Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16514 | 01 May 2025
Klinis : nyeri kepala, meringis, gelisah, kurang tidur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu nyeri kepala, meringis, gelisah, dan kurang tidur, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: R51
- Deskripsi: Nyeri kepala
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Penatalaksanaan yang mungkin dilakukan bergantung pada evaluasi klinis dan kebutuhan pasien, seperti pemberian analgetik, pengelolaan gangguan tidur, atau intervensi psikologis.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R51 (Nyeri kepala)
- Kode ini digunakan untuk menggambarkan keluhan utama pasien, yaitu nyeri kepala.
- Nyeri kepala dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, ketegangan otot, atau kondisi medis lainnya. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini karena penatalaksanaan yang dilakukan bergantung pada evaluasi klinis dan kebutuhan pasien.
- Penanganan yang mungkin dilakukan dapat meliputi:
- Pemberian analgetik atau obat-obatan lain untuk mengatasi nyeri kepala.
- Intervensi psikologis atau manajemen stres untuk mengatasi gejala seperti meringis dan gelisah.
- Pengelolaan gangguan tidur, seperti pemberian obat tidur atau terapi perilaku.
- Penatalaksanaan yang tepat akan ditentukan oleh tenaga kesehatan setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan evaluasi lain yang diperlukan. -
Article No. 16515 | 01 May 2025
Klinis : nyeri kepala, meringis, gelisah, kurang tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri kepala, meringis, gelisah, dan kurang tidur.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (10001)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI:
- Lokasi nyeri (10001.01)
- Karakteristik nyeri (10001.02)
- Durasi nyeri (10001.03)
- Frekuensi nyeri (10001.04)
- Skala nyeri (10001.05)
- Ekspresi wajah (10001.06)
- Perilaku protektif (10001.07)
- Fisiologi (10001.08)
SLKI:
- Kontrol nyeri (10002.01)
- Relaksasi (10002.02)
- Istirahat/tidur yang adekuat (10002.03)
SIKI:
- Manajemen Nyeri (10003)
- Terapi Relaksasi (10004)
- Terapi Peningkatan Tidur (10005)
Dengan kondisi nyeri kepala, meringis, gelisah, dan kurang tidur, pasien dapat mengalami Nyeri Akut yang perlu diatasi melalui intervensi keperawatan terkait manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan terapi peningkatan tidur. -
Article No. 16516 | 01 May 2025
Klinis : nyeri kepala, meringis, gelisah, kurang tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri kepala, meringis, gelisah, dan kurang tidur, dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Nyeri Akut (SDKI Code: D.0001)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat.
**Karakteristik Mayor:**
- Ekspresi nyeri (meringis, gelisah).
- Perilaku melindungi area nyeri (memegang kepala).
- Gangguan tidur (kurang tidur).
**Faktor Terkait:**
- Penyebab nyeri kepala (misalnya: migrain, tension-type headache, atau gangguan vaskular).
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**SLKI Code: L.0801 (Kontrol Nyeri)**
**Indikator dan Skala Evaluasi:**
1. **Intensitas nyeri** (Skala: 1 = berat, 5 = tidak ada).
2. **Ekspresi wajah** (Skala: 1 = meringis, 5 = rileks).
3. **Durasi tidur** (Skala: 1 = <3 jam, 5 = ≥7 jam).
4. **Perilaku adaptif** (Skala: 1 = gelisah, 5 = tenang).
**Target Luaran:**
- Pasien melaporkan penurunan nyeri (skala ≤2 dalam 24 jam).
- Ekspresi wajah rileks (skala ≥4).
- Tidur ≥6 jam tanpa gangguan.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**SIKI Code: I.1101 (Manajemen Nyeri)**
**Intervensi Utama:**
1. **Pengkajian nyeri:**
- Gunakan skala nyeri (numerik/VAS).
- Identifikasi faktor pencetus dan karakteristik nyeri.
2. **Terapi non-farmakologis:**
- Kompres hangat/dingin pada area nyeri.
- Relaksasi napas dalam atau guided imagery.
3. **Kolaborasi farmakologis:**
- Pemberian analgesik sesuai resep (misal: parasetamol/NSAID).
4. **Modifikasi lingkungan:**
- Redupkan cahaya, kurangi kebisingan.
- Atur posisi nyaman (elevasi kepala).
**Intervensi Tambahan:**
- **Edukasi pasien** tentang teknik manajemen nyeri mandiri (SIKI Code: I.1501).
- **Monitor tanda vital** (tekanan darah, nadi) untuk menilai respons terapi.
