Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16592 | 02 May 2025
Klinis : An. Bima adalah seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang bersekolah di TK B. Berdasarkan observasi guru dan laporan orang tua, Bima menunjukkan beberapa kesulitan dalam melakukan aktivitas motorik kasar, terutama yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan. Ia seringkali kesulitan saat melompat, berlari, atau meniru gerakan-gerakan yang kompleks. Kondisi ini membuatnya kurang percaya diri saat bermain bersama teman-temannya. Orang tua Bima juga melaporkan bahwa anaknya pernah didiagnosis mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar pada usia yang lebih muda.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi An. Bima.
Diagnosa Keperawatan:
1. Keterlambatan perkembangan motorik kasar (Delayed Development: Gross Motor)
Kode: 00158 (NANDA-I)
Definisi: Pola perkembangan motorik kasar yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan yang diharapkan.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10022
Nama diagnosa: Keterlambatan perkembangan motorik kasar
Definisi: Pola perkembangan motorik kasar yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan yang diharapkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10021
Nama luaran: Perkembangan motorik kasar
Definisi: Kemampuan melakukan aktivitas yang melibatkan otot-otot besar tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10092
Nama intervensi: Peningkatan perkembangan motorik kasar
Definisi: Memfasilitasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas yang melibatkan otot-otot besar tubuh.
Dengan demikian, berdasarkan kondisi An. Bima, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Keterlambatan perkembangan motorik kasar", dengan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi tersebut. -
Article No. 16593 | 02 May 2025
Klinis : An. Bima adalah seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang bersekolah di TK B. Berdasarkan observasi guru dan laporan orang tua, Bima menunjukkan beberapa kesulitan dalam melakukan aktivitas motorik kasar, terutama yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan. Ia seringkali kesulitan saat melompat, berlari, atau meniru gerakan-gerakan yang kompleks. Kondisi ini membuatnya kurang percaya diri saat bermain bersama teman-temannya. Orang tua Bima juga melaporkan bahwa anaknya pernah didiagnosis mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar pada usia yang lebih muda.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk An. Bima**
**Diagnosa:** *Gangguan Mobilitas Fisik (Kode: 00085)*
**Penjelasan Singkat SDKI – SLKI – SIKI:**
1. **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)**
- **Kode:** 00085 – *Gangguan Mobilitas Fisik*
- **Definisi:** Kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri atau mengalami kesulitan dalam koordinasi dan keseimbangan yang memengaruhi aktivitas sehari-hari.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Keterlambatan perkembangan motorik kasar (riwayat diagnosis sebelumnya).
- Gangguan koordinasi dan keseimbangan saat melakukan aktivitas seperti melompat, berlari, atau meniru gerakan kompleks.
- Penurunan kepercayaan diri dalam interaksi sosial akibat keterbatasan fisik.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode:** 0201 – *Kemampuan Mobilitas*
- **Indikator Luaran:**
- Peningkatan kemampuan koordinasi gerakan (SKP: 4 – *Sering menunjukkan kemajuan*).
- Peningkatan keseimbangan saat melakukan aktivitas motorik kasar (SKP: 3 – *Kadang menunjukkan kemajuan*).
- Peningkatan partisipasi dalam aktivitas fisik bersama teman sebaya (SKP: 4 – *Sering menunjukkan kemajuan*).
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode:** 0204 – *Latihan Mobilitas*
- **Intervensi Utama:**
- Melakukan latihan motorik kasar terstruktur (misalnya: melompat di trampolin, berjalan di garis lurus, atau bermain bola).
- Memberikan reinforcement positif untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri.
- Kolaborasi dengan fisioterapis atau terapis okupasi jika diperlukan.
- **Intervensi Pendukung:**
- Edukasi orang tua tentang stimulasi motorik di rumah.
- Memodifikasi lingkungan bermain untuk mendukung latihan keseimbangan dan koordinasi.
**Kesimpulan:**
An. Bima memerlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada peningkatan mobilitas fisik melalui latihan terstruktur dan dukungan psikososial untuk meningkatkan partisipasinya dalam aktivitas bermain. Pendekatan kolaboratif dengan orang tua dan tenaga profesional lain (seperti fisioterapis) dapat mempercepat pencapaian luaran yang diharapkan.
