Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19792 | 18 Jul 2025
Klinis : Etiologi dari kasus Pasien datang via UGD dengan keluhan demam sejak 3 hari. Demanı naik turun, cenderung naik ketika malam. Keluhan disertai mual, muntah, lemas tidak nafsu makan minum dan tidak bisa tidur dua hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala yang dilaporkan oleh pasien, yaitu demam, mual, muntah, lemas, tidak nafsu makan, dan kesulitan tidur, maka diagnosis yang paling sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang dilakukan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat dilaporkan.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi demam yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik. Hal ini sesuai dengan gejala utama yang dilaporkan, yaitu demam dengan fluktuasi suhu yang cenderung naik pada malam hari.
- Gejala penyerta seperti mual, muntah, lemas, tidak nafsu makan, dan kesulitan tidur juga umum ditemukan pada kasus demam, terutama pada infeksi viral atau bakterial.
- Tanpa informasi tambahan seperti hasil pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang, diagnosis yang lebih spesifik tidak dapat ditentukan. Oleh karena itu, kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak terspesifikasi) merupakan diagnosis yang paling sesuai dengan informasi yang tersedia. -
Article No. 19793 | 18 Jul 2025
Klinis : A.F dibawa ibunya ke poli kejiwaan anak karena anaknya tampak semakin sering mengurung diri dikamar, tidak mau berbaur dengan teman dan keluarga. Ibu A.F juga mengatakan anaknya sering memukul meja, melempar mainan, dan mendorong bahkan memukul teman dan keluarganya saat tidak mendapatkan apa yang diinginkan terutama ketika ia kesulitan menyampaikan maksud atau merasa tidak dipahami. Selain itu A.F juga mengalami kesulitan tidur. Ia biasanya baru bisa tidur sekitar jm 11 malam dan sering terbangun di tengah malam. Akibatnya, ia tampak mengantuk dan mudah marah keesokan harinya.Saat dikaji pasien tidak koperatif,pasien tampak bersembunyi dibelakang ibunya,pasien juga tampak ingin memukul perawat dengan mengepalkan tangan dan berteriak terus menerus,pasien juga terus menerus memukul dan berusaha menarik orang tuanya untuk pulang hingga melemparkan barang - barang di sekitarnya saat diajak bicara pasien tampak mengalihkan pandangan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus A.F yang dibawa oleh ibunya ke poli kejiwaan anak, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, yaitu:
1. Perilaku Kekerasan
- Definisi: Respon maladaptif individu terhadap ketegangan internal atau eksternal yang ditunjukkan melalui perilaku agresif secara verbal atau fisik.
- Karakteristik: Sering memukul meja, melempar mainan, mendorong dan memukul teman serta keluarga saat tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
2. Tidur Terganggu
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan jumlah dan kualitas tidur yang diinginkan.
- Karakteristik: Kesulitan tidur, baru bisa tidur sekitar jam 11 malam, sering terbangun di tengah malam, mengantuk dan mudah marah keesokan harinya.
3. Isolasi Sosial
- Definisi: Pengalaman individu yang merasa terisolasi dari orang lain, baik secara nyata maupun emosional.
- Karakteristik: Semakin sering mengurung diri di kamar, tidak mau berbaur dengan teman dan keluarga.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Kekerasan:
- Pasien dapat mengendalikan perilaku agresif secara verbal dan fisik.
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan dan kebutuhan dengan cara yang tepat.
- Pasien dapat menjalin hubungan yang positif dengan orang lain.
2. Tidur Terganggu:
- Pasien dapat tidur dengan cukup dan kualitas yang baik.
- Pasien merasa segar dan tidak mengantuk di siang hari.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal.
3. Isolasi Sosial:
- Pasien dapat berinteraksi dan berbaur dengan teman dan keluarga.
- Pasien dapat mengekspresikan perasaan dan kebutuhan dengan orang lain.
- Pasien dapat membangun hubungan yang positif dengan orang lain.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perilaku Kekerasan:
- Identifikasi faktor pemicu perilaku kekerasan.
- Latih pasien dalam teknik manajemen marah dan stres.
- Fasilitasi pasien untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhan secara tepat.
- Berikan lingkungan yang aman dan mendukung.
