Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16426 | 29 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki 50 tahun Kesadaran sopor, sebelumnya pasien mengeluh nyeri dada hebat di bagian kiri menjaar ke bahu. GCS E2,M3, Vet. TD 180/65mmHg., Nadi 70x/ menit, RR 22x/menit,, SpO2 90%. Urine output 175 cc/ 7jam, Hasil lab menunjukkan Nilai Troponin T 2 mg/ml. Pasien memiliki riwayat Merokok 1. Lakukan analisia pada kasus diatas? 2. Tentukan masalah keperwatan yang tepat 3. Intervensi apa yang harus dilakukan?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, nurse. Saya akan membantu Anda menganalisis kasus dan menyusun diagnosa, luaran, serta intervensi keperawatan yang sesuai.
1. Analisis Kasus:
Pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan kesadaran sopor, mengeluh nyeri dada hebat di bagian kiri yang menjalar ke bahu. Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 180/65 mmHg, nadi 70 x/menit, respirasi 22 x/menit, dan saturasi oksigen 90%. Pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan kadar Troponin T sebesar 2 mg/ml. Pasien memiliki riwayat merokok. Berdasarkan data tersebut, pasien mengalami gejala yang mengarah pada sindrom koroner akut (acute coronary syndrome).
2. Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan analisis kasus di atas, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard, ditandai dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke bahu.
b. Perfusi jaringan kardiak tidak efektif berhubungan dengan penyakit jantung koroner, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, nadi, respirasi, dan penurunan saturasi oksigen.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisik, ditandai dengan kesadaran pasien yang sopor.
3. Intervensi Keperawatan dan Luaran (Outcome) yang Diharapkan:
a. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard
- Luaran (SLKI):
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Intervensi (SIKI):
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri)
- Berikan analgesik sesuai dengan penanganan sindrom koroner akut
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi dan distraksi
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi
b. Perfusi jaringan kardiak tidak efektif berhubungan dengan penyakit jantung koroner
- Luaran (SLKI):
- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal
- Saturasi oksigen meningkat
- Intervensi (SIKI):
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antiiskemik (misalnya nitrogliserin)
- Anjurkan pasien untuk istirahat
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisik
- Luaran (SLKI):
- Pasien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri dengan bantuan minimal
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Intervensi (SIKI):
- Kaji tingkat energi dan aktivitas pasien
- Berikan perawatan yang berfokus pada pemulihan, seperti mobilisasi bertahap
- Ajarkan strategi untuk menghemat energi
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk menentukan program aktivitas yang sesuai
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam menyusun asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 16427 | 29 Apr 2025
Klinis : Klien menyatakan ingin kembali dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian. 2.Klien menyadari bahwa kondisinya membutuhkan latihan rutin, tetapi mengaku belum memahami cara melakukan latihan pasca stroke. 3.Klien merasa termotivasi untuk belajar, namun kadang merasa frustrasi. 4.Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing. 5. Keluarga Klien menyatakan belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke dan ingin mendapat pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait asuhan keperawatan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot pasca stroke.
Klien menyatakan ingin kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian, mengindikasikan adanya gangguan mobilitas fisik akibat kondisi pasca stroke.
2. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan/pengalaman terkait latihan pasca stroke.
Klien menyadari perlunya latihan rutin, namun belum memahami cara melakukannya, menunjukkan adanya defisit pengetahuan terkait latihan pasca stroke.
3. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Ketidakefektifan Koping berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan.
Klien merasa termotivasi untuk belajar namun kadang merasa frustrasi, menunjukkan adanya ketidakefektifan koping dalam menghadapi perubahan kondisi kesehatan akibat stroke.
4. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik pasca stroke.
Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing, mengindikasikan adanya intoleransi aktivitas akibat kondisi pasca stroke.
5. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan/pengalaman terkait latihan pasca stroke.
Keluarga klien menyatakan belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke dan ingin mendapatkan pengetahuan, menunjukkan adanya defisit pengetahuan pada keluarga terkait latihan pasca stroke.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Teratasi: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian secara mandiri.