*(Sumber: PPNI, 2017 – Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia)* -
Article No. 16594 | 02 May 2025
Klinis : An. Bima adalah seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang bersekolah di TK B. Berdasarkan observasi guru dan laporan orang tua, Bima menunjukkan beberapa kesulitan dalam melakukan aktivitas motorik kasar, terutama yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan. Ia seringkali kesulitan saat melompat, berlari, atau meniru gerakan-gerakan yang kompleks. Kondisi ini membuatnya kurang percaya diri saat bermain bersama teman-temannya. Orang tua Bima juga melaporkan bahwa anaknya pernah didiagnosis mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar pada usia yang lebih muda.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar (00158)
Definisi: Pola aktivitas motorik kasar yang menunjukkan kemampuan di bawah usia kronologis yang diharapkan.
Karakteristik Utama:
- Kesulitan dalam melakukan aktivitas motorik kasar yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan
- Ketidakmampuan meniru gerakan-gerakan yang kompleks
- Kurang percaya diri saat bermain bersama teman-teman
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perkembangan Motorik Kasar (0160)
Tujuan: Anak akan mendemonstrasikan peningkatan kemampuan motorik kasar sesuai usia.
Indikator:
- Meningkatnya kemampuan melakukan aktivitas motorik kasar yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan
- Meningkatnya kemampuan meniru gerakan-gerakan yang kompleks
- Meningkatnya kepercayaan diri saat bermain bersama teman-teman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Stimulasi Perkembangan Motorik Kasar (6710)
Definisi: Memfasilitasi perkembangan motorik kasar anak sesuai usia.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi tahapan perkembangan motorik kasar anak sesuai usia
- Menyediakan alat-alat permainan yang mendukung perkembangan motorik kasar anak
- Mengajarkan dan melatih anak melakukan aktivitas motorik kasar yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan
- Memberikan kesempatan anak untuk meniru gerakan-gerakan yang kompleks secara bertahap
- Memberikan dukungan dan penguatan positif pada anak saat melakukan aktivitas motorik kasar
- Melibatkan orang tua dalam proses stimulasi perkembangan motorik kasar anak
- Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan motorik kasar anak
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar, karena Bima mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas motorik kasar yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan, serta kesulitan dalam meniru gerakan-gerakan yang kompleks, yang berdampak pada kurangnya percaya diri saat bermain bersama teman-teman.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Perkembangan Motorik Kasar, dengan tujuan agar Bima dapat mendemonstrasikan peningkatan kemampuan motorik kasar sesuai usia, yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan melakukan aktivitas motorik kasar, meniru gerakan-gerakan kompleks, dan kepercayaan diri saat bermain.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) adalah Stimulasi Perkembangan Motorik Kasar, yang meliputi identifikasi tahapan perkembangan, penyediaan alat permainan, pelatihan aktivitas motorik kasar, pemberian kesempatan meniru gerakan kompleks, dukungan dan penguatan positif, pelibatan orang tua, serta pemantauan dan evaluasi secara berkala. -
Article No. 16595 | 02 May 2025
Klinis : Seorang pasien mengeluh pusing dengan ttv td 180/100
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu seorang pasien yang mengeluh pusing dengan tekanan darah 180/100 mmHg, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode: 00078
b. Nama: Hipertensi
c. Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan, dan menggolongkan masalah-masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat.
- Kode: 00078
- Nama: Hipertensi
- Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Kode: 00004
- Nama: Kontrol Tekanan Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Kode: 00001
- Nama: Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Pengukuran dan pencatatan parameter fisiologis untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi.
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu pasien mengeluh pusing dengan tekanan darah 180/100 mmHg, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertensi (00078), yang dapat ditangani dengan intervensi keperawatan Pemantauan Tanda-Tanda Vital (00001) untuk mencapai luaran Kontrol Tekanan Darah (00004). -
Article No. 16596 | 02 May 2025
Klinis : Seorang pasien mengeluh pusing dengan ttv td 180/100
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu seorang pasien mengeluh pusing dengan tekanan darah 180/100 mmHg, maka diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Hipertensi Akut (NANDA-I kode 00201)
Definisi: Peningkatan tekanan darah yang mendadak dan sementara di atas batas normal.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (NANDA-I kode 00002)
Definisi: Asupan zat gizi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
- Kode: HRT-01
- Definisi: Peningkatan tekanan darah secara mendadak dan sementara di atas batas normal.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
- Kode: LHT-01
- Definisi: Klien menunjukkan tekanan darah dalam rentang normal.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
- Kode: INT-HRT-01
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menurunkan tekanan darah.
