Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16291 | 27 Apr 2025
Klinis : Batuk 4 hari, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu Batuk 4 hari, tidak bisa tidur, dengan tone = akademis dan persona = pakar, nurse, maka berikut ini adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pernapasan yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00032
b. Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pernapasan yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
c. Karakteristik Utama:
- Perubahan pola napas
- Penggunaan otot bantu napas
- Batuk yang tidak produktif
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 0301
b. Judul: Pemeliharaan Ventilasi
c. Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 6320
b. Judul: Manajemen Jalan Napas
c. Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi.
d. Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi pola napas
- Identifikasi penggunaan otot bantu napas
- Atur posisi untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan bronkodilator sesuai instruksi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan batuk
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk memelihara pernapasan yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya batuk yang tidak produktif dan penggunaan otot bantu napas yang menunjukkan adanya gangguan pada pola napas.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain identifikasi pola napas, pengaturan posisi, pemberian bronkodilator, oksigen, dan kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan batuk. -
Article No. 16292 | 27 Apr 2025
Klinis : Tanggal Pengkajian : 4 Februari 2025, Tanggal masuk klien : 3 Februari 2025, melalui UGD Diagnosa Medis : GEA Nama Klien : Ny. S, Perempuan / 30 tahun, menikah dengan 3 anak, agama Islam, Suku bangsa : Melayu, Pendidikan : SMA, Bahasa yg digunakan : Bahasa Indonesia, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Alamat : Komplek TNI AU Jakarta, Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien dan Keluarga Riwayat kesehatan sekarang. Keluhan utama : Diare 10x sejak kemarin pagi, mual dan muntah, lemas nafsu makan turun, hanya 2-3 sendok porsi makan, minum kurang Kronologis keluhan Sejak 2 hari yang lalu, tiba – tiba mual muntah, seingat pasien karena memakan makanan pedas, pasien mengira sakit maag, lalu pasien minum obat anti diare tetapi tdk menolong, diare dirumah kemarin 6 x dan hari ini sdh 10 x, tidak ada isinya hanya air saja. Krn lemas oleh suami pasien dibawa ke RS, dan di UGD dipasang infus. Lalu dianjurkan utk dirawat. Hasil obervasi di UGD Suhu 37,6 C, TD 100/70 mmHg, P : 16 x/mnt HR/Nadi 97 x/mnt, pasien tampak lemas dan pucat Riwayat kesehatan masa lalu : Psn mempunyai sakit maag,demam ,batuk, diare, tidak ada alergi dan tidak pemakai obat, tidak merokok Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor, resiko : Tidak ada Orang terdekat dengan klien : Ada (suami), Interaksi dalam keluarga : baik, Pembuatan Keputusan : Suami, melalui musyawarah keluarga Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien merasa terganggu dengan penyakit yang dideritanya. Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh kembali secepatnya, Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : BB terasa turun Kondisi Lingkungan Rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini : Lingkungan rumah rapih dan bersih Pola Kebiasaan Nutrisi, Frekwensi 3 x / hari, Nafsu makan; baik/tidak, Alasan (mual,muntah, dll), c. Porsi makan yang dihabiskan, tidak ada Makanan penyebab alergi . Saat ini frekuensi 2 x, tidak habis krn mual, makan hanya 2 – 3 sendok Pola kebiasaan eliminasi : Pemeriksaan saat pengkajian Berat badan dr UGD : 43 Kg (Sebelum Sakit : 44 Kg), Tinggi Badan :145 cm, Keadaan umum : Lemah Nadi : 96 x/ menit , Irama : Teratur, Denyut : kuat, Tekanan darah : 100 / 60 mm/Hg, Temperatur kulit : Hangat, Warna kulit : Kemerahan, P : 18x/mnt. Tidak sesak, teratur, dan spontan. Tingkat kesadaran : Compos mentis, Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V : 5, Suhu 36,8 C peraxilla. Abdomen : Tiadak ada kelainan, BU 40 x / menit, Kembung (+), Distensi otot perut (-), nyeri tekan epigastrium (+), Muntah : Ya Konsistensi : Makanan dan Cairan, warna makanan, Frekwensi : 5 x dalam sehari, Jumlah : ± 100 cc / muntahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi SIKI yang sesuai untuk kondisi klien Ny. S.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Diare akut (00013): Pengeluaran feses yang tidak terkontrol dan bersifat cair, yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Intoleransi aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan tenaga, kekuatan, atau sumber daya.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Luaran SLKI:
1. Diare akut (1731):
- Frekuensi diare berkurang
- Konsistensi feses kembali normal
- Tanda-tanda dehidrasi berkurang
2. Toleransi aktivitas (0005):
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Klien mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang diinginkan
3. Status nutrisi (1004):
- Berat badan klien kembali meningkat
- Asupan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
Intervensi SIKI:
1. Diare akut (3420):
- Kaji tanda dan gejala diare, frekuensi, konsistensi, dan jumlah feses
- Lakukan rehidrasi oral atau intravena sesuai kebutuhan
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
2. Manajemen aktivitas (0200):
- Kaji tingkat energi dan toleransi aktivitas klien
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Anjurkan klien untuk beristirahat yang cukup
- Lakukan evaluasi secara berkala terhadap kemampuan aktivitas klien
3. Manajemen nutrisi (1100):
- Kaji status nutrisi klien, asupan makanan, dan berat badan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
- Pantau asupan nutrisi dan perubahan berat badan klien
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Diare akut (00013): Klien mengalami diare 10 kali sejak kemarin pagi, yang berlangsung secara tiba-tiba dan kurang dari 14 hari.
