Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18337 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sejak sekitar 6 hari yang lalu, demam dikatakan naik turun dan biasanya naik jika malam hari. dikatakan sempat tidak demam pada hari jumat namun setelahnya demam. Keluhan disertai nyeri perut kiri atas dan mual tapi tidak sampai muntah. Keluhan bab cair disangkal. pasien juga mengatakan agak pilek namun tidak terlalu. Keluarga mengatakan makan minum anak berkurang karena setiap mau makan mual. Keluhan gangguan BAK disangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh (Hipertermia) (SDKI: 00007)**
**Penjelasan Singkat:**
Pasien mengalami demam naik-turun selama 6 hari dengan peningkatan suhu terutama pada malam hari, disertai gejala nonspesifik seperti nyeri perut kiri atas, mual, dan penurunan nafsu makan. Kondisi ini mengindikasikan gangguan regulasi suhu tubuh akibat kemungkinan infeksi (misalnya: infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran kemih, atau demam tifoid).
### **Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI)**
- **Kode SDKI: 00007** – *Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh (Hipertermia)*
**Definisi:** Ketidakmampuan tubuh mempertahankan suhu dalam rentang normal akibat faktor patologis atau lingkungan.
**Karakteristik Mayor:** Suhu tubuh >38°C, kulit hangat/kemerahan, takikardia, menggigil.
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
- **Kode SLKI: 0701** – *Keseimbangan Suhu Tubuh*
**Kriteria Evaluasi:**
- Suhu tubuh kembali normal (36,5–37,5°C).
- Pasien tidak menggigil atau berkeringat berlebihan.
- Tanda vital stabil (nadi, pernapasan dalam rentang normal).
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
- **Kode SIKI: 3920** – *Manajemen Hipertermia*
**Intervensi:**
1. **Monitor suhu tubuh** setiap 2–4 jam.
2. **Berikan kompres hangat/dingin** sesuai protokol.
3. **Anjurkan asupan cairan** untuk mencegah dehidrasi.
4. **Kolaborasi pemberian antipiretik** (jika diperlukan).
5. **Observasi tanda infeksi** (misalnya: leukositosis, lokasi nyeri).
---
**Diagnosa Tambahan (jika diperlukan):**
1. **Risiko Defisit Volume Cairan (SDKI: 00017)** terkait penurunan asupan oral dan demam berkepanjangan.
2. **Nyeri Akut (SDKI: 00132)** terkait nyeri perut kiri atas.
**Catatan:**
- **Pemeriksaan penunjang** (seperti tes darah, urin, atau kultur) diperlukan untuk mengonfirmasi etiologi demam.
- **Edukasi keluarga** tentang tata laksana demam di rumah dan tanda-tanda kegawatan (misalnya: kejang, dehidrasi).
**Referensi:**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan pendekatan evidence-based nursing. Jika diperlukan penyesuaian berdasarkan temuan klinis tambahan, asesmen ulang harus dilakukan. -
Article No. 18338 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sejak sekitar 6 hari yang lalu, demam dikatakan naik turun dan biasanya naik jika malam hari. dikatakan sempat tidak demam pada hari jumat namun setelahnya demam. Keluhan disertai nyeri perut kiri atas dan mual tapi tidak sampai muntah. Keluhan bab cair disangkal. pasien juga mengatakan agak pilek namun tidak terlalu. Keluarga mengatakan makan minum anak berkurang karena setiap mau makan mual. Keluhan gangguan BAK disangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
2. Mual (00004)
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
3. Kurang Volume Cairan (00027)
Definisi: Kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Hipertermia (00007)
SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI: Peningkatan suhu tubuh akibat proses patologis.
SIKI: Intervensi untuk mengatasi peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
2. Mual (00004)
SDKI: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SLKI: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SIKI: Intervensi untuk mengatasi perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
3. Kurang Volume Cairan (00027)
SDKI: Kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan.
SLKI: Ketidakseimbangan antara intake dan output cairan.
SIKI: Intervensi untuk mengatasi ketidakseimbangan antara intake dan output cairan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 18339 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sejak sekitar 6 hari yang lalu, demam dikatakan naik turun dan biasanya naik jika malam hari. dikatakan sempat tidak demam pada hari jumat namun setelahnya demam. Keluhan disertai nyeri perut kiri atas dan mual tapi tidak sampai muntah. Keluhan bab cair disangkal. pasien juga mengatakan agak pilek namun tidak terlalu. Keluarga mengatakan makan minum anak berkurang karena setiap mau makan mual. Keluhan gangguan BAK disangkal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal akibat gagalnya mekanisme pengaturan suhu.
