Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16199 | 25 Apr 2025
Klinis : doc 121 severe hyponatremia ec status epilepticus diagnisa keperawatan seriko perfusi serebral
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh (00027) berhubungan dengan gangguan keseimbangan elektrolit (hiponatremia) sekunder akibat status epileptikus.
Rasional: Kondisi hiponatremia berat dan status epileptikus dapat menyebabkan penurunan volume cairan tubuh yang signifikan akibat terjadinya diuresis osmotik, gangguan regulasi cairan, dan kehilangan elektrolit.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Indikator:
a. Mempertahankan volume cairan dalam batas normal (0601).
b. Mempertahankan konsentrasi serum elektrolit dalam batas normal (0603).
c. Mempertahankan status hemodinamik dalam batas normal (0604).
- Rasional: Luaran ini bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan status keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, sehingga dapat menjaga perfusi serebral yang adekuat.
2. Perfusi Jaringan Serebral (0400)
- Indikator:
a. Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal (0402).
b. Mempertahankan saturasi oksigen serebral dalam batas normal (0403).
c. Mempertahankan status mental dalam batas normal (0408).
- Rasional: Luaran ini bertujuan untuk memastikan perfusi serebral yang adekuat sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan otak lebih lanjut akibat hiponatremia dan status epileptikus.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Cairan (6680)
- Aktivitas:
a. Kaji status hidrasi pasien (intake, output, BB, turgor kulit, dll).
b. Monitor elektrolit serum (Na, K, Cl, dll) secara berkala.
c. Monitor tanda-tanda vital dan status hemodinamik.
- Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk mengevaluasi status keseimbangan cairan dan elektrolit pasien secara komprehensif.
2. Manajemen Cairan (4120)
- Aktivitas:
a. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengoreksi hiponatremia.
b. Pertahankan laju koreksi hiponatremia dalam batas aman (≤12 mEq/L/24 jam).
c. Monitor tanda-tanda intoksikasi akibat koreksi hiponatremia yang terlalu cepat.
- Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk mengoreksi hiponatremia secara bertahap dan aman, serta mencegah komplikasi akibat koreksi yang terlalu cepat.
3. Manajemen Antikonvulsi (2300)
- Aktivitas:
a. Berikan obat antikonvulsi sesuai indikasi untuk mengatasi status epileptikus.
b. Monitor efektivitas dan efek samping obat antikonvulsi.
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk penyesuaian dosis obat.
- Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya kejang berulang, sehingga dapat mempertahankan perfusi serebral yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan hiponatremia berat disertai status epileptikus. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Wassalamualaikum. -
Article No. 16200 | 25 Apr 2025
Klinis : post epilepticus diagnisa keperawatan seriko perfusi serebral
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post epilepticus dengan gangguan perfusi serebral.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post epilepticus dengan gangguan perfusi serebral adalah "Ketidakefektifan Perfusi Serebral" (Ineffective Cerebral Perfusion). Diagnosa ini didasarkan pada adanya gangguan dalam suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, yang dapat mengakibatkan kerusakan neurologis dan disfungsi otak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Status Neurologis: Pasien menunjukkan peningkatan pada status neurologis, seperti peningkatan kesadaran, perbaikan fungsi motorik, dan peningkatan respons terhadap stimulus.
2. Stabilitas Hemodinamik: Pasien mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh yang berada dalam batas normal.
3. Oksigenasi Jaringan Adekuat: Pasien menunjukkan oksigenasi jaringan yang memadai, yang ditandai dengan peningkatan saturasi oksigen, perbaikan warna kulit, dan tidak ada tanda-tanda hipoksia.
4. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi, seperti cedera otak lanjut, edema serebral, atau infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Secara rutin memantau tanda-tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh, untuk memastikan stabilitas hemodinamik.
2. Manajemen Oksigenasi: Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien, memantau saturasi oksigen, dan mengambil tindakan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.
3. Manajemen Neurologi: Melakukan penilaian neurologis secara berkala, memantau tingkat kesadaran, fungsi motorik, dan respons terhadap stimulus untuk memantau pemulihan status neurologis.
4. Pencegahan Komplikasi: Mengambil tindakan untuk mencegah komplikasi, seperti edema serebral, misalnya dengan pemberian obat-obatan, pengaturan posisi, dan pemantauan intracranial pressure (ICP).
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan fisioterapis, untuk memberikan pendekatan multidisipliner dalam penanganan pasien.