- Intoleransi aktivitas (00092): Klien merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal.
- Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Klien mengalami penurunan nafsu makan, hanya mampu menghabiskan 2-3 sendok makan, serta mengalami penurunan berat badan.
2. Luaran SLKI:
- Diare akut (1731): Diharapkan frekuensi diare berkurang, konsistensi feses kembali normal, dan tanda-tanda dehidrasi berkurang.
- Toleransi aktivitas (0005): Diharapkan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih dan mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang diinginkan.
- Status nutrisi (1004): Diharapkan berat badan klien kembali meningkat, asupan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
3. Intervensi SIKI:
- Diare akut (3420): Intervensi ini bertujuan untuk mengatasi diare akut yang dialami klien, termasuk mengevaluasi tanda dan gejala, melakukan rehidrasi, serta menganjurkan konsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna.
- Manajemen aktivitas (0200): Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, serta memantau tingkat energi dan toleransi aktivitas klien.
- Manajemen nutrisi (1100): Intervensi ini bertujuan untuk mengevaluasi status nutrisi klien, menyusun rencana diet yang sesuai, serta memantau asupan nutrisi dan perubahan berat badan klien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 16293 | 27 Apr 2025
Klinis : Tanggal Pengkajian : 4 Februari 2025, Tanggal masuk klien : 3 Februari 2025, melalui UGD Diagnosa Medis : GEA Nama Klien : Ny. S, Perempuan / 30 tahun, menikah dengan 3 anak, agama Islam, Suku bangsa : Melayu, Pendidikan : SMA, Bahasa yg digunakan : Bahasa Indonesia, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Alamat : Komplek TNI AU Jakarta, Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien dan Keluarga Riwayat kesehatan sekarang. Keluhan utama : Diare 10x sejak kemarin pagi, mual dan muntah, lemas nafsu makan turun, hanya 2-3 sendok porsi makan, minum kurang Kronologis keluhan Sejak 2 hari yang lalu, tiba – tiba mual muntah, seingat pasien karena memakan makanan pedas, pasien mengira sakit maag, lalu pasien minum obat anti diare tetapi tdk menolong, diare dirumah kemarin 6 x dan hari ini sdh 10 x, tidak ada isinya hanya air saja. Krn lemas oleh suami pasien dibawa ke RS, dan di UGD dipasang infus. Lalu dianjurkan utk dirawat. Hasil obervasi di UGD Suhu 37,6 C, TD 100/70 mmHg, P : 16 x/mnt HR/Nadi 97 x/mnt, pasien tampak lemas dan pucat Riwayat kesehatan masa lalu : Psn mempunyai sakit maag,demam ,batuk, diare, tidak ada alergi dan tidak pemakai obat, tidak merokok Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor, resiko : Tidak ada Orang terdekat dengan klien : Ada (suami), Interaksi dalam keluarga : baik, Pembuatan Keputusan : Suami, melalui musyawarah keluarga Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien merasa terganggu dengan penyakit yang dideritanya. Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh kembali secepatnya, Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : BB terasa turun Kondisi Lingkungan Rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini : Lingkungan rumah rapih dan bersih Pola Kebiasaan Nutrisi, Frekwensi 3 x / hari, Nafsu makan; baik/tidak, Alasan (mual,muntah, dll), c. Porsi makan yang dihabiskan, tidak ada Makanan penyebab alergi . Saat ini frekuensi 2 x, tidak habis krn mual, makan hanya 2 – 3 sendok Pola kebiasaan eliminasi : Pemeriksaan saat pengkajian Berat badan dr UGD : 43 Kg (Sebelum Sakit : 44 Kg), Tinggi Badan :145 cm, Keadaan umum : Lemah Nadi : 96 x/ menit , Irama : Teratur, Denyut : kuat, Tekanan darah : 100 / 60 mm/Hg, Temperatur kulit : Hangat, Warna kulit : Kemerahan, P : 18x/mnt. Tidak sesak, teratur, dan spontan. Tingkat kesadaran : Compos mentis, Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V : 5, Suhu 36,8 C peraxilla. Abdomen : Tiadak ada kelainan, BU 40 x / menit, Kembung (+), Distensi otot perut (-), nyeri tekan epigastrium (+), Muntah : Ya Konsistensi : Makanan dan Cairan, warna makanan, Frekwensi : 5 x dalam sehari, Jumlah : ± 100 cc / muntahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya yang dapat ditetapkan untuk kondisi Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut (00013)
SDKI: Diare akut
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara mendadak dan dalam frekuensi yang lebih sering dari biasanya.
SLKI: Keseimbangan cairan dan elektrolit
SIKI: Manajemen diare
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Manajemen nutrisi
SIKI: Manajemen nutrisi
3. Risiko dehidrasi (00028)
SDKI: Risiko dehidrasi
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi intake.
SLKI: Keseimbangan cairan dan elektrolit
SIKI: Manajemen hidrasi
4. Fatigue (00093)
SDKI: Fatigue
Definisi: Pengalaman yang berkelanjutan akan kekurangan energi dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa.
SLKI: Pemulihan
SIKI: Manajemen fatigue
Penjelasan singkat:
1. Diare akut: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara mendadak dan dalam frekuensi yang lebih sering dari biasanya, yang disebabkan oleh infeksi saluran cerna.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik akibat mual, muntah, dan nafsu makan yang menurun.
3. Risiko dehidrasi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi intake akibat diare dan muntah yang berlebihan.
4. Fatigue: Pengalaman berkelanjutan akan kekurangan energi dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa akibat kondisi klien yang lemah. -
Article No. 16294 | 27 Apr 2025
Klinis : Tanggal Pengkajian : 4 Februari 2025, Tanggal masuk klien : 3 Februari 2025, melalui UGD Diagnosa Medis : GEA Nama Klien : Ny. S, Perempuan / 30 tahun, menikah dengan 3 anak, agama Islam, Suku bangsa : Melayu, Pendidikan : SMA, Bahasa yg digunakan : Bahasa Indonesia, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Alamat : Komplek TNI AU Jakarta, Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien dan Keluarga Riwayat kesehatan sekarang. Keluhan utama : Diare 10x sejak kemarin pagi, mual dan muntah, lemas nafsu makan turun, hanya 2-3 sendok porsi makan, minum kurang Kronologis keluhan Sejak 2 hari yang lalu, tiba – tiba mual muntah, seingat pasien karena memakan makanan pedas, pasien mengira sakit maag, lalu pasien minum obat anti diare tetapi tdk menolong, diare dirumah kemarin 6 x dan hari ini sdh 10 x, tidak ada isinya hanya air saja. Krn lemas oleh suami pasien dibawa ke RS, dan di UGD dipasang infus. Lalu dianjurkan utk dirawat. Hasil obervasi di UGD Suhu 37,6 C, TD 100/70 mmHg, P : 16 x/mnt HR/Nadi 97 x/mnt, pasien tampak lemas dan pucat Riwayat kesehatan masa lalu : Psn mempunyai sakit maag,demam ,batuk, diare, tidak ada alergi dan tidak pemakai obat, tidak merokok Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor, resiko : Tidak ada Orang terdekat dengan klien : Ada (suami), Interaksi dalam keluarga : baik, Pembuatan Keputusan : Suami, melalui musyawarah keluarga Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien merasa terganggu dengan penyakit yang dideritanya. Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh kembali secepatnya, Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : BB terasa turun Kondisi Lingkungan Rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini : Lingkungan rumah rapih dan bersih Pola Kebiasaan Nutrisi, Frekwensi 3 x / hari, Nafsu makan; baik/tidak, Alasan (mual,muntah, dll), c. Porsi makan yang dihabiskan, tidak ada Makanan penyebab alergi . Saat ini frekuensi 2 x, tidak habis krn mual, makan hanya 2 – 3 sendok Pola kebiasaan eliminasi : Pemeriksaan saat pengkajian Berat badan dr UGD : 43 Kg (Sebelum Sakit : 44 Kg), Tinggi Badan :145 cm, Keadaan umum : Lemah Nadi : 96 x/ menit , Irama : Teratur, Denyut : kuat, Tekanan darah : 100 / 60 mm/Hg, Temperatur kulit : Hangat, Warna kulit : Kemerahan, P : 18x/mnt. Tidak sesak, teratur, dan spontan. Tingkat kesadaran : Compos mentis, Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V : 5, Suhu 36,8 C peraxilla. Abdomen : Tiadak ada kelainan, BU 40 x / menit, Kembung (+), Distensi otot perut (-), nyeri tekan epigastrium (+), Muntah : Ya Konsistensi : Makanan dan Cairan, warna makanan, Frekwensi : 5 x dalam sehari, Jumlah : ± 100 cc / muntahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus Ny. S dengan **Gastroenteritis Akut (GEA)**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI Code: D.0016)**
**Definisi:**
Kondisi di mana tubuh mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan serta elektrolit, yang dapat mengganggu fungsi fisiologis.
**Data Pendukung:**
- Diare 10×/hari dengan konsistensi cair.
- Muntah 5×/hari (±100 cc/muntahan).
- Tanda dehidrasi: TD 100/60 mmHg, nadi 96x/mnt, kulit kemerahan, lemas.
- Asupan nutrisi dan cairan menurun (hanya 2-3 sendok makan).
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: L.0401 – Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga**
**Kriteria Evaluasi:**
- Tanda vital stabil (TD ≥ 90/60 mmHg, nadi 60-100x/mnt).
- Turgor kulit normal.
- Frekuensi diare dan muntah berkurang.
- Asupan cairan dan nutrisi meningkat.
**Indikator:**
- Klien menunjukkan hidrasi adekuat (mukosa bibir lembap, urine jernih).
- Klien mampu minum ≥1500 cc/hari.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: I.0401 – Manajemen Keseimbangan Cairan dan Elektrolit**
**Tindakan Keperawatan:**
- **Memantau tanda vital** (TD, nadi, suhu, pernapasan) tiap 4 jam.
- **Memantau intake-output cairan** (catat frekuensi diare/muntah, ukur urine).
- **Memberikan terapi rehidrasi oral/IV** sesuai protokol.
- **Edukasi pentingnya asupan cairan** (oralit, air putih, kuah sayur).
- **Kolaborasi pemberian obat** (antiemetik, antidiare, elektrolit).
---
### **4. Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: D.0002)**
**Definisi:**
Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik akibat mual, muntah, dan anoreksia.
**SLKI Code: L.0301 – Status Nutrisi Memadai**
**SIKI Code: I.0301 – Manajemen Nutrisi**
**Tindakan:**
- Berikan diet rendah serat dan rendah lemak (bubur, pisang).
- Anjurkan makan sedikit tapi sering.
- Pantau berat badan dan asupan kalori.
---
### **5. Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Nyeri Akut (Epigastrium) (SDKI Code: D.0029)**
**Definisi:**
Ketidaknyamanan akibat inflamasi lambung/usus.
**SLKI Code: L.0101 – Nyeri Terkontrol**
**SIKI Code: I.0101 – Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
- Kompres hangat epigastrium.
- Kolaborasi pemberian analgesik (jika diperlukan).
---
### **Catatan Penting:**
- **Prioritas Intervensi:** Rehidrasi dan pemantauan tanda dehidrasi adalah utama.
- **Dokumentasi:** Catat frekuensi diare/muntah, respons terapi, dan perubahan status klinis.
Format ini sesuai dengan **standar PPNI** dan dapat disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit. Semoga membantu!