Karakteristik Definisi: Demam, menggigil, kulit hangat dan kering.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh (0800)
- Suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda hipertermia (menggigil, kulit hangat dan kering)
2. Status Nutrisi (1004)
- Asupan makanan dan cairan adekuat
- Tidak ada mual atau muntah
- Berat badan tetap stabil
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam (3740)
- Pantau suhu tubuh secara teratur
- Berikan kompres hangat pada area aksila/inguinal untuk menurunkan suhu
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Berikan cairan dan makanan yang cukup
2. Manajemen Mual (1450)
- Identifikasi penyebab mual
- Atur posisi tubuh untuk mengurangi mual
- Berikan makanan dan cairan dalam jumlah kecil tapi sering
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
3. Peningkatan Nutrisi (1100)
- Nilai status nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatur diet yang sesuai
- Anjurkan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan tinggi kalori
- Pantau asupan makanan dan cairan
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu demam naik turun, nyeri perut kiri atas, mual, dan penurunan asupan makan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia. Luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh kembali normal dan status nutrisi yang adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen demam, manajemen mual, dan peningkatan nutrisi untuk mencapai tujuan tersebut. Penjelasan di atas disajikan dalam nada akademis dan persona pakar/perawat. -
Article No. 18340 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sejak sekitar 6 hari yang lalu, demam dikatakan naik turun dan biasanya naik jika malam hari. dikatakan sempat tidak demam pada hari jumat namun setelahnya demam. Keluhan disertai nyeri perut kiri atas dan mual tapi tidak sampai muntah. Keluhan bab cair disangkal. pasien juga mengatakan agak pilek namun tidak terlalu. Keluarga mengatakan makan minum anak berkurang karena setiap mau makan mual. Keluhan gangguan BAK disangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermi (00007)** – Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat proses infeksi atau inflamasi.
**Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode: 00007**
- **Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Proses infeksi (demam naik-turun, gejala pilek, nyeri perut kiri atas).
- Dehidrasi risiko tinggi (asupan cairan berkurang karena mual).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: 1401**
- **Luaran yang Diharapkan:**
- **Suhu Tubuh dalam Rentang Normal (1401)**
- Kriteria evaluasi:
- Suhu tubuh 36–37,5°C (axilla).
- Kulit hangat, tidak berkeringat berlebihan.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: 3920**
- **Intervensi Keperawatan:**
- **Manajemen Hipertermi (3920)**
- Monitor suhu tubuh setiap 2–4 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
- Kolaborasi pemberian antipiretik jika diperlukan.
**Diagnosa Tambahan:**
**Nyeri Akut (00132)** – Ketidaknyamanan di perut kiri atas terkait kemungkinan inflamasi/infeksi.
**Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:**
1. **SDKI – Kode: 00132**
- **Definisi:** Pengalaman sensori/emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Nyeri perut kiri atas, kemungkinan terkait infeksi (misal: gastritis, ISK, atau infeksi sistemik).
2. **SLKI – Kode: 1703**
- **Luaran yang Diharapkan:**
- **Tingkat Nyeri Terkontrol (1703)**
- Kriteria: Skala nyeri ?3 (skala 0–10), pasien melaporkan penurunan nyeri.
3. **SIKI – Kode: 3580**
- **Intervensi Keperawatan:**
- **Manajemen Nyeri (3580)**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Evaluasi karakteristik nyeri (lokal, intensitas, durasi).
**Catatan Akademis:**
- **Pertimbangan Patofisiologi:** Demam naik-turun dengan gejala gastrointestinal (mual, nyeri perut) dan pilek mengarah pada kemungkinan infeksi (misal: tifoid, ISK, atau viral syndrome).
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada stabilisasi suhu tubuh, manajemen nyeri, dan pencegahan dehidrasi.
- **Evaluasi:** Pantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut, output urine) dan respons terhadap terapi antipiretik/analgesik.
**Referensi:**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi evidence-based practice dan kerangka PPNI. -
Article No. 18341 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang keluhan nyeri pada perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan nyeri pada perut:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: D.0001)**
*Definisi:* Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (IASP, 2020), dengan durasi kurang dari 3 bulan.
