Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16382 | 28 Apr 2025
Klinis : Selama 10 tahun terakhir, Tn. D memiliki kebiasaan merokok sekitar 1 bungkus per hari. Merokok bagi Tn. D merupakan identitas sebagai laki-laki sejati dan kebiasaan ini sulit dihentikan karena jika tidak merokok, ia merasa mulutnya pahit. Bahkan, Tn. D lebih memilih menahan lapar daripada menahan keinginan merokok. Karena kesibukan bekerja, ia jarang berolahraga. Dalam satu minggu terakhir, Tn. D mengeluhkan batuk bersputum yang sering kambuh terutama saat cuaca dingin, disertai nyeri pada dada, pundak, punggung, dan lengan kiri. Ia juga mengalami penurunan berat badan dalam sebulan terakhir. Saat pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 130/85 mmHg, frekuensi nadi 96 kali/menit dengan irama reguler dan teraba kuat, serta frekuensi respirasi 24 kali/menit yang cepat dan dangkal. Saturasi oksigen saat istirahat pada udara ruangan menunjukkan angka 90%, mengindikasikan hipoksemia ringan. Suhu tubuh tercatat 37,5°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan pada tingkat yang diharapkan
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi (Kode: 00168)
- Definisi: Intervensi untuk mengatur, memantau, dan memfasilitasi penggunaan energi secara efektif.
2. Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
- SLKI: Perbaikan Pola Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas (Kode: 03140)
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang terbuka, lancar, dan adekuat.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
- SLKI: Peningkatan Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi (Kode: 01120)
- Definisi: Intervensi untuk mengatur dan memfasilitasi asupan nutrisi yang adekuat.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penyakit Kardiovaskular
- SDKI: Berisiko mengalami penyakit kardiovaskular yang dapat disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau tidak dapat dimodifikasi
- SLKI: Kontrol Risiko Kardiovaskular
- SIKI: Manajemen Risiko Kardiovaskular (Kode: 03370)
- Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi, memonitor, dan mengendalikan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Penjelasan singkat:
- Intoleransi Aktivitas: Disebabkan oleh kebiasaan merokok yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik, sehingga mempengaruhi toleransi aktivitas.
- Pola Napas Tidak Efektif: Disebabkan oleh kondisi pernapasan yang terganggu akibat batuk bersputum dan hipoksemia ringan.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Disebabkan oleh penurunan berat badan dalam sebulan terakhir, kemungkinan akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat.
- Risiko Penyakit Kardiovaskular: Disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang dimiliki Tn. D, seperti merokok, gaya hidup kurang aktif, dan tekanan darah yang cukup tinggi. -
Article No. 16383 | 28 Apr 2025
Klinis : Selama 10 tahun terakhir, Tn. D memiliki kebiasaan merokok sekitar 1 bungkus per hari. Merokok bagi Tn. D merupakan identitas sebagai laki-laki sejati dan kebiasaan ini sulit dihentikan karena jika tidak merokok, ia merasa mulutnya pahit. Bahkan, Tn. D lebih memilih menahan lapar daripada menahan keinginan merokok. Karena kesibukan bekerja, ia jarang berolahraga. Dalam satu minggu terakhir, Tn. D mengeluhkan batuk bersputum yang sering kambuh terutama saat cuaca dingin, disertai nyeri pada dada, pundak, punggung, dan lengan kiri. Ia juga mengalami penurunan berat badan dalam sebulan terakhir. Saat pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 130/85 mmHg, frekuensi nadi 96 kali/menit dengan irama reguler dan teraba kuat, serta frekuensi respirasi 24 kali/menit yang cepat dan dangkal. Saturasi oksigen saat istirahat pada udara ruangan menunjukkan angka 90%, mengindikasikan hipoksemia ringan. Suhu tubuh tercatat 37,5°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik Utama: Kelelahan yang dilaporkan, Dada/otot yang nyeri saat aktivitas, Dispnea saat aktivitas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi alveolar yang adekuat.
- Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi napas, Perubahan kedalaman napas, Hipoksemia.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap sumber ancaman atau bahaya yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Karakteristik Utama: Perasaan tegang, Aktivitas motorik yang meningkat, Kekhawatiran yang diekspresikan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil:
- Mendemonstrasikan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami dispnea atau kelelahan.
- Melaporkan peningkatan energi saat aktivitas.
- Mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal saat aktivitas.
2. Pola Napas Efektif
- Definisi: Ventilasi alveolar yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal.
- Irama napas teratur.
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
- Saturasi oksigen dalam rentang normal.
3. Tingkat Kecemasan Terkendali
- Definisi: Pengalaman emosional yang ditandai dengan perasaan ketakutan, kekhawatiran, atau keprihatinan yang dapat dikendalikan.
- Kriteria Hasil:
- Melaporkan perasaan tenang.
- Tidak menunjukkan tanda-tanda kecemasan fisik.
- Mengungkapkan keyakinan dalam mengatasi situasi saat ini.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Atur aktivitas sesuai toleransi klien.
- Anjurkan klien melakukan latihan fisik yang teratur dan sesuai kemampuan.
- Berikan edukasi tentang manfaat berhenti merokok dan menjalani gaya hidup sehat.
- Bantu klien menetapkan tujuan peningkatan aktivitas yang realistis.
2. Pola Napas Tidak Efektif:
- Pantau tanda-tanda vital, khususnya frekuensi napas dan saturasi oksigen.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal.
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik untuk meningkatkan ventilasi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan penyakit pernapasan.
3. Kecemasan:
- Bina hubungan saling percaya dengan klien.
- Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan dan strategi koping yang efektif.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang sesuai untuk mengurangi kecemasan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Tn. D adalah Intoleransi Aktivitas, Pola Napas Tidak Efektif, dan Kecemasan. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan Toleransi Aktivitas, Pola Napas Efektif, dan Tingkat Kecemasan Terkendali. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengaturan aktivitas, latihan fisik, edukasi, pemantauan tanda-tanda vital, terapi oksigen, teknik pernapasan, dukungan emosional, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Pendekatan yang digunakan bersifat holistik dan berpusat pada klien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 16286 | 27 Apr 2025
Klinis : akitfitas intoleran
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "aktivitas intoleran":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Aktivitas Intoleran". Aktivitas Intoleran didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan energi, intoleransi terhadap aktivitas, atau kelemahan fisik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit kronis, penurunan fungsi kardiovaskular, atau kelelahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran atau output berikut:
a. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien menunjukkan peningkatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau gejala yang berlebihan.
b. Kontrol Energi Meningkat: Pasien mampu mengatur penggunaan energinya secara efektif sehingga dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
c. Kekuatan Fisik Meningkat: Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan dan stamina fisik, sehingga dapat melakukan aktivitas dengan lebih baik.
d. Kepuasan Aktivitas Meningkat: Pasien merasa puas dengan kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Aktivitas:
- Membantu pasien mengidentifikasi dan menghindari aktivitas yang melebihi batas toleransinya.
- Mengajarkan teknik penghematan energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas, pemilihan aktivitas yang lebih ringan, dan penggunaan alat bantu.
- Memfasilitasi pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap dan teratur, dengan memperhatikan periode istirahat yang cukup.
b. Peningkatan Kekuatan dan Latihan Fisik:
- Merancang program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti latihan kardiovaskular, latihan kekuatan, dan latihan fleksibilitas.
- Memantau tanda-tanda vital dan respons pasien selama latihan, serta menyesuaikan intensitas dan durasi latihan sesuai toleransi pasien.
- Memberikan motivasi dan dukungan kepada pasien untuk melakukan latihan secara konsisten.
c. Manajemen Kelelahan:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelelahan pada pasien.