**Salam,**
*[Nama Perawat]*
*Asisten Klinis* -
Article No. 16295 | 27 Apr 2025
Klinis : Luka bakar pada punggung, bokong kanan kiri, paha belakang kanan kiri, dan area genital, luas luka bakar 33%, grade II-III
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi luka bakar yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Kode SDKI: R.Inf
- Definisi: Rentan terhadap masuknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Integritas Kulit Terganggu
- Kode SDKI: I.Ku
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
3. Nyeri Akut
- Kode SDKI: N.Ak
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
4. Gangguan Citra Tubuh
- Kode SDKI: G.Ct
- Definisi: Persepsi individual tentang penampilan fisik dan fungsi tubuh yang tidak sesuai dengan realitas.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Merupakan panduan resmi diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Setiap diagnosa keperawatan memiliki kode dan definisi terstandar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan panduan resmi hasil/luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Setiap luaran keperawatan memiliki kode dan definisi terstandar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan panduan resmi intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Setiap intervensi keperawatan memiliki kode dan definisi terstandar.
Dengan menggunakan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang terstandar, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 16296 | 27 Apr 2025
Klinis : Luka bakar pada punggung, bokong kanan kiri, paha belakang kanan kiri, dan area genital, luas luka bakar 33%, grade II-III
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan luka bakar yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perfusi Jaringan Terganggu berhubungan dengan luka bakar yang luas pada punggung, bokong, paha, dan area genital.
Pasien mengalami luka bakar dengan luas 33% pada area punggung, bokong, paha, dan genital dengan grade II-III. Hal ini dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan yang dapat mengancam integritas kulit, fungsi organ, dan kondisi umum pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan: Lancar
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi jaringan (pucat, dingin, kebas, dll.)
- Tidak ada tanda-tanda disfungsi organ
- Proses penyembuhan luka bakar berjalan dengan baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Luka
- Melakukan perawatan luka secara aseptik dan lembut
- Menerapkan teknik debridemen yang tepat untuk menghilangkan jaringan nekrotik
- Memilih balutan yang sesuai untuk menjaga kelembaban dan mencegah infeksi
- Memantau tanda-tanda infeksi dan peradangan
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Memantau intake dan output cairan
- Mengganti cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Manajemen Nyeri
- Menilai intensitas dan karakteristik nyeri
- Memberikan analgesik sesuai kebutuhan
- Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri
4. Terapi Oksigen
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
- Memantau status oksigenasi pasien
5. Manajemen Risiko
- Mencegah komplikasi terkait luka bakar, seperti infeksi, syok, dan gagal organ
- Memantau tanda-tanda komplikasi dan segera menanganinya
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada pencegahan, pemulihan, dan pencegahan komplikasi, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perfusi jaringan yang lancar. -
Article No. 16297 | 27 Apr 2025
Klinis : Luka bakar pada punggung, bokong kanan kiri, paha belakang kanan kiri, dan area genital, luas luka bakar 33%, grade II-III
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus luka bakar dengan kondisi yang Anda sebutkan:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Integritas Jaringan (SDKI Code: 00044)**
*Definisi:* Kerusakan jaringan epidermis dan/atau dermis yang mengakibatkan terganggunya struktur dan fungsi kulit.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Luka bakar derajat II-III pada punggung, bokong kanan-kiri, paha belakang kanan-kiri, dan area genital dengan luas 33%.
- Risiko infeksi, nekrosis jaringan, dan gangguan sirkulasi.
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Penyembuhan Luka: Tingkat Kedua (SLKI Code: 1103)**
*Kriteria Evaluasi:*
- Luka menunjukkan tanda granulasi.
- Tidak ada tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor, functio laesa).
- Pengurangan ukuran luka secara bertahap.
**Perlindungan Kulit (SLKI Code: 1101)**
*Kriteria Evaluasi:*
- Kulit sekitar luka tetap utuh.
- Tidak ada perluasan area luka bakar.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Perawatan Luka (SIKI Code: 3530)**
*Tindakan:*
- Lakukan pembersihan luka dengan teknik aseptik.
- Berikan balutan steril sesuai indikasi (hydrogel, silver sulfadiazine, atau balutan biologis).
- Pantau tanda infeksi dan perkembangan penyembuhan luka.
**Manajemen Nyeri (SIKI Code: 1410)**
*Tindakan:*
- Berikan analgesik sesuai protokol (NSAID atau opioid jika diperlukan).