6. Edukasi dan Dukungan Keluarga: Memberikan edukasi kepada keluarga terkait kondisi pasien, rencana perawatan, dan peran mereka dalam mendukung pemulihan pasien.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien post epilepticus dengan gangguan perfusi serebral dapat memperoleh perawatan yang optimal, mencapai pemulihan status neurologis, dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 16201 | 25 Apr 2025
Klinis : Sulit menahan kencing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Inkontinensia Urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelemahan otot panggul, gangguan neurologis, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Inkontinensia Urin adalah pasien dapat mempertahankan kontinensi urin, memiliki pola berkemih yang teratur, serta dapat melakukan latihan untuk menguatkan otot dasar panggul.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Inkontinensia Urin meliputi:
1. Manajemen inkontinensia urin, seperti penggunaan alat bantu (kateter, popok), latihan otot dasar panggul, dan modifikasi gaya hidup.
2. Edukasi kesehatan terkait inkontinensia urin dan penatalaksanaannya.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, atau ahli inkontinensia, untuk penanganan yang komprehensif.
Penekanan utama dalam penanganan Inkontinensia Urin adalah mempertahankan dan meningkatkan kontrol berkemih pasien, serta meminimalkan komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 16202 | 25 Apr 2025
Klinis : Gula darah tinggi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gula darah tinggi dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), kondisi gula darah tinggi dapat dikategorikan ke dalam diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh". Diagnosis ini menggambarkan kondisi di mana asupan nutrisi, dalam hal ini karbohidrat, melebihi kebutuhan tubuh sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Terkait SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang dapat ditargetkan untuk mengatasi kondisi ini antara lain:
1. Kadar Gula Darah: Terkontrol
2. Perilaku Pengelolaan Diri: Efektif
3. Berat Badan: Terkendali
Selanjutnya, SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan berbagai intervensi yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran tersebut, seperti:
1. Manajemen Diabetes Melitus
2. Edukasi Kesehatan: Manajemen Diabetes
3. Manajemen Berat Badan
Dengan pendekatan komprehensif menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada pasien, sehingga dapat membantu pasien mencapai keseimbangan nutrisi yang optimal dan mengendalikan kadar gula darah. -
Article No. 16203 | 25 Apr 2025
Klinis : Gula darah tinggi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien dengan gula darah tinggi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gula darah tinggi adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Penyebab: Pola makan yang tidak sesuai, kurangnya aktivitas fisik, kondisi medis.
Karakteristik: Gula darah tinggi, kenaikan berat badan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan untuk pasien dengan gula darah tinggi adalah:
1. Kontrol Gula Darah
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
Indikator:
a. Menunjukkan pemahaman tentang penyebab dan manajemen gula darah tinggi.
b. Mendemonstrasikan teknik pemantauan gula darah yang benar.
c. Mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
d. Melakukan perubahan gaya hidup yang sesuai untuk mengontrol gula darah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran kontrol gula darah adalah:
1. Edukasi Kesehatan
Definisi: Pemberian informasi yang terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dalam mengelola kondisi kesehatannya.
Aktivitas:
a. Menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi gula darah tinggi.
b. Mengajarkan teknik pemantauan gula darah yang benar.
c. Memberikan informasi tentang diet, aktivitas fisik, dan manajemen stres untuk mengendalikan gula darah.
d. Mendorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatannya.
2. Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan jumlah dan jenis nutrisi yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Aktivitas:
a. Melakukan asesmen nutrisi pasien.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
c. Mendukung pasien dalam menerapkan rencana diet yang telah disusun.
d. Memantau asupan nutrisi dan perubahan berat badan pasien.
3. Manajemen Aktivitas
Definisi: Pengaturan frekuensi, durasi, dan intensitas aktivitas fisik untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
Aktivitas:
a. Melakukan asesmen kondisi fisik dan kemampuan aktivitas pasien.
b. Menyusun rencana aktivitas fisik yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
c. Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur.
d. Memantau respons pasien terhadap aktivitas fisik.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh" dipilih karena pasien dengan gula darah tinggi cenderung mengalami kelebihan asupan nutrisi, khususnya karbohidrat, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Luaran "Kontrol Gula Darah" adalah tujuan utama dalam pengelolaan pasien dengan gula darah tinggi. Indikator-indikator dalam luaran ini mencakup pemahaman pasien, kemampuan pemantauan, pencapaian rentang normal gula darah, serta perubahan gaya hidup yang sesuai.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi edukasi kesehatan, manajemen nutrisi, dan manajemen aktivitas. Edukasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dalam mengelola kondisinya. Manajemen nutrisi berfokus pada pengaturan asupan nutrisi sesuai kebutuhan. Manajemen aktivitas bertujuan untuk meningkatkan aktivitas fisik sebagai bagian dari pengendalian gula darah.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat memahami kondisinya, mampu melakukan pemantauan gula darah, serta dapat menerapkan perubahan gaya hidup yang sesuai untuk mencapai kontrol gula darah yang optimal. -
Article No. 16204 | 25 Apr 2025
Klinis : DX : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Nyeri Kronis
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola napas yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen.