- Mengajarkan teknik manajemen kelelahan, seperti pengaturan pola tidur, nutrisi yang adekuat, dan pengelolaan stres.
- Membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengelola gejala kelelahan saat melakukan aktivitas.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, kontrol energi, kekuatan fisik, dan kepuasan aktivitas, sehingga dapat hidup dengan lebih mandiri dan berkualitas. -
Article No. 16287 | 27 Apr 2025
Klinis : manajemen diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi Manajemen Diare berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00011
Nama: Diare
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, yaitu frekuensi yang meningkat dan konsistensi yang encer, disertai dengan kandungan air yang berlebihan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Dalam kasus manajemen diare, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Diare" dengan kode 00011.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Beberapa luaran yang dapat diterapkan untuk manajemen diare antara lain:
- Kode: 00501 - Kontrol defekasi: tujuan tercapai
- Kode: 00502 - Hidrasi: tujuan tercapai
- Kode: 00503 - Pemulihan kondisi fisik: tujuan tercapai
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan. Beberapa intervensi yang dapat diterapkan untuk manajemen diare antara lain:
- Kode: 00011 - Manajemen diare
- Kode: 00125 - Manajemen cairan
- Kode: 00126 - Perawatan kandung kemih
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 16288 | 27 Apr 2025
Klinis : Pasien mengatakan pasien datang ke IGD RSUD Gemolong pada Senin, 21 April 2025 pada pukul 16.30 dengan keluhan merasa sesak nafas sejak hari Minggu, 20 April 2025 dan keluhan sesak terasa bertambah parah saat pasien berbaring ataupun setelah melakukan aktivitas. Selama di IGD pasien mendapatkan terapi inf RL 20 tpm, inj Patoprazole, Inj. Furosemide, dan NS 3 lpm. Saat dilakukan pengkajian pada Selasa, 22 April 2025 pukul 07.00 didapat data subjektif pasien mengatakan bahwa pasien merasa sesak nafas dengan keluhan sesak semakin bertambah parah dan terasa jika pasien berbaring ataupun setelah melakukan aktivitas seperti ke toilet maupun berganti pakaian. Pasien juga menambahkan dirinya mudah merasa lelah, tubuhnya terasa tidak nyaman saat melakukan aktivitas ringan, dan merasa lemas. Data objektif pada pengkajian, pasien diketahui pasien tampak mengalami sesak nafas yang dibuktikan dengan bernafas ngos-ngosan, menggunakan pernafasan pursed lip, serta tampak lemah. Hasil pemeriksaan terhadap tanda vital didapat TD 183/100 mmHg, S 36,9°C, SPO2 99%, N 93 x/mnt, RR 24x/mnt, dan SPO2 95%.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif (Congestive heart failure)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena (Infusion of other therapeutic or prophylactic substance)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I50.0 untuk "Gagal jantung kongestif" sesuai dengan keluhan pasien yaitu sesak napas, terutama saat berbaring atau melakukan aktivitas, serta adanya tanda-tanda seperti nafas ngos-ngosan, menggunakan pernafasan pursed lip, dan tampak lemah. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya gangguan fungsi jantung yang menyebabkan gagal jantung kongestif.
2. Kode ICD-9-CM 99.15 untuk "Pemberian cairan intravena" sesuai dengan tindakan medis yang diberikan saat pasien berada di IGD, yaitu pemberian terapi infus RL 20 tpm, injeksi Pantoprazole, injeksi Furosemide, dan oksigen 3 lpm. Tindakan-tindakan tersebut merupakan bagian dari penanganan awal pasien dengan gagal jantung kongestif.