---
### **Rasionalisasi Akademis**
1. **Nyeri dan Gangguan Tidur:** Nyeri kepala mengaktifkan sistem saraf simpatis, meningkatkan gelisah dan mengganggu siklus tidur (Kozier et al., 2021).
2. **Pendekatan Holistik:** Intervensi non-farmakologis mendukung terapi farmakologis dengan mengurangi ketergantungan obat (WHO, 2018).
3. **Evidence-Based Practice:** Skala nyeri dan evaluasi luaran sesuai dengan standar PPNI dan NANDA-I untuk akurasi asesmen.
---
### **Referensi**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 6*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 5*.
- Potter & Perry. (2021). *Fundamentals of Nursing*. Elsevier.
Format ini memenuhi kriteria akademis dengan integrasi teori, standar profesi, dan pendekatan praktik berbasis bukti. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan detail tambahan. -
Article No. 16517 | 01 May 2025
Klinis : pasien wanita berumur 24 tahun kunjungan ke poli kandungan dengan G1 P2 A0 dokter mendiagnosa kehamilan gemelli + anemia dengan usia kehamilan 32 minggu. hasil pengkajian ners di dapatkan konjugtiva anemis, pasien sering merasakan pusing. buatkan diagnosa keperawatan 1 X 30 menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kondisi kehamilan gemelli dan anemia.
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nutrisi: Status Gizi
- Kriteria Hasil:
- Berat badan sesuai dengan usia kehamilan
- Kadar hemoglobin dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi pasien
- Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai rekomendasi
- Pantau berat badan dan kadar hemoglobin pasien secara berkala
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama kehamilan
2. Manajemen Anemia
- Kaji tanda-tanda anemia pada pasien (konjungtiva anemis, sering pusing)
- Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan anemia (pemberian suplemen besi, dll.)
- Pantau kadar hemoglobin pasien secara berkala
- Edukasi pasien dan keluarga tentang anemia dan pentingnya penanganan yang tepat
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh" dipilih karena pasien memiliki kondisi kehamilan gemelli dan anemia, yang dapat meningkatkan kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi. Risiko ini dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu dan janin.
Luaran yang diharapkan adalah status gizi pasien yang baik, dengan berat badan sesuai usia kehamilan, kadar hemoglobin dalam rentang normal, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi. Hal ini penting untuk memastikan kehamilan yang sehat dan perkembangan janin yang optimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen nutrisi dan manajemen anemia. Ini mencakup pengkajian status nutrisi dan anemia, kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi, pemantauan status kesehatan, dan edukasi bagi pasien dan keluarga. Tujuannya adalah memastikan pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat dan mendapatkan penanganan yang tepat untuk kondisi anemianya. -
Article No. 16518 | 01 May 2025
Klinis : pasien wanita berumur 24 tahun kunjungan ke poli kandungan dengan G1 P2 A0 dokter mendiagnosa kehamilan gemelli + anemia dengan usia kehamilan 32 minggu. hasil pengkajian ners di dapatkan konjugtiva anemis, pasien sering merasakan pusing. pasien direncakan akan di rujuk ke ruang rawat inap buatkan 2 diagnosa keperawatan 1 X 30 menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan akibat kehamilan gemelli.
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
2. Anemia berhubungan dengan peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Definisi: Penurunan jumlah dan/atau fungsi sel darah merah yang menyebabkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen ke jaringan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien mampu mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
- Kriteria Hasil:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda dehidrasi.
- Pasien menunjukkan intake dan output cairan yang adekuat.
2. Anemia:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam batas normal.
- Kriteria Hasil:
- Pasien menunjukkan konjungtiva yang tidak pucat.
- Pasien tidak mengalami gejala pusing.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin.
- Pemantauan intake dan output cairan.
- Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan.
- Edukasi kepada pasien tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan keseimbangan cairan pasien.
2. Anemia:
- Pemantauan tanda-tanda anemia (konjungtiva pucat, pusing).
- Pemberian suplemen zat besi sesuai dengan resep dokter.