- Gunakan teknik non-farmakologis (distraksi, relaksasi).
**Pencegahan Infeksi (SIKI Code: 6540)**
*Tindakan:*
- Pertahankan teknik aseptik saat perawatan luka.
- Berikan antibiotik topikal/sistemik sesuai indikasi.
- Pantau tanda-tanda sepsis (demam, leukositosis, hipotensi).
**Rehabilitasi Luka Bakar (SIKI Code: 3534)**
*Tindakan:*
- Lakukan mobilisasi bertahap untuk mencegah kontraktur.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan ROM (Range of Motion).
- Berikan edukasi perawatan luka di rumah.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Tingkat Keparahan:** Luka bakar grade II-III dengan luas 33% termasuk kategori berat (kriteria ABA: >20% pada dewasa memerlukan perawatan intensif).
- **Area Kritis:** Luka bakar di area genital berisiko tinggi terhadap infeksi dan gangguan eliminasi, sehingga memerlukan perhatian khusus.
- **Kolaborasi:** Diperlukan kerja sama dengan dokter, nutrisionis, dan fisioterapis untuk manajemen komprehensif.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan.
*(Ditulis dalam format RTF dengan gaya formal dan akademis sesuai permintaan.)* -
Article No. 16298 | 27 Apr 2025
Klinis : Luka bakar pada punggung, bokong kanan kiri, paha belakang kanan kiri, dan area genital, luas luka bakar 33%, grade II-III
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi luka bakar dengan kriteria yang Anda sebutkan:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Integritas Jaringan (SDKI: 00044)**
*Definisi:* Kerusakan jaringan epidermis dan/atau dermis yang mengakibatkan terganggunya struktur dan fungsi kulit.
**Kriteria Mayor:**
- Luka terbuka (ulkus)
- Kerusakan jaringan kulit (mis. luka bakar)
- Perubahan warna kulit (eritema, nekrosis)
**Kriteria Minor:**
- Nyeri pada area luka
- Edema lokal
- Perubahan suhu kulit
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Penyembuhan Luka: Kulit (SLKI: 1103)**
*Definisi:* Proses pemulihan integritas kulit setelah mengalami kerusakan.
**Indikator:**
1. **Epidermis utuh** (Skala 1–5)
2. **Tidak ada tanda infeksi** (Skala 1–5)
3. **Nyeri berkurang** (Skala 1–5)
4. **Pembentukan jaringan granulasi** (Skala 1–5)
5. **Penurunan ukuran luka** (Skala 1–5)
*Target Luaran:* Mencapai skor ≥4 pada semua indikator dalam waktu 2–4 minggu.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Perawatan Luka (SIKI: 3520)**
*Definisi:* Tindakan untuk memfasilitasi penyembuhan luka dan mencegah komplikasi.
**Aktivitas:**
1. **Inspeksi luka** setiap pergantian balutan untuk menilai perkembangan penyembuhan.
2. **Lakukan debridemen** (jika diperlukan) untuk membersihkan jaringan nekrotik.
3. **Gunakan balutan steril** sesuai jenis luka (hidrogel, alginat, atau silver dressing untuk luka bakar grade II-III).
4. **Monitor tanda infeksi** (eritema, pus, bau tidak sedap, demam).
5. **Kolaborasi pemberian analgesik** untuk manajemen nyeri.
---
### **Diagnosa Tambahan (Jika Diperlukan):**
1. **Nyeri Akut (SDKI: 00132)** → Intervensi: Manajemen Nyeri (SIKI: 1400)
2. **Risiko Infeksi (SDKI: 00004)** → Intervensi: Pencegahan Infeksi (SIKI: 3540)
3. **Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI: 00085)** → Intervensi: Terapi Posisi (SIKI: 0840)
---
### **Catatan Akademis:**
- **Luas luka bakar 33%** termasuk kategori *major burn* (kriteria ABA), memerlukan resusitasi cairan (Rumus Parkland/Brooke).
- **Grade II-III** menunjukkan kerusakan epidermis hingga dermis (partial-thickness hingga full-thickness), memerlukan perawatan intensif untuk mencegah kontraktur dan infeksi.
- **Area genital** rentan terhadap kontaminasi urine/feses, sehingga perlu perhatian khusus pada higienitas.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan dokumentasi keperawatan berbasis evidence-based practice.
