Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16624 | 03 May 2025
Klinis : Ibu Dina adalah seorang ibu muda berusia 26 tahun yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Saat ini, bayinya berusia 2 bulan. Ibu Dina sebenarnya sangat senang dengan kehadiran anak pertamanya. Namun, Ibu Dina tidak memahami pentingnya nutrisi selama masa menyusui. Dalam kesehariannya, Ibu Dina sering melewatkan waktu makan, jarang minum air putih. Ia juga menghindari makan sayur karena merasa sayur tidak enak, dan lebih banyak mengonsumsi minuman manis. Beberapa minggu kemudian, Ibu Dina mulai merasa cepat lelah, pusing, dan kadang bayinya tampak rewel setelah menyusu. Saat dibawa ke Klinik, perawat menemukan bahwa berat badan bayi Dina tidak bertambah sesuai grafik pertumbuhan yang normal. Setelah ditanya lebih lanjut, terungkap bahwa pola makan Ibu Dina sangat tidak seimbang dan kurang kaya gizi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Ibu Dina**
**Diagnosa:** *Defisit Pengetahuan tentang Nutrisi Ibu Menyusui* **(SDKI: 00026)**
**Penjelasan Singkat:**
Ibu Dina menunjukkan ketidaktahuan mengenai pentingnya asupan nutrisi yang adekuat selama masa menyusui, yang berdampak pada kualitas ASI dan pertumbuhan bayinya. Kurangnya pemahaman ini menyebabkan perilaku makan yang tidak seimbang, seperti melewatkan waktu makan, rendahnya konsumsi sayur, serta asupan cairan yang tidak memadai.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode SLKI:** *0803 – Pengetahuan tentang Nutrisi*
**Kriteria Evaluasi:**
- Ibu mampu menyebutkan jenis makanan bergizi untuk ibu menyusui.
- Ibu memahami pentingnya hidrasi dan pola makan teratur.
- Ibu mengonsumsi makanan seimbang sesuai rekomendasi.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode SIKI:** *4208 – Edukasi Nutrisi*
**Intervensi:**
1. Memberikan penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi spesifik ibu menyusui (kalori, protein, zat besi, vitamin).
2. Menjelaskan dampak defisit nutrisi terhadap produksi ASI dan kesehatan bayi.
3. Mendemonstrasikan perencanaan menu harian dengan gizi seimbang.
4. Memotivasi peningkatan asupan cairan (air putih ≥8 gelas/hari) dan mengurangi minuman manis.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyusunan diet individual.
**Kode SIKI Tambahan:** *1400 – Manajemen Laktasi* (jika diperlukan untuk optimalisasi menyusui).
---
**Dasar Pemilihan Diagnosa:**
- *SDKI 00026* dipilih karena ketidakpahaman Ibu Dina merupakan akar masalah dari gejala kelelahan, pusing, dan gangguan pertumbuhan bayi.
- Intervensi edukasi *(SIKI 4208)* menjadi prioritas untuk mengubah perilaku nutrisi, didukung oleh evidence-based practice bahwa peningkatan pengetahuan berbanding lurus dengan kepatuhan diet (WHO, 2020).
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 4*.
- Kementerian Kesehatan RI. (2019). *Panduan Gizi Ibu Menyusui*.
Format RTF terlampir. -
Article No. 16625 | 03 May 2025
Klinis : seorang ibu muda berusia 26 tahun yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Saat ini, bayinya berusia 2 bulan. Ibu itu sebenarnya sangat senang dengan kehadiran anak pertamanya. Namun, Ia tidak memahami pentingnya nutrisi selama masa menyusui. Dalam kesehariannya, Ia sering melewatkan waktu makan, jarang minum air putih. Ia juga menghindari makan sayur karena merasa sayur tidak enak, dan lebih banyak mengonsumsi minuman manis. Beberapa minggu kemudian, Ia mulai merasa cepat lelah, pusing, dan kadang bayinya tampak rewel setelah menyusu. Saat dibawa ke Klinik, perawat menemukan bahwa berat badan bayi tidak bertambah sesuai grafik pertumbuhan yang normal. Setelah ditanya lebih lanjut, terungkap bahwa pola makan Ia sangat tidak seimbang dan kurang kaya gizi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya menetapkan beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kode SDKI: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Diagnosa Keperawatan: Pola Makan Tidak Sehat
- Kode SDKI: 00232
- Definisi: Pola makan yang tidak sesuai dengan rekomendasi kesehatan.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kekurangan Volume Cairan
- Kode SDKI: 00028
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
Penjelasan singkat:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Ibu muda ini tidak memahami pentingnya nutrisi selama masa menyusui, sehingga sering melewatkan waktu makan, jarang minum air putih, dan menghindari makan sayur.