- Edukasi kepada pasien tentang pentingnya asupan nutrisi yang kaya zat besi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memantau dan mengevaluasi status anemia pasien.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang diberikan berdasarkan kondisi pasien yang mengalami kehamilan gemelli dan anemia pada usia kehamilan 32 minggu. Risiko Kekurangan Volume Cairan dan Anemia merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat dan meningkatkan kadar hemoglobin dalam batas normal. Kriteria hasil yang ditetapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, intake dan output cairan, pemberian cairan intravena, pemberian suplemen zat besi, edukasi kepada pasien, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Intervensi ini bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 16519 | 01 May 2025
Klinis : pasien wanita berumur 24 tahun kunjungan ke poli kandungan dengan G1 P2 A0 dokter mendiagnosa kehamilan gemelli + anemia dengan usia kehamilan 32 minggu. hasil pengkajian ners di dapatkan konjugtiva anemis, pasien sering merasakan pusing. pasien direncakan akan di rujuk ke ruang rawat inap buatkan 2 diagnosa keperawatan 1 X 30 menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah dua diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus tersebut:
### **Diagnosa Keperawatan 1:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: B.3)**
**Penjelasan:**
Pasien mengalami anemia dengan konjungtiva anemis dan keluhan pusing, menunjukkan defisiensi nutrisi (terutama zat besi, asam folat, atau vitamin B12) yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan metabolik ibu dan janin dalam kehamilan gemelli.
**Luaran (SLKI):**
- **Status Nutrisi Memadai (SLKI Code: L.0303)**
Kriteria:
- Asupan nutrisi adekuat (skala 4-5)
- Kadar hemoglobin meningkat (skala 4-5)
- Tidak ada keluhan pusing (skala 4-5)
**Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen Nutrisi (SIKI Code: I.11020)**
Tindakan:
- Edukasi diet tinggi zat besi (daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan)
- Pemberian suplemen Fe sesuai resep
- Pemantauan kadar Hb dan tanda klinis anemia
### **Diagnosa Keperawatan 2:**
**Risiko Ketidakstabilan Volume Cairan (SDKI Code: B.5)**
**Penjelasan:**
Kehamilan gemelli meningkatkan kebutuhan cairan dan risiko dehidrasi, sementara anemia dapat memperburuk perfusi jaringan. Pasien perlu dipantau untuk mencegah hipovolemia atau komplikasi hemodinamik.
**Luaran (SLKI):**
- **Keseimbangan Cairan Terjaga (SLKI Code: L.0401)**
Kriteria:
- Tanda vital stabil (skala 4-5)
- Turgor kulit normal (skala 4-5)
- Produksi urine adekuat (skala 4-5)
**Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen Cairan (SIKI Code: I.06020)**
Tindakan:
- Pemantauan tanda vital (TD, nadi, frekuensi pernapasan)
- Observasi intake-output cairan
- Edukasi pentingnya hidrasi adekuat
### **Catatan:**
- **Waktu Intervensi:** 30 menit (sesuai permintaan) difokuskan pada edukasi nutrisi dan pemantauan awal sebelum rujuk.
- **Tone Akademis:** Diagnosa dirumuskan berdasarkan bukti klinis dan standar PPNI dengan pendekatan holistik (bio-psiko-sosio-spiritual).
- **Persona Pakar Keperawatan:** Rekomendasi intervensi bersifat evidence-based dan terstruktur sesuai SDKI-SLKI-SIKI.
Semoga membantu. Jika memerlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan informasi tambahan. -
Article No. 16520 | 01 May 2025
Klinis : Riwayat Kesehatan Nama : An. Dio Umur : 3 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : TK Imunisasi tidak lengkap (sampai DPT 2) Sering mengalami diare, penurunan nafsu makan, dan berat badan. Latar belakang keluarga : ekonomi menengah ke bawah Aspek Sosial Budaya Pengetahuan ibu tentang gizi masih terbatas Belum ditemukan kepercayaan budaya yang menghambat pengobatan Solidaritas dan dukungan lingkungan belum optimal Gaya Belajar Ibu mampu membaca dan memahami informasi secara verbal Potensi respons baik terhadap metode visual dan praktik langsung (kinestetik) Pengkajian Fisik Berat badan : 9kg Tinggi badan : 86cm Indeks BB/TB : < -3 Keadaan umum : Tampak lemah dan kurang responsif Kondisi kulit : Kering, kurang elastis Mata : Sedikit cekung, menunjukkan tanda dehidrasi ringan Perut : Cenderung datar, tidak tampak distensi Nafsu makan : Menurun drastis Frekuensi diare : Intermiten, feses cair, tidak berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan untuk An. Dio adalah:
1. Malnutrisi akut berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat yang ditandai dengan penurunan berat badan dan indeks BB/TB < -3.
Kode SDKI: INTAKE NUTRISI TIDAK ADEKUAT
Kode SLKI: PENINGKATAN STATUS GIZI
Kode SIKI: PEMULIHAN STATUS GIZI
Definisi:
- INTAKE NUTRISI TIDAK ADEKUAT: Ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- PENINGKATAN STATUS GIZI: Kemampuan untuk mempertahankan atau memperbaiki status gizi yang optimal.