Secara keseluruhan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut adalah gagal jantung kongestif (I50.0) dan pemberian cairan intravena (99.15). -
Article No. 16289 | 27 Apr 2025
Klinis : Pasien mengatakan pasien datang ke IGD RSUD Gemolong pada Senin, 21 April 2025 pada pukul 16.30 dengan keluhan merasa sesak nafas sejak hari Minggu, 20 April 2025 dan keluhan sesak terasa bertambah parah saat pasien berbaring ataupun setelah melakukan aktivitas. Selama di IGD pasien mendapatkan terapi inf RL 20 tpm, inj Patoprazole, Inj. Furosemide, dan NS 3 lpm. Saat dilakukan pengkajian pada Selasa, 22 April 2025 pukul 07.00 didapat data subjektif pasien mengatakan bahwa pasien merasa sesak nafas dengan keluhan sesak semakin bertambah parah dan terasa jika pasien berbaring ataupun setelah melakukan aktivitas seperti ke toilet maupun berganti pakaian. Pasien juga menambahkan dirinya mudah merasa lelah, tubuhnya terasa tidak nyaman saat melakukan aktivitas ringan, dan merasa lemas. Data objektif pada pengkajian, pasien diketahui pasien tampak mengalami sesak nafas yang dibuktikan dengan bernafas ngos-ngosan, menggunakan pernafasan pursed lip, serta tampak lemah. Hasil pemeriksaan terhadap tanda vital didapat TD 183/100 mmHg, S 36,9°C, SPO2 99%, N 93 x/mnt, RR 24x/mnt, dan SPO2 95%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Kode 00032, Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Kode L-0002, Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- SIKI: Kode I-0001, Definisi: Tindakan perawat untuk mengatur, memfasilitasi, dan mendukung pola napas yang efektif.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Kode 00092, Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik.
- SLKI: Kode L-0004, Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan sesuai dengan kapasitas fisik.
- SIKI: Kode I-0007, Definisi: Tindakan perawat untuk membantu klien dalam mengatur, memfasilitasi, dan mendukung aktivitas sehari-hari.
3. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Kode 00026, Definisi: Kelebihan cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruang intravaskular.
- SLKI: Kode L-0006, Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
- SIKI: Kode I-0061, Definisi: Tindakan perawat untuk mengatur, memfasilitasi, dan mendukung keseimbangan cairan dan elektrolit.
Berdasarkan data yang Anda berikan, pasien mengalami sesak napas, intoleransi aktivitas, dan kelebihan volume cairan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Napas, Intoleransi Aktivitas, dan Kelebihan Volume Cairan. Penjelasan singkatnya terdapat pada definisi masing-masing diagnosa keperawatan dan kode-kode yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 16290 | 27 Apr 2025
Klinis : Batuk 4 hari, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format yang diminta:
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI untuk Kondisi "Batuk 4 Hari, Tidak Bisa Tidur"**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: 00030**
**Nama Diagnosa:** *Gangguan Pola Tidur*
**Definisi:**
Kondisi di mana individu mengalami perubahan kuantitas atau kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari (PPNI, 2017).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidaknyamanan fisik (batuk persisten)
- Gangguan pernapasan
**2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: 1401**
**Nama Luaran:** *Status Tidur*
**Indikator:**
- **140101** Kualitas tidur membaik (skala 1-5)
- **140102** Durasi tidur adekuat (skala 1-5)
- **140103** Tidak mengeluh gangguan tidur (skala 1-5)
**Target Pencapaian:**
Meningkatkan skala indikator dari *skala awal* (misal: 2) ke *skala tujuan* (4-5) dalam 3x24 jam.
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: 6540**
**Nama Intervensi:** *Manajemen Batuk*
**Aktivitas:**
- **6540A1** Ajarkan teknik batuk efektif
- **6540A4** Berikan posisi semi-Fowler untuk memfasilitasi pernapasan
- **6540A6** Monitor karakteristik batuk (produktif/non-produktif)
**Kode: 1850**
**Nama Intervensi:** *Promosi Tidur*
**Aktivitas:**
- **1850A1** Ciptakan lingkungan tidur nyaman (reduksi cahaya, kebisingan)
- **1850A4** Anjurkan teknik relaksasi napas dalam
- **1850A6** Batasi asupan kafein sebelum tidur
**Dasar Teori:**
Gangguan tidur pada kasus ini bersifat sekunder akibat iritasi jalan napas (batuk). Pendekatan holistik diperlukan dengan intervensi simptomatik (batuk) dan promotif (tidur) (Potter & Perry, 2021).