- Akibatnya, ibu mulai merasa cepat lelah, pusing, dan bayinya tampak rewel setelah menyusu, serta berat badan bayi tidak bertambah sesuai grafik pertumbuhan normal.
2. Pola Makan Tidak Sehat:
- Pola makan ibu yang tidak seimbang dan kurang kaya gizi, lebih banyak mengonsumsi minuman manis dan menghindari sayur.
- Hal ini dapat berdampak negatif pada asupan nutrisi yang dibutuhkan ibu dan bayinya selama masa menyusui.
3. Risiko Kekurangan Volume Cairan:
- Ibu yang jarang minum air putih berisiko mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Hal ini dapat mempengaruhi produksi ASI dan kesehatan ibu secara umum.
Kode dan definisi di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 16626 | 03 May 2025
Klinis : mata merah belek an
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi mata merah berlekanan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H10.0
- Deskripsi: Konjungtivitis akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.02
- Deskripsi: Irigasi konjungtiva
Penjelasan:
1. Kode ICD-10: H10.0 - Konjungtivitis Akut
- Konjungtivitis akut adalah inflamasi akut pada lapisan tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata (konjungtiva) dan permukaan bola mata.
- Gejala umum yang dialami pasien termasuk mata merah, rasa gatal atau iritasi, dan adanya eksudat atau cairan yang keluar dari mata.
- Penyebab utama konjungtivitis akut dapat berupa infeksi virus, bakteri, benda asing, atau iritasi kimia.
2. Kode ICD-9-CM Procedure: 95.02 - Irigasi Konjungtiva
- Prosedur ini dilakukan untuk membersihkan dan membilas konjungtiva dengan cairan salin atau antiseptik.
- Tujuannya adalah untuk menghilangkan iritasi, benda asing, atau sekresi yang menyebabkan konjungtivitis akut.
- Prosedur ini dapat dilakukan oleh dokter mata atau petugas kesehatan yang terlatih untuk menangani kondisi mata.
Dalam kasus ini, diagnosis yang tepat adalah konjungtivitis akut berdasarkan gejala mata merah dan berlekanan yang dialami pasien. Prosedur irigasi konjungtiva dapat dilakukan untuk membersihkan dan menghilangkan penyebab inflamasi pada mata. -
Article No. 16627 | 03 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF (DS) Pasien mengatakan ada nyeri saat BAK sejak 1 minggu yang lalu Pasien mengatakan anyang-anyangan (ingin terus BAK tetapi sedikit-sedikit) Pasien mengatakan BAK terasa tidak tuntas Pasien mengatakan BAK tiap 2 jam sekali Pasien mengatakan demam sejak malam sebelumnya (13 April) Pasien mengatakan ada mual minimal Pasien mengatakan ada batuk kering Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dari keluarga Pasien memiliki riwayat hipertensi Pasien memiliki riwayat ISK berulang Pasien memiliki riwayat operasi caesarea ✅ DATA OBJEKTIF (DO) 🔹 Tanda-Tanda Vital (15 April 2025) TD: 131/81 mmHg HR: 85x/mnt RR: 20x/mnt SpO2: 100% Suhu: 36.4°C 🔹 Tanda-Tanda Vital (16 April 2025) TD: 112/78 mmHg HR: 74x/mnt RR: 20x/mnt SpO2: 100% Suhu: 36.8°C 🔹 Laboratorium Hematologi (14 April 2025) Leukosit: 16.3 uL ↑ Neutrofil: 82% ↑ Limfosit: 11% ↓ Neutrofil/Limfosit Ratio: 7.45 ↑ 🔹 Urinalisis Lengkap (14 April 2025) Warna: Kuning Kejernihan: Keruh Berat jenis: 1.015 pH: 8.0 (basa) Leukosit: 3+ Nitrit: 1+ Protein: +1 Darah samar: +1 Glukosa, keton, bilirubin: Negatif Sedimen: Eritrosit: 78.1 ↑ Leukosit: 8255.0 ↑ Sel epitel: 13 Bakteri: 3421.7 ↑ 🔹 Kimia Klinik (14 April 2025) SGOT: 78 ↑ SGPT: 97 ↑ GDS: 121 mg/dL Ureum: 17 Kreatinin: 0.79 eGFR: 96.6 Natrium: 140 Kalium: 3.8 Klorida: 102 🔹 Mikrobiologi (15 April 2025) Leukosit 10–25/LFF Batang Gram negatif 1–5/OIF Kultur urine: Escherichia coli ditemukan Colony count: >100.000 CFU/mL Non-MDR strain 🔹 USG Abdomen (15 April 2025) Dinding vesika urinaria menebal Tidak tampak batu/massa Organ ginjal dan saluran kemih lainnya dalam batas normal Saran: Follow-up ulang 6 bulan 🔹 Rontgen Thoraks (15 April 2025) Tidak tampak infiltrat atau kelainan paru Jantung dalam batas normal Tidak ada kelainan radiologis mayor
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi Saluran Kemih
- Data subjektif: Pasien mengeluhkan nyeri saat BAK, anyang-anyangan, BAK tidak tuntas, BAK tiap 2 jam, demam, mual, dan batuk kering.
