Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16324 | 27 Apr 2025
Klinis : Tentukan evaluasi Gangguan integritas kulit/ jaringan untuk kasus Seorang laki-laki, Tn. Uj, berusia 57 tahun, datang dengan keluhan kencing berdarah dan tidak dapat buang air kecil selama kurang lebih enam bulan. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien didiagnosis menderita karsinoma kandung kemih. Pada bulan Juni 2023, pasien menjalani operasi dengan prosedur pembuatan stoma. Jenis operasi yang dilakukan meliputi radikal sistektomi, pembuatan urostomi, serta kolostomi sementara. Dalam proses perawatan, ditemukan permasalahan bahwa pasien dan keluarganya belum memahami cara merawat stoma, terutama karena adanya dua kantong stoma yang terpasang. Selain itu, terdapat iritasi pada kulit di sekitar stoma (peristomal). Oleh karena itu, dilakukan tindakan edukasi mengenai perawatan stoma yang benar kepada pasien dan keluarganya. Hasil intervensi menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan stoma secara mandiri. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat kesadaran pasien dalam kondisi compos mentis (CM). Tanda-tanda vital tercatat tekanan darah 110/60 mmHg, denyut nadi 86 kali per menit, frekuensi napas 18 kali per menit, dan suhu badan 36°C. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan stoma tipe end kolostomi dengan ukuran diameter 3 cm, tinggi 2 cm, panjang 32 cm, berwarna merah, dan mengeluarkan feses bertekstur padat. Jahitan masih terdapat pada area urostomi dengan lokasi stoma di rectus abdominis lower sinistra. Tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi seperti granuloma, prolaps, retraksi, maupun hernia peristomal. Skor SACS (Stoma Assessment and Complication Score) tercatat 2.0 dengan kategori L1 T2. Pasien menggunakan kantung kolostomi tipe one-piece, flat, cut to fit, transparan, dan drainable. Untuk urostomi, terpasang kantung urostomi tipe one-piece, flat, cut to fit, transparan, dan drainable. Masalah yang ditemukan adalah adanya komplikasi berupa iritasi kulit peristomal dan kurangnya pengetahuan pasien tentang tata cara penggantian kantong stoma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, dan kode SDKI-SLKI-SIKI yang dapat diterapkan untuk kondisi Tn. Uj:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan integritas kulit/jaringan
- Kode SDKI: D.0092
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
2. Faktor Terkait:
- Prosedur bedah/pembedahan: D.0092.06
- Iritasi kulit: D.0092.08
3. Batasan Karakteristik:
- Perubahan warna kulit: D.0092.01
- Iritasi kulit: D.0092.02
- Rasa tidak nyaman: D.0092.03
4. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Perawatan luka: I.0172
- Definisi: Serangkaian tindakan untuk memulihkan integritas kulit dan jaringan.
- Edukasi perawatan stoma: I.0073
- Definisi: Proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat stoma.
5. Luaran Keperawatan (SLKI):
- Integritas kulit: L.0109
- Definisi: Kondisi menyeluruh dari kulit yang meliputi struktur, fungsi, dan sensasi.
- Pengetahuan tentang perawatan stoma: L.0179
- Definisi: Pemahaman pasien dan keluarga tentang prinsip, tujuan, dan teknik perawatan stoma.
Dalam kasus Tn. Uj, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan integritas kulit/jaringan, dengan faktor terkait prosedur bedah/pembedahan dan iritasi kulit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Perawatan luka dan Edukasi perawatan stoma, serta pemantauan luaran Integritas kulit dan Pengetahuan tentang perawatan stoma. -
Article No. 16326 | 27 Apr 2025
Klinis : ASCVD
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi Penyakit Kardiovaskular Aterosklerotik (ASCVD).
1. Kode ICD-10:
- Kode: I20-I25
- Deskripsi: Penyakit Jantung Iskemik (Ischemic Heart Disease)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 36.0x, 37.0x, 38.0x, 39.0x
- Deskripsi: Berbagai prosedur revaskularisasi, seperti Coronary Artery Bypass Graft (CABG), Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA), Stenting, Tromboendarterektomi, dan lain-lain.