2. Pengetahuan Peningkatan Kesehatan Teratasi: Klien dan keluarga memahami cara melakukan latihan pasca stroke.
3. Koping Efektif Teratasi: Klien dapat mengelola frustasi dan tetap termotivasi dalam proses pemulihan.
4. Toleransi Aktivitas Meningkat: Klien mampu melakukan aktivitas tanpa merasa mudah lelah dan pusing.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Mobilitas Fisik:
- Latihan Rentang Gerak
- Pelatihan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
- Pemberian Alat Bantu Mobilisasi
2. Peningkatan Pengetahuan:
- Edukasi Latihan Pasca Stroke
- Konseling Latihan Pasca Stroke
- Pembelajaran Keterampilan Latihan Pasca Stroke
3. Peningkatan Koping:
- Terapi Suportif
- Manajemen Stres
- Konseling Motivasi
4. Peningkatan Toleransi Aktivitas:
- Latihan Rentang Gerak Progresif
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas Bertahap
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, memahami cara latihan pasca stroke, mengelola frustasi, dan meningkatkan toleransi aktivitas. -
Article No. 16428 | 29 Apr 2025
Klinis : 3. Pengkajian Fisik a. Tekanan Darah : 170/90 mmHg b. Nadi : 80x/menit, teratur c. Frekuensi Napas : 18 kali/menit, normal d. Saturasi Oksigen : 98%, normal e. Suhu : 36,7°C, normal f. Status mental : Baik, pasien sadar penuh, orientasi waktu, tempat, dan orang baik. g. Kekuatan fisik : Lemah di ekstremitas kanan atas. h. Status nutrisi : Cukup, ada penurunan berat badan. i. Kemampuan melihat : Baik (dengan kacamata). j. Kemampuan mendengar : Normal. k. Toleransi aktivitas : Baik untuk aktivitas ringan, mudah lelah. l. Sistem muskuloskeletal : Lemah pada tangan kanan, tanpa deformitas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang telah dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, luaran (SLKI) yang diharapkan, serta intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Tekanan Darah
Definisi: Fluktuasi tekanan darah yang melebihi batas normal.
Penyebab: Gangguan kardiovaskular, stres, nyeri, dan perubahan posisi.
2. Kelemahan Fisik
Definisi: Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh perubahan fungsi fisik.
Penyebab: Gangguan muskuloskeletal, penurunan nutrisi, dan penyakit kronis.
3. Risiko Pemburukan Nutrisi
Definisi: Berisiko mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Penyebab: Peningkatan kebutuhan nutrisi, penurunan asupan, dan gangguan metabolisme.
Luaran (SLKI):
1. Stabilitas Tekanan Darah
Kriteria hasil:
- Tekanan darah stabil dalam batas normal
- Tidak ada episode hipertensi atau hipotensi
2. Kemampuan Fisik
Kriteria hasil:
- Kekuatan otot pada ekstremitas kanan atas meningkat
- Toleransi aktivitas meningkat
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan
3. Status Nutrisi
Kriteria hasil:
- Berat badan stabil
- Asupan nutrisi adekuat
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
- Monitor tekanan darah secara rutin
- Berikan obat antihipertensi sesuai resep
- Anjurkan pola makan rendah garam
- Promosikan aktivitas fisik yang sesuai
2. Peningkatan Mobilitas
- Latih dan bantu pasien dalam melakukan aktivitas fisik yang aman
- Ajarkan teknik dan alat bantu berjalan yang sesuai
- Berikan terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan otot
3. Manajemen Nutrisi
- Lakukan pengkajian nutrisi komprehensif
- Berikan konseling gizi terkait kebutuhan dan asupan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Monitor berat badan dan asupan nutrisi secara rutin
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah Ketidakstabilan Tekanan Darah, Kelemahan Fisik, dan Risiko Pemburukan Nutrisi. Luaran (SLKI) yang diharapkan adalah stabilitas tekanan darah, peningkatan kemampuan fisik, dan perbaikan status nutrisi. Intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan meliputi manajemen hipertensi, peningkatan mobilitas, dan manajemen nutrisi. Setiap intervensi dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 16429 | 29 Apr 2025
Klinis : Salah satu anggota kelompok hipertensi anggota lain tdk memahami penyebab hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan (00126)
Definisi:
Kurang Pengetahuan merupakan keadaan di mana individu menunjukkan defisit atau keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Penjelasan Singkat:
Pada kondisi ini, anggota kelompok hipertensi tidak memahami penyebab hipertensi. Hal ini merupakan masalah kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi, termasuk faktor-faktor yang menyebabkannya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00126
Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan defisit atau keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01501
Definisi: Peningkatan pengetahuan tentang hipertensi, termasuk penyebab dan faktor risikonya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 00126
Definisi: Pemberian informasi dan edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau keluarga tentang hipertensi, termasuk penyebab dan faktor risikonya.