- Data objektif: Hasil laboratorium menunjukkan leukositosis, neutrofilia, dan kultur urine positif Escherichia coli.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidak Terjadi Komplikasi Infeksi Saluran Kemih
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan perbaikan atau normalisasi.
- Pasien akan melaporkan tidak ada keluhan terkait infeksi saluran kemih.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
- Lakukan pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium.
- Berikan terapi antibiotik sesuai hasil kultur urine.
- Anjurkan pasien untuk minum air putih yang cukup.
- Ajarkan pasien terkait perawatan higiene daerah genital yang baik.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi.
2. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri pasien secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor pemicu).
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri.
- Anjurkan pasien melakukan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi dan distraksi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai infeksi saluran kemih, pencegahan, dan penatalaksanaannya.
- Jelaskan pentingnya kepatuhan terhadap regimen terapi dan tindak lanjut.
- Dorong pasien untuk meningkatkan perawatan diri dan gaya hidup sehat.
Penjelasan di atas mencakup diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi infeksi saluran kemih pada pasien. Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat membantu mencegah komplikasi dan mempercepat proses pemulihan pasien. -
Article No. 16628 | 03 May 2025
Klinis : pasien stroke hemoragik gcs 4
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan format yang diminta, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi pasien stroke hemoragik dengan GCS 4:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I61.9
- Deskripsi: Perdarahan intrakranial, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 01.59
- Deskripsi: Prosedur lainnya pada otak dan struktur intrakranial
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I61.9 (Perdarahan intrakranial, tidak terspesifikasi) digunakan untuk mengkodekan stroke hemoragik, yang merupakan kondisi di mana terjadi perdarahan di dalam otak. Kode ini dipilih karena tidak ada informasi yang lebih spesifik mengenai lokasi atau penyebab perdarahan pada kasus ini.
2. Kode ICD-9-CM 01.59 (Prosedur lainnya pada otak dan struktur intrakranial) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang mungkin dilakukan pada pasien, seperti pemantauan tekanan intrakranial, intervensi bedah, atau prosedur lainnya yang berkaitan dengan penanganan stroke hemoragik. Namun, informasi prosedur medis yang dilakukan pada pasien ini tidak tersedia, sehingga kode yang digunakan adalah kode yang paling umum untuk prosedur pada otak dan struktur intrakranial.
Dokter dan perekam medis harus menggunakan kode-kode ini secara akurat dan lengkap untuk memastikan dokumentasi medis yang komprehensif dan dapat digunakan untuk tujuan administrasi, klaim asuransi, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 16629 | 03 May 2025
Klinis : pasien stroke hemoragik gcs 4
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien stroke hemoragik dengan GCS 4:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah Gangguan Perfusi Serebral Terganggu. Pasien dengan stroke hemoragik dan skor GCS 4 menunjukkan adanya gangguan perfusi serebral yang signifikan, yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen ke otak. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan otak dan gangguan fungsi neurologis.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk pasien dengan kondisi ini adalah:
a. Peningkatan Perfusi Serebral: Diharapkan pasien menunjukkan peningkatan aliran darah dan oksigenasi ke otak, yang dapat ditandai dengan perbaikan tanda-tanda vital, perbaikan neurologi, dan peningkatan skor GCS.
b. Pemulihan Fungsi Neurologis: Diharapkan pasien mengalami pemulihan fungsi neurologis, seperti peningkatan kesadaran, perbaikan kemampuan motorik, dan perbaikan fungsi kognitif.
c. Pencegahan Komplikasi: Diharapkan pasien tidak mengalami komplikasi yang dapat memperburuk kondisinya, seperti peningkatan tekanan intrakranial, perdarahan, atau infeksi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran pada pasien dengan kondisi ini meliputi:
a. Pemantauan Tanda Vital dan Neurologis: Pemantauan tanda vital (tekanan darah, laju nadi, dan respirasi) serta pemantauan fungsi neurologis (kesadaran, pupil, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial) secara berkala untuk mendeteksi dan mengelola komplikasi.
b. Pengelolaan Perdarahan: Intervensi untuk mengendalikan dan mencegah perdarahan, seperti pemberian obat-obatan hemostatik, pemasangan kompresi, dan pemantauan perdarahan.
