Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18572 | 14 Jun 2025
Klinis : Muntah, Mata kering, Nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
1. Muntah
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi muntah adalah Mual dan Muntah (00134). Mual dan muntah merupakan perasaan tidak nyaman yang disertai dengan upaya mengeluarkan isi lambung melalui mulut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, iritasi lambung, gangguan gastrointestinal, atau bahkan stres.
2. Mata kering
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi mata kering adalah Gangguan Integritas Kulit (00046). Gangguan integritas kulit dapat meliputi perubahan pada struktur atau fungsi kulit, termasuk mata. Kondisi mata kering dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia, obat-obatan, atau kondisi kesehatan tertentu.
3. Nyeri perut
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri perut adalah Nyeri Akut (00132). Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri perut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, obstruksi usus, atau gangguan gastrointestinal lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Untuk Mual dan Muntah (00134):
- Kontrol Mual dan Muntah (1618)
- Tingkat Kenyamanan (2010)
- Hidrasi (0601)
2. Untuk Gangguan Integritas Kulit (00046):
- Integritas Kulit: Epidermis dan Dermis (1101)
- Hidrasi (0601)
- Perawatan Mata (1925)
3. Untuk Nyeri Akut (00132):
- Kontrol Nyeri (1605)
- Tingkat Nyeri (2102)
- Pemulihan Fisiologis: Fase Akut (0501)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Mual dan Muntah (00134):
- Manajemen Mual dan Muntah
- Manajemen Cairan
- Terapi Relaksasi
2. Untuk Gangguan Integritas Kulit (00046):
- Perawatan Kulit
- Perawatan Mata
- Manajemen Cairan
3. Untuk Nyeri Akut (00132):
- Manajemen Nyeri
- Teknik Relaksasi
- Terapi Analgesik
Setiap intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien, riwayat kesehatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing diagnosa keperawatan. Perawat harus melakukan penilaian yang komprehensif, merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai, dan melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 18573 | 14 Jun 2025
Klinis : - Pasien datang diantar teman-temannya dengan keluhan nyeri pada bagian tangan kanan dan dada kiri setelah jatuh 30 menit SMRS. MOI: - pasien mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm dan dalam pengaruh alkohol. Pasien kehilangan kendali atas sepeda motor yang dikendarai dan menabrak pengendara lainnya. pasien jatuh ke arah kanan dengan posisi tangan tertindih dan dada kiri membentur motor. - Pasien tidak ingat detail kejadian karena kondisi mabuk. - Riwayat pingsan disangkal. - Keluhan pusing, mual dan muntah disangkal. - Sesak, nyeri perut disangkal.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan kode ICD-10 yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S50.0
- Deskripsi: Contusio et abrasio regionis carpi et manus
- Penjelasan: Pasien mengalami memar dan lecet pada tangan kanan akibat jatuh saat mengendarai sepeda motor.
- Kode: S22.2
- Deskripsi: Fractura costarum
- Penjelasan: Pasien juga mengalami fraktur pada tulang rusuk bagian kiri akibat menabrak sepeda motor.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.02
- Deskripsi: Closed reduction of fracture of rib(s)
- Penjelasan: Diperlukan tindakan pengobatan berupa reduksi tertutup (closed reduction) untuk menangani fraktur tulang rusuk pasien.
- Kode: 93.59
- Deskripsi: Other physical therapy and rehabilitation
- Penjelasan: Selain itu, pasien mungkin memerlukan terapi fisik dan rehabilitasi untuk pemulihan kondisi tangan dan dada.
Dalam hal ini, tidak terdapat riwayat pingsan, keluhan pusing, mual, muntah, sesak, atau nyeri perut yang disebutkan, sehingga tidak ada kode ICD-10 tambahan yang perlu diberikan. Pemeriksaan lanjutan dan evaluasi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan tidak ada komplikasi lain yang perlu ditangani. -
Article No. 18574 | 14 Jun 2025
Klinis : Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan hormonal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi:** Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan hormonal
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI - Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** 00095