Sebagai perawat, kita dapat memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kurang pengetahuan ini, seperti memberikan pendidikan kesehatan, konseling, dan materi edukasi yang dapat membantu anggota kelompok hipertensi memahami penyebab hipertensi dengan lebih baik. -
Article No. 16430 | 29 Apr 2025
Klinis : lansia mengaku nafsu makan menurun, mengatakan hanya makan 1-2 kali sehari dengan porsi kecil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu lansia dengan keluhan nafsu makan menurun dan hanya makan 1-2 kali sehari dengan porsi kecil, maka dapat ditetapkan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Malnutrisi (SDKI 10067)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Malnutrisi (SDKI 10067)
Definisi: Keadaan berisiko mengalami ketidakseimbangan gizi yang disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Asupan Nutrisi: Adekuat (SLKI 30007)
Definisi: Keadaan di mana jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan gizi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nutrisi (SIKI I0053)
Definisi: Serangkaian tindakan yang diberikan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi klien.
Tujuan dari tindakan keperawatan ini adalah untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada lansia, meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat, dan mempertahankan status gizi yang baik. -
Article No. 16431 | 29 Apr 2025
Klinis : Klien menyatakan ingin kembali dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian. 2.Klien menyadari bahwa kondisinya membutuhkan latihan rutin, tetapi mengaku belum memahami cara melakukan latihan pasca stroke. 3.Klien merasa termotivasi untuk belajar, namun kadang merasa frustrasi. 4.Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing. 5. Keluarga Klien menyatakan belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke dan ingin mendapat pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan:
1. Diagnosa Keperawatan: Deficit Perawatan Diri
- SDKI: Deficit Perawatan Diri (kode: 00108)
- SLKI: Perawatan Diri (kode: 0303)
- SIKI: Perawatan Diri (kode: D.0303)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
2. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan
- SDKI: Kurang Pengetahuan (kode: 00126)
- SLKI: Pengetahuan (kode: 1803)
- SIKI: Peningkatan Pengetahuan (kode: D.1803)
Definisi: Kurang atau tidak adanya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Emosi
- SDKI: Ketidakstabilan Emosi (kode: 00251)
- SLKI: Regulasi Emosi (kode: 1205)
- SIKI: Peningkatan Regulasi Emosi (kode: D.1205)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kontrol emosional.
4. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
- SDKI: Kelelahan (kode: 00093)
- SLKI: Tingkat Energi (kode: 0007)
- SIKI: Peningkatan Tingkat Energi (kode: D.0007)
Definisi: Sensasi fisik yang berulang dan berkelanjutan yang mengurangi kemampuan individu untuk berfungsi pada tingkat biasanya.
5. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan Keluarga
- SDKI: Kurang Pengetahuan (kode: 00126)
- SLKI: Pengetahuan (kode: 1803)
- SIKI: Peningkatan Pengetahuan (kode: D.1803)
Definisi: Kurang atau tidak adanya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Penjelasan singkat:
1. Deficit Perawatan Diri: Klien memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri sehari-hari, seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian.
2. Kurang Pengetahuan: Klien belum memahami cara melakukan latihan pasca stroke, sehingga membutuhkan peningkatan pengetahuan.
3. Ketidakstabilan Emosi: Klien merasa termotivasi untuk belajar, namun kadang merasa frustrasi, menunjukkan adanya ketidakstabilan emosi yang perlu ditangani.
4. Kelelahan: Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing, menunjukkan adanya kondisi kelelahan yang perlu ditangani.