c. Pengaturan Posisi dan Mobilisasi: Pengaturan posisi pasien untuk meningkatkan aliran darah dan oksigenasi otak, serta mobilisasi secara bertahap untuk mencegah komplikasi.
d. Dukungan Oksigenasi: Pemberian oksigen, jika diperlukan, untuk memastikan oksigenasi yang adekuat.
e. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Pemberian cairan dan elektrolit yang sesuai untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
f. Pencegahan Komplikasi: Intervensi untuk mencegah komplikasi, seperti pencegahan infeksi, pencegahan luka tekan, dan pencegahan aspirasi.
g. Dukungan Psikologis: Pemberian dukungan psikologis bagi pasien dan keluarga untuk membantu mereka dalam menghadapi situasi yang sulit.
Secara keseluruhan, penanganan pasien dengan stroke hemoragik dan skor GCS 4 membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, dengan tujuan utama untuk memperbaiki perfusi serebral, memulihkan fungsi neurologis, dan mencegah komplikasi yang dapat memperburuk kondisi pasien. -
Article No. 16630 | 03 May 2025
Klinis : bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi "bersihan jalan nafas tidak efektif" yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0301 Permeabilitas Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari hambatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3510 Manajemen Jalan Napas
Definisi: Menjaga jalan napas tetap terbuka dan bebas dari obstruksi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas tidak dapat dipertahankan dalam kondisi yang terbuka. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, yang bertujuan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka dan bebas dari obstruksi. -
Article No. 16631 | 03 May 2025
Klinis : bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Kode: 00030 (NANDA-I)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Kode: 00030
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Nafas
Kode: 0420
Definisi:
Pencegahan dan pemeliharaan jalan napas yang terbuka.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas
Kode: 3120
Definisi:
Memfasilitasi pembukaan dan pemeliharaan jalan napas yang bebas untuk memungkinkan pertukaran gas yang adekuat.
Jadi, dalam kasus "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif", diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (kode 00030 NANDA-I). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memiliki kode yang sama untuk diagnosa ini, dengan definisi yang serupa. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) terkait adalah Bersihan Jalan Nafas (kode 0420), sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai adalah Manajemen Jalan Napas (kode 3120). -
Article No. 16632 | 03 May 2025
Klinis : gejala mual muntah, disertai demam dan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gejala mual muntah, disertai demam dan lemas:
Diagnosa Keperawatan:
D-00001 Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D-00001 Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-00001 Kontrol Mual
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan rasa mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-00001 Manajemen Mual
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengendalikan rasa mual.
Diagnosa Keperawatan:
D-00064 Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas batas normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D-00064 Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-00065 Termoregulasi
Definisi: Kemampuan untuk mengatur suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-00062 Manajemen Demam
Definisi: Tindakan untuk menurunkan atau mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Diagnosa Keperawatan:
D-00043 Keletihan
Definisi: Perasaan kelelahan dan kapasitas yang menurun untuk melakukan aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D-00043 Keletihan
Definisi: Perasaan kelelahan dan kapasitas yang menurun untuk melakukan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-00047 Pemulihan Energi
Definisi: Kemampuan untuk memulihkan kembali energi yang telah terkuras.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-00043 Manajemen Keletihan
Definisi: Tindakan untuk mengatasi atau mencegah kelelahan. -
Article No. 16633 | 03 May 2025
Klinis : Defisit pengetahuan tentang teknik pernapasan 4-7-8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu "Defisit pengetahuan tentang teknik pernapasan 4-7-8", berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Defisit Pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya atau ketidakadekuatan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0126
Judul: Defisit Pengetahuan
Definisi: Ketidakmampuan atau keterbatasan informasi dan kemampuan kognitif individu untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi yang berkaitan dengan suatu kondisi atau prosedur kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.0126
Judul: Pengetahuan Kesehatan Meningkat
Definisi: Hasil peningkatan kemampuan individu untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi yang terkait dengan suatu kondisi atau prosedur kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.0126
Judul: Peningkatan Pengetahuan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi perolehan, pemrosesan, dan pemahaman informasi yang terkait dengan suatu kondisi atau prosedur kesehatan.
Penjelasan Singkat:
Defisit pengetahuan tentang teknik pernapasan 4-7-8 merupakan kondisi di mana individu memiliki kekurangan atau ketidakmampuan dalam memahami dan menerapkan teknik pernapasan 4-7-8 yang merupakan salah satu teknik pernapasan yang dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Sebagai perawat, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi dan informasi yang cukup mengenai teknik pernapasan 4-7-8, sehingga individu dapat meningkatkan pengetahuannya dan mampu mempraktikkan teknik tersebut dengan baik.