Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16524 | 01 May 2025
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipervolemia, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse:
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia (00026)
Definisi: Kelebihan cairan di dalam ruang intravaskuler dan/atau ekstravaskuler.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00026
Definisi: Kelebihan cairan di dalam ruang intravaskuler dan/atau ekstravaskuler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-C005
Definisi: Keseimbangan cairan yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-H001
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatur cairan tubuh agar mencapai keseimbangan optimal.
Penjelasan:
Hipervolemia adalah kondisi di mana terdapat kelebihan cairan di dalam ruang intravaskuler dan/atau ekstravaskuler. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pemberian cairan intravena yang berlebihan, gagal jantung, atau gangguan ginjal.
Diagnosa keperawatan hipervolemia (00026) menggambarkan adanya kelebihan cairan dalam tubuh pasien. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi yang jelas untuk diagnosa ini.
Untuk mengatasi hipervolemia, perawat dapat mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) LS-C005, yaitu mencapai keseimbangan cairan yang optimal. Perawat dapat melakukan berbagai intervensi sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) IP-H001, yaitu serangkaian tindakan keperawatan untuk mengatur cairan tubuh agar mencapai keseimbangan optimal.
Intervensi keperawatan dapat meliputi pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi pasien tentang manajemen cairan. Tujuannya adalah untuk mengembalikan keseimbangan cairan dalam tubuh pasien. -
Article No. 16525 | 01 May 2025
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipervolemia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia (10021)
Definisi:
Peningkatan volume cairan dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10021
Judul: Hipervolemia
Definisi: Peningkatan volume cairan dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 30085
Judul: Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan individu dalam mengatur volume, komposisi, dan distribusi cairan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 80020
Judul: Manajemen Hipervolemia
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengontrol dan mengembalikan volume cairan tubuh yang berlebih ke dalam batas fisiologis normal.
Penjelasan singkat:
Hipervolemia adalah kondisi di mana volume cairan dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pemberian cairan intravena yang berlebihan, gagal jantung, atau gangguan ginjal. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain edema, peningkatan berat badan, dan sesak napas.
Diagnosis keperawatan yang ditetapkan adalah Hipervolemia (10021), yang didefinisikan sebagai peningkatan volume cairan dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi dan kriteria diagnostik yang jelas untuk kondisi ini.
Terkait luaran keperawatan, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan Keseimbangan Cairan (30085) sebagai luaran yang relevan. Definisinya adalah kemampuan individu dalam mengatur volume, komposisi, dan distribusi cairan tubuh.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan Manajemen Hipervolemia (80020) sebagai intervensi yang dapat dilakukan. Intervensi ini meliputi serangkaian aktivitas untuk mengontrol dan mengembalikan volume cairan tubuh yang berlebih ke dalam batas fisiologis normal.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berbasis bukti untuk mengelola kondisi hipervolemia secara komprehensif. -
Article No. 16526 | 01 May 2025
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai dengan kondisi hipervolemia yang Anda sampaikan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia (00026)
Definisi:
Kondisi di mana terdapat kelebihan volume cairan dalam kompartemen cairan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipervolemia (00026)
Definisi: Kondisi di mana terdapat kelebihan volume cairan dalam kompartemen cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keseimbangan Cairan (0601)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Cairan (6700)
Definisi: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Dalam kondisi hipervolemia, perawat perlu memantau tanda-tanda vital, intake-output cairan, serta mengevaluasi efektivitas intervensi manajemen cairan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipervolemia. -
Article No. 16527 | 01 May 2025
Klinis : akuminata
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A63.0
- Deskripsi: Kondiloma akuminata
Kondiloma akuminata, juga dikenal sebagai kutil kelamin, adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV). Kondisi ini ditandai dengan adanya benjolan kecil berwarna daging atau keabu-abuan di area genital, anal, atau sekitar mulut. Kondiloma akuminata dapat menyebar melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diobati dengan tepat.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.22
- Deskripsi: Pengangkatan kondiloma akuminata, cryotherapy
Prosedur pengangkatan kondiloma akuminata dapat dilakukan melalui berbagai teknik, seperti krioterapi (cryotherapy) atau pengangkatan bedah. Krioterapi menggunakan nitrogen cair atau gas untuk membekukan dan menghancurkan pertumbuhan kondiloma, sedangkan pengangkatan bedah melibatkan pemotongan dan penghilangan pertumbuhan kondiloma secara langsung. Pilihan prosedur akan ditentukan oleh jumlah, ukuran, dan lokasi kondiloma, serta preferensi dan kondisi pasien. -
Article No. 16528 | 01 May 2025
Klinis : hiperemesis gravidarum
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi hiperemesis gravidarum.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O21.0
- Deskripsi: Hiperemesis gravidarum lanjut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi akibat hiperemesis gravidarum
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O21.0 merujuk pada diagnosis hiperemesis gravidarum lanjut, yang merupakan kondisi yang ditandai dengan mual dan muntah berkepanjangan selama kehamilan, menyebabkan gangguan nutrisi dan dehidrasi yang berat.