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- Potter, P. A., & Perry, A. G. (2021). *Fundamentals of Nursing*. Elsevier.
Format RTF terlampir dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis. -
Article No. 16291 | 27 Apr 2025
Klinis : Batuk 4 hari, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu Batuk 4 hari, tidak bisa tidur, dengan tone = akademis dan persona = pakar, nurse, maka berikut ini adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pernapasan yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00032
b. Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pernapasan yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
c. Karakteristik Utama:
- Perubahan pola napas
- Penggunaan otot bantu napas
- Batuk yang tidak produktif
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 0301
b. Judul: Pemeliharaan Ventilasi
c. Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 6320
b. Judul: Manajemen Jalan Napas
c. Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi.
d. Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi pola napas
- Identifikasi penggunaan otot bantu napas
- Atur posisi untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan bronkodilator sesuai instruksi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan batuk
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk memelihara pernapasan yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya batuk yang tidak produktif dan penggunaan otot bantu napas yang menunjukkan adanya gangguan pada pola napas.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain identifikasi pola napas, pengaturan posisi, pemberian bronkodilator, oksigen, dan kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan batuk. -
Article No. 16292 | 27 Apr 2025
Klinis : Tanggal Pengkajian : 4 Februari 2025, Tanggal masuk klien : 3 Februari 2025, melalui UGD Diagnosa Medis : GEA Nama Klien : Ny. S, Perempuan / 30 tahun, menikah dengan 3 anak, agama Islam, Suku bangsa : Melayu, Pendidikan : SMA, Bahasa yg digunakan : Bahasa Indonesia, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Alamat : Komplek TNI AU Jakarta, Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien dan Keluarga Riwayat kesehatan sekarang. Keluhan utama : Diare 10x sejak kemarin pagi, mual dan muntah, lemas nafsu makan turun, hanya 2-3 sendok porsi makan, minum kurang Kronologis keluhan Sejak 2 hari yang lalu, tiba – tiba mual muntah, seingat pasien karena memakan makanan pedas, pasien mengira sakit maag, lalu pasien minum obat anti diare tetapi tdk menolong, diare dirumah kemarin 6 x dan hari ini sdh 10 x, tidak ada isinya hanya air saja. Krn lemas oleh suami pasien dibawa ke RS, dan di UGD dipasang infus. Lalu dianjurkan utk dirawat. Hasil obervasi di UGD Suhu 37,6 C, TD 100/70 mmHg, P : 16 x/mnt HR/Nadi 97 x/mnt, pasien tampak lemas dan pucat Riwayat kesehatan masa lalu : Psn mempunyai sakit maag,demam ,batuk, diare, tidak ada alergi dan tidak pemakai obat, tidak merokok Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor, resiko : Tidak ada Orang terdekat dengan klien : Ada (suami), Interaksi dalam keluarga : baik, Pembuatan Keputusan : Suami, melalui musyawarah keluarga Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien merasa terganggu dengan penyakit yang dideritanya. Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh kembali secepatnya, Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : BB terasa turun Kondisi Lingkungan Rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini : Lingkungan rumah rapih dan bersih Pola Kebiasaan Nutrisi, Frekwensi 3 x / hari, Nafsu makan; baik/tidak, Alasan (mual,muntah, dll), c. Porsi makan yang dihabiskan, tidak ada Makanan penyebab alergi . Saat ini frekuensi 2 x, tidak habis krn mual, makan hanya 2 – 3 sendok Pola kebiasaan eliminasi : Pemeriksaan saat pengkajian Berat badan dr UGD : 43 Kg (Sebelum Sakit : 44 Kg), Tinggi Badan :145 cm, Keadaan umum : Lemah Nadi : 96 x/ menit , Irama : Teratur, Denyut : kuat, Tekanan darah : 100 / 60 mm/Hg, Temperatur kulit : Hangat, Warna kulit : Kemerahan, P : 18x/mnt. Tidak sesak, teratur, dan spontan. Tingkat kesadaran : Compos mentis, Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V : 5, Suhu 36,8 C peraxilla. Abdomen : Tiadak ada kelainan, BU 40 x / menit, Kembung (+), Distensi otot perut (-), nyeri tekan epigastrium (+), Muntah : Ya Konsistensi : Makanan dan Cairan, warna makanan, Frekwensi : 5 x dalam sehari, Jumlah : ± 100 cc / muntahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi SIKI yang sesuai untuk kondisi klien Ny. S.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Diare akut (00013): Pengeluaran feses yang tidak terkontrol dan bersifat cair, yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Intoleransi aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan tenaga, kekuatan, atau sumber daya.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Luaran SLKI:
1. Diare akut (1731):
- Frekuensi diare berkurang
- Konsistensi feses kembali normal
- Tanda-tanda dehidrasi berkurang
2. Toleransi aktivitas (0005):
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Klien mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang diinginkan
3. Status nutrisi (1004):
- Berat badan klien kembali meningkat
- Asupan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
Intervensi SIKI:
1. Diare akut (3420):
- Kaji tanda dan gejala diare, frekuensi, konsistensi, dan jumlah feses
- Lakukan rehidrasi oral atau intravena sesuai kebutuhan
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
2. Manajemen aktivitas (0200):
- Kaji tingkat energi dan toleransi aktivitas klien
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Anjurkan klien untuk beristirahat yang cukup
- Lakukan evaluasi secara berkala terhadap kemampuan aktivitas klien
3. Manajemen nutrisi (1100):
- Kaji status nutrisi klien, asupan makanan, dan berat badan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
- Pantau asupan nutrisi dan perubahan berat badan klien
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Diare akut (00013): Klien mengalami diare 10 kali sejak kemarin pagi, yang berlangsung secara tiba-tiba dan kurang dari 14 hari.
- Intoleransi aktivitas (00092): Klien merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal.
- Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Klien mengalami penurunan nafsu makan, hanya mampu menghabiskan 2-3 sendok makan, serta mengalami penurunan berat badan.
2. Luaran SLKI:
- Diare akut (1731): Diharapkan frekuensi diare berkurang, konsistensi feses kembali normal, dan tanda-tanda dehidrasi berkurang.
- Toleransi aktivitas (0005): Diharapkan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih dan mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang diinginkan.
- Status nutrisi (1004): Diharapkan berat badan klien kembali meningkat, asupan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
3. Intervensi SIKI:
- Diare akut (3420): Intervensi ini bertujuan untuk mengatasi diare akut yang dialami klien, termasuk mengevaluasi tanda dan gejala, melakukan rehidrasi, serta menganjurkan konsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna.
- Manajemen aktivitas (0200): Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, serta memantau tingkat energi dan toleransi aktivitas klien.