2. Tidur Terganggu:
- Identifikasi faktor yang memengaruhi pola tidur pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur.
- Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur.
- Berikan edukasi tentang pola tidur yang sehat.
3. Isolasi Sosial:
- Fasilitasi pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
- Libatkan keluarga dalam mendukung pasien untuk berbaur.
- Ajarkan keterampilan komunikasi dan sosialisasi yang efektif.
- Berikan penguatan positif saat pasien berinteraksi dengan orang lain.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada ketiga diagnosa keperawatan tersebut, diharapkan dapat membantu pasien A.F mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kesehatan mental serta kualitas hidupnya. -
Article No. 19794 | 18 Jul 2025
Klinis : pasien awalnya 3 hari yang lalu mengeluh vertigo dan muntah muntah, berobat ke faskes 1 membaik, lalu sejak kemarin pasien tiba tiba mulut mencong dan bicara susah, untuk menelan juga susah pasien juga mengeluh tubuh sebelah kanan lebih lemah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, yaitu:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Terkait Kelemahan Anggota Gerak Sebelah Kanan
Pasien mengalami kelemahan pada tubuh sebelah kanan, yang dapat menyebabkan gangguan dalam pergerakan dan mobilitas.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Terkait Disfungsi Saraf Kranial
Pasien mengalami kesulitan dalam berbicara dan menelan, yang dapat disebabkan oleh disfungsi saraf kranial.
3. Resiko Aspirasi Terkait Disfagia
Pasien mengalami kesulitan dalam menelan, yang dapat meningkatkan risiko aspirasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Mobilitas Fisik Terkait Kelemahan Anggota Gerak Sebelah Kanan:
- Pasien dapat melakukan pergerakan anggota gerak sebelah kanan dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat mempertahankan keseimbangan dan koordinasi gerak.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Terkait Disfungsi Saraf Kranial:
- Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan alternatif komunikasi.
- Pasien dapat memahami instruksi dan informasi yang diberikan.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam diskusi dan interaksi sosial.
3. Resiko Aspirasi Terkait Disfagia:
- Pasien dapat menelan makanan dan cairan dengan aman.
- Pasien tidak mengalami episode aspirasi selama perawatan.
- Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Mobilitas Fisik Terkait Kelemahan Anggota Gerak Sebelah Kanan:
- Latihan pergerakan anggota gerak sebelah kanan dengan bantuan perawat atau terapis.
- Latihan keseimbangan dan koordinasi gerak.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik mobilisasi yang aman.
- Penggunaan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Terkait Disfungsi Saraf Kranial:
- Identifikasi metode komunikasi alternatif yang sesuai (misal: komunikasi tertulis, bahasa isyarat).
- Latihan penggunaan metode komunikasi alternatif.
- Pemberian umpan balik yang positif saat pasien berkomunikasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang strategi komunikasi yang efektif.
3. Resiko Aspirasi Terkait Disfagia:
- Konsultasi dengan ahli gizi untuk modifikasi diet dan konsistensi makanan.
- Latihan menelan dengan teknik yang aman (misal: posisi menelan, teknik menelan).
- Pengawasan saat pasien makan dan minum.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan aspirasi.
Setiap intervensi keperawatan harus dilakukan secara komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan. Selain itu, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, terapis, dan ahli gizi, sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 19795 | 18 Jul 2025
Klinis : pasien awalnya 3 hari yang lalu mengeluh vertigo dan muntah muntah, berobat ke faskes 1 membaik, lalu sejak kemarin pasien tiba tiba mulut mencong dan bicara susah, untuk menelan juga susah pasien juga mengeluh tubuh sebelah kanan lebih lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (Kode: 00085)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
2. Gangguan Komunikasi Verbal (Kode: 00051)
Definisi: Keterbatasan dalam pengiriman dan/atau penerimaan pesan verbal.
3. Risiko Aspiraisi (Kode: 00039)
Definisi: Berisiko mengalami masuknya substansi ke dalam saluran pernapasan.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
- Disebabkan oleh gangguan neurologis seperti stroke yang menyebabkan kelumpuhan pada satu sisi tubuh (hemiparesis).
- Dapat mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Gangguan Komunikasi Verbal
- Disebabkan oleh gangguan neurologis seperti stroke yang menyebabkan kesulitan dalam berbicara (disfasia) dan menelan (disfagia).