- SLKI: Menunjukkan kemampuan dalam mengatur pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pola napas yang efektif.
Kondisi pasien menunjukkan gejala sesak napas dengan frekuensi napas tidak teratur dan cepat, yang dapat disebabkan oleh penyakit sirosis hati. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengatur posisi tidur, memberikan oksigen, dan mengajarkan teknik-teknik pernapasan.
2. Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lama.
- SLKI: Menunjukkan kemampuan dalam mengelola nyeri kronis.
- SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri kronis.
Pasien mengeluhkan kaki terasa sangat nyeri, yang dapat disebabkan oleh edema akibat sirosis hati. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, pengompres hangat, dan mengajarkan teknik relaksasi.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, diharapkan penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sajikan. -
Article No. 16205 | 25 Apr 2025
Klinis : DX : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Gangguan Ventilasi Spontan (00033)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menarik atau mengeluarkan udara secara normal.
Penyebab: Penyakit parenkim paru, gangguan neuromuskular, dan gangguan rongga dada.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Agen cedera biologis, seperti proses penyakit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ventilasi Spontan (0401)
Kriteria hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Kedalaman inspirasi dan ekspirasi dalam rentang normal
- Irama napas teratur
2. Kontrol Nyeri (1605)
Kriteria hasil:
- Melaporkan nyeri terkontrol
- Melakukan tindakan mengurangi nyeri
- Mendemonstrasikan strategi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3300)
- Monitoring status pernapasan
- Memberikan oksigen, jika perlu
- Mengajarkan teknik pernapasan pursed-lip
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Mengkaji nyeri secara komprehensif
- Memberikan analgesik sesuai indikasi
- Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, distraksi, dan relaksasi
Penjelasan:
Pasien dengan sirosis hati memiliki risiko tinggi mengalami gangguan ventilasi spontan akibat adanya perubahan struktural dan fungsional pada paru. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri akut pada kaki yang dapat disebabkan oleh edema. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mempertahankan ventilasi spontan yang adekuat dan mengurangi nyeri, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 16206 | 25 Apr 2025
Klinis : DX : Sirosis hati, memiliki riwayat hepapatitis B dan mempunyai riwayat merokok DS : pasien mengatakan sesak saat bernafas pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri. DO : pasien terlihat kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas tidak teratur dan frekuensi cepat pasien terlihat cemas terdapat edema pada kakinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Nyeri Kronis
3. Kecemasan
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI: Kemampuan individu untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
SIKI: Intervensi untuk membantu pasien mencapai dan mempertahankan pola napas yang efektif.
2. Nyeri Kronis
SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI: Kemampuan individu untuk mengelola nyeri kronis.
SIKI: Intervensi untuk membantu pasien mengelola nyeri kronis.
3. Kecemasan
SDKI: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang dirasakan.
SLKI: Kemampuan individu untuk mengelola kecemasan.
SIKI: Intervensi untuk membantu pasien mengelola kecemasan.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan sirosis hati, riwayat hepatitis B, dan riwayat merokok memiliki risiko tinggi mengalami gangguan pernapasan dan nyeri kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan pada pasien. Perawat perlu mengidentifikasi dan mengatasi masalah-masalah tersebut dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien. -
Article No. 16207 | 25 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Adanya obstruksi dari sekresi pernapasan akibat tuberkulosis paru.
- Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
- Penyebab: Kehilangan nafsu makan akibat penyakit tuberkulosis paru.
- Gejala dan Tanda: Kehilangan berat badan.
3. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Penyebab: Proses infeksi dan inflamasi akibat tuberkulosis paru.
- Gejala dan Tanda: Demam.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang menjadi acuan bagi perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang menjadi acuan bagi perawat dalam menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang menjadi acuan bagi perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien. -
Article No. 16208 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan pilek.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Produksi sekret berlebih, pernafasan cuping hidung, suara nafas tambahan (wheezing, mengi), batuk tidak efektif.
- Faktor yang berhubungan: Disfungsi neurologis, infeksi saluran napas atas, alergi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pola napas normal, jalan napas terbuka, tidak ada sianosis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, fisioterapi dada, terapi oksigen, edukasi pasien.
Secara singkat, diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kesulitan membersihkan saluran pernapasan dari sekret atau obstruksi sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.