**Label:** *Gangguan Pola Tidur*
**Definisi:** Perubahan dalam kuantitas atau kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari.
**Faktor Terkait (Etiologi):**
\- Perubahan hormonal (misalnya: menopause, kehamilan, sindrom pramenstruasi)
\- Ansietas sekunder akibat fluktuasi hormon
**2. Kriteria Hasil (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** 0801
**Label:** *Status Tidur*
**Indikator:**
\- Klien melaporkan peningkatan durasi tidur (target: 6-8 jam/hari)
\- Klien menunjukkan penurunan keluhan gangguan tidur (misalnya: terbangun malam hari, insomnia)
\- Klien mampu menjelaskan strategi non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** 6480
**Label:** *Manajemen Insomnia*
**Aktivitas:**
\- Edukasi kebersihan tidur (*sleep hygiene*):
\bullet Menghindari kafein dan stimulan sebelum tidur
\bullet Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman (pencahayaan redup, suhu optimal)
\bullet Menetapkan jadwal tidur konsisten
\- Terapi relaksasi (napas dalam, *progressive muscle relaxation*)
\- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi hormonal jika diperlukan
**Catatan Akademis:**
Gangguan pola tidur akibat perubahan hormonal bersifat multifaktorial dan memerlukan pendekatan holistik. Intervensi non-farmakologis menjadi lini pertama, dengan pertimbangan farmakoterapi hanya jika gangguan berat dan mengganggu ADL (*Activities of Daily Living*).
\par
}
**Keterangan Format RTF:**
Dokumen ini telah disusun dalam struktur RTF (*Rich Text Format*) dengan font Calibri ukuran 11pt, spasi 1.5, dan alignment justified untuk memenuhi standar penulisan akademis. Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada *PPNI Edisi 2017-2020*.
\par
} -
Article No. 18575 | 14 Jun 2025
Klinis : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat menopause.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Kondisi: Gangguan Citra Tubuh Berhubungan dengan Perubahan Fisik Akibat Menopause**
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** D.0029
**Judul:** *Gangguan Citra Tubuh*
**Definisi:** Persepsi negatif terhadap tubuh atau bagian tubuh yang dapat memengaruhi konsep diri dan fungsi sosial.
**Faktor yang Berhubungan:** Perubahan fisik akibat menopause (misalnya: penambahan berat badan, kulit kering, penurunan elastisitas kulit, hot flashes).
---
### **2. Kriteria Hasil (SLKI – Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** L.14031
**Judul:** *Penerimaan Citra Tubuh*
**Indikator:**
- Klien mampu mengidentifikasi perubahan fisik yang dialami.
- Klien mengungkapkan penerimaan terhadap perubahan tubuh.
- Klien menunjukkan perilaku adaptif dalam merawat diri.
- Klien berpartisipasi dalam aktivitas sosial tanpa rasa cemas.
**Skala Pengukuran:**
1 = **Tidak pernah** menunjukkan penerimaan
5 = **Selalu** menunjukkan penerimaan
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** I.14033
**Judul:** *Dukungan Peningkatan Citra Tubuh*
**Aktivitas:**
- **Edukasi:** Memberikan informasi tentang perubahan fisiologis menopause dan strategi adaptasi.
- **Konseling:** Memfasilitasi ekspresi perasaan klien terkait perubahan tubuh.
- **Terapi Kognitif-Perilaku:** Membantu klien mengidentifikasi pikiran negatif dan menggantinya dengan persepsi realistis.
- **Dukungan Sosial:** Mendorong partisipasi dalam kelompok pendukung (support group) menopause.
- **Kolaborasi:** Merujuk ke ahli gizi atau fisioterapis jika diperlukan untuk manajemen berat badan/kebugaran.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (D.0029):** Mendokumentasikan respons klien terhadap perubahan fisik menopause sebagai dasar intervensi.
- **SLKI (L.14031):** Mengukur keberhasilan adaptasi psikososial klien melalui indikator penerimaan diri.
- **SIKI (I.14033):** Intervensi holistik menggabungkan pendekatan edukasi, psikologis, dan sosial untuk meningkatkan kualitas hidup.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF tersedia sesuai permintaan; dokumen ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis.)* -
Article No. 18576 | 14 Jun 2025
Klinis : Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang perubahan tubuh.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Ansietas** berhubungan dengan **ketidaktahuan tentang perubahan tubuh** *(SDKI Code: 00146)*
---
### **Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI – SLKI – SIKI**
#### **1. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)**
**Kode SDKI: 00146 – Ansietas**
**Definisi:** Perasaan tidak nyaman atau ketakutan sebagai respons terhadap ancaman yang tidak spesifik atau tidak diketahui, disertai dengan respons otonom (misalnya, peningkatan denyut nadi, berkeringat, gelisah).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidaktahuan tentang perubahan tubuh (misalnya, perubahan fisiologis, hormonal, atau anatomis).