- Dapat menghambat kemampuan pasien dalam berkomunikasi dan menyampaikan kebutuhan.
3. Risiko Aspiraisi
- Disebabkan oleh gangguan menelan (disfagia) yang dapat menyebabkan masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran pernapasan.
- Dapat mengakibatkan pneumonia aspirasi dan komplikasi pernapasan lainnya.
Kode dan Definisi SDKI, SLKI, SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Gangguan Mobilitas Fisik (Kode: 00085)
- Gangguan Komunikasi Verbal (Kode: 00051)
- Risiko Aspiraisi (Kode: 00039)
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Mobilitas (Kode: 1804)
- Komunikasi (Kode: 0902)
- Pencegahan Aspirasi (Kode: 1918)
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Peningkatan Mobilitas (Kode: 6490)
- Terapi Wicara (Kode: 4355)
- Pencegahan Aspirasi (Kode: 3200)
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 19796 | 18 Jul 2025
Klinis : ny. d hamil g4p3a0 dengan diagnosa PEB. alasan masuk karna mengeluh pusing kepala berat, jalan sempoyongan, penglihatan terasa seperti berputar-putar, dan kabur. td 157/100 mmHg. kondisi bedrest sejak 1 hari lalu. terpasang kateter urin. pasien mengatakan nyeri punggung suka muncul karna kurang bergerak. pasien mengatakan khawatir dengan kondisi bayi yg dikandungnya, pasien mengatakan gerakan janin berkurang. djj 150 kali/menit. memiliki riwayat penyakit HT. ayah kandung juga memiliki riwayat HT
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Hipertensi Akut
Definisi: Peningkatan tekanan darah di atas normal yang terjadi secara tiba-tiba.
Karakteristik Definisi: Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Faktor yang Berhubungan: Preeklampsia/eklampsia.
Alasan:
Ny. D memiliki diagnosis preeklampsia berat (PEB) dengan tekanan darah 157/100 mmHg, yang menunjukkan peningkatan tekanan darah secara akut. Preeklampsia merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi akut.
2. Ketidakstabilan Hemodinamik
Definisi: Perubahan parameter hemodinamik yang tidak sesuai dengan kondisi kesehatan seseorang.
Karakteristik Definisi: Perubahan tekanan darah, frekuensi jantung, dan curah jantung.
Faktor yang Berhubungan: Preeklampsia/eklampsia.
Alasan:
Ny. D mengalami peningkatan tekanan darah yang signifikan (157/100 mmHg) dan memiliki diagnosis preeklampsia berat, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik.
3. Risiko Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Rentan mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
Karakteristik Definisi: Adanya penurunan volume cairan, ketidakseimbangan antara asupan dan output cairan.
Faktor yang Berhubungan: Muntah, diare, demam, penurunan asupan cairan.
Alasan:
Ny. D mengalami gejala-gejala preeklampsia berat, seperti pusing, pandangan berputar-putar, dan kabur, yang dapat disebabkan oleh kekurangan volume cairan akibat proses patofisiologi preeklampsia.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Frekuensi jantung dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi
2. Keseimbangan Cairan
- Intake dan output cairan seimbang
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan atau kelebihan cairan
3. Kesejahteraan Janin
- Gerakan janin dalam rentang normal
- Denyut jantung janin dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
- Pantau tekanan darah secara teratur
- Berikan obat antihipertensi sesuai resep
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
- Edukasi pasien dan keluarga tentang hipertensi
2. Manajemen Cairan
- Kaji intake dan output cairan secara ketat
- Berikan cairan sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pemberian cairan
3. Pemantauan Kesejahteraan Janin
- Pantau pergerakan janin secara teratur
- Pantau denyut jantung janin secara teratur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pemantauan kesejahteraan janin
- Berikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diberikan sesuai dengan kondisi Ny. D yang mengalami preeklampsia berat. Hipertensi akut, ketidakstabilan hemodinamik, dan risiko kekurangan volume cairan merupakan diagnosa keperawatan yang tepat untuk menggambarkan kondisi pasien. Luaran yang diharapkan adalah stabilitas hemodinamik, keseimbangan cairan, dan kesejahteraan janin, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, meliputi manajemen hipertensi, manajemen cairan, dan pemantauan kesejahteraan janin. Semua intervensi harus dilakukan secara kolaboratif dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien dan janinnya. -
Article No. 19797 | 18 Jul 2025
Klinis : Diagnosa medis: Diabetes Mellitus tipe 2 + Luka kaki diabetes + Anemia Keluhan: “Kaki saya perih banget, ga bisa jalan.” Riwayat: Tidak patuh kontrol & minum obat Pemeriksaan: GDS: 325 mg/dL Luka: ulkus di kaki kanan, diameter 5 cm, tepi tidak rata, eksudat kuning Hb: 8 g/dL TD: 100/70 mmHg, Nadi: 98x/menit Pasien tampak lemah, pucat, dan cemas Pasien takut lukanya tidak sembuh dan akan diamputas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Integritas Kulit (NAND-53)
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (NAND-57)
c. Kecemasan (NAND-23)
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Gangguan Integritas Kulit (NAND-53)
- SDKI: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit dan jaringan di bawahnya.
