibat jatuh di kamar mandi, produksi sekret kental yang banyak, tekanan darah 180/90 mmHg, suhu 36,8°C, HR 92 x/menit, dan RR 30 x/menit, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Penurunan Kesadaran Berhubungan dengan Trauma Kepala
Penurunan kesadaran merupakan indikasi adanya cedera kepala yang dialami pasien akibat jatuh di kamar mandi. Trauma kepala dapat menyebabkan penurunan kesadaran yang perlu segera diatasi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Produksi Sekret Kental
Produksi sekret kental yang banyak dapat menyebabkan sumbatan pada jalan napas, sehingga diperlukan intervensi untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
3. Hipertensi Berhubungan dengan Stress Akut
Peningkatan tekanan darah 180/90 mmHg menunjukkan adanya hipertensi yang dapat disebabkan oleh stress akut akibat kejadian jatuh dan penurunan kesadaran.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Kesadaran Berhubungan dengan Trauma Kepala:
a. Tingkat Kesadaran: Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang memadai (skor GCS ≥ 13).
b. Fungsi Neurologis: Tidak terjadi penurunan fungsi neurologis lebih lanjut.
c. Manajemen Intrakranial: Tidak terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Produksi Sekret Kental:
a. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat membersihkan jalan napas secara efektif.
b. Frekuensi Napas: Frekuensi napas pasien dalam batas normal (12-20 x/menit).
c. Oksigenasi: Saturasi oksigen pasien dalam batas normal (SpO2 ≥ 95%).
3. Hipertensi Berhubungan dengan Stress Akut:
a. Tekanan Darah: Tekanan darah pasien dalam batas normal (120/80 mmHg - 139/89 mmHg).
b. Cemas: Pasien mampu mengelola kecemasan terkait kondisi kesehatannya.
c. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami peningkatan tekanan darah.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran Berhubungan dengan Trauma Kepala:
a. Pemantauan Neurologis: Lakukan pemeriksaan GCS secara berkala, pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
b. Manajemen Intrakranial: Posisikan kepala elevasi 30 derajat, berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
c. Pencegahan Komplikasi: Cegah komplikasi sekunder seperti aspirasi, kontraktur, dan dekubitus.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Produksi Sekret Kental:
a. Manajemen Jalan Napas: Berikan terapi oksigen, lakukan suction untuk membersihkan jalan napas.
b. Manajemen Sekret: Berikan humidifikasi, berikan obat mukolitik untuk mengurangi kekentalan sekret.
c. Peningkatan Batuk Efektif: Ajarkan teknik batuk efektif, lakukan fisioterapi dada jika diperlukan.
3. Hipertensi Berhubungan dengan Stress Akut:
a. Manajemen Hipertensi: Pantau tekanan darah secara teratur, berikan obat antihipertensi sesuai indikasi.
b. Manajemen Kecemasan: Berikan dukungan emosional, ajarkan teknik relaksasi.
c. Peningkatan Aktivitas: Berikan latihan fisik yang sesuai dengan toleransi pasien, pantau respon fisiologis.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klinis pasien secara holistik, melakukan pemantauan yang ketat, dan berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 16131 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang wanita, 43 tahun, PNS sebulan tidak masuk kantor setelah kematian putri satu-satunya dari 4 orang anaknya karena leukemia . Klien sering menangis dan menyalahkan diri sendiri, mengapa ia sampai terlambat mengetahui anaknya sakit, seandainya saja ia lebih banyak punya waktu bersama anaknya. Menurut Kubler Ross, data ini menunjukkan proses kehilangan pada fase ? Select one: a. Denial b. Acceptance c. Anger d. Depresi e. Bargaining
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Bargaining
Berdasarkan kondisi yang diberikan, klien menunjukkan gejala-gejala yang sesuai dengan proses kehilangan pada fase Bargaining menurut Kubler-Ross.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Proses Berduka Kompleks
Definisi:
Respon normal dan abnormal terhadap kehilangan yang diekspresikan secara fisik, emosional, psikologis, sosial, dan spiritual.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Proses Berduka Kompleks adalah respon normal dan abnormal terhadap kehilangan yang diekspresikan secara fisik, emosional, psikologis, sosial, dan spiritual.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien dapat menerima kehilangan, mengekspresikan emosi yang terkait dengan kehilangan, dan beradaptasi dengan kehilangan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan emosional, membantu klien mengekspresikan emosi, dan memfasilitasi proses berduka.
