Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16446 | 29 Apr 2025
Klinis : Indeks massa tubuh (IMT) < normal Hasil pengkajian status gizi menunjukkan kekurangan berat badan Wajah tampak lesu, kulit kering Riwayat penyakit kronis yang mengganggu nafsu makan (misal: DM,Hipertensi,Gastritis) pada lansia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode: 00002
Definisi: Berada dalam risiko mengalami intake nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan:
Kondisi yang Anda berikan, yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT) di bawah normal, hasil pengkajian status gizi menunjukkan kekurangan berat badan, serta adanya riwayat penyakit kronis yang mengganggu nafsu makan pada lansia, dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Berada dalam risiko mengalami intake nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1702
Judul: Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Kemampuan mempertahankan keseimbangan antara intake dan kebutuhan nutrisi tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1803
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Memfasilitasi asupan nutrisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. -
Article No. 16447 | 29 Apr 2025
Klinis : Jelaskan pengertian dan tujuan dari senam keseimbangan fisik? Apa saja manfaat dari senam keseimbangan fisik pada lansia? Bagaimana teknik senam keseimbangan fisik yang dapat dilakukan di rumah? Apa saja manfaat dari pola makan seimbang yang mendukung kesehatan? Jelaskan pola makan yang seimbang serta tips nutrisi pada lansia?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, SDKI-SLKI-SIKI, serta informasi terkait senam keseimbangan fisik dan pola makan seimbang pada lansia.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Jatuh (Kode: 00155)
Definisi: Rentan untuk mengalami penurunan kemampuan fisik yang dapat menyebabkan cedera akibat interaksi antara individu dengan lingkungan internal dan eksternal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Keseimbangan (Kode: 10015)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh secara stabil.
- Penurunan Mobilitas Fisik (Kode: 10019)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Tubuh (Kode: 10015)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh secara stabil.
- Mobilitas Fisik (Kode: 10019)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Senam Keseimbangan (Kode: 7320)
Definisi: Intervensi untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mempertahankan posisi tubuh secara stabil.
- Perawatan Mobilitas (Kode: 7390)
Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan bergerak secara bebas dan mudah.
Senam Keseimbangan Fisik:
Pengertian: Senam keseimbangan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mempertahankan posisi tubuh secara stabil.
Tujuan: Meningkatkan keseimbangan tubuh, mencegah risiko jatuh, dan mempertahankan atau meningkatkan mobilitas fisik.
Manfaat Senam Keseimbangan Fisik pada Lansia:
1. Meningkatkan kekuatan otot dan fleksibilitas sendi.
2. Memperbaiki koordinasi dan keseimbangan tubuh.
3. Mengurangi risiko jatuh dan cedera.
4. Meningkatkan aktivitas fisik dan independensi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan lansia.
Teknik Senam Keseimbangan Fisik di Rumah:
1. Berdiri dengan satu kaki dan pertahankan selama 30 detik, lalu ulangi dengan kaki lainnya.
2. Berjalan dengan tumit dan jari kaki, pertahankan selama 30 detik.
3. Duduk di kursi, angkat satu kaki dan pertahankan selama 30 detik, lalu ulangi dengan kaki lainnya.
4. Berdiri di depan kursi, pegang sandaran kursi, dan lakukan gerakan squat.
5. Lakukan gerakan memutar atau mengayunkan lengan secara perlahan.
Pola Makan Seimbang dan Manfaatnya:
Pola makan seimbang adalah konsumsi makanan yang mengandung berbagai zat gizi dalam jumlah dan proporsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Manfaat pola makan seimbang:
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
2. Menjaga kesehatan dan fungsi organ tubuh.
3. Mencegah penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
4. Mempertahankan berat badan ideal.
5. Meningkatkan imunitas dan kesejahteraan.
Pola Makan Seimbang dan Tips Nutrisi pada Lansia:
1. Konsumsi cukup protein, seperti daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
2. Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan yang kaya vitamin dan mineral.
3. Batasi asupan gula, garam, dan lemak jenuh.
4. Minum cukup air putih dan menghindari minuman bersoda.
5. Sesuaikan porsi makanan dengan kebutuhan energi dan aktivitas.
6. Konsumsi suplemen jika diperlukan, atas saran tenaga kesehatan.
7. Makan dengan teratur dan dalam suasana tenang.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI-SLKI-SIKI, serta informasi terkait senam keseimbangan fisik dan pola makan seimbang, diharapkan dapat membantu lansia dalam menjaga kesehatan, keseimbangan, dan mobilitas fisik untuk meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 16448 | 29 Apr 2025
Klinis : gangguan memori
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi gangguan memori.
Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00131
Judul: Gangguan Memori
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengingat atau mengenali informasi atau keterampilan yang sebelumnya telah dipelajari atau dialami.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00131
Judul: Gangguan Memori
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengingat atau mengenali informasi atau keterampilan yang sebelumnya telah dipelajari atau dialami.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 08.01
Judul: Memori Membaik
Definisi: Kemampuan klien untuk mengingat dan mengenali informasi atau keterampilan yang sebelumnya telah dipelajari atau dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 08.01
Judul: Stimulasi Memori
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk merangsang dan meningkatkan kemampuan klien dalam mengingat dan mengenali informasi atau keterampilan yang sebelumnya telah dipelajari atau dialami.
Dalam kondisi gangguan memori, perawat berperan penting dalam melakukan evaluasi komprehensif, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi, dan menerapkan intervensi yang sesuai untuk membantu klien dalam meningkatkan kemampuan memorinya. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi proses pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup klien. -
Article No. 16449 | 29 Apr 2025
Klinis : Kode: D.0116 Definisi: Pola pengaturan dan mpengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam kebiasaan hiduo sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan. Penjelasan:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\deflang1057{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057\b DIAGNOSA KEPERAWATAN\b0\par
\i (SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)\i0\par
\b Kode D.0116\b0 : Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif\par
\i Definisi\i0 : Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.\par
\par
\b TUJUAN & INTERVENSI\b0\par
\i (SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia)\i0\par
\b Kode L.15001\b0 : Pengetahuan: Manajemen Penyakit\par
\i Kriteria Luaran\i0 :\par
1. Menyebutkan regimen terapeutik yang diresepkan\par
2. Mendemonstrasikan teknik manajemen gejala\par
3. Mengidentifikasi sumber daya pendukung\par
\par
\i (SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)\i0\par
\b Kode I.15001\b0 : Edukasi Manajemen Penyakit\par
\i Intervensi\i0 :\par
1. Identifikasi kesenjangan pengetahuan pasien\par
2. Sederhanakan informasi regimen terapeutik\par
3. Gunakan metode teach-back untuk evaluasi pemahaman\par
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk modifikasi regimen\par
\par
\b RASIONAL\b0 :\par
Diagnosa ini menggambarkan kegagalan adaptasi perilaku kesehatan (NANDA-I Domain 1). Pendekatan edukasi berbasis evidence (SIKI I.15001) terbukti meningkatkan kepatuhan melalui pemberdayaan pasien (Johnson et al., 2022). SLKI L.15001 mengukur outcome kognitif dan behavioral sebagai indikator keberhasilan intervensi.\par
} -
Article No. 16450 | 29 Apr 2025
Klinis : Kode: D.0116 Definisi: Pola pengaturan dan mpengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam kebiasaan hiduo sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan. Penjelasan:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kode D.0116 merujuk pada diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (D.0116)
Definisi (SDKI):
Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
Penjelasan Singkat:
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan adalah suatu diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan individu dalam mengatur dan mengintegrasikan penanganan masalah kesehatan ke dalam aktivitas rutin sehari-hari, sehingga tidak dapat mencapai status kesehatan yang diharapkan.
Kode dan Definisi SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): D.0116 - Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): L.0310 - Perilaku Manajemen Kesehatan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): I.0528 - Manajemen Kesehatan
Sebagai seorang perawat, saya akan membantu pasien untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatur dan mengintegrasikan penanganan masalah kesehatan ke dalam aktivitas sehari-hari, sehingga dapat mencapai status kesehatan yang optimal. -
Article No. 16451 | 29 Apr 2025
Klinis : Kurang menunjukan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan Kurang menunjukan pemahaman tentang perilaku sehat Tidak mampj menjalankan perilaku sehat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Adaptasi Kesehatan Tidak Efektif (00069)
Definisi: Ketidakmampuan untuk memodifikasi diri secara positif dalam merespons terhadap perubahan lingkungan.
2. Kurang Pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik yang spesifik.
3. Ketidakmampuan Mengelola Kesehatan (00099)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan berkomunikasi secara efektif tentang masalah kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Adaptasi Kesehatan Tidak Efektif (00069)
Kode: 10020
Definisi: Ketidakmampuan untuk memodifikasi diri secara positif dalam merespons terhadap perubahan lingkungan.
2. Kurang Pengetahuan (00126)
Kode: 10008
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik yang spesifik.
3. Ketidakmampuan Mengelola Kesehatan (00099)
Kode: 10007
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan berkomunikasi secara efektif tentang masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Adaptasi Efektif (1311)
Definisi: Kemampuan individu untuk memodifikasi diri secara positif dalam merespons terhadap perubahan lingkungan.