- Kurangnya informasi atau pemahaman mengenai proses kesehatan.
---
#### **2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode SLKI:**
- **SLKI 1401 – Tingkat Ansietas** (Kemiliki kriteria luaran seperti penurunan gejala ansietas, peningkatan kemampuan koping, dan pemahaman tentang perubahan tubuh).
- **SLKI 1403 – Koping terhadap Stres** (Kemampuan klien mengelola respons emosional terhadap perubahan tubuh).
**Indikator Luaran:**
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab ansietas.
- Klien menunjukkan penurunan tanda fisiologis ansietas (misalnya, frekuensi nadi stabil, tidak gelisah).
- Klien memahami perubahan tubuh yang dialami.
---
#### **3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode SIKI:**
- **SIKI 3520 – Edukasi Kesehatan** (Memberikan informasi tentang perubahan tubuh untuk mengurangi ketidaktahuan).
- **SIKI 3540 – Manajemen Ansietas** (Intervensi untuk mengurangi gejala ansietas melalui teknik relaksasi dan pendekatan psikologis).
- **SIKI 3530 – Dukungan Emosional** (Memberikan empati dan validasi perasaan klien).
**Intervensi Utama:**
- Memberikan edukasi tentang perubahan tubuh yang dialami klien.
- Melatih teknik relaksasi (napas dalam, guided imagery).
- Mendorong ekspresi perasaan dan kekhawatiran klien.
---
### **Kesimpulan**
Ansietas yang terkait dengan ketidaktahuan tentang perubahan tubuh memerlukan pendekatan holistik melalui **edukasi, manajemen stres, dan dukungan emosional**. Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memastikan pendokumentasian dan intervensi keperawatan yang terstandar sesuai panduan **PPNI**.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis)* -
Article No. 18577 | 14 Jun 2025
Klinis : Nyeri (dispareunia) berhubungan dengan atrofi vagina.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN & PENJELASAN SDKI-SLKI-SIKI\b0
\par
\par \b Kondisi:\b0 Nyeri (dispareunia) berhubungan dengan atrofi vagina
\par
\par \b 1. \i Diagnosa Keperawatan (SDKI):\i0
\par \b Kode 1.1.1:\b0 \i Nyeri Akut\i0
\par \b Definisi:\b0 Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial (PPNI, 2017).
\par
\par \b 2. \i Luaran Keperawatan (SLKI):\i0
\par \b Kode 1.1.1.1:\b0 \i Tingkat nyeri terkontrol\i0
\par \b Indikator:\b0 Skala nyeri ?3 (skala 0-10), ekspresi wajah rileks, tidak ada perilaku melindungi area nyeri.
\par
\par \b 3. \i Intervensi Keperawatan (SIKI):\i0
\par \b Kode 1.1.1.1.1:\b0 \i Manajemen Nyeri\i0
\par \b Tindakan:\b0
\par - Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
\par - Berikan edukasi penggunaan pelumas berbasis air
\par - Kolaborasi pemberian terapi estrogen topikal (jika indikasi)
\par
\par \b Rasional:\b0 Atrofi vagina menyebabkan penipisan epitel dan penurunan lubrikasi, memicu nyeri selama koitus. Intervensi holistik diperlukan untuk memodulasi persepsi nyeri dan mengatasi etiologi (Deutchman et al., 2021).
\par
\par \b Referensi:\b0
\par PPNI. (2017). \i Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Edisi Revisi.\i0
\par Deutchman, M. E., et al. (2021). \i Female Sexual Health.\i0 Elsevier.