- Kode: INT-NUT-02
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan asupan nutrisi.
Catatan:
Diagnosis keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 16597 | 02 May 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala dan tanda-tanda yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa kondisi pasien tersebut kemungkinan besar mengalami penyakit campak. Berikut adalah rincian dari diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Risiko Infeksi Terkait: Paparan Patogen Tular Udara
Rasional: Pasien mengalami demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, dan mata merah, yang merupakan tanda-tanda khas penyakit campak. Penyakit campak disebabkan oleh virus yang dapat menular melalui udara, sehingga pasien berisiko mengalami infeksi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Kontrol Infeksi
- Kriteria Hasil:
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal
2) Tidak terjadi komplikasi infeksi
3) Pasien tidak menularkan infeksi ke orang lain
- Indikator:
1) Suhu tubuh pasien stabil
2) Tidak ada tanda-tanda infeksi sekunder (misalnya pneumonia)
3) Tidak ada bukti penularan penyakit ke orang lain di sekitar pasien
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Demam
- Tujuan: Mempertahankan suhu tubuh pasien dalam batas normal
- Intervensi:
1) Mengukur suhu tubuh pasien secara rutin
2) Memberikan obat penurun demam sesuai resep
3) Menggunakan kompres hangat atau es untuk menurunkan suhu tubuh
4) Memastikan asupan cairan yang cukup
b. Perawatan Kulit
- Tujuan: Mencegah komplikasi dan penyebaran infeksi melalui kulit
- Intervensi:
1) Melakukan perawatan luka dan ruam secara lembut dan higienis
2) Menggunakan emolien atau losion untuk menjaga kelembapan kulit
3) Memantau tanda-tanda infeksi pada lesi kulit
c. Edukasi Kesehatan
- Tujuan: Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit campak
- Intervensi:
1) Menjelaskan penyebab, gejala, dan penularan penyakit campak
2) Mengajarkan cara mencegah penularan penyakit ke orang lain
3) Memberikan informasi tentang perawatan dan prognosis penyakit
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol infeksi yang optimal, mencegah komplikasi, dan tidak menularkan penyakit ke orang lain di sekitarnya. -
Article No. 16598 | 02 May 2025
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan sejak 30 menit yang lalu. Nyeri tersebut terasa seperti tertimpa benda berat dan menjalar ke lengan kiri serta leher. Pasien juga mengeluhkan mual dan keringat dingin. Tidak terdapat riwayat penyakit kronis maupun alergi obat. Pasien diketahui merokok satu bungkus rokok per hari. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran: Compos mentis Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 140/90 mmHg Nadi: 90 kali per menit Frekuensi napas: 20 kali per menit Suhu tubuh: 37.0°C Pemeriksaan jantung: Terdapat bunyi S4 gallop
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Risiko Perdarahan
Definisi: Rentan mengalami pendarahan yang dapat mengancam jiwa.
3. Gangguan Perfusi Kardiak
Definisi: Ketidakcukupan suplai oksigen ke jaringan miokardium.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
Definisi: Klien melaporkan nyeri berkurang sesuai tujuan yang ditetapkan.
2. Tidak Terjadi Perdarahan
Definisi: Klien tidak mengalami perdarahan selama periode waktu tertentu.
3. Perfusi Jaringan Jantung Membaik
Definisi: Terdapat peningkatan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan miokardium.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi nyeri.
2. Pencegahan Perdarahan
a. Kaji tanda-tanda perdarahan.
b. Pantau parameter hemodinamik secara ketat.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk mencegah perdarahan.
3. Peningkatan Perfusi Jaringan Jantung
a. Kaji tanda-tanda dan gejala gangguan perfusi jantung.
b. Pantau parameter hemodinamik secara ketat.
c. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk meningkatkan perfusi jantung.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri dada yang dirasakan sejak 30 menit yang lalu, dengan karakteristik nyeri seperti tertimpa benda berat dan menjalar ke lengan kiri serta leher. Hal ini menunjukkan adanya gangguan sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang sesuai dengan definisi Nyeri Akut.
2. Risiko Perdarahan: Meskipun tidak ada riwayat perdarahan, kondisi pasien dengan nyeri dada dan gejala-gejala lain seperti mual dan keringat dingin mengindikasikan adanya risiko perdarahan yang perlu diantisipasi.