2. Pengetahuan Tentang Kesehatan (1803)
Definisi: Informasi kognitif yang dimiliki individu tentang topik yang spesifik terkait kesehatan.
3. Manajemen Kesehatan (1813)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan berkomunikasi secara efektif tentang masalah kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Dukungan Adaptasi (5240)
Definisi: Membantu individu mengembangkan kemampuan untuk memodifikasi diri secara positif dalam merespons terhadap perubahan lingkungan.
2. Peningkatan Pengetahuan (5520)
Definisi: Meningkatkan pemahaman individu tentang informasi yang terkait dengan topik yang spesifik.
3. Manajemen Kesehatan (5614)
Definisi: Membantu individu dalam mengidentifikasi, mengelola, dan berkomunikasi secara efektif tentang masalah kesehatan.
Dalam konteks kondisi yang Anda berikan, perawat dapat menggunakan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan adaptasi, meningkatkan pengetahuan tentang perilaku sehat, dan meningkatkan kemampuan mengelola kesehatan secara efektif. -
Article No. 16452 | 29 Apr 2025
Klinis : buatkan bagan pathway panah ke bawah pasien isk dengan pemicu DM keluhan perut kembung mengakami masalah keperawatan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, yaitu pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang dipicu oleh Diabetes Mellitus (DM) serta keluhan perut kembung, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Inkontinensia urin (+)
Definisi: Ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin.
Faktor yang berhubungan: Infeksi saluran kemih, peningkatan volume urin, kelemahan otot dasar panggul.
2. Risiko infeksi (+)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Faktor risiko: Kondisi kronis (DM), prosedur invasif (kateterisasi), malnutrisi.
3. Gangguan eliminasi gastrointestinal (+)
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, dan/atau pengeluaran feses.
Faktor yang berhubungan: Gangguan motilitas, malabsorpsi, efek obat.
Bagan Pathway:
[Bagan Pathway]
Pasien ISK dengan Pemicu DM
Keluhan Perut Kembung
↓
Inkontinensia Urin
Risiko Infeksi
Gangguan Eliminasi Gastrointestinal
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Inkontinensia Urin:
- Pasien mampu mengontrol buang air kecil
- Pasien tidak mengalami kebocoran urin
- Tidak terjadi iritasi kulit akibat inkontinensia
2. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi infeksi saluran kemih
- Tidak terjadi komplikasi akibat infeksi
- Tanda-tanda infeksi menurun
3. Gangguan Eliminasi Gastrointestinal:
- Pola defekasi kembali normal
- Tidak ada keluhan perut kembung
- Tidak terjadi komplikasi akibat gangguan eliminasi
Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Inkontinensia Urin:
- Latihan kontrol kandung kemih
- Pengaturan jadwal berkemih
- Perawatan kulit daerah genital
2. Risiko Infeksi:
- Pemantauan tanda-tanda infeksi
- Perawatan kateter urin
- Pemberian antibiotik sesuai indikasi
3. Gangguan Eliminasi Gastrointestinal:
- Pengaturan pola makan dan diet
- Pemberian laksatif/antikolinergik sesuai indikasi
- Masase abdomen
Penjelasan rinci:
1. Inkontinensia Urin:
- Latihan kontrol kandung kemih bertujuan untuk memperkuat otot dasar panggul dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan pengeluaran urin.
- Pengaturan jadwal berkemih dilakukan untuk mencegah kebocoran urin dan mencapai kontrol berkemih yang optimal.
- Perawatan kulit daerah genital penting untuk mencegah iritasi dan infeksi akibat kebocoran urin.
2. Risiko Infeksi:
- Pemantauan tanda-tanda infeksi meliputi pemeriksaan suhu tubuh, gejala infeksi saluran kemih, dan fungsi ginjal.
- Perawatan kateter urin secara aseptik untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Pemberian antibiotik sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas untuk mengatasi infeksi.
3. Gangguan Eliminasi Gastrointestinal:
- Pengaturan pola makan dan diet bertujuan untuk mencegah terjadinya kembung dan memfasilitasi pola defekasi yang normal.
- Pemberian laksatif/antikolinergik sesuai indikasi untuk membantu mengatasi masalah konstipasi atau diare.
- Masase abdomen dapat membantu meningkatkan motilitas gastrointestinal dan mengurangi keluhan perut kembung.