5. Kurang Pengetahuan Keluarga: Keluarga Klien belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke, sehingga membutuhkan peningkatan pengetahuan. -
Article No. 16432 | 29 Apr 2025
Klinis : - Berat badan menurun 3 kg dalam 3 bulan terakhir - Indeks massa tubuh di bawah normal - Konsumsi makanan tidak teratur, sering makan mie instan/gorengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intake nutrisi tidak adekuat
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01301
Definisi: Keadaan dimana pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan kebutuhan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06118
Definisi: Memfasilitasi pasien untuk mengkonsumsi makanan dan cairan yang sesuai dengan kebutuhan.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan "Intake nutrisi tidak adekuat" didasarkan pada kondisi pasien yang mengalami penurunan berat badan 3 kg dalam 3 bulan terakhir, indeks massa tubuh di bawah normal, dan konsumsi makanan yang tidak teratur dengan lebih sering mengonsumsi makanan instan/gorengan. Hal ini menunjukkan bahwa asupan nutrisi pasien tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.
Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan kebutuhan (SLKI 01301). Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada memfasilitasi pasien untuk mengkonsumsi makanan dan cairan yang sesuai dengan kebutuhan (SIKI 06118). -
Article No. 16433 | 29 Apr 2025
Klinis : Kelompok lansia umur 65-80 tahun dengan gangguan keseimbangan dan berisiko jattug
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu kelompok lansia usia 65-80 tahun dengan gangguan keseimbangan dan risiko jatuh, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00155
Definisi: Kerentanan untuk mengalami penurunan kemampuan dalam menjaga stabilitas tubuh dan/atau kemampuan untuk melakukan perpindahan, yang dapat menyebabkan terjadinya kontak yang tidak disengaja dengan permukaan yang ada di dekat individu.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00155
Definisi: Kondisi yang menunjukkan kemampuan individu untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan stabilitas dan/atau kemampuan dalam melakukan perpindahan, sehingga terhindar dari kontak yang tidak disengaja dengan permukaan yang ada di dekat individu.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03003
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu meningkatkan dan/atau mempertahankan stabilitas dan/atau kemampuan dalam melakukan perpindahan, sehingga terhindar dari kontak yang tidak disengaja dengan permukaan yang ada di dekat individu.
Dalam konteks tone akademis, persona pakar, dan nurse, perawat dapat menjelaskan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan terkait risiko jatuh pada kelompok lansia usia 65-80 tahun dengan gangguan keseimbangan secara komprehensif dan ilmiah, serta memberikan rekomendasi tindakan keperawatan yang sesuai untuk mencegah dan mengatasi risiko jatuh pada pasien. -
Article No. 16434 | 29 Apr 2025
Klinis : Indeks massa tubuh (IMT) < normal Hasil pengkajian status gizi menunjukkan kekurangan berat badan Wajah tampak lesu, kulit kering Riwayat penyakit kronis yang mengganggu nafsu makan (misal: DM,Hipertensi,Gastritis)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Judul: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 00002
Judul: Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Tercapainya status gizi yang optimal sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 00002
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki status nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Secara akademis, kondisi Indeks Massa Tubuh (IMT) yang kurang dari normal, hasil pengkajian status gizi menunjukkan kekurangan berat badan, serta adanya riwayat penyakit kronis yang mengganggu nafsu makan (seperti DM, Hipertensi, Gastritis) dapat diidentifikasi sebagai Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. Diagnosa ini berfokus pada asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik pasien. Perawat perlu melakukan intervensi manajemen nutrisi untuk mempertahankan atau memperbaiki status gizi pasien sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. -
Article No. 16435 | 29 Apr 2025
Klinis : Klien menyatakan ingin kembali dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian. 2.Klien menyadari bahwa kondisinya membutuhkan latihan rutin, tetapi mengaku belum memahami cara melakukan latihan pasca stroke. 3.Klien merasa termotivasi untuk belajar, namun kadang merasa frustrasi. 4.Klien mengeluh mudah lelah dan masih merasa pusing. 5. Keluarga Klien menyatakan belum mengetahui cara melakukan latihan pasca stroke dan ingin mendapat pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI**
Berikut adalah analisis diagnosa keperawatan berdasarkan **Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**, **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**, dan **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** sesuai dengan kondisi klien:
---
### **1. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI: 00085)**
**Definisi:**
Berkurangnya kemampuan untuk bergerak secara mandiri atau terbatasnya rentang gerak yang memengaruhi aktivitas sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan berpakaian.