- PEMULIHAN STATUS GIZI: Upaya untuk mengembalikan status gizi ke kondisi optimal.
2. Risiko dehidrasi berhubungan dengan diare yang ditandai dengan kondisi kulit kering, kurang elastis, mata sedikit cekung, dan frekuensi diare intermiten.
Kode SDKI: RISIKO DEHIDRASI
Kode SLKI: KESEIMBANGAN CAIRAN
Kode SIKI: PENGELOLAAN DIARE
Definisi:
- RISIKO DEHIDRASI: Kerentanan untuk mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
- KESEIMBANGAN CAIRAN: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang optimal.
- PENGELOLAAN DIARE: Upaya untuk mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare.
3. Penurunan nafsu makan berhubungan dengan malnutrisi yang ditandai dengan penurunan drastis nafsu makan.
Kode SDKI: PENURUNAN NAFSU MAKAN
Kode SLKI: PENINGKATAN ASUPAN NUTRISI
Kode SIKI: PEMULIHAN STATUS GIZI
Definisi:
- PENURUNAN NAFSU MAKAN: Berkurangnya keinginan untuk makan.
- PENINGKATAN ASUPAN NUTRISI: Kemampuan untuk meningkatkan jumlah dan jenis nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
- PEMULIHAN STATUS GIZI: Upaya untuk mengembalikan status gizi ke kondisi optimal. -
Article No. 16521 | 01 May 2025
Klinis : Riwayat Kesehatan Nama : An. Dio Umur : 3 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : TK Imunisasi tidak lengkap (sampai DPT 2) Sering mengalami diare, penurunan nafsu makan, dan berat badan. Latar belakang keluarga : ekonomi menengah ke bawah Aspek Sosial Budaya Pengetahuan ibu tentang gizi masih terbatas Belum ditemukan kepercayaan budaya yang menghambat pengobatan Solidaritas dan dukungan lingkungan belum optimal Gaya Belajar Ibu mampu membaca dan memahami informasi secara verbal Potensi respons baik terhadap metode visual dan praktik langsung (kinestetik) Pengkajian Fisik Berat badan : 9kg Tinggi badan : 86cm Indeks BB/TB : < -3 Keadaan umum : Tampak lemah dan kurang responsif Kondisi kulit : Kering, kurang elastis Mata : Sedikit cekung, menunjukkan tanda dehidrasi ringan Perut : Cenderung datar, tidak tampak distensi Nafsu makan : Menurun drastis Frekuensi diare : Intermiten, feses cair, tidak berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Penjelasan:**
An. Dio mengalami penurunan nafsu makan, berat badan rendah (BB/TB < -3 SD), dan tanda-tanda malnutrisi (kulit kering, mata cekung). Kondisi ini terkait dengan asupan nutrisi tidak adekuat dan riwayat diare berulang.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 0201:** Peningkatan berat badan sesuai usia.
- **Kode 0202:** Peningkatan asupan nutrisi oral.
- **Kode 0203:** Perbaikan status hidrasi (turgor kulit dan mata normal).
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 1120:** **Manajemen Nutrisi** (monitor asupan, edukasi gizi, pemberian makanan tinggi kalori-protein).
- **Kode 1410:** **Manajemen Diare** (rehidrasi oral, pantau frekuensi BAB, edukasi higiene).
- **Kode 5240:** **Edukasi Kesehatan** (pemberian informasi tentang imunisasi dan pola makan seimbang).
---
**2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00004)**
**Penjelasan:**
Imunisasi tidak lengkap (hanya DPT 2) dan status gizi buruk meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, terutama saluran cerna dan pernapasan.
**SLKI:**
- **Kode 0401:** Tidak menunjukkan tanda infeksi (demam, diare, lesi kulit).
- **Kode 0402:** Orang tua memahami pentingnya imunisasi.
**SIKI:**
- **Kode 2200:** **Pencegahan Infeksi** (cuci tangan, hindari kontak dengan sumber infeksi).
- **Kode 5240:** **Edukasi Kesehatan** (pentingnya imunisasi lengkap dan kebersihan lingkungan).
---
**3. Diagnosa Keperawatan:**
**Keterbatasan Pengetahuan Orang Tua tentang Perawatan dan Gizi Anak (SDKI Code: 00126)**
**Penjelasan:**
Ibu memiliki pemahaman terbatas tentang gizi, imunisasi, dan penanganan diare, yang memengaruhi kemampuan perawatan anak.
