Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18305 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien berusia 2 bulan lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu saat ini dirawat karena pneumonia. Saat ini pasien terpasang oksigen 0,5 lpm dengan saturasi 99%, terdapat retraksi dada, nadi 140 kali per menit, respiration rate 41 kali per menit. Pasien tampak pucat, berat badan 2100 gr, panjang badan 43,2 cm. Saat ini pasien mendapatkan antibiotik hari ke 4
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Tanda dan Gejala:
- Retraksi dada
- Peningkatan frekuensi pernapasan (41 kali per menit)
- Sianosis
- Produksi sekret berlebih
2. Perfusi Jaringan Terganggu
Definisi: Penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan perifer.
Tanda dan Gejala:
- Nadi cepat (140 kali per menit)
- Kulit pucat
- Berat badan rendah (2100 gr)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Jalan napas paten
- Tidak ada retraksi dada
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
- Tidak ada sianosis
- Produksi sekret berkurang
2. Perfusi Jaringan Membaik
- Nadi dalam batas normal
- Warna kulit membaik
- Berat badan meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pemantauan pernapasan
- Manajemen jalan napas
- Suction jalan napas
- Pemberian oksigen
- Fisioterapi dada
2. Perfusi Jaringan Terganggu
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen cairan
- Pemberian nutrisi enteral
- Perawatan kulit
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.)
Penjelasan:
Pasien berusia 2 bulan dengan riwayat lahir prematur memiliki risiko tinggi untuk mengalami masalah bersihan jalan napas tidak efektif dan perfusi jaringan terganggu. Kondisi pneumonia yang dialami pasien menyebabkan retraksi dada, peningkatan frekuensi pernapasan, dan produksi sekret berlebih, yang mengarah pada diagnosa keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Selain itu, pasien juga mengalami perfusi jaringan terganggu yang ditandai dengan nadi cepat, kulit pucat, dan berat badan rendah.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien mencapai bersihan jalan napas efektif, dengan jalan napas paten, frekuensi pernapasan normal, dan produksi sekret berkurang. Selain itu, perfusi jaringan pasien juga diharapkan membaik, dengan nadi dalam batas normal, warna kulit membaik, dan berat badan meningkat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, suction jalan napas, pemberian oksigen, fisioterapi dada, pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, pemberian nutrisi enteral, perawatan kulit, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk memberikan perawatan komprehensif bagi pasien. -
Article No. 18306 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien berusia 2 bulan lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu saat ini dirawat karena pneumonia. Saat ini pasien terpasang oksigen 0,5 lpm dengan saturasi 99%, terdapat retraksi dada, tidak ada secret, nadi 140 kali per menit, respiration rate 41 kali per menit. Pasien tampak pucat, berat badan 2100 gr, panjang badan 43,2 cm. Saat ini pasien mendapatkan antibiotik hari ke 4.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara ventilasi yang adekuat untuk mempertahankan oksigenasi yang optimal.