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: L.0801 – Nyeri Terkontrol**
*Kriteria Luaran:*
1. Skala nyeri menurun (skala 0–10).
2. Ekspresi wajah rileks.
3. Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
4. Tidak ada perilaku melindungi area nyeri.
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: I.1101 – Manajemen Nyeri**
*Intervensi Utama:*
1. **Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, faktor pencetus).**
2. **Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).**
3. **Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.**
4. **Evaluasi efektivitas intervensi nyeri.**
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (D.0001)** mendefinisikan nyeri akut sebagai respons fisiologis dan psikologis terhadap kerusakan jaringan.
- **SLKI (L.0801)** menargetkan pengurangan nyeri hingga tingkat yang dapat ditoleransi.
- **SIKI (I.1101)** mencakup pendekatan holistik (farmakologis dan nonfarmakologis) untuk mengontrol nyeri.
*Referensi:*
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
- International Association for the Study of Pain (IASP). (2020). *Revised Definition of Pain.*
Format ini memenuhi kebutuhan akademis dengan pendekatan berbasis bukti (evidence-based practice) dan mengacu pada standar nasional. -
Article No. 18342 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien belum bab dan nyeri abdomen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi (00011)
Definisi: Berkurangnya frekuensi defekasi, penurunan volume, dan/atau kesulitan dalam pengeluaran feses yang menyebabkan ketidaknyamanan.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Konstipasi (00011)
Kode: 00011
Definisi: Berkurangnya frekuensi defekasi, penurunan volume, dan/atau kesulitan dalam pengeluaran feses yang menyebabkan ketidaknyamanan.
2. Nyeri Akut (00132)
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Eliminasi Usus Lancar (1812)
Kode: 1812
Definisi: Kemampuan untuk mengeluarkan feses secara lancar dan teratur.
2. Kontrol Nyeri (1605)
Kode: 1605
Definisi: Tingkat kenyamanan yang dirasakan saat rasa nyeri dapat dikendalikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Konstipasi (3520)
Kode: 3520
Definisi: Pemberian perawatan untuk memfasilitasi eliminasi usus yang lancar.
2. Manajemen Nyeri (1400)
Kode: 1400
Definisi: Penggunaan strategi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi atau meminimalkan rasa sakit.
Dalam kondisi pasien belum bab dan nyeri abdomen, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Konstipasi (00011) dan Nyeri Akut (00132). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Konstipasi (3520) dan Manajemen Nyeri (1400) untuk memfasilitasi eliminasi usus yang lancar dan mengurangi atau meminimalkan rasa sakit yang dirasakan oleh pasien. -
Article No. 18343 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis untuk kondisi pasien tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut transmural dinding depan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.10
- Deskripsi: Pemberian obat trombolisis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I21.0 (Infark miokard akut transmural dinding depan) sesuai dengan gejala pasien yang mengalami nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin, serta hasil EKG yang menunjukkan infark miokard akut. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko penting untuk penyakit jantung koroner.
2. Kode ICD-9-CM 99.10 (Pemberian obat trombolisis) adalah tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk pasien ini. Pemberian obat trombolisis (seperti streptokinase, alteplase, atau tenecteplase) dapat membantu melarutkan gumpalan darah yang menyebabkan infark miokard akut, sehingga dapat memulihkan aliran darah ke jantung dan mengurangi kerusakan jaringan jantung.
Penatalaksanaan lain yang mungkin diberikan pada pasien ini adalah:
- Pemberian oksigen untuk mengatasi sesak napas
- Pemberian obat-obatan antianginal, antiplatelet, dan antikoagulan untuk mengurangi beban kerja jantung dan mencegah komplikasi
- Pemantauan ketat tanda-tanda vital dan status hemodinamik
- Tindakan revaskularisasi seperti angioplasti atau bedah pintas koroner jika diperlukan
Dengan penanganan yang cepat dan tepat, diharapkan pasien dapat memulih dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi akibat infark miokard akut. -
Article No. 18344 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien wanita berusia 60 tahun mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infark miokard akut. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien, beserta kode dan definisi masing-masing:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri).
SLKI: Pasien melaporkan nyeri akut.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri akut.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak (00203)
SDKI: Penurunan aliran darah ke jantung yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan miokard (infark miokard akut).
SLKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda dan gejala gangguan perfusi jaringan kardiak.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan perfusi jaringan jantung yang adekuat.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kekurangan energi (sesak napas).
SLKI: Pasien melaporkan ketidakmampuan untuk menoleransi aktivitas rutin.