*(Kode SDKI, SLKI, dan SIKI mengacu pada buku standar PPNI Edisi terbaru.)* -
Article No. 16299 | 27 Apr 2025
Klinis : Pasien mengatakan mata kanan nya buram sejak satu tahun yang lalu Pasien mengatakan merasa kesal karena aktivitas nya menjadi terganggu Do: Mata tampak berwarna putih Melihat ke satu arah Diosrentasi orang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan dengan kondisi pasien berdasarkan data yang diberikan:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan (SDKI Code: 00172)**
*Definisi:* Penurunan, perubahan, atau ketidakmampuan dalam menerima dan memproses rangsangan visual.
**Data Pendukung:**
1. *Subjektif:*
- Pasien mengeluh mata kanan buram sejak 1 tahun lalu.
- Pasien merasa kesal karena aktivitas terganggu.
2. *Objektif:*
- Mata tampak berwarna putih (mungkin indikasi katarak atau gangguan kornea).
- Melihat ke satu arah (mungkin nistagmus atau gangguan penglihatan sentral).
- Disorientasi orang (gangguan kognitif sekunder akibat gangguan penglihatan).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kempertahankan Fungsi Penglihatan (SLKI Code: 1406)**
*Kriteria Evaluasi:*
- Pasien mampu mengenali objek dalam jarak normal.
- Pasien melaporkan penurunan gejala buram.
- Pasien dapat beradaptasi dengan keterbatasan penglihatan.
**Meningkatkan Koping terhadap Gangguan Penglihatan (SLKI Code: 1308)**
*Kriteria Evaluasi:*
- Pasien mengungkapkan perasaan lebih tenang.
- Pasien mampu menggunakan strategi adaptif untuk aktivitas sehari-hari.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Manajemen Gangguan Penglihatan (SIKI Code: 6410)**
*Tindakan:*
- Ajarkan teknik perlindungan mata (misal: hindari paparan cahaya langsung).
- Kolaborasi dengan dokter mata untuk pemeriksaan lebih lanjut (visus, funduskopi).
- Berikan lingkungan yang aman untuk mencegah cedera.
**Dukungan Emosional (SIKI Code: 5270)**
*Tindakan:*
- Dengarkan keluhan pasien dengan empati.
- Bantu pasien mengidentifikasi sumber stres terkait gangguan penglihatan.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
---
### **Catatan Akademis:**
Kondisi pasien mengindikasikan kemungkinan **katarak, degenerasi makula, atau gangguan saraf optik**, sehingga diperlukan pemeriksaan oftalmologi lebih lanjut. Gangguan penglihatan yang berkepanjangan dapat memengaruhi kualitas hidup dan kognisi (disorientasi), sehingga intervensi keperawatan harus mencakup aspek fisik dan psikologis.
*(Referensi: PPNI, 2017-2019 – Standar Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia)*
Format RTF terlampir.
[File RTF dapat disimulasikan dengan struktur di atas.]
---
**Persona: Pakar Keperawatan**
*Tone: Akademis, Jelas, dan Berbasis Evidence* -
Article No. 16300 | 27 Apr 2025
Klinis : resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi risiko jatuh, dengan format akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh (00155)
Definisi:
Rentan mengalami cedera fisik akibat perubahan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang aman.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0155
Definisi: Rentan mengalami cedera fisik akibat perubahan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang aman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.0155
Definisi: Pemulihan dan peningkatan kemampuan individu untuk mempertahankan posisi tubuh yang aman dan mencegah terjadinya cedera fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.0155
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan posisi tubuh yang aman dan mencegah terjadinya cedera fisik pada individu yang rentan jatuh.
Penjelasan Singkat:
Risiko Jatuh merupakan diagnosa keperawatan yang mengidentifikasi adanya kerentanan pasien untuk mengalami cedera fisik akibat perubahan kemampuan dalam mempertahankan posisi tubuh yang aman. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi yang lebih rinci mengenai kondisi ini. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) kemudian menjelaskan tujuan utama dari asuhan keperawatan, yaitu memulihkan dan meningkatkan kemampuan pasien untuk mempertahankan posisi tubuh yang aman dan mencegah terjadinya cedera. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan panduan bagi perawat dalam melakukan serangkaian aktivitas untuk mencapai tujuan tersebut.