- SLKI: Pemulihan integritas kulit yang rusak.
- SIKI: Perawatan luka, Perawatan kulit.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (NAND-57)
- SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan status nutrisi.
- SIKI: Manajemen nutrisi, Pemantauan nutrisi.
c. Kecemasan (NAND-23)
- SDKI: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber stresor yang dianggap mengancam.
- SLKI: Penurunan kecemasan.
- SIKI: Manajemen kecemasan, Terapi relaksasi.
Kode dan definisi:
- NAND-53: Gangguan Integritas Kulit - Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit dan jaringan di bawahnya.
- NAND-57: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh - Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- NAND-23: Kecemasan - Respon emosional dan psikologis terhadap sumber stresor yang dianggap mengancam.
Diagnosa-diagnosa tersebut sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami Diabetes Mellitus tipe 2, luka kaki diabetes, dan anemia, serta manifestasi klinis yang ditunjukkan. -
Article No. 19798 | 18 Jul 2025
Klinis : Diagnosa medis: Diabetes Mellitus tipe 2 + Luka kaki diabetes + Anemia Keluhan: “Kaki saya perih banget, ga bisa jalan.” Riwayat: Tidak patuh kontrol & minum obat Pemeriksaan: GDS: 325 mg/dL Luka: ulkus di kaki kanan, diameter 5 cm, tepi tidak rata, eksudat kuning Hb: 8 g/dL TD: 100/70 mmHg, Nadi: 98x/menit Pasien tampak lemah, pucat, dan cemas Pasien takut lukanya tidak sembuh dan akan diamputas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas (00092)
SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan dan dibutuhkan, yang dapat mengakibatkan kelelahan.
SLKI: Pemantauan toleransi aktivitas, Manajemen aktivitas, Manajemen energi.
SIKI: Manajemen energi, Perawatan kaki diabetes, Manajemen luka.
2. Risiko infeksi (00004)
SDKI: Peningkatan risiko organisme patogen untuk menyerang tempat yang seharusnya steril.
SLKI: Manajemen infeksi, Perawatan luka, Manajemen nutrisi.
SIKI: Perawatan luka, Perawatan kaki diabetes, Manajemen nutrisi.
3. Nyeri akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Manajemen nyeri, Manajemen aktivitas, Terapi komplementer.
SIKI: Manajemen nyeri, Perawatan kaki diabetes, Manajemen energi.
4. Kecemasan (00146)
SDKI: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak diketahui atau tidak jelas.
SLKI: Dukungan emosional, Terapi relaksasi, Manajemen kecemasan.
SIKI: Manajemen kecemasan, Dukungan emosional, Konseling.
Kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI dapat diuraikan sebagai berikut:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode diagnosis dan definisi sesuai dengan yang tercantum di atas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan spesifik yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada kebutuhan pasien dengan diabetes mellitus tipe 2, luka kaki diabetes, dan anemia. -
Article No. 19734 | 17 Jul 2025
Klinis : pemantauan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (00025)
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan, penambahan, atau ketidakseimbangan antara cairan intravaskular, interstitial, dan intraseluler yang dapat mengancam kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00025
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan, penambahan, atau ketidakseimbangan antara cairan intravaskular, interstitial, dan intraseluler yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0602 Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6400 Manajemen Cairan
Definisi: Pengaturan, pemantauan, dan fasilitasi asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
Pada kondisi pemantauan cairan, perawat perlu memperhatikan asupan dan pengeluaran cairan pasien, serta memantau tanda-tanda vital dan status cairan untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengukur dan mencatat asupan dan pengeluaran cairan, memantau tanda-tanda vital, dan mengkaji status cairan pasien. -
Article No. 19735 | 17 Jul 2025
Klinis : Hipertensi, tidur tidak berkualitas, lansia, Matak kanan katarak, kiri buram, di panti jompo umur 70an
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan. Berdasarkan informasi tersebut, berikut adalah rangkaian diagnostik, luaran, dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Pola Tidur Terganggu
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- Faktor yang Berhubungan: Usia lanjut, penyakit kronis (hipertensi), gangguan penglihatan (katarak).
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan menjaga aspek kesehatan yang penting bagi kehidupan.
- Faktor yang Berhubungan: Usia lanjut, tinggal di panti jompo, gangguan penglihatan.
c. Risiko Jatuh
- Definisi: Peningkatan risiko cedera akibat tergelincir, terpeleset, atau kehilangan keseimbangan.
- Faktor yang Berhubungan: Usia lanjut, gangguan penglihatan, lingkungan (panti jompo).
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Pola Tidur Membaik
- Definisi: Individu dapat tidur dengan jumlah dan kualitas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan.
- Kriteria Hasil: Tidur tanpa gangguan, terbangun segar, tidak merasa lelah di siang hari.
b. Manajemen Kesehatan Efektif
- Definisi: Individu mampu mengidentifikasi, mengelola, dan menjaga aspek kesehatan yang penting bagi kehidupan.
- Kriteria Hasil: Dapat memantau kondisi kesehatan, mengikuti regimen pengobatan, dan memanfaatkan sumber daya kesehatan.
c. Bebas Risiko Jatuh
- Definisi: Individu bebas dari cedera akibat tergelincir, terpeleset, atau kehilangan keseimbangan.
- Kriteria Hasil: Tidak terjadi insiden jatuh, mampu menjaga keseimbangan dan stabilitas.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Pola Tidur Terganggu
- Manajemen Tidur
- Identifikasi pola tidur-bangun, faktor yang memengaruhi, dan persepsi tidur pasien.
- Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur (suara, pencahayaan, suhu).
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, terapi musik) untuk memfasilitasi tidur.
- Edukasi Kesehatan
- Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat bagi kesehatan.
- Ajarkan strategi manajemen stres dan pengaturan aktivitas.
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Manajemen Kesehatan
- Identifikasi pemahaman pasien tentang kondisi kesehatannya.
- Kaji kemampuan pasien dalam memanfaatkan sumber daya kesehatan.
- Kolaborasi dengan keluarga/pengasuh untuk mendukung manajemen kesehatan pasien.
- Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi terkait penyakit hipertensi, pengobatan, dan pemantauan.
- Ajarkan teknik perawatan katarak dan upaya mempertahankan fungsi penglihatan.
c. Risiko Jatuh
- Pencegahan Jatuh
- Identifikasi faktor risiko jatuh (lingkungan, gangguan fisik).
- Berikan bantuan alat bantu jalan dan modifikasi lingkungan yang aman.
- Latih dan dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik dan latihan keseimbangan.
- Edukasi Kesehatan
- Jelaskan risiko jatuh dan strategi pencegahan kepada pasien dan keluarga/pengasuh.
- Ajarkan teknik mobilisasi yang aman dan penggunaan alat bantu yang tepat.
Dengan penerapan diagnostik, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat ditangani secara efektif, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 19736 | 17 Jul 2025
Klinis : batuk, pilek
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis, untuk kondisi batuk dan pilek.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pemberian obat-obatan secara topikal atau pemberian imunisasi.
Dalam kasus ini, batuk dan pilek merupakan gejala yang umum terjadi pada faringitis akut, yang merupakan infeksi pada tenggorokan. Kode ICD-10 J02.9 mencakup kondisi ini. Sementara itu, pemberian obat-obatan secara topikal atau pemberian imunisasi (kode ICD-9-CM 93.94) dapat menjadi tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.