3. Gangguan Perfusi Kardiak: Pasien menunjukkan tanda-tanda gangguan perfusi jantung, yaitu adanya bunyi S4 gallop pada pemeriksaan jantung, yang mengindikasikan ketidakcukupan suplai oksigen ke jaringan miokardium.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol: Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang sesuai dengan target yang ditetapkan bersama.
2. Tidak Terjadi Perdarahan: Selama periode perawatan, diharapkan pasien tidak mengalami perdarahan yang dapat mengancam jiwa.
3. Perfusi Jaringan Jantung Membaik: Setelah intervensi keperawatan dan kolaborasi dengan tim medis, diharapkan terjadi peningkatan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan miokardium, sehingga perfusi jantung membaik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri: Intervensi ini bertujuan untuk mengendalikan nyeri yang dialami pasien, melalui pengkajian nyeri, pemberian analgesik, edukasi teknik manajemen nyeri non-farmakologis, serta kolaborasi dengan tim medis.
2. Pencegahan Perdarahan: Intervensi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan pada pasien, melalui pengkajian tanda-tanda perdarahan, pemantauan parameter hemodinamik, pemberian oksigen, serta kolaborasi dengan tim medis.
3. Peningkatan Perfusi Jaringan Jantung: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan perfusi jantung, melalui pengkajian tanda-tanda dan gejala gangguan perfusi jantung, pemantauan parameter hemodinamik, pemberian terapi oksigen, serta kolaborasi dengan tim medis. -
Article No. 16599 | 02 May 2025
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan sejak 30 menit yang lalu. Nyeri tersebut terasa seperti tertimpa benda berat dan menjalar ke lengan kiri serta leher. Pasien juga mengeluhkan mual dan keringat dingin. Tidak terdapat riwayat penyakit kronis maupun alergi obat. Pasien diketahui merokok satu bungkus rokok per hari. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran: Compos mentis Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 140/90 mmHg Nadi: 90 kali per menit Frekuensi napas: 20 kali per menit Suhu tubuh: 37.0°C Pemeriksaan jantung: Terdapat bunyi S4 gallop
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (kode: 10001)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri (kode: 10001)
Definisi: Kemampuan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri sehingga dapat meningkatkan kenyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (kode: 16001)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri dada yang dirasakan seperti tertimpa benda berat dan menjalar ke lengan kiri serta leher. Gejala lain yang muncul adalah mual dan keringat dingin, yang merupakan tanda-tanda khas dari sindrom koroner akut. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bunyi S4 gallop, yang mengindikasikan gangguan fungsi jantung. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut" yang perlu ditangani dengan intervensi manajemen nyeri untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan memperbaiki fungsi jantung. -
Article No. 16600 | 02 May 2025
Klinis : Nn. F datang ke puskesmas dengan keluhan mudah lelah saat beraktivitas ringan, sering merasa nyeri pada lutut dan kesulitan tidur. Riwayat kesehatan menunjukkan Nn.F memiliki pola makan tinggi kalori dan rendah serat. Keseharian Nn.F di rumah lebih banyak duduk dan kurang bergerak. Beberapa bulan terakhir, berat badannya terus meningkat. Dokter telah menyarankan Nn.F untuk memulai program latihan fisik secara teratur. Saat dilakukan pengkajian keperawatan, Nn.F mengungkapkan keinginannya untuk menurunkan berat badan dan merasa lebih sehat. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatiran akan kesulitan memulai olahraga karena keterbatasan fisik dan rasa tidak percaya diri. Nn.F mengatakan belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai jenis olahraga yang aman dan efektif untuk kondisinya. Ia juga merasa kurang termotivasi dan membutuhkan dukungan untuk memulai dan mempertahankan rutinitas olahraga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diuraikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Pola Aktivitas (SDKI: 10028)
Definisi: Pola aktivitas yang tidak cukup atau tidak sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan/kebutuhan sehari-hari.
b. Defisit Pengetahuan (SDKI: 00126)
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
c. Kurang Motivasi (SDKI: 00153)
Definisi: Kurangnya energi, dorongan, atau antusiasme untuk melakukan suatu tindakan yang diharapkan.
2. Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan Aktivitas (SLKI: 10028)
Definisi: Meningkatkan kemampuan dan kapasitas fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Peningkatan Pengetahuan (SLKI: 00126)
Definisi: Peningkatan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
c. Peningkatan Motivasi (SLKI: 00153)
Definisi: Peningkatan energi, dorongan, atau antusiasme untuk melakukan suatu tindakan yang diharapkan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Aktivitas (SIKI: 10028)
Definisi: Membantu klien dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Edukasi Kesehatan (SIKI: 00126)
Definisi: Memberikan informasi yang diperlukan untuk memampukan klien dalam mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terkait dengan kesehatan.
c. Terapi Motivasi (SIKI: 00153)
Definisi: Memberikan dukungan, dorongan, dan strategi untuk meningkatkan motivasi klien dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam konteks kasus Nn. F, perawat dapat menggunakan intervensi keperawatan tersebut untuk membantu klien meningkatkan aktivitas fisik, pengetahuan tentang olahraga yang sesuai, serta motivasi untuk memulai dan mempertahankan program latihan fisik secara teratur. -
Article No. 16601 | 02 May 2025
Klinis : Nn. F datang ke puskesmas dengan keluhan mudah lelah saat beraktivitas ringan, sering merasa nyeri pada lutut dan kesulitan tidur. Riwayat kesehatan menunjukkan Nn.F memiliki pola makan tinggi kalori dan rendah serat. Keseharian Nn.F di rumah lebih banyak duduk dan kurang bergerak. Beberapa bulan terakhir, berat badannya terus meningkat. Dokter telah menyarankan Nn.F untuk memulai program latihan fisik secara teratur. Saat dilakukan pengkajian keperawatan, Nn.F mengungkapkan keinginannya untuk menurunkan berat badan dan merasa lebih sehat. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatiran akan kesulitan memulai olahraga karena keterbatasan fisik dan rasa tidak percaya diri. Nn.F mengatakan belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai jenis olahraga yang aman dan efektif untuk kondisinya. Ia juga merasa kurang termotivasi dan membutuhkan dukungan untuk memulai dan mempertahankan rutinitas olahraga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Nn. F**
Berdasarkan data pengkajian keperawatan, berikut diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat menggunakan standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakefektifan Manajemen Program Terapeutik (SDKI Code: D.0026)**
**Definisi:** Risiko ketidakmampuan individu dalam mengelola program terapeutik (diet, olahraga, atau pengobatan) untuk mencapai tujuan kesehatan.
**Faktor yang Mendukung:**
- Pola makan tinggi kalori dan rendah serat.
- Gaya hidup sedentari (kurang bergerak).
- Keterbatasan fisik (nyeri lutut) dan kurang percaya diri.
- Kurangnya pengetahuan tentang olahraga yang aman dan efektif.
- Motivasi rendah untuk memulai perubahan gaya hidup.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**SLKI Code: L.14015 – Kesiapan Meningkatkan Manajemen Program Terapeutik**
**Indikator:**
- Menyatakan kesediaan mengikuti program olahraga teratur.
- Menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang aktivitas fisik yang sesuai.
- Mulai melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan.
- Melaporkan peningkatan motivasi untuk perubahan gaya hidup.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**SIKI Code: I.14011 – Edukasi Aktivitas Fisik**
**Tindakan:**
- Memberikan informasi tentang jenis olahraga rendah dampak (low-impact) yang aman untuk nyeri lutut (contoh: berjalan kaki, berenang, atau senam ringan).
- Menyusun rencana latihan bertahap sesuai kemampuan pasien.
- Memotivasi pasien dengan menetapkan tujuan realistis (misalnya: berjalan 10 menit/hari, kemudian ditingkatkan secara bertahap).
**SIKI Code: I.13008 – Dukungan Emosional**
**Tindakan:**
- Mendengarkan kekhawatiran pasien dan memberikan validasi emosional.
- Memberikan reinforcement positif terhadap usaha kecil yang dilakukan pasien.
- Melibatkan keluarga atau teman sebagai sistem pendukung.
---
### **Kesimpulan**
Nn. F membutuhkan pendekatan holistik yang mencakup **edukasi, dukungan emosional, dan perencanaan aktivitas fisik bertahap** untuk mengatasi hambatan fisik dan psikologis dalam memulai perubahan gaya hidup. Intervensi keperawatan diharapkan dapat meningkatkan motivasi, pengetahuan, dan keterampilan manajemen diri pasien.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis atau akademik.)*