SIKI: Intervensi untuk membantu pasien mencapai tingkat aktivitas yang diinginkan.
4. Mual (00134)
SDKI: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan dan tidak nyaman dari sensasi ingin muntah.
SLKI: Pasien melaporkan rasa mual.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa mual.
5. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (00179)
SDKI: Rentan mengalami perubahan kadar glukosa darah dari rentang normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Pasien menunjukkan faktor risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
6. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif (00205)
SDKI: Rentan mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Pasien menunjukkan faktor risiko perfusi jaringan tidak efektif.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
Kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI diambil dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18345 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Perfusi Jaringan: Jantung (SDKI Code: 0002)**
*Definisi:* Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke miokardium akibat obstruksi aliran darah koroner, yang mengakibatkan iskemia atau nekrosis jaringan jantung.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Oklusi arteri koroner (infark miokard akut)
- Hipertensi (riwayat)
- Diabetes melitus tipe 2 (riwayat)
**Tanda dan Gejala Utama:**
- Nyeri dada hebat (angina) menjalar ke lengan kiri
- Sesak napas (dispnea)
- Mual dan keringat dingin (diaforesis)
- Perubahan EKG (elevasi segmen ST/depresi)
---
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI 1401: Perfusi Jaringan Memadai**
*Kriteria Evaluasi:*
1. Nyeri dada berkurang/tidak ada (skala nyeri 0-3)
2. Tanda vital stabil (TD <140/90 mmHg, nadi 60-100x/menit, SpO? ?95%)
3. Tidak ada keluhan dispnea
4. EKG menunjukkan resolusi iskemia
---
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI 2610: Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
- Monitor karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi)
- Berikan terapi oksigen (2-4 L/menit via nasal kanul)
- Kolaborasi pemberian analgesik (nitrat, morfin sesuai protokol)
- Posisikan semi-Fowler untuk mengurangi beban jantung
**Kode SIKI 2620: Pemantauan Jantung**
*Tindakan:*
- Pantau EKG kontinu (deteksi aritmia)
- Auskultasi bunyi jantung (gallop, murmur)
- Catat tekanan darah dan nadi per jam
**Kode SIKI 2630: Edukasi Kesehatan**
*Tindakan:*
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
- Jelaskan faktor risiko (hipertensi, DM) dan modifikasi gaya hidup
- Anjurkan kepatuhan obat antiplatelet/statin
---
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini mengacu pada *Panduan SDKI Edisi 4 (2019)*, *SLKI Edisi 2 (2018)*, dan *SIKI Edisi 3 (2020)* oleh PPNI. Intervensi bersifat multidisiplin dengan prioritas stabilisasi perfusi koroner dan pencegahan komplikasi (gagal jantung, syok kardiogenik).
*Referensi:*
- Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- PPNI. (2020). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 18346 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, sesak napas, mual, dan keringat dingin, serta hasil EKG yang menunjukkan infark miokard akut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung koroner, ditandai dengan nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri.
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas.
c. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
d. Risiko perfusi jaringan kardiak tidak efektif berhubungan dengan infark miokard akut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri akut akan berkurang, ditandai dengan skala nyeri menurun dari 8 menjadi 3 dalam 24 jam.
b. Pola napas akan efektif, ditandai dengan frekuensi napas 16-20 kali per menit dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
c. Kadar glukosa darah akan stabil, ditandai dengan kadar glukosa darah dalam rentang normal (70-130 mg/dL).
d. Perfusi jaringan kardiak akan membaik, ditandai dengan EKG yang menunjukkan perbaikan kondisi jantung.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri, seperti lokasi, kualitas, durasi, dan faktor pemicu.
- Berikan terapi analgesik sesuai dengan instruksi dokter.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
b. Manajemen jalan napas:
- Pantau tanda-tanda vital, terutama frekuensi dan pola napas.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif.
c. Manajemen diabetes:
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur.
- Berikan insulin atau obat antidiabetes sesuai instruksi dokter.
- Edukasi pasien tentang pengelolaan diabetes, seperti diet, aktivitas, dan pemantauan glukosa darah.
d. Manajemen perfusi kardiak:
- Pantau tanda-tanda vital, EKG, dan hasil laboratorium terkait fungsi jantung.
- Berikan terapi farmakologis sesuai instruksi dokter, seperti antiangina, antikoagulan, atau trombolitik.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang gaya hidup yang mendukung kesehatan jantung.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang diberikan. Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memahami pendekatan asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus ini.