Penjelasan:
Penyakit Kardiovaskular Aterosklerotik (ASCVD) merupakan kelompok penyakit yang mencakup berbagai kondisi terkait dengan penebalan dan penyumbatan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak (aterosklerosis). Ini termasuk kondisi seperti Angina Pektoris (I20), Infark Miokard (I21-I22), Penyakit Jantung Iskemik Kronik (I25), dan lain-lain.
Kode ICD-10 I20-I25 mencakup spektrum diagnosis dari ASCVD, mulai dari angina hingga infark miokard akut dan penyakit jantung iskemik kronik. Sementara itu, kode ICD-9-CM 36.0x, 37.0x, 38.0x, dan 39.0x merujuk pada berbagai prosedur revaskularisasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyumbatan pembuluh darah akibat ASCVD, seperti CABG, PTCA, Stenting, dan tindakan lainnya.
Pengkodean yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, pelaporan, dan tagihan yang sesuai, serta memastikan perawatan yang komprehensif bagi pasien dengan kondisi ASCVD. -
Article No. 16254 | 26 Apr 2025
Klinis : sakit kepala bagian belakang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan membantu Anda menemukan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi sakit kepala bagian belakang.
1. Kode ICD-10:
- Kode: G44.2
- Deskripsi: Sakit kepala tipe tegang.
Penjelasan:
Kode ICD-10 G44.2 mengacu pada sakit kepala tipe tegang, yang merupakan salah satu jenis sakit kepala primer. Sakit kepala tipe tegang dicirikan oleh rasa nyeri atau tekanan di daerah kepala, terutama di bagian belakang kepala, leher, atau bahu, yang dapat disebabkan oleh ketegangan otot.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
Penjelasan:
Untuk kondisi sakit kepala tipe tegang, tidak ada tindakan atau prosedur medis yang memiliki kode ICD-9-CM yang spesifik. Penanganan umumnya dilakukan secara konservatif, seperti pemberian analgesik, terapi panas/dingin, relaksasi otot, dan terapi fisik, yang tidak memiliki kode prosedur tersendiri dalam sistem klasifikasi ICD-9-CM. -
Article No. 16255 | 26 Apr 2025
Klinis : sakit kepala bagian belakang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sakit kepala bagian belakang.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronik (Domain 12: Kenyamanan, Kelas 1: Nyeri)
Kode: 00133
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut; onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, berlangsung untuk jangka waktu lama.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Nyeri kronik adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut; onset lambat, intensitas ringan hingga berat, berlangsung untuk jangka waktu lama.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1408 Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dirasakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3340 Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pengurangan nyeri dan peningkatan toleransi terhadap nyeri yang tidak dapat dihilangkan.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami sakit kepala bagian belakang, yang dapat diklasifikasikan sebagai nyeri kronik. Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan SIKI untuk membantu pasien mengelola dan mengurangi nyeri yang dirasakan. -
Article No. 16256 | 26 Apr 2025
Klinis : sakit kepala bagian belakang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "sakit kepala bagian belakang":
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Nyeri Akut" (SDKI, 2017). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1979). Dalam kasus ini, sakit kepala bagian belakang merupakan salah satu jenis nyeri akut yang dialami oleh pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Kontrol Nyeri (SLKI, 2016): Pasien dapat mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dirasakan menjadi minimal atau dapat ditoleransi.
2. Peningkatan Kenyamanan (SLKI, 2016): Pasien dapat merasakan kenyamanan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual setelah intervensi keperawatan.
3. Peningkatan Istirahat Tidur (SLKI, 2016): Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat dan merasa segar setelah bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (SIKI, 2018):
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, intensitas, frekuensi, dan kualitas).
b. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
c. Berikan intervensi farmakologis (pemberian analgesik) dan nonfarmakologis (kompres hangat, relaksasi, distraksi) untuk mengurangi nyeri.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Peningkatan Kenyamanan (SIKI, 2018):
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman (suhu, pencahayaan, kebisingan).
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan pasien.
c. Berikan dukungan emosional dan spiritual sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Kaji dan evaluasi tingkat kenyamanan pasien secara berkala.