Dalam praktik keperawatan, pengkajian yang komprehensif dan pemantauan yang ketat sangat diperlukan untuk memastikan intervensi yang tepat dan efektif dalam mengatasi masalah keperawatan pada pasien. -
Article No. 16453 | 29 Apr 2025
Klinis : pasien DM type 2 mengalami isk dengan keluhan mual muntah dan perut kembung, bagaimana etiologi masalah berdasarkan diagnosa keperawatannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien DM tipe 2 dengan ISK, mual, muntah, dan perut kembung:
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK) berhubungan dengan diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol.
Etiologi: Pasien DM tipe 2 memiliki risiko tinggi mengalami ISK karena kondisi hiperglikemia yang meningkatkan pertumbuhan bakteri patogen di saluran kemih.
b. Mual dan Muntah berhubungan dengan infeksi saluran kemih (ISK) dan gastroparesis diabetikum.
Etiologi: Infeksi bakteri pada saluran kemih dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi pada saluran cerna, sehingga memicu refleks muntah. Selain itu, komplikasi DM tipe 2 berupa gastroparesis diabetikum juga dapat menyebabkan rasa mual dan muntah.
c. Kembung berhubungan dengan infeksi saluran kemih (ISK) dan gastroparesis diabetikum.
Etiologi: Infeksi saluran kemih dan gastroparesis dapat mengganggu fungsi saluran cerna, sehingga menyebabkan akumulasi gas dan rasa kembung pada perut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK):
- Tidak terjadi komplikasi infeksi saluran kemih.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan gejala infeksi saluran kemih.
- Kadar glukosa darah terkontrol dalam batas normal.
b. Mual dan Muntah:
- Pasien mampu mengenali pemicu mual dan muntah.
- Pasien dapat mengelola gejala mual dan muntah dengan efektif.
- Pasien tidak mengalami dehidrasi atau gangguan cairan dan elektrolit.
c. Kembung:
- Pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kembung.
- Pasien dapat mengurangi gejala kembung dengan manajemen diet dan aktivitas.
- Pasien menunjukkan perbaikan pada fungsi saluran cerna.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK):
- Monitor tanda-tanda infeksi saluran kemih (demam, nyeri saat berkemih, perubahan warna dan bau urine).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian antibiotik sesuai dengan hasil kultur urine.
- Edukasi kepada pasien tentang pentingnya kontrol gula darah dan manajemen DM tipe 2.
- Anjurkan pasien untuk minum air putih yang cukup dan mengonsumsi makanan yang kaya serat.
b. Mual dan Muntah:
- Identifikasi faktor-faktor yang memicu mual dan muntah (misalnya, pemberian obat, infeksi).
- Berikan antiemetik sesuai instruksi tenaga kesehatan.
- Atur pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait manajemen gastroparesis diabetikum.
c. Kembung:
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kembung (misalnya, diet, aktivitas).
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan menghindari makanan yang dapat memperparah kembung.
- Berikan terapi simptomatik sesuai instruksi tenaga kesehatan (misalnya, antiflatulen).
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait manajemen gastroparesis diabetikum.
Dalam penerapan asuhan keperawatan ini, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara komprehensif, berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, dan melibatkan pasien serta keluarga dalam proses perawatan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 16454 | 29 Apr 2025
Klinis : pasien DM type 2 mengalami isk dengan keluhan mual muntah dan perut kembung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien DM tipe 2 dengan keluhan ISK, mual, muntah, dan perut kembung, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri akut (SDKI: 13.56) berhubungan dengan infeksi saluran kemih (ISK)
Pasien mengalami nyeri akut yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih (ISK). Nyeri ini dapat dirasakan pada area perut dan pinggang.
b. Intoleransi aktivitas (SDKI: 13.40) berhubungan dengan kelemahan yang disebabkan oleh mual dan muntah
Pasien mengalami intoleransi aktivitas yang disebabkan oleh kelemahan akibat mual dan muntah yang dialaminya.
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI: 13.75) berhubungan dengan penurunan intake oral karena mual dan muntah
Pasien mengalami perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh akibat penurunan intake oral yang disebabkan oleh mual dan muntah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri terkontrol (SLKI: 10151)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat merasakan nyeri yang terkontrol atau terkendali.
b. Toleransi aktivitas membaik (SLKI: 10183)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya seiring dengan perbaikan kondisi.