- Manajemen nutrisi (1100): Intervensi ini bertujuan untuk mengevaluasi status nutrisi klien, menyusun rencana diet yang sesuai, serta memantau asupan nutrisi dan perubahan berat badan klien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 16293 | 27 Apr 2025
Klinis : Tanggal Pengkajian : 4 Februari 2025, Tanggal masuk klien : 3 Februari 2025, melalui UGD Diagnosa Medis : GEA Nama Klien : Ny. S, Perempuan / 30 tahun, menikah dengan 3 anak, agama Islam, Suku bangsa : Melayu, Pendidikan : SMA, Bahasa yg digunakan : Bahasa Indonesia, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Alamat : Komplek TNI AU Jakarta, Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien dan Keluarga Riwayat kesehatan sekarang. Keluhan utama : Diare 10x sejak kemarin pagi, mual dan muntah, lemas nafsu makan turun, hanya 2-3 sendok porsi makan, minum kurang Kronologis keluhan Sejak 2 hari yang lalu, tiba – tiba mual muntah, seingat pasien karena memakan makanan pedas, pasien mengira sakit maag, lalu pasien minum obat anti diare tetapi tdk menolong, diare dirumah kemarin 6 x dan hari ini sdh 10 x, tidak ada isinya hanya air saja. Krn lemas oleh suami pasien dibawa ke RS, dan di UGD dipasang infus. Lalu dianjurkan utk dirawat. Hasil obervasi di UGD Suhu 37,6 C, TD 100/70 mmHg, P : 16 x/mnt HR/Nadi 97 x/mnt, pasien tampak lemas dan pucat Riwayat kesehatan masa lalu : Psn mempunyai sakit maag,demam ,batuk, diare, tidak ada alergi dan tidak pemakai obat, tidak merokok Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor, resiko : Tidak ada Orang terdekat dengan klien : Ada (suami), Interaksi dalam keluarga : baik, Pembuatan Keputusan : Suami, melalui musyawarah keluarga Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien merasa terganggu dengan penyakit yang dideritanya. Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh kembali secepatnya, Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : BB terasa turun Kondisi Lingkungan Rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini : Lingkungan rumah rapih dan bersih Pola Kebiasaan Nutrisi, Frekwensi 3 x / hari, Nafsu makan; baik/tidak, Alasan (mual,muntah, dll), c. Porsi makan yang dihabiskan, tidak ada Makanan penyebab alergi . Saat ini frekuensi 2 x, tidak habis krn mual, makan hanya 2 – 3 sendok Pola kebiasaan eliminasi : Pemeriksaan saat pengkajian Berat badan dr UGD : 43 Kg (Sebelum Sakit : 44 Kg), Tinggi Badan :145 cm, Keadaan umum : Lemah Nadi : 96 x/ menit , Irama : Teratur, Denyut : kuat, Tekanan darah : 100 / 60 mm/Hg, Temperatur kulit : Hangat, Warna kulit : Kemerahan, P : 18x/mnt. Tidak sesak, teratur, dan spontan. Tingkat kesadaran : Compos mentis, Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V : 5, Suhu 36,8 C peraxilla. Abdomen : Tiadak ada kelainan, BU 40 x / menit, Kembung (+), Distensi otot perut (-), nyeri tekan epigastrium (+), Muntah : Ya Konsistensi : Makanan dan Cairan, warna makanan, Frekwensi : 5 x dalam sehari, Jumlah : ± 100 cc / muntahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya yang dapat ditetapkan untuk kondisi Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut (00013)
SDKI: Diare akut
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara mendadak dan dalam frekuensi yang lebih sering dari biasanya.
SLKI: Keseimbangan cairan dan elektrolit
SIKI: Manajemen diare
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Manajemen nutrisi
SIKI: Manajemen nutrisi
3. Risiko dehidrasi (00028)
SDKI: Risiko dehidrasi
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi intake.
SLKI: Keseimbangan cairan dan elektrolit
SIKI: Manajemen hidrasi
4. Fatigue (00093)
SDKI: Fatigue
Definisi: Pengalaman yang berkelanjutan akan kekurangan energi dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa.
SLKI: Pemulihan
SIKI: Manajemen fatigue
Penjelasan singkat:
1. Diare akut: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara mendadak dan dalam frekuensi yang lebih sering dari biasanya, yang disebabkan oleh infeksi saluran cerna.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik akibat mual, muntah, dan nafsu makan yang menurun.
3. Risiko dehidrasi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi intake akibat diare dan muntah yang berlebihan.
4. Fatigue: Pengalaman berkelanjutan akan kekurangan energi dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa akibat kondisi klien yang lemah.