3. Manajemen Istirahat Tidur (SIKI, 2018):
a. Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
b. Berikan intervensi yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur, seperti teknik relaksasi, pengaturan lingkungan yang nyaman, dan pemberian obat tidur jika diperlukan.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi masalah tidur yang kompleks.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan penerapan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan kondisi sakit kepala bagian belakang dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 16257 | 26 Apr 2025
Klinis : HEMOROID
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi hemoroid.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K64
- Deskripsi: Hemoroid dan perianal trombosis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.33
- Deskripsi: Eksisi hemoroid eksternal
Penjelasan:
Hemoroid adalah kondisi di mana pembuluh darah di bagian bawah rektum dan anus membengkak dan meradang. Ini dapat menyebabkan rasa sakit, perdarahan, dan ketidaknyamanan saat buang air besar. Kode ICD-10 K64 mencakup berbagai jenis hemoroid, termasuk hemoroid internal, eksternal, dan perianal trombosis.
Terkait dengan prosedur medis, kode ICD-9-CM 45.33 merujuk pada eksisi atau pengangkatan hemoroid eksternal. Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan hemoroid yang sudah membengkak dan menyebabkan gejala yang mengganggu. Ini biasanya dilakukan dalam pengaturan bedah, baik secara terbuka maupun melalui pendekatan minimal invasif. -
Article No. 16258 | 26 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, G3P2A0, hamil 30 minggu dirawat di ruang rawat inap. TD 180/100 mmHg, Nadi 100x/menit, Pernafasan 20x/menit, terdapat edema pada ekstremitas bawah, proteinuria +.DJJ 160 x/menit KLien diberikan terapi MgSo4 melalui syringe pump. Pertanyaan : sebutkan diagnosa prioritas pada klien tersebut dan jelaskan intervensinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral (SDKI: 10.16.022)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan oksigenasi di otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala hipertensi
- Kolaborasi pemberian terapi antihipertensi
- Pantau intake dan output cairan
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen hipertensi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 13.06.024)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji status nutrisi klien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
- Berikan konseling nutrisi sesuai kondisi klien
- Pantau berat badan dan pertambahan berat badan
3. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (SDKI: 10.16.023)
Definisi: Berisiko mengalami perubahan kadar glukosa darah yang dapat menyebabkan komplikasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pantau kadar glukosa darah secara berkala
- Kolaborasi pemberian insulin atau antidiabetik sesuai kebutuhan
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen diabetes
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memandu praktik keperawatan di Indonesia. Diagnosa keperawatan prioritas untuk klien ini adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah. Perawat harus melakukan intervensi yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 16259 | 26 Apr 2025
Klinis : batuk berdahak susah keluar, sesak napas , bungi napas whezing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu: batuk berdahak susah keluar, sesak napas, bunyi napas wheezing, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00030
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
3. Risiko Aspirasi
Kode SDKI: 00039
Definisi: Berisiko mengalami masuknya cairan, makanan, benda padat, atau zat ke dalam saluran pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kode SLKI: 0306
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Pola Napas Efektif
Kode SLKI: 0310
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan normal.
3. Tidak Terjadi Aspirasi
Kode SLKI: 0315
Definisi: Tidak terjadi masuknya cairan, makanan, benda padat, atau zat ke dalam saluran pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Kode SIKI: I0138
Definisi: Mempertahankan, membuka, dan mengamankan jalan napas pasien.
2. Manajemen Ventilasi
Kode SIKI: I0149
Definisi: Memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
3. Pencegahan Aspirasi
Kode SIKI: I0151
Definisi: Mencegah masuknya cairan, makanan, benda padat, atau zat ke dalam saluran pernapasan.
Dalam konteks akademis dan persona pakar/perawat, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang telah dipaparkan di atas dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terukur bagi pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. -
Article No. 16260 | 26 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan dipimpin persalinan sejak 30 menit lalu, tidak menunjukkan adanya kemajuan persalinan karena terjadi penurunan his. Pemeriksaan DJJ terakhir 138 x/menit. Pertanyaan: Jelaskan kemungkinan diagnose keperawatan dan intervensi untuk mengatasinya Answer text Question 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI PPNI**
**Kondisi Pasien:**
Perempuan dalam fase persalinan aktif (30 menit) dengan *prolonged labor* akibat penurunan frekuensi his. Denyut jantung janin (DJJ) 138x/menit (normal).
---
### **1. Diagnosa Keperawatan Utama**
**Kode SDKI: D.0016** – **Gangguan Proses Persalinan**
*Definisi:* Ketidakmampuan ibu untuk melanjutkan persalinan secara adekuat akibat kontraksi uterus tidak efektif, hambatan mekanis, atau faktor psikologis.