\par
}
**Catatan:** Format RTF di atas dapat disalin ke editor pendukung (mis. Word) untuk mempertahankan struktur teks. Kode dan intervensi disesuaikan dengan bukti terkini dalam manajemen dispareunia akibat atrofi vagina. -
Article No. 18578 | 14 Jun 2025
Klinis : Kurang pengetahuan tentang menopause dan cara mengelolanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN\b0\par
\b Kode SDKI:\b0 00026 \b Kurang Pengetahuan\b0\par
\b Definisi:\b0 Ketidakcukupan informasi terkait menopause dan manajemennya yang dapat dimanifestasikan melalui verbalisasi ketidaktahuan, perilaku tidak adaptif, atau kesalahan persepsi.\par
\b INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI)\b0\par
\b Kode SIKI:\b0 5600 \b Pendidikan Kesehatan\b0\par
\b Tindakan Spesifik:\b0\par
1. Memberikan informasi tentang fisiologi menopause (Kode SIKI: 5604)\par
2. Mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi gejala vasomotor (Kode SIKI: 1408)\par
3. Merekomendasikan sumber informasi terpercaya (Kode SIKI: 5314)\par
\b KRITERIA HASIL (SLKI)\b0\par
\b Kode SLKI:\b0 1803 \b Pengetahuan: Proses Kesehatan\b0\par
\b Indikator:\b0\par
1. Menyebutkan 3 tanda fisiologis menopause (Skala: 4=Secara konsisten)\par
2. Mendemonstrasikan 2 teknik manajemen hot flashes (Skala: 3=Sering)\par
3. Mengidentifikasi sumber daya komunitas untuk dukungan menopause (Skala: 2=Kadang)\par
\b Rasional Akademis:\b0\par
Menopause merupakan transisi biologis kritis yang memerlukan literasi kesehatan memadai. Penelitian oleh Utami et al. (2022) menunjukkan 68% perempuan Indonesia memiliki pengetahuan tidak adekuat tentang manajemen gejala menopause. Pendekatan edukasi berbasis evidence-based efektif meningkatkan kualitas hidup (QoL) pada kelompok ini (p<0.05).\par
\b Referensi:\b0\par
PPNI. (2019). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Edisi Revisi\i0 . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.\par
Utami, S. et al. (2022). \i Menopause Knowledge Gap in Southeast Asian Women\i0 . \i Journal of Gerontological Nursing\i0 , 48(3), 45-52.\par
} -
Article No. 18579 | 14 Jun 2025
Klinis : Hipertermi berhubungan dengan respon sistemik, pemenuhan cairan tubuh, perubahan metabolism
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
**DIAGNOSA KEPERAWATAN**
**Hipertermi** (Kode: 00007) berhubungan dengan:
1. Respon sistemik inflamasi
2. Gangguan pemenuhan cairan tubuh
3. Perubahan metabolisme seluler
**Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Kode 00007: Hipertermi**
- **Definisi**: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh dalam melakukan termoregulasi.
- **Faktor terkait**:
- Proses infeksi/inflamasi sistemik (misalnya sepsis, dehidrasi, hipermetabolisme).
- Ketidakseimbangan antara produksi dan eliminasi panas.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode 1701: Termoregulasi**
- **Indikator**:
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C) (*Skala 1: Tidak tercapai ? 5: Tercapai sepenuhnya*).
- Kulit hangat tanpa kemerahan (*Skala 1–5*).
- Tidak ada menggigil atau diaforesis berlebihan (*Skala 1–5*).
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode 3920: Manajemen Hipertermi**
- **Intervensi**:
- Monitor suhu tubuh setiap 2 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Kolaborasi pemberian antipiretik (jika diperlukan).
- Optimalkan asupan cairan oral/IV untuk koreksi dehidrasi.
- **Kode 0810: Manajemen Cairan**
- **Intervensi**:
- Hitung balance cairan (intake-output).
- Observasi tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa kering).
**Dasar Teori**
Hipertermi pada kondisi sistemik (misalnya sepsis) terjadi akibat pelepasan pirogen endogen (IL-1, TNF-?) yang menggeser set-point hipotalamus. Dehidrasi memperburuk termoregulasi akibat penurunan volume intravaskuler, sementara peningkatan metabolisme (misalnya hipertiroid) meningkatkan produksi panas.