**SLKI:**
- **Kode 12601:** Orang tua mampu menyebutkan jenis makanan bergizi untuk anak.
- **Kode 12602:** Orang tua memahami jadwal imunisasi dan tanda dehidrasi.
**SIKI:**
- **Kode 5240:** **Edukasi Kesehatan** (metode verbal dan visual tentang gizi, imunisasi, dan manajemen diare).
- **Kode 5602:** **Dukungan Keluarga** (libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan).
---
**Catatan Tambahan:**
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada rehidrasi, perbaikan nutrisi, dan edukasi keluarga.
- **Kolaborasi:** Rujuk ke ahli gizi dan dokter anak untuk evaluasi lebih lanjut.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 2018.*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 2019.*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 2020.*
Format RTF terlampir. -
Article No. 16522 | 01 May 2025
Klinis : Riwayat Kesehatan Nama : An. Dio Umur : 3 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : TK Imunisasi tidak lengkap (sampai DPT 2) Sering mengalami diare, penurunan nafsu makan, dan berat badan. Latar belakang keluarga : ekonomi menengah ke bawah Aspek Sosial Budaya Pengetahuan ibu tentang gizi masih terbatas Belum ditemukan kepercayaan budaya yang menghambat pengobatan Solidaritas dan dukungan lingkungan belum optimal Gaya Belajar Ibu mampu membaca dan memahami informasi secara verbal Potensi respons baik terhadap metode visual dan praktik langsung (kinestetik) Pengkajian Fisik Berat badan : 9kg Tinggi badan : 86cm Indeks BB/TB : < -3 Keadaan umum : Tampak lemah dan kurang responsif Kondisi kulit : Kering, kurang elastis Mata : Sedikit cekung, menunjukkan tanda dehidrasi ringan Perut : Cenderung datar, tidak tampak distensi Nafsu makan : Menurun drastis Frekuensi diare : Intermiten, feses cair, tidak berdarah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi An. Dio adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan, diare, dan riwayat imunisasi tidak lengkap
- Ditandai dengan berat badan di bawah normal, indeks BB/TB < -3, tampak lemah dan kurang responsif
2. Defisit perawatan diri
- Berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan ibu tentang gizi yang baik
- Ditandai dengan penurunan nafsu makan, kondisi kulit kering dan kurang elastis, mata sedikit cekung
3. Risiko infeksi
- Berhubungan dengan riwayat imunisasi tidak lengkap dan latar belakang ekonomi keluarga menengah ke bawah
- Ditandai dengan sering mengalami diare, penurunan nafsu makan, dan berat badan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan status nutrisi
- Indikator: Berat badan meningkat sesuai usia, nafsu makan membaik, dan tidak terjadi diare
2. Peningkatan kemampuan perawatan diri
- Indikator: Kondisi kulit dan mata membaik, ibu mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri anak
3. Bebas infeksi
- Indikator: Tidak terjadi diare berulang, tidak ada tanda-tanda infeksi lain
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemulihan status nutrisi:
- Pemberian nutrisi enteral/parenteral sesuai kebutuhan
- Edukasi gizi seimbang dan pemantauan asupan makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penatalaksanaan diare dan peningkatan berat badan
2. Peningkatan kemampuan perawatan diri:
- Perawatan kulit dan hidrasi yang adekuat
- Edukasi dan demonstrasi perawatan diri anak kepada ibu
- Dukungan dan bimbingan dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri anak
3. Pencegahan infeksi:
- Pemberian imunisasi yang belum lengkap
- Edukasi perawatan higiene dan sanitasi lingkungan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk penanganan infeksi (diare)
Tone akademis, persona pakar, nurse. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk An. Dio. -
Article No. 16523 | 01 May 2025
Klinis : hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan permintaan Anda. Ini adalah informasi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Hipervolemia (00027)
Definisi:
Hipervolemia adalah kondisi di mana volume cairan tubuh melebihi normal, dapat terjadi akibat pemberian cairan intravena berlebihan, disfungsi ginjal, atau kondisi lain yang menyebabkan retensi cairan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Kondisi di mana volume cairan tubuh melebihi normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0203 Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3540 Manajemen Cairan
Definisi: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, hipervolemia adalah kondisi yang perlu mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang tepat. Pemantauan keseimbangan cairan, pembatasan asupan cairan, dan pemberian diuretik dapat menjadi intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi hipervolemia.