*Faktor Etiologi:*
- *Hipotonik uterine dysfunction* (his lemah/tidak teratur).
- Kelelahan ibu atau ansietas.
---
### **2. Intervensi Keperawatan (SIKI) dan Kriteria Hasil (SLKI)**
#### **Intervensi Utama:**
**Kode SIKI: I.13212** – **Memantau dan Memperbaiki Kontraksi Uterus**
*Tindakan:*
- Pantau frekuensi, durasi, dan intensitas his (gunakan partograf).
- Kolaborasi pemberian *oxytocin infusion* jika indikasi (setelah evaluasi dokter).
- Anjurkan perubahan posisi (misal: berjalan, *lateral recumbent*) untuk stimulasi his.
**Kode SLKI: L.15016** – **Kontraksi Uterus Efektif**
*Kriteria Evaluasi:*
- His ≥3 kali/10 menit, durasi ≥40 detik, intensitas adekuat.
- Pembukaan serviks meningkat ≥1 cm/jam.
#### **Intervensi Pendukung:**
**Kode SIKI: I.13051** – **Manajemen Nyeri Persalinan**
*Tindakan:*
- Teknik relaksasi (*deep breathing*, masase punggung).
- Kolaborasi analgesia jika diperlukan.
**Kode SIKI: I.13202** – **Memantau Kesejahteraan Janin**
*Tindakan:*
- Auskultasi DJJ tiap 30 menit (normal: 110–160x/menit).
- Observasi cairan ketuban (warna, jumlah).
---
### **3. Rasional Ilmiah**
- **Penurunan his** dapat disebabkan oleh kelelahan, dehidrasi, atau malposisi janin. Intervensi bertujuan memulihkan pola kontraksi untuk mencegah komplikasi (e.g., *fetal distress*, infeksi intrapartum).
- **Pemantauan DJJ** esensial untuk mendeteksi hipoksia janin dini. DJJ 138x/menit masih dalam batas normal, tetapi perlu evaluasi berkelanjutan.
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 2017*.
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 2018*.
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 2019*.
Format ini memenuhi prinsip *evidence-based practice* dan standar PPNI. Evaluasi intervensi harus dilakukan tiap 1–2 jam untuk menilai progres persalinan. -
Article No. 16261 | 26 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan dipimpin persalinan sejak 30 menit lalu, tidak menunjukkan adanya kemajuan persalinan karena terjadi penurunan his. Pemeriksaan DJJ terakhir 138 x/menit. Pertanyaan: Jelaskan kemungkinan diagnose keperawatan dan intervensi untuk mengatasinya Answer text Question 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda uraikan, berikut adalah kemungkinan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat dan kodenya sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
- Kode SDKI: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Penyebab: Penurunan his (kontraksi rahim) yang dapat menyebabkan gangguan ventilasi dan oksigenasi.
2. Diagnosis Keperawatan: Risiko Intoleransi Aktivitas
- Kode SDKI: 00094
- Definisi: Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Penyebab: Penurunan his dapat menyebabkan gangguan dalam proses persalinan, sehingga berisiko meningkatkan kelelahan dan intoleransi aktivitas pada pasien.
3. Diagnosis Keperawatan: Kecemasan
- Kode SDKI: 00146
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- Penyebab: Penurunan his dan kemajuan persalinan yang tidak lancar dapat menimbulkan kecemasan pada pasien.
Intervensi Keperawatan:
1. Untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif:
- Kode SIKI: 10025
- Intervensi: Manajemen ventilasi, seperti mengajarkan teknik pernapasan yang benar, memantau pola napas, dan menyediakan oksigen jika diperlukan.
2. Untuk mengatasi Risiko Intoleransi Aktivitas:
- Kode SIKI: 10046
- Intervensi: Manajemen aktivitas, seperti mengidentifikasi faktor yang dapat meningkatkan intoleransi aktivitas, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan bantuan saat pasien melakukan aktivitas.
3. Untuk mengatasi Kecemasan:
- Kode SIKI: 10046
- Intervensi: Manajemen kecemasan, seperti memberikan informasi yang akurat, melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan, dan menggunakan teknik relaksasi.
Selain itu, perawat juga perlu melakukan intervensi lain yang sesuai, seperti memantau kemajuan persalinan, mengelola tindakan medis yang diperlukan, dan memberikan dukungan emosional kepada pasien.