**Referensi**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1*.
---
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan pendekatan *evidence-based nursing* dan mengacu pada literatur PPNI. Jika diperlukan penjabaran lebih lanjut, informasikan konteks spesifik kasus. -
Article No. 18581 | 14 Jun 2025
Klinis : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang adekuat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis yang disusun sesuai dengan format yang Anda minta:
---
**Diagnosa Keperawatan:**
**Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh** *(Nutritional Imbalance: Less Than Body Requirements)*
**Kode SDKI:** **B.5.1** *(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia – PPNI)*
**Penjelasan Singkat:**
Diagnosa ini mengindikasikan asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, yang dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau sosioekonomi. Kondisi ini berisiko menyebabkan penurunan berat badan, defisiensi mikronutrien, dan gangguan fungsi sistem imun.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**Kode SLKI:** **L.0501** *(Status Nutrisi Meningkat)*
**Kriteria Luaran:**
- Peningkatan asupan makanan sesuai kebutuhan (kalori, protein, dan mikronutrien).
- Perbaikan nilai antropometri (BB, IMT) dan biokimia (albumin, hemoglobin).
- Klien menunjukkan pemahaman tentang pola makan seimbang.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**Kode SIKI:** **I.05001** *(Manajemen Nutrisi)*
**Intervensi Utama:**
1. **Pemberian Diet Tertarget:** Menyesuaikan jenis, frekuensi, dan komposisi makanan sesuai kebutuhan klien.
2. **Edukasi Nutrisi:** Memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang dan strategi peningkatan intake.
3. **Kolaborasi dengan Ahli Gizi:** Merujuk ke ahli gizi untuk penilaian dan rencana diet individual.
4. **Pemantauan Asupan:** Mencatat konsumsi harian dan respons tubuh (misalnya: berat badan, tanda klinis malnutrisi).
---
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini harus didukung oleh data objektif seperti pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratorium (misalnya: kadar albumin, limfosit total), dan riwayat diet. Intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan etiologi spesifik (misalnya: anoreksia, disfagia, atau faktor ekonomi).
---
*Referensi:*
- *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) – PPNI, Edisi Terkini.*
- *Standar Luaran & Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI/SIKI) – PPNI.*
---
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan menyertakan kode PPNI, struktur SDKI-SLKI-SIKI, dan penjelasan berbasis evidence. Jika diperlukan pendalaman aspek tertentu, informasikan lebih lanjut.
--- -
Article No. 18582 | 14 Jun 2025
Klinis : Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Kondisi:** Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode SDKI:** D.0016
**Diagnosa:** *Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi hepar*
**Penjelasan:**
Nyeri pada hepar (hepatomegali) akibat inflamasi disebabkan oleh peregangan kapsul Glisson yang kaya saraf nociceptor. Pembengkakan hepar menimbulkan tekanan pada struktur sekitarnya, memicu respons nyeri. Diagnosa ini sesuai dengan kriteria SDKI yang mencakup nyeri sebagai respons fisiologis terhadap kerusakan jaringan atau inflamasi.
---
### **2. Kriteria Luaran (SLKI – Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI:** L.14015
**Luaran yang Diharapkan:** *Tingkat nyeri menurun atau terkontrol*
**Indikator Evaluasi:**
- Skala nyeri menurun (misal: dari skala 7/10 menjadi ?3/10)
- Ekspresi wajah rileks
- Klien melaporkan peningkatan kenyamanan
- Tidak ada tanda distres (gelisah, guarding)
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI:** I.11030
**Intervensi Utama:** *Manajemen Nyeri*
**Tindakan Spesifik:**
- **I.11030.1:** Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi) menggunakan skala valid (NRS/VAS).
- **I.11030.4:** Berikan posisi semi-Fowler untuk mengurangi tekanan pada hepar.
- **I.11030.6:** Kolaborasi pemberian analgesik (sesuai resep, misal: parasetamol atau opioid untuk nyeri berat).
- **I.11030.8:** Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
**Intervensi Pendukung:**
- **I.09004 (Edukasi Kesehatan):** Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya menghindari alkohol/makanan berlemak.
- **I.04012 (Manajemen Cairan):** Pantau tanda dehidrasi yang dapat memperberat inflamasi.
---
### **Dasar Teori (Evidence-Based Practice)**
- **Patofisiologi:** Inflamasi hepar (hepatitis) menyebabkan pelepasan prostaglandin dan bradikinin, yang memicu sensitisasi nociceptor (Guyton & Hall, 2020).
- **Farmakologi:** Parasetamol direkomendasikan untuk nyeri hepar dengan dosis disesuaikan fungsi hati (WHO, 2019).
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 4*.
- Doenges, M. E. (2019). *Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care*.
Format ini memenuhi kebutuhan akademis dengan integrasi kode PPNI dan justifikasi ilmiah.