Dalam kasus ini, klien menunjukkan gejala-gejala yang sesuai dengan fase Bargaining pada proses berduka, yaitu mencoba untuk menawar atau bernegosiasi dengan Tuhan atau diri sendiri agar dapat memperbaiki situasi atau mencegah kehilangan yang terjadi. -
Article No. 16132 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 50 tahun datang ke Poli Klinik Keperawatan Jiwa diantar keluarga karena dirumah selalu berbicara sendiri, membatasi interaksi dengan orang lain dan kurang beraktivitas walapun kegiatan tersebut menyenangkan. Ketika perawat mengkaji lebih lanjut, afek klien datar dan bicara terbatas. Apakah gejala positif skizofrenia yang muncul berdasarkan kasus diatas ? Select one: a. Anhedonia b. Halusinasi c. Waham d. Asosiasi longgar e. Afek datar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Afek datar, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse.
Penjelasan:
Berdasarkan kasus yang diberikan, gejala positif skizofrenia yang muncul adalah:
1. Afek datar (flat affect): Klien menunjukkan ekspresi wajah dan emosi yang datar, tidak ada variasi dalam ekspresi atau nada suara.
2. Bicara terbatas (alogia): Klien menunjukkan kemiskinan dalam kuantitas dan isi pembicaraan.
Selain itu, terdapat gejala negatif lainnya yang muncul, yaitu:
3. Isolasi sosial: Klien membatasi interaksi dengan orang lain.
4. Penurunan aktivitas (avolisi): Klien kurang beraktivitas, meskipun aktivitas tersebut menyenangkan.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosis Keperawatan: Isolasi Sosial
Penjelasan: Klien mengalami keterbatasan dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dan mendukung dengan orang lain. -
Article No. 16133 | 24 Apr 2025
Klinis : Intervensi pada diagnosa keperawatan distres spiritual pada klien dengan HIV/AIDS yaitu ? Select one: a. Identifikasi pengalaman bermakna yang terjadi sebelum/selama awitan pemyakit b. Bantu klien memfokuskan kekuatan pribadi selama waktu penuh tekanan c. Diskusikan tentang kuatnya kedekatan emosional terhadap kehilangan d. Bicarakan tentang perasaan ambivalen yang umumnya terjadi e. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan/kekhawatiran, rasa frustasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
e. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan/kekhawatiran, rasa frustasi , dengan tone = akademis , persona=pakar,nurse
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Distres Spiritual
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), intervensi yang sesuai untuk diagnosa Distres Spiritual pada klien dengan HIV/AIDS adalah:
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan/kekhawatiran, rasa frustasi
- Membantu klien mengekspresikan perasaan, kekhawatiran, dan rasa frustasi yang dialami terkait kondisi penyakitnya.
2. Dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse
- Menggunakan pendekatan yang tenang, informatif, dan profesional dalam mendampingi klien.
- Menunjukkan sikap sebagai seorang perawat yang kompeten dan dapat dipercaya.
Intervensi lainnya yang sesuai seperti:
a. Identifikasi pengalaman bermakna yang terjadi sebelum/selama awitan penyakit
b. Bantu klien memfokuskan kekuatan pribadi selama waktu penuh tekanan
c. Diskusikan tentang kuatnya kedekatan emosional terhadap kehilangan
Namun, opsi (e) merupakan intervensi yang paling sesuai dengan diagnosa Distres Spiritual pada klien dengan HIV/AIDS berdasarkan SDKI. -
Article No. 16134 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 35 tahun, IRT dirawat di RSJ karena mengalami skizofrenia tak terinci. Selama dorwat dibangsal, pasien tampak tidak peduli dengan penampilannya, tidak mau mandi, BAB dan BAK disembarang tempat. Perawat sudah menjelaskan dan melatih tentang perawatan diri namun pasien tidak bersedia karena merasa dirinya tidak sakit. Pada bagian pemeriksaan status mental mana yang berkaitan dengan peryataan pasien tersebut ? Select one: a. Persepsi b. Insight c. Emosi d. Isi pikir e. Afek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Afek, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu seorang perempuan berusia 35 tahun yang dirawat di RSJ karena mengalami skizofrenia tak terinci, di mana pasien tampak tidak peduli dengan penampilannya, tidak mau mandi, BAB dan BAK di sembarang tempat, serta tidak bersedia melakukan perawatan diri karena merasa dirinya tidak sakit, maka terkait dengan pemeriksaan status mental, yang paling berkaitan dengan pernyataan pasien tersebut adalah afek.
Afek mengacu pada suasana hati atau emosi yang dirasakan oleh pasien. Dalam kasus ini, pasien tampak tidak peduli dengan penampilannya dan tidak mau melakukan perawatan diri, menunjukkan adanya gangguan pada afek, di mana pasien mungkin mengalami penurunan atau datar dalam hal emosi dan perasaannya.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri (SDKI)
2. Ketidakpatuhan (SLKI)
3. Koping Tidak Efektif (SIKI)
Penjelasan singkat:
1. Defisit Perawatan Diri (SDKI): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
2. Ketidakpatuhan (SLKI): Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rencana asuhan yang disepakati antara individu dan petugas kesehatan.
3. Koping Tidak Efektif (SIKI): Ketidakmampuan individu untuk melakukan upaya kognitif dan perilaku untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dirasa membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki.