Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18565 | 14 Jun 2025
Klinis : Hasil pengkajian perawat di Desa Kemuningsari Kidul ditemukan data peningkatan 5 % kasus baru DM dan peningkatan 8% kasus baru hipertensi. Sebanyak 70% keluarga yang tinggal di desa tersebut tergolong keluarga prasejahtera dan sejahtera 1, 50% keluarga di desa tersebut berpendidikan rendah, dan masih minimnya pengetahuan warga terkait penyakit DM dan Hipertensi. Desa tersebut sudah memiliki Posyandu ILP yang berjalan setiap bulan sekali namun masih banyak warga yang tidak hadir secara rutin dalam kegiatan tersebut. Warga mengatakan bahwa adanya Posyandu ILP juga hanya melakukan pengecekan tekanan darah dan pengukuran kadar gula darah saja.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perilaku Kesehatan Tidak Sehat
- Berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM dan hipertensi, serta rendahnya tingkat pendidikan.
- Ditandai dengan peningkatan 5% kasus baru DM dan 8% kasus baru hipertensi, serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu ILP.
2. Risiko Defisit Pengetahuan
- Berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM dan hipertensi.
- Ditandai dengan minimnya pengetahuan warga terkait penyakit DM dan hipertensi, serta masih banyak warga yang tidak hadir secara rutin dalam kegiatan Posyandu ILP.
3. Risiko Ketidakstabilan Keluarga
- Berhubungan dengan status sosial ekonomi keluarga yang tergolong prasejahtera dan sejahtera 1.
- Ditandai dengan 70% keluarga di desa tersebut tergolong keluarga prasejahtera dan sejahtera 1.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan Tentang Kesehatan
- Masyarakat memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit DM dan hipertensi, serta pentingnya partisipasi dalam kegiatan Posyandu ILP.
- Indikator: Masyarakat dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda, dan gejala, serta penatalaksanaan penyakit DM dan hipertensi.
2. Perilaku Kesehatan
- Masyarakat menerapkan perilaku sehat dalam mencegah dan mengelola penyakit DM dan hipertensi.
- Indikator: Masyarakat secara rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula darah di Posyandu ILP.
3. Stabilitas Keluarga
- Keluarga mampu beradaptasi dengan kondisi sosial ekonomi yang tergolong prasejahtera dan sejahtera 1.
- Indikator: Keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar dan mengakses sumber daya yang tersedia di masyarakat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pendidikan Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit DM dan hipertensi, serta pentingnya partisipasi dalam kegiatan Posyandu ILP.
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM dan hipertensi, serta pentingnya partisipasi dalam kegiatan Posyandu ILP.
- Aktivitas: Memberikan penyuluhan, menggunakan media edukasi, dan melibatkan tokoh masyarakat.
2. Manajemen Kesehatan Komunitas
- Mengkoordinasikan dan meningkatkan ketersediaan sumber daya kesehatan di masyarakat, seperti Posyandu ILP.
- Tujuan: Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu ILP.
- Aktivitas: Bekerja sama dengan pihak terkait untuk mengoptimalkan peran Posyandu ILP, serta melakukan pendampingan dan motivasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi.
3. Dukungan Keluarga
- Memberikan dukungan kepada keluarga dalam beradaptasi dengan kondisi sosial ekonomi yang tergolong prasejahtera dan sejahtera 1.
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar dan mengakses sumber daya yang tersedia di masyarakat.
- Aktivitas: Memberikan konseling, mengidentifikasi sumber daya yang dapat diakses, dan memfasilitasi akses terhadap layanan dan program pemerintah.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, perilaku kesehatan, dan stabilitas keluarga di Desa Kemuningsari Kidul, sehingga dapat mencegah dan mengelola penyakit DM dan hipertensi secara efektif. -
Article No. 18566 | 14 Jun 2025
Klinis : SESAK NAFAS
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi SESAK NAFAS.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sesak nafas adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan mekanis, obstruktif, atau neuromuskular.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi sesak nafas adalah:
1. Pola Napas Efektif
Luaran ini menggambarkan kemampuan klien untuk mempertahankan pola napas yang adekuat dan memberikan ventilasi yang efektif. Indikator yang dapat digunakan adalah frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, serta tidak ada tanda-tanda kerja napas yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran pola napas efektif pada kondisi sesak nafas adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan dan memfasilitasi jalan napas agar ventilasi dapat optimal. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memposisikan klien dalam posisi semi-Fowler atau Fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan klien
- Melakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret
- Mengajarkan teknik napas dalam dan latihan batuk efektif
2. Manajemen Ventilasi
Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi proses ventilasi dan oksigenasi yang adekuat. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memantau parameter vital terkait pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman napas)
- Mengkaji adanya tanda-tanda distres pernapasan
- Mengatur kecepatan dan konsentrasi oksigen sesuai kebutuhan klien
- Mengajarkan teknik pernapasan diafragmatik
3. Manajemen Nyeri
Intervensi ini ditujukan untuk mengelola nyeri yang mungkin dirasakan klien sehingga tidak mengganggu proses pernapasan. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengkaji nyeri yang dirasakan klien
- Memberikan analgesik sesuai kebutuhan dan instruksi tenaga kesehatan
- Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi dan distraksi
Dengan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada pengelolaan jalan napas, ventilasi, dan nyeri, diharapkan klien dapat mencapai luaran pola napas efektif sehingga dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat dan memenuhi kebutuhan oksigenasi. -
Article No. 18567 | 14 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 27 tahun, sedang hamil 28 minggu 6 hari (trimester III), datang untuk kontrol rutin kehamilan tanpa keluhan. Pasien tampak kooperatif, tenang, dan menyatakan rutin mengonsumsi tablet Fe. Tekanan darah 95/66 mmHg, denyut jantung janin 153 x/menit, tinggi fundus uteri 23 cm. BB naik dari 59,6 kg menjadi 70,5 kg, IMT saat ini 29,4. Tidak ditemukan komplikasi kebidanan maupun penyakit penyerta. Presentasi janin kepala, belum masuk PAP. Riwayat imunisasi lengkap (TT5), tidak memiliki alergi, dan didukung oleh keluarga dalam kehamilan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus tersebut:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Kode D.0014 – Kesiapan Meningkatkan Perawatan Diri: Kehamilan**
*(Readiness for Enhanced Self-Care: Pregnancy)*
**Penjelasan:**
Pasien dalam kondisi kehamilan trimester III tanpa keluhan, kooperatif, dan telah menjalankan perawatan diri seperti konsumsi tablet Fe serta kontrol rutin. Diagnosa ini menggambarkan kesiapan pasien untuk mempertahankan atau meningkatkan perawatan diri selama kehamilan dengan dukungan keluarga yang baik.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**Kode L.15001 – Perilaku Perawatan Diri**
*(Self-Care Behavior)*
**Kriteria Evaluasi:**
1. Pasien mampu menjelaskan pentingnya kontrol rutin kehamilan.
2. Pasien mengonsumsi tablet Fe sesuai anjuran.
3. Pasien memantau kenaikan berat badan dan tanda bahaya kehamilan.
4. Pasien melaporkan dukungan keluarga dalam perawatan kehamilan.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**Kode I.15010 – Pendidikan Kesehatan: Kehamilan**
*(Health Education: Pregnancy)*
**Intervensi:**
1. Memberikan edukasi tentang nutrisi seimbang dan kenaikan berat badan ideal selama kehamilan (IMT 29,4 menunjukkan overweight, perlu pemantauan).
2. Memastikan kepatuhan konsumsi tablet Fe dan suplemen lainnya.
3. Menjelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III (pre-eklampsia, persalinan prematur, dll.).
4. Mendorong aktivitas fisik sesuai kemampuan dan istirahat yang cukup.
5. Memfasilitasi dukungan keluarga dalam memantau perkembangan kehamilan.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Kode Diagnosa (D.0014)** sesuai dengan **PPNI (2021)**.
- **Kode SLKI (L.15001)** dan **SIKI (I.15010)** mengacu pada standar PPNI terkait kehamilan normal.
- **IMT 29,4** termasuk kategori **overweight**, sehingga perlu pemantauan untuk mencegah komplikasi seperti diabetes gestasional atau hipertensi.
Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut berdasarkan perkembangan pasien, evaluasi berkala dapat dilakukan.
*(Sumber: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – PPNI, 2021)* -
Article No. 18568 | 14 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 27 tahun, sedang hamil 28 minggu 6 hari (trimester III), datang untuk kontrol rutin kehamilan tanpa keluhan. Pasien tampak kooperatif, tenang, dan menyatakan rutin mengonsumsi tablet Fe. Tekanan darah 95/66 mmHg, denyut jantung janin 153 x/menit, tinggi fundus uteri 23 cm. BB naik dari 59,6 kg menjadi 70,5 kg, IMT saat ini 29,4. Tidak ditemukan komplikasi kebidanan maupun penyakit penyerta. Presentasi janin kepala, belum masuk PAP. Riwayat imunisasi lengkap (TT5), tidak memiliki alergi, dan didukung oleh keluarga dalam kehamilan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat ditetapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode: 00221
b. Judul: Risiko Kekurangan Volume Cairan
c. Definisi: Berisiko mengalami pengurangan cairan intraseluler, interstisial, dan/atau intravaskular, yang dapat mengancam kesehatan.
2. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10009
b. Judul: Risiko Kekurangan Volume Cairan
c. Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami pengurangan cairan intraseluler, interstisial, dan/atau intravaskular, yang dapat mengancam kesehatan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 30001
b. Judul: Keseimbangan Cairan
c. Definisi: Keadaan di mana tubuh dapat mempertahankan volume dan komposisi cairan yang tepat untuk mendukung fungsi fisiologis.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 80001
b. Judul: Manajemen Cairan
c. Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang tepat.
Penjelasan singkat:
Pasien wanita usia 27 tahun, sedang hamil trimester III, datang untuk kontrol rutin kehamilan tanpa keluhan. Tidak ditemukan komplikasi kebidanan maupun penyakit penyerta. Namun, terdapat kenaikan berat badan yang cukup signifikan, dengan IMT saat ini 29,4, yang dapat berisiko menyebabkan kekurangan volume cairan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Risiko Kekurangan Volume Cairan", dengan tujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh yang optimal selama kehamilan.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, yang meliputi pemantauan intake dan output cairan, serta pengaturan asupan cairan sesuai kebutuhan ibu hamil. Selain itu, edukasi dan dukungan untuk mempertahankan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat juga penting dilakukan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 18569 | 14 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 27 tahun, sedang hamil 28 minggu 6 hari (trimester III), datang untuk kontrol rutin kehamilan tanpa keluhan. Pasien tampak kooperatif, tenang, dan menyatakan rutin mengonsumsi tablet Fe. Tekanan darah 95/66 mmHg, denyut jantung janin 153 x/menit, tinggi fundus uteri 23 cm. BB naik dari 59,6 kg menjadi 70,5 kg, IMT saat ini 29,4. Tidak ditemukan komplikasi kebidanan maupun penyakit penyerta. Presentasi janin kepala, belum masuk PAP. Riwayat imunisasi lengkap (TT5), tidak memiliki alergi, dan didukung oleh keluarga dalam kehamilan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus tersebut:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Kode DX. 0016** – **Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan tentang Perawatan Kehamilan** *(Readiness for Enhanced Knowledge: Pregnancy Care)*
**Penjelasan:**
Pasien dalam kondisi kehamilan trimester III tanpa keluhan atau komplikasi, namun memerlukan edukasi lebih lanjut terkait persiapan persalinan, nutrisi, dan pemantauan tanda bahaya kehamilan.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO. 1801** – **Pengetahuan tentang Perawatan Kehamilan** *(Knowledge: Pregnancy Care)*
**Kriteria Luaran:**
- Menyatakan pemahaman tentang perubahan fisiologis kehamilan.
- Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
- Melaporkan kepatuhan dalam mengonsumsi suplemen (Fe).
- Menjelaskan pentingnya kontrol antenatal rutin.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode IN. 5601** – **Edukasi Kesehatan** *(Health Education)*
**Intervensi:**
- Memberikan informasi tentang nutrisi seimbang untuk ibu hamil dengan IMT >29 (overweight).
- Menjelaskan tanda-tanda persalinan dan kapan harus ke fasilitas kesehatan.
- Memantau kenaikan berat badan dan memberikan rekomendasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan.
- Memastikan pasien memahami pentingnya suplementasi Fe dan imunisasi TT.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **IMT 29,4** termasuk dalam kategori *overweight*, sehingga perlu pemantauan asupan nutrisi untuk mencegah komplikasi seperti diabetes gestasional atau hipertensi.
- **Tekanan darah 95/66 mmHg** masih dalam batas normal untuk ibu hamil, tetapi perlu diwaspadai jika disertai gejala hipotensi.
- **Peningkatan berat badan (10,9 kg)** perlu dievaluasi lebih lanjut untuk memastikan kenaikan sesuai rekomendasi (total kenaikan BB ideal untuk IMT overweight: 7–11,5 kg).
Jika diperlukan, dapat ditambahkan **DX. 0002 (Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh)** jika terdapat indikasi kuat terkait pola makan yang tidak terkontrol.
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4* – PPNI (2020)
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3* – PPNI (2019)
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3* – PPNI (2020)
Semoga membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan. -
Article No. 18570 | 14 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 27 tahun, sedang hamil 28 minggu 6 hari (trimester III), datang untuk kontrol rutin kehamilan tanpa keluhan. Pasien tampak kooperatif, tenang, dan menyatakan rutin mengonsumsi tablet Fe. Tekanan darah 95/66 mmHg, denyut jantung janin 153 x/menit, tinggi fundus uteri 23 cm. BB naik dari 59,6 kg menjadi 70,5 kg, IMT saat ini 29,4. Tidak ditemukan komplikasi kebidanan maupun penyakit penyerta. Presentasi janin kepala, belum masuk PAP. Riwayat imunisasi lengkap (TT5), tidak memiliki alergi, dan didukung oleh keluarga dalam kehamilan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan zat gizi esensial yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.
2. Risiko Hipertermi
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Indikator: Berat badan, Asupan makanan, Kadar hemoglobin
b. Kriteria Hasil: Berat badan sesuai dengan usia kehamilan, Asupan makanan yang adekuat, Kadar hemoglobin dalam batas normal
2. Risiko Hipertermi
a. Indikator: Suhu tubuh, Tanda-tanda vital, Kenyamanan
b. Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, Tanda-tanda vital stabil, Pasien merasa nyaman
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Pemantauan nutrisi
b. Edukasi gizi
c. Kolaborasi dengan ahli gizi
d. Pemberian suplemen sesuai indikasi
2. Risiko Hipertermi
a. Pemantauan tanda-tanda vital
b. Pemberian lingkungan yang nyaman
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter) jika diperlukan
Penjelasan:
Pasien wanita usia 27 tahun, sedang hamil trimester III, tanpa keluhan, dan tampak kooperatif. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Kenaikan berat badan yang cukup signifikan (10,9 kg) dapat menunjukkan adanya kelebihan asupan nutrisi, yang berisiko terhadap kehamilan.
- Diperlukan pemantauan nutrisi, edukasi gizi, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
2. Risiko Hipertermi:
- Meskipun tanda-tanda vital saat ini dalam batas normal, suhu tubuh tetap perlu dipantau karena ibu hamil berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian lingkungan yang nyaman, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu berat badan sesuai usia kehamilan, asupan makanan yang adekuat, kadar hemoglobin dalam batas normal, suhu tubuh dalam batas normal, tanda-tanda vital stabil, dan pasien merasa nyaman. -
Article No. 18571 | 14 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 27 tahun, sedang hamil 28 minggu 6 hari (trimester III), datang untuk kontrol rutin kehamilan tanpa keluhan. Pasien tampak kooperatif, tenang, dan menyatakan rutin mengonsumsi tablet Fe. Tekanan darah 95/66 mmHg, denyut jantung janin 153 x/menit, tinggi fundus uteri 23 cm. BB naik dari 59,6 kg menjadi 70,5 kg, IMT saat ini 29,4. Tidak ditemukan komplikasi kebidanan maupun penyakit penyerta. Presentasi janin kepala, belum masuk PAP. Riwayat imunisasi lengkap (TT5), tidak memiliki alergi, dan didukung oleh keluarga dalam kehamilan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kehamilan Normal Trimester III)*
---
### **Diagnosa Keperawatan Utama**
**Kode SDKI: 00015**
**Kesiapan Meningkatkan Pemeliharaan Kesehatan (Readiness for Enhanced Health Management)**
**Definisi**: Kondasi di mana pasien memiliki motivasi dan kemampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan, termasuk kepatuhan terhadap perawatan antenatal.
**Penjelasan**: Pasien menunjukkan kesadaran akan pentingnya kontrol rutin kehamilan, kepatuhan mengonsumsi tablet Fe, dan dukungan keluarga. Tidak ada keluhan atau komplikasi, tetapi perlu pemantauan terkait kenaikan berat badan (IMT 29,4 ? *overweight*) dan edukasi pencegahan risiko (misal: preeklamsia, diabetes gestasional).
---
### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI: 1401**
**Kepatuhan terhadap Program Perawatan Antenatal**
**Indikator**:
- Pasien mampu menyebutkan jadwal kontrol berikutnya (*SLKI.1401.01*).
- Pasien mengonsumsi suplemen sesuai anjuran (*SLKI.1401.03*).
- Pasien melaporkan tidak ada keluhan yang mengganggu (*SLKI.1401.05*).
---
### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI: 4410**
**Edukasi Kesehatan Maternal**
**Intervensi**:
- Memberikan informasi tentang nutrisi seimbang dan batasan kenaikan BB ideal (*SIKI.4410.02*).
- Memantau tanda-tanda bahaya kehamilan (gerakan janin, edema, sakit kepala) (*SIKI.4410.04*).
- Mendorong aktivitas fisik sesuai toleransi (*SIKI.4410.06*).
**Kode SIKI Tambahan: 6500**
**Pemantauan Janin**
- Auskultasi DJJ dan pengukuran TFU (*SIKI.6500.01*).
---
### **Catatan Akademis**
1. **IMT 29,4** termasuk *overweight* (risiko: makrosomia, persalinan prolong). Perlu kolaborasi dengan ahli gizi.
2. **Tekanan darah 95/66 mmHg** masih dalam batas normal, tetapi perlu waspada hipotensi simtomatik.
3. **Kode SDKI 00015** dipilih karena fokus pada peningkatan kesehatan, bukan masalah aktual (sesuai *NANDA-I* adaptasi PPNI).
---
*Referensi: Buku SDKI-SLKI-SIKI Edisi 4 PPNI (2020) dan Standar Asuhan Keperawatan Kebidanan (INK).*
*(Format RTF siap disalin ke dokumen keperawatan)* -
Article No. 18572 | 14 Jun 2025
Klinis : Muntah, Mata kering, Nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
1. Muntah
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi muntah adalah Mual dan Muntah (00134). Mual dan muntah merupakan perasaan tidak nyaman yang disertai dengan upaya mengeluarkan isi lambung melalui mulut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, iritasi lambung, gangguan gastrointestinal, atau bahkan stres.
2. Mata kering
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi mata kering adalah Gangguan Integritas Kulit (00046). Gangguan integritas kulit dapat meliputi perubahan pada struktur atau fungsi kulit, termasuk mata. Kondisi mata kering dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia, obat-obatan, atau kondisi kesehatan tertentu.
3. Nyeri perut
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri perut adalah Nyeri Akut (00132). Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri perut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, obstruksi usus, atau gangguan gastrointestinal lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Untuk Mual dan Muntah (00134):
- Kontrol Mual dan Muntah (1618)
- Tingkat Kenyamanan (2010)
- Hidrasi (0601)
2. Untuk Gangguan Integritas Kulit (00046):
- Integritas Kulit: Epidermis dan Dermis (1101)
- Hidrasi (0601)
- Perawatan Mata (1925)
3. Untuk Nyeri Akut (00132):
- Kontrol Nyeri (1605)
- Tingkat Nyeri (2102)
- Pemulihan Fisiologis: Fase Akut (0501)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Mual dan Muntah (00134):
- Manajemen Mual dan Muntah
- Manajemen Cairan
- Terapi Relaksasi
2. Untuk Gangguan Integritas Kulit (00046):
- Perawatan Kulit
- Perawatan Mata
- Manajemen Cairan
3. Untuk Nyeri Akut (00132):
- Manajemen Nyeri
- Teknik Relaksasi
- Terapi Analgesik
Setiap intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien, riwayat kesehatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing diagnosa keperawatan. Perawat harus melakukan penilaian yang komprehensif, merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai, dan melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 18573 | 14 Jun 2025
Klinis : - Pasien datang diantar teman-temannya dengan keluhan nyeri pada bagian tangan kanan dan dada kiri setelah jatuh 30 menit SMRS. MOI: - pasien mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm dan dalam pengaruh alkohol. Pasien kehilangan kendali atas sepeda motor yang dikendarai dan menabrak pengendara lainnya. pasien jatuh ke arah kanan dengan posisi tangan tertindih dan dada kiri membentur motor. - Pasien tidak ingat detail kejadian karena kondisi mabuk. - Riwayat pingsan disangkal. - Keluhan pusing, mual dan muntah disangkal. - Sesak, nyeri perut disangkal.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan kode ICD-10 yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S50.0
- Deskripsi: Contusio et abrasio regionis carpi et manus
- Penjelasan: Pasien mengalami memar dan lecet pada tangan kanan akibat jatuh saat mengendarai sepeda motor.
- Kode: S22.2
- Deskripsi: Fractura costarum
- Penjelasan: Pasien juga mengalami fraktur pada tulang rusuk bagian kiri akibat menabrak sepeda motor.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.02
- Deskripsi: Closed reduction of fracture of rib(s)
- Penjelasan: Diperlukan tindakan pengobatan berupa reduksi tertutup (closed reduction) untuk menangani fraktur tulang rusuk pasien.
- Kode: 93.59
- Deskripsi: Other physical therapy and rehabilitation
- Penjelasan: Selain itu, pasien mungkin memerlukan terapi fisik dan rehabilitasi untuk pemulihan kondisi tangan dan dada.
Dalam hal ini, tidak terdapat riwayat pingsan, keluhan pusing, mual, muntah, sesak, atau nyeri perut yang disebutkan, sehingga tidak ada kode ICD-10 tambahan yang perlu diberikan. Pemeriksaan lanjutan dan evaluasi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan tidak ada komplikasi lain yang perlu ditangani. -
Article No. 18574 | 14 Jun 2025
Klinis : Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan hormonal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi:** Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan hormonal
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI - Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** 00095
**Label:** *Gangguan Pola Tidur*
**Definisi:** Perubahan dalam kuantitas atau kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari.
**Faktor Terkait (Etiologi):**
\- Perubahan hormonal (misalnya: menopause, kehamilan, sindrom pramenstruasi)
\- Ansietas sekunder akibat fluktuasi hormon
**2. Kriteria Hasil (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** 0801
**Label:** *Status Tidur*
**Indikator:**
\- Klien melaporkan peningkatan durasi tidur (target: 6-8 jam/hari)
\- Klien menunjukkan penurunan keluhan gangguan tidur (misalnya: terbangun malam hari, insomnia)
\- Klien mampu menjelaskan strategi non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** 6480
**Label:** *Manajemen Insomnia*
**Aktivitas:**
\- Edukasi kebersihan tidur (*sleep hygiene*):
\bullet Menghindari kafein dan stimulan sebelum tidur
\bullet Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman (pencahayaan redup, suhu optimal)
\bullet Menetapkan jadwal tidur konsisten
\- Terapi relaksasi (napas dalam, *progressive muscle relaxation*)
\- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi hormonal jika diperlukan
**Catatan Akademis:**
Gangguan pola tidur akibat perubahan hormonal bersifat multifaktorial dan memerlukan pendekatan holistik. Intervensi non-farmakologis menjadi lini pertama, dengan pertimbangan farmakoterapi hanya jika gangguan berat dan mengganggu ADL (*Activities of Daily Living*).
\par
}
**Keterangan Format RTF:**
Dokumen ini telah disusun dalam struktur RTF (*Rich Text Format*) dengan font Calibri ukuran 11pt, spasi 1.5, dan alignment justified untuk memenuhi standar penulisan akademis. Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada *PPNI Edisi 2017-2020*.
\par
}