Karakteristik Definisi:
- Frekuensi napas tidak normal
- Irama napas tidak teratur
- Perubahan kedalaman napas
- Penggunaan otot bantu napas
- Saturasi oksigen (SpO2) tidak dalam rentang normal
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin kehidupan sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
- Keterbatasan dalam melakukan aktivitas
- Kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
- Perubahan tanda-tanda vital setelah aktivitas
- Perubahan status oksigenasi setelah aktivitas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif
- Pasien menunjukkan status oksigenasi yang optimal
- Pasien tidak menggunakan otot bantu napas
2. Intoleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital selama aktivitas
- Pasien menunjukkan peningkatan status oksigenasi selama aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Pantau status respirasi (frekuensi, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu napas)
- Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal
- Lakukan tindakan untuk meningkatkan ekspansi dan ventilasi paru, seperti posisi semifowler dan perkusi dada
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi inhalasi atau bronkodilator jika diperlukan
- Edukasi dan latih keluarga untuk melakukan tindakan pendukung pernapasan
2. Intoleransi Aktivitas
- Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Lakukan aktivitas bertahap sesuai dengan toleransi pasien
- Berikan istirahat yang cukup sebelum dan setelah aktivitas
- Ajarkan teknik aktivitas dan manajemen energi kepada pasien dan keluarga
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk rencana latihan dan peningkatan toleransi aktivitas
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pasien berusia 2 bulan dengan prematuritas dan pneumonia memiliki risiko tinggi mengalami pola napas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Pola napas tidak efektif dapat disebabkan oleh imaturitas sistem pernapasan, infeksi paru, dan keterbatasan otot-otot bantu pernapasan pada bayi prematur. Intoleransi aktivitas terjadi karena pasien mudah kelelahan dan membutuhkan energi ekstra untuk aktivitas sehari-hari akibat kondisi klinis dan keterbatasan fisik.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, seperti pemantauan status respirasi, pemberian oksigen, tindakan untuk meningkatkan ventilasi paru, dan latihan aktivitas yang bertahap, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, mencapai status oksigenasi yang optimal, dan meningkatkan toleransi aktivitas sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 18307 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien berusia 2 bulan lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu saat ini dirawat karena pneumonia. Saat ini pasien terpasang oksigen 0,5 lpm dengan saturasi 99%, terdapat retraksi dada, tidak ada secret, nadi 140 kali per menit, respiration rate 41 kali per menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang efektif.
Penyebab: Proses penyakit, ketidakstabilan struktur pernapasan, dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Gejala & Tanda: Retraksi dada, peningkatan laju pernapasan, perubahan irama pernapasan, dan saturasi oksigen tidak dalam rentang normal.
Luaran/Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Kedalaman napas normal
c. Irama napas teratur
d. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
e. Saturasi oksigen dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Pantau status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan penggunaan otot bantu pernapasan)
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal
c. Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas yang efektif
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi oksigen, ventilasi, atau tindakan lain yang diperlukan
2. Manajemen Nutrisi
a. Pantau asupan dan output cairan
b. Berikan nutrisi enteral sesuai kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
c. Pantau berat badan dan tumbuh kembang secara berkala
3. Pencegahan Komplikasi
a. Pantau tanda-tanda infeksi dan berikan terapi antibiotik sesuai kebutuhan
b. Lakukan perawatan kulit dan mencegah kerusakan kulit
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi
Penjelasan:
Pasien berusia 2 bulan, lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu, saat ini dirawat karena pneumonia. Kondisi saat ini menunjukkan adanya pola napas tidak efektif, dengan retraksi dada, frekuensi napas yang tinggi (41 kali per menit), dan saturasi oksigen yang masih dalam batas normal (99%) dengan bantuan oksigen 0,5 lpm. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memastikan pola napas yang efektif, dengan memantau status pernapasan, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, melakukan suction jika diperlukan, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Selain itu, intervensi keperawatan juga mencakup manajemen nutrisi dan pencegahan komplikasi, seperti infeksi dan kerusakan kulit, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan pasien. -
Article No. 18308 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien tampak BAB siang ini BAB tampak hitam #Tanda Vital Tensi : 120/65 mm/Hg, Nadi : 74 x/menit, Suhu : 36.5 ?C, Nafas : 17 x/menit, Berat Badan : 67 Kg , Tinggi Badan : 165 Cm, terpasang NGT dialirkan tidak ada residu HB 5.8
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis yang komprehensif untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Konstipasi berhubungan dengan masukan makanan yang terbatas (NGT).
Rationale: Pasien tampak BAB siang ini dengan warna hitam, menunjukkan adanya perubahan pola defekasi yang dapat mengindikasikan adanya konstipasi. Penggunaan NGT juga dapat menghambat asupan makanan secara oral, meningkatkan risiko konstipasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Eliminasi Gastrointestinal Membaik
- Kriteria Hasil:
a. Frekuensi BAB normal (1-2 kali/hari)
b. Konsistensi feses normal (lunak, tidak keras)
c. Tidak ada rasa tidak nyaman saat BAB
d. Tidak ada distensi abdomen
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Konstipasi
- Monitor pola defekasi (frekuensi, konsistensi, volume)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian laksatif/enema jika diperlukan
- Anjurkan peningkatan asupan cairan dan serat
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Ajarkan teknik defekasi yang benar
2. Manajemen Nutrisi
- Monitor asupan nutrisi dan cairan melalui NGT
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi
- Edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi yang cukup
3. Pemantauan Tanda Vital
- Monitor tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan pengobatan anemia (Hb 5,8)
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Konstipasi" dipilih karena pasien tampak BAB dengan warna hitam, yang dapat mengindikasikan perubahan pola defekasi. Penggunaan NGT juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya konstipasi karena menghambat asupan makanan secara oral.
Luaran yang diharapkan adalah perbaikan pola eliminasi gastrointestinal, dengan kriteria hasil seperti frekuensi BAB normal, konsistensi feses normal, tidak ada rasa tidak nyaman saat BAB, dan tidak ada distensi abdomen.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen konstipasi, manajemen nutrisi, dan pemantauan tanda vital. Tujuannya adalah untuk memantau dan mengatasi risiko konstipasi, memastikan asupan nutrisi yang adekuat, serta mengevaluasi kondisi anemia yang dialami pasien.
Melalui implementasi intervensi yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim medis, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang optimal. -
Article No. 18309 | 06 Jun 2025
Klinis : sdki diagnosa keperawatan Resiko perdarahan, dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Risiko Perdarahan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berlebihan dari sistem vaskular.
Penyebab Risiko Perdarahan dapat meliputi:
- Gangguan pada sistem koagulasi
- Trauma atau pembedahan
- Komplikasi kehamilan/persalinan
- Penyakit hematologis
b. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dapat meliputi:
- Anoreksia, bulimia, atau gangguan makan lainnya
- Malabsorpsi
- Mual, muntah, atau diare yang kronis
- Keterbatasan fisik atau kognitif
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Perdarahan
- Tidak terjadi perdarahan selama periode perawatan.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien/keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko dan tanda-tanda perdarahan.
- Pasien/keluarga dapat melakukan tindakan pencegahan perdarahan.
b. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
- Asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan individu.
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan.
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
- Pasien/keluarga dapat memilih dan menyiapkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan.
- Pasien/keluarga dapat melakukan upaya untuk meningkatkan asupan nutrisi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Perdarahan
- Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan faktor risiko.
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang faktor risiko dan tanda-tanda perdarahan.
- Pemberian perawatan sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya perdarahan.
- Pemberian dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
b. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
- Pengkajian nutrisi secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Pemberian makanan/suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang pemilihan dan penyiapan makanan yang sehat.
- Monitoring asupan nutrisi dan status gizi.
- Pemberian dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
Diharapkan penjelasan di atas dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diperlukan untuk menangani kondisi risiko perdarahan dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Jangan ragu untuk menanyakan kembali jika ada yang kurang jelas. -
Article No. 18310 | 06 Jun 2025
Klinis : pasien kejang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait kondisi pasien kejang.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien kejang adalah "Risiko Cedera". Risiko Cedera merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana pasien berisiko mengalami cedera fisik akibat adanya gangguan neurologis yang menyebabkan kejang. Pasien dengan kejang memiliki risiko tinggi untuk mengalami cedera, terutama cedera kepala, gigi, lidah, atau cedera lainnya selama episode kejang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tidak terjadi cedera selama episode kejang.
2. Pasien dan keluarga memahami faktor pencetus, tanda gejala, dan tindakan pertolongan pertama saat terjadi kejang.
3. Pasien dapat mengenali tanda-tanda awal kejang dan melakukan tindakan pencegahan.
4. Pasien dan keluarga dapat mengelola faktor risiko terjadinya kejang.
5. Pasien menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi akibat kejang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan:
1. Manajemen Risiko Cedera
- Identifikasi faktor risiko dan potensi bahaya yang dapat menyebabkan cedera selama episode kejang.
- Ciptakan lingkungan yang aman dengan memindahkan benda-benda tajam atau keras dari jangkauan pasien.
- Posisikan pasien pada tempat yang aman dan bersih saat terjadi kejang.
- Pastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan bebas hambatan.
- Berikan bantuan pernapasan jika diperlukan.
- Lakukan tindakan pertolongan pertama yang sesuai saat terjadi kejang.
2. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Jelaskan mengenai penyebab, tanda gejala, dan faktor pencetus kejang.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengenali tanda awal kejang dan melakukan tindakan pencegahan.
- Berikan edukasi tentang manajemen faktor risiko, seperti menjaga pola tidur, menghindari stres, dan mengatur regimen pengobatan.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
3. Dukungan Psikologis
- Nilai respons psikologis pasien dan keluarga terhadap kondisi kejang.
- Berikan dukungan emosional dan bantu pasien serta keluarga untuk menghadapi perubahan kondisi.
- Fasilitasi diskusi dan tanya jawab untuk membantu pasien dan keluarga memahami kondisi dan proses perawatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bebas dari cedera selama episode kejang, mampu mengelola faktor risiko, dan dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi akibat kejang. -
Article No. 18311 | 06 Jun 2025
Klinis : MUNTAH 10 KALI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi MUNTAH 10 KALI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi MUNTAH 10 KALI adalah Risiko Dehidrasi. Risiko Dehidrasi didefinisikan sebagai "Peningkatan risiko kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan" (SDKI, 2017). Kondisi muntah yang berulang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan, sehingga pasien berisiko mengalami dehidrasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Keseimbangan Cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, turgor kulit yang baik, dan tidak ada gejala dehidrasi.
b. Pengendalian Mual dan Muntah: Pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, ditandai dengan frekuensi muntah yang berkurang dan tidak ada lagi keluhan mual.
c. Pengetahuan tentang Manajemen Mual dan Muntah: Pasien dan/atau keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen mual dan muntah, termasuk penyebab, pencegahan, dan penanganannya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
a. Pemantauan Tanda Vital dan Status Cairan:
- Ukur dan catat tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) secara berkala.
- Pantau intake dan output cairan, serta tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, membran mukosa, dll).
- Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi status elektrolit.
b. Manajemen Mual dan Muntah:
- Berikan antiemetik sesuai dengan instruksi dokter untuk mengurangi frekuensi muntah.
- Hindari makanan dan minuman yang dapat memicu mual dan muntah.
- Berikan diet yang mudah dicerna dan rendah lemak.
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan manajemen stres untuk mengurangi mual.
c. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Jelaskan penyebab, pencegahan, dan penanganan mual dan muntah.
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola mual dan muntah di rumah.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu keseimbangan cairan yang adekuat, pengendalian mual dan muntah, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi tersebut. -
Article No. 18312 | 06 Jun 2025
Klinis : anemia, pasien mengatakan lemas, BAB hitam Mual, pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan anemia yang ditandai dengan pasien mengatakan lemas.
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Tanda dan gejala: Pasien mengatakan lemas, pusing, mual.
2. Perubahan Pola Eliminasi Gastrointestinal berhubungan dengan anemia yang ditandai dengan BAB hitam.
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, atau karakteristik eliminasi fekal yang tidak sesuai dengan pola normal individu.
- Tanda dan gejala: BAB hitam.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
- Pasien dapat mengelola kelelahan.
2. Perubahan Pola Eliminasi Gastrointestinal:
- Pola eliminasi normal kembali.
- Pasien dapat mengelola perubahan pola eliminasi.
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda komplikasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas, seperti anemia.
- Lakukan pengkajian status fisiologis pasien, termasuk tanda-tanda vital.
- Atur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien, berikan bantuan sebagaimana diperlukan.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen kelelahan, seperti pengaturan jadwal istirahat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi anemia, misalnya pemberian suplemen besi.
2. Perubahan Pola Eliminasi Gastrointestinal:
- Identifikasi penyebab perubahan pola eliminasi, yaitu anemia.
- Kaji pola eliminasi dan karakteristik feses pasien.
- Berikan nutrisi dan cairan yang sesuai untuk mengatasi perubahan pola eliminasi.
- Ajarkan pasien mengenali tanda-tanda komplikasi dan kapan harus mencari bantuan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi anemia sebagai penyebab utama.
Dengan intervensi yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan memulihkan kondisi kesehatannya. -
Article No. 18313 | 06 Jun 2025
Klinis : anemia, pasien, BAB hitam Mual, pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: anemia, pasien, BAB hitam, mual, pusing.
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu anemia, BAB hitam, mual, dan pusing, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Defisiensi Volume Cairan (00027)
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
Faktor yang berhubungan: Kehilangan cairan gastrointestinal (seperti BAB hitam), penurunan asupan cairan, mual.
Gejala dan tanda mayor: Mulut kering, pusing, kelelahan.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan (00028)
Definisi: Rentan mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor risiko: Anemia, penurunan asupan cairan, kehilangan cairan gastrointestinal.
Gejala dan tanda mayor: Mulut kering, pusing, letargi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Indikator:
- Intake cairan adekuat
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Berat badan stabil
- Turgor kulit baik
- Target: Pasien menunjukkan status cairan yang adekuat sesuai kebutuhan individual.
2. Kontrol Mual (1618)
- Indikator:
- Mual berkurang
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Asupan makanan dan cairan adekuat
- Target: Pasien dapat mengontrol mual dan mampu mempertahankan asupan makanan dan cairan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Cairan (4120)
- Kaji status cairan pasien (intake, output, tanda-tanda dehidrasi)
- Pantau intake dan output cairan secara ketat
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kehilangan cairan (misalnya pemberian antiemetik untuk mengatasi mual)
2. Manajemen Mual (1450)
- Identifikasi faktor penyebab mual (misalnya anemia, BAB hitam)
- Berikan antiemetik sesuai resep
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab mual
3. Manajemen Energi (0180)
- Kaji tingkat kelelahan pasien
- Bantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat
- Berikan nutrisi yang sesuai untuk meningkatkan energi
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan yang adekuat dan kontrol mual yang optimal, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 18314 | 06 Jun 2025
Klinis : anemia, pasien, BAB hitam, pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan anemia, BAB hitam, dan pusing.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Defisiensi Volume Cairan (00027). Diagnosis ini didasarkan pada kondisi pasien yang mengalami anemia, BAB hitam, dan pusing, yang dapat menunjukkan adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Stabilitas Hemodinamik (0801): Pasien menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu) dalam rentang normal.
2. Keseimbangan Cairan (0601): Pasien menunjukkan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
3. Pengendalian Nyeri (1605): Pasien melaporkan penurunan nyeri/pusing yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pemantauan Cairan (4120)
- Pantau asupan dan pengeluaran cairan pasien secara akurat.
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara berkala.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan cairan.
2. Manajemen Hipovolemia (4120)
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Monitor respons pasien terhadap pemberian cairan.
- Lakukan tindakan untuk mengatasi penyebab hipovolemia.
3. Manajemen Nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan kebutuhan dan resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis kepada pasien.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI: Defisiensi Volume Cairan (00027)
- Anemia, BAB hitam, dan pusing dapat menjadi gejala dari defisiensi volume cairan, yang dapat disebabkan oleh kehilangan cairan, ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan, atau gangguan mekanisme regulasi cairan.
- Diagnosis ini berfokus pada ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien, yang memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.
2. Luaran/Output SLKI:
- Stabilitas Hemodinamik (0801): Memastikan tanda-tanda vital pasien stabil dan berada dalam rentang normal, yang menandakan adanya keseimbangan cairan dan fungsi organ yang baik.
- Keseimbangan Cairan (0601): Memastikan asupan dan pengeluaran cairan pasien seimbang, sehingga tidak terjadi defisiensi atau kelebihan cairan.
- Pengendalian Nyeri (1605): Mengurangi atau menghilangkan gejala pusing yang dirasakan oleh pasien, sehingga meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien.
3. Intervensi Keperawatan SIKI:
- Pemantauan Cairan (4120): Memantau asupan dan pengeluaran cairan pasien secara akurat, serta tanda-tanda vital untuk mendeteksi adanya ketidakseimbangan cairan.
- Manajemen Hipovolemia (4120): Memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien, serta melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab hipovolemia.
- Manajemen Nyeri (1400): Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai resep, dan mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis kepada pasien.
Dengan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat memperoleh asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah, sehingga dapat mencapai stabilitas hemodinamik, keseimbangan cairan, dan pengendalian nyeri yang optimal.