**Luaran (SLKI: 0401 – Kemampuan Mobilisasi Fisik Meningkat)**
- Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Kekuatan otot meningkat.
- Koordinasi gerak membaik.
**Intervensi (SIKI: 4201 – Latihan Rentang Gerak)**
- Ajarkan latihan ROM (Range of Motion) aktif/pasif.
- Bantu klien dalam aktivitas ADL (Activities of Daily Living).
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
---
### **2. Kurang Pengetahuan tentang Latihan Pasca Stroke (SDKI: 00126)**
**Definisi:**
Ketidakpahaman klien dan keluarga mengenai prosedur latihan yang diperlukan untuk pemulihan pasca stroke.
**Luaran (SLKI: 1803 – Pengetahuan tentang Prosedur Kesehatan Meningkat)**
- Klien dan keluarga memahami teknik latihan yang aman.
- Klien dapat mendemonstrasikan latihan dengan benar.
**Intervensi (SIKI: 5604 – Pendidikan Kesehatan)**
- Berikan edukasi tentang latihan pasca stroke (contoh: latihan keseimbangan, kekuatan otot).
- Gunakan media visual (video/brosur) untuk mempermudah pemahaman.
- Libatkan keluarga dalam sesi edukasi.
---
### **3. Kelelahan (SDKI: 00093) dan Risiko Ketidakseimbangan Cairan (SDKI: 00025)**
**Definisi:**
Kelelahan fisik dan mental yang memengaruhi motivasi klien, serta risiko dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit akibat pusing dan kelemahan.
**Luaran (SLKI: 1301 – Tingkat Energi Meningkat)**
- Klien melaporkan penurunan keluhan lelah.
- Klien mampu beraktivitas tanpa kelelahan berlebihan.
**Intervensi (SIKI: 2400 – Manajemen Energi)**
- Atur jadwal istirahat dan aktivitas.
- Anjurkan hidrasi cukup dan nutrisi seimbang.
- Pantau tanda vital (tekanan darah, nadi).
---
### **4. Ansietas (SDKI: 00146) terkait Proses Pemulihan**
**Definisi:**
Perasaan frustrasi dan ketidakpastian klien terhadap kemampuannya dalam menjalani rehabilitasi.
**Luaran (SLKI: 2102 – Koping terhadap Stres Meningkat)**
- Klien mengungkapkan perasaan lebih tenang.
- Klien menggunakan strategi koping adaptif.
**Intervensi (SIKI: 5230 – Dukungan Emosional)**
- Berikan motivasi dan reinforcement positif.
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, guided imagery).
- Fasilitasi konseling jika diperlukan.
---
### **5. Ketidakefektifan Peran Keluarga (SDKI: 00064) dalam Perawatan Klien**
**Definisi:**
Keluarga belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung latihan pasca stroke.
**Luaran (SLKI: 1503 – Dukungan Keluarga Meningkat)**
- Keluarga mampu membantu klien dalam latihan.
- Keluarga memahami tanda bahaya yang perlu dilaporkan.
**Intervensi (SIKI: 7100 – Pemberdayaan Keluarga)**
- Latih keluarga dalam teknik mobilisasi dan bantuan ADL.
- Berikan panduan tertulis tentang perawatan pasca stroke.
- Jadwalkan kunjungan follow-up untuk evaluasi.
---
### **Kesimpulan**
Diagnosa keperawatan di atas mencakup aspek **fisik, edukasi, psikologis, dan dukungan keluarga**, dengan intervensi yang berfokus pada **peningkatan kemandirian, pemahaman, dan motivasi klien**. Pendekatan holistik diperlukan untuk memastikan keberhasilan rehabilitasi pasca stroke.
**Referensi:**
- PPNI. (2016). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resmi.)*