2. Kode ICD-9-CM 99.75 merujuk pada tindakan pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi akibat hiperemesis gravidarum. Prosedur ini dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien, serta mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat kehilangan cairan berlebih.
Sebagai dokter atau perekam medis, kita perlu memastikan kode diagnosis dan prosedur yang tepat untuk mencatat informasi medis pasien secara akurat dan lengkap. Hal ini penting untuk memfasilitasi perawatan yang sesuai, serta memungkinkan pengumpulan data epidemiologi dan penelitian yang valid. -
Article No. 16529 | 01 May 2025
Klinis : pasang infus
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, sesuai dengan format yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "Pasang infus":
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z45.1
- Deskripsi: Pemeriksaan dan perawatan yang berkaitan dengan perangkat infus dan infus intravenus.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 38.93
- Deskripsi: Pemasangan/Insersi kateter intravena, tidak terkait dengan dialisis.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Z45.1:
- Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi pemeriksaan dan perawatan yang berkaitan dengan perangkat infus dan infus intravena.
- Ini mencakup pemasangan, pemeliharaan, atau penggantian perangkat infus atau infus intravena.
2. Kode ICD-9-CM 38.93:
- Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi prosedur pemasangan/insersi kateter intravena, yang tidak terkait dengan dialisis.
- Prosedur ini melibatkan memasukkan kateter ke dalam vena untuk memberikan cairan, obat-obatan, atau nutrisi secara intravena.
Sebagai dokter atau perekam medis, kita harus memastikan penggunaan kode ICD yang tepat untuk mencatat diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan dengan akurat dan lengkap. Hal ini penting untuk memastikan dokumentasi yang baik dan pembayaran yang sesuai dari pihak asuransi atau penyedia layanan kesehatan. -
Article No. 16530 | 01 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan dugaan tuberkulosis paru, berikut adalah penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan penyempitan jalan napas
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial
2. Intoleransi Aktivitas
- Berhubungan dengan kelemahan fisik dan penurunan energi
- Ditandai dengan kelelahan, sesak napas, dan penurunan nafsu makan
3. Hipertermia
- Berhubungan dengan proses infeksi
- Ditandai dengan peningkatan suhu tubuh
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk yang efektif
- Tidak ada suara napas bronkial
- Tidak ada sesak napas
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebihan
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
3. Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal
- Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Identifikasi pola batuk dan karakteristik sekret
- Berikan posisi semifowler untuk memfasilitasi drainase sekret
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian bronkodilator dan mukolitik
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
2. Intoleransi Aktivitas
- Nilai tingkat aktivitas dan pola istirahat pasien
- Atur jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Berikan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi
3. Hipertermia
- Pantau suhu tubuh secara rutin
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian antipiretik
- Bantu pasien mengenali tanda-tanda peningkatan suhu tubuh
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu pasien dengan dugaan tuberkulosis paru untuk mencapai hasil yang optimal dalam perawatan. -
Article No. 16531 | 01 May 2025
Klinis : Seorang perempuan, usia 55 tahun di rawat ruang penyakit dalam dengan keluhan kaki bengkak, didiagnosis Chronic Kidney Disease (CKD). Hasil pemeriksaan tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 28x/menit, Volume urine 10 mL/jam, membrane mukosa kering.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan, akibat dari ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Pemantauan Intoleransi Aktivitas, Manajemen Intoleransi Aktivitas
- SIKI: 00093
2. Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Kelebihan cairan yang disimpan dalam ruang intravaskular, interstitial, dan/atau rongga tubuh.
- SLKI: Manajemen Cairan, Pemantauan Cairan
- SIKI: 00026
3. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengakibatkan ketidakadekuatan ventilasi.
- SLKI: Manajemen Ventilasi, Pemantauan Pernapasan
- SIKI: 00032
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- Kaki bengkak dan CKD dapat menyebabkan penurunan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
- Membutuhkan pemantauan dan manajemen aktivitas untuk mencegah kelelahan dan menjaga kondisi pasien.
2. Kelebihan Volume Cairan
- Peningkatan volume urine yang rendah dan tekanan darah rendah dapat menunjukkan kelebihan volume cairan.
- Membutuhkan manajemen cairan dan pemantauan untuk mencegah komplikasi akibat kelebihan cairan.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
- Napas cepat (28x/menit) dapat menunjukkan ketidakefektifan pola napas.
- Membutuhkan manajemen ventilasi dan pemantauan pernapasan untuk memastikan ventilasi yang adekuat.
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas telah diberikan. Definisi dari masing-masing komponen juga telah dijelaskan secara singkat. -
Article No. 16532 | 01 May 2025
Klinis : Approach to Hypothyroidism
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "Approach to Hypothyroidism" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E03.9
- Deskripsi: Hipotiroidisme, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pemeriksaan laboratorium tiroid, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E03.9 (Hipotiroidisme, tidak terspesifikasi) digunakan untuk mengkodekan kondisi hipotiroidisme secara umum, tanpa rincian lebih lanjut mengenai etiologi atau jenis hipotiroidisme.
2. Kode ICD-9-CM 93.94 (Pemeriksaan laboratorium tiroid, tidak terspesifikasi) dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi tiroid dalam pendekatan diagnosis dan pengobatan hipotiroidisme. Ini dapat mencakup pemeriksaan hormon tiroid, seperti TSH, T4, dan T3.
Pendekatan terhadap hipotiroidisme biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Pengumpulan riwayat medis pasien dan gejala-gejala klinis
- Pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi tanda-tanda hipotiroidisme
- Pemeriksaan laboratorium untuk menilai kadar hormon tiroid (TSH, T4, T3)
- Identifikasi penyebab hipotiroidisme (misalnya, penyakit autoimun, defisiensi yodium, operasi tiroid, radiasi)
- Penentuan strategi pengobatan yang sesuai, seperti terapi penggantian hormon tiroid
- Pemantauan dan penyesuaian dosis pengobatan berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan respon klinis pasien
Kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang disediakan di atas membantu dalam pencatatan dan dokumentasi medis yang akurat terkait dengan pendekatan diagnosis dan manajemen hipotiroidisme. -
Article No. 16533 | 01 May 2025
Klinis : kecemasan sedang,ekspresi tegang saat wawancara,sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan adalah "Kecemasan". Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respon fisiologis, perilaku, dan kognitif yang merupakan tanggapan terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui atau tidak spesifik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Kecemasan Terkendali
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya dengan tenang.
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda kecemasan yang muncul.
- Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasannya.
2. Pola Tidur Membaik
- Pasien dapat tertidur dalam waktu 30 menit.
- Pasien dapat tidur selama 6-8 jam per malam.
- Pasien dapat terbangun kurang dari 3 kali per malam.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi seperti napas dalam, visualisasi, dan distraksi.
- Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan pasien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan kecemasan.
2. Manajemen Tidur
- Kaji pola tidur, lama tidur, dan kualitas tidur pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur pasien.
- Ajarkan teknik-teknik untuk memfasilitasi tidur, seperti penciptaan lingkungan yang nyaman, manajemen aktivitas, dan teknik relaksasi.
- Berikan edukasi tentang kesehatan tidur dan pentingnya tidur yang cukup.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan masalah tidur.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Kecemasan" dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala kecemasan seperti ekspresi tegang saat wawancara dan sulit tidur. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan kecemasan dan memiliki pola tidur yang membaik. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen kecemasan dan manajemen tidur, yang mencakup identifikasi penyebab, pemberian teknik relaksasi, dukungan emosional, serta edukasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.