c. Intake nutrisi adekuat (SLKI: 10188)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara adekuat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen nyeri (SIKI: 80110)
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi untuk mengatasi nyeri
b. Peningkatan toleransi aktivitas (SIKI: 80228)
- Evaluasi tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi pasien
- Berikan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Ajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan toleransi aktivitas
- Pantau tanda-tanda vital selama aktivitas
c. Manajemen nutrisi (SIKI: 80150)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intake nutrisi pasien
- Berikan nutrisi sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan kondisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi
- Pantau status nutrisi pasien secara berkala
Penjelasan di atas menggambarkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien DM tipe 2 dengan ISK, mual, muntah, dan perut kembung. Intervensi yang diberikan berfokus pada pengelolaan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan manajemen nutrisi untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 16455 | 29 Apr 2025
Klinis : Ny. Y memperhatikan bahwa suaminya Tn X usia 61 tahun selalu merasa haus dan sering ke kamar mandi untuk BAK pada malam hari. Tidak ada yang bisa mengingat sudah berapa lama sejak perubahan pada Tn X ini dimulai. Ny Y menyatakan bahwa kejadian itu sudah lama berlangsung dan tampak semakin buruk sehingga mereka memilih untuk membawa suaminya ke IGD hari ini. Ditambah lagi dengan adanya luka dengan bau khas di plantar kaki Tn X, setelah dilakukan pengukuran luka tersebut panjngnya 5 cm, lebar 3 cm dengan dalam 2 cm. luka terasa perih saat dikaji dengan skala nyeri 5, seperti tertusuk jarung, nyeri terasa saat luka tersentuk. Luka berwarna merah, kuning dan sedikit tampak kecoklatan, dari hasil analisis perawat luka masuk dalam grade 2 luka diabetes. Tn X mengeluh mual dan muntah selama dua hari. Glukosa darahnya 380 mg/dL. Jadi Tn. X baru saja didiagnosa menderita diabetes. hemoglobin A1C-nya adalah 8,3%. Dengan tinggi badan 158 cm dan berat badan 80 kg maka Tn X masuk dalam kategori obesitas tingkat 2. Tn X mengaku bahwa dia tidak melakukan olahraga secara teratur. Dia belum mengikuti diet khusus selama di rumah selama ini. Dia taruh di meja makan Dia menyatakan bahwa, "Saya makan apa pun a pun yang istri saya makan, Tn X dihadapkan pada pilihan oleh dokter untuk me oral atau insulin untuk menurunkan mengkonsumsi obat menurunkan gula darahnya. Selain itu perawat menyarankan agar In X melakukan perubahan gaya hidup ke arah gaya hidup sehat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, berikut adalah pembahasan terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Pengendalian Diabetes: Pola perilaku, pengetahuan, dan ketrampilan yang tidak memadai untuk mengelola diabetes secara efektif, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah, adanya komplikasi penyakit diabetes (luka diabetes), dan ketidakpatuhan terhadap rejimen terapeutik.
2. Defisit Perawatan Diri: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan, yang ditandai dengan pernyataan pasien bahwa ia belum mengikuti diet khusus dan belum melakukan olahraga secara teratur.
3. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang ditandai dengan adanya luka pada kaki dengan skala nyeri 5.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kendali Diabetes Efektif: Kemampuan pasien untuk mengendalikan kadar glukosa darah, mencegah komplikasi, dan mempertahankan fungsi tubuh yang optimal.
2. Perawatan Diri Mandiri: Kemampuan pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri, termasuk aktivitas makan, berolahraga, dan perawatan luka.
3. Kontrol Nyeri: Kemampuan pasien untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kendali Diabetes Efektif:
a. Ajarkan pasien tentang diabetes, pengelolaan gula darah, dan pencegahan komplikasi.
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi obat antidiabetes yang tepat (oral atau insulin).
c. Motivasi pasien untuk patuh terhadap rejimen terapeutik (diet, olahraga, pemantauan gula darah).
d. Evaluasi secara berkala kadar glukosa darah, HbA1C, dan tanda-tanda komplikasi.
2. Perawatan Diri Mandiri:
a. Ajarkan pasien tentang perencanaan dan persiapan makanan yang sesuai dengan diet diabetes.
b. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik/olahraga secara teratur.
c. Ajarkan pasien tentang perawatan luka diabetes dan pentingnya menjaga kebersihan kaki.
d. Libatkan keluarga dalam edukasi dan dukungan terhadap perubahan gaya hidup pasien.
3. Kontrol Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, intensitas, durasi).
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgesik yang tepat.
c. Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan manajemen luka.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
Secara keseluruhan, pendekatan holistik yang melibatkan edukasi, pemberian terapi, dan dorongan untuk perubahan gaya hidup sehat diperlukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami oleh Tn. X. Kolaborasi yang erat antara perawat, tim medis, dan keluarga akan sangat membantu dalam mencapai luaran yang diharapkan.