Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16645 | 03 May 2025
Klinis : Hernia sceotalis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi Hernia Scrotalis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K40.9
- Deskripsi: Hernia inguinal, tidak terspesifikasi, tanpa obstruksi atau gangguan peredaran darah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 53.0x
- Deskripsi: Reparasi hernia inguinalis, termasuk herniotomi, herniorafi, dan pemasangan mesh atau jaringan untuk memperkuat dinding abdomen.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K40.9 mengindikasikan adanya hernia inguinal yang tidak terspesifikasi lebih lanjut, tanpa adanya obstruksi atau gangguan peredaran darah. Hernia scrotalis merupakan salah satu jenis hernia inguinal, di mana isi abdomen menonjol melalui celah inguinal dan turun ke dalam skrotum.
- Kode ICD-9-CM 53.0x mencakup beragam prosedur operatif untuk memperbaiki hernia inguinal, termasuk herniotomi (pembedahan untuk membebaskan isi hernia), herniorafi (penjahitan dinding abdomen untuk memperkuat celah inguinal), serta pemasangan mesh atau jaringan untuk memperkuat dinding abdomen dan mencegah kekambuhan hernia.
- Prosedur pembedahan ini bertujuan untuk mengembalikan isi hernia ke dalam rongga abdomen dan memperkuat dinding abdomen untuk mencegah terjadinya hernia berulang. -
Article No. 16646 | 03 May 2025
Klinis : pasien mengatakan perut terasa sebah, sesak nafas, badan terasa lemas , jalan ngongsrong
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan perut terasa sebah (mual), badan terasa lemas.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan secret atau benda asing dari saluran pernapasan.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan sesak napas.
3. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terkontrol.
Karakteristik Definisi: Pasien mengatakan jalan ngongsrong (tidak stabil/sempoyongan).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator: Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan status nutrisi.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan peningkatan asupan nutrisi, tidak ada tanda-tanda mual, dan peningkatan berat badan.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator: Pasien menunjukkan kemampuan untuk membersihkan jalan napas dengan efektif.
- Kriteria Hasil: Pasien mampu batuk secara efektif, tidak ada suara napas tambahan, dan oksigenasi darah membaik.
3. Mobilitas Fisik Membaik
- Indikator: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat berjalan dengan stabil dan mandiri, serta tidak ada tanda-tanda instabilitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh:
- Monitoring asupan nutrisi dan cairan pasien
- Memberikan intervensi nutrisi sesuai kebutuhan (makanan, suplemen, atau perbaikan melalui saluran cerna)
- Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya asupan nutrisi yang cukup
- Evaluasi status nutrisi secara berkala
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Memantau status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama)
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Latihan pernapasan dan teknik batuk efektif
- Suction saluran napas jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk intervensi lanjutan
3. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Evaluasi kemampuan mobilisasi pasien
- Memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Menggunakan alat bantu mobilisasi jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya mobilisasi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi rehabilitasi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah saya berikan. Sebagai perawat profesional, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 16647 | 03 May 2025
Klinis : Nyeri perut area post operasi, skala nyeri 6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Derajat kenyamanan dari rasa sakit atau ketidaknyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Pengurangan rasa sakit ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima.
Penjelasan Singkat:
Kondisi ini menunjukkan adanya nyeri akut yang dialami pasien di area post operasi dengan skala nyeri 6. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut (00132). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mendefinisikan Nyeri Akut sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan Kontrol Nyeri (1605) sebagai luaran yang harus dicapai, yaitu derajat kenyamanan dari rasa sakit atau ketidaknyamanan. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menetapkan Manajemen Nyeri (1400) sebagai intervensi yang perlu dilakukan untuk mengurangi rasa sakit ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima. -
Article No. 16648 | 03 May 2025
Klinis : Nyeri perut area post operasi, skala nyeri 6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons yang Anda minta dalam format RTF dengan gaya akademis dan persona pakar keperawatan:
---
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Nyeri Post Operasi Abdomen**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode: 00032 – Nyeri Akut**
*Definisi:* Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan (PPNI, 2017).
*Karakteristik Mayor:*
- Ekspresi verbal/non-verbal (misalnya wajah meringis, postur protektif).
- Perubahan tanda vital (peningkatan tekanan darah, frekuensi nadi).
- Perilaku gelisah atau keterbatasan mobilitas.
*Faktor Terkait:*
- Trauma jaringan akibat prosedur bedah abdomen.
- Inflamasi pascaoperasi.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kode: 1401 – Tingkat Nyeri Terkontrol**
*Indikator:*
- Skala nyeri ≤3 (dari skala 0–10).
- Pasien melaporkan penurunan nyeri.
- Tidak ada tanda distres non-verbal.
*Target:* Mencapai luaran dalam 24–48 jam pasca intervensi.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode: 2310 – Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
1. **Kaji nyeri secara komprehensif** (lokasi, karakteristik, faktor pencetus).
2. **Terapi farmakologis:** Kolaborasi pemberian analgesik (misalnya parasetamol IV atau opioid sesuai resep).
3. **Terapi non-farmakologis:**
- Teknik relaksasi napas dalam.
- Reposisi pasien untuk mengurangi ketegangan otot abdomen.
- Kompres hangat (jika tidak kontraindikasi).
4. **Edukasi pasien** tentang penggunaan skala nyeri dan pentingnya melaporkan nyeri segera.
**Rasional:**
- Pendekatan multimodal (gabungan farmakologis dan non-farmakologis) efektif mengurangi nyeri pascaoperasi (Brunner & Suddarth, 2021).
- Pemantauan berkala memastikan evaluasi efektivitas intervensi.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- Doenges, M. E., et al. (2019). *Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care*.
---
*Catatan:* Format RTF mempertahankan struktur di atas dengan font Times New Roman 12pt, paragraf justified, dan header bold. Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada edisi terbaru PPNI. -
Article No. 16649 | 03 May 2025
Klinis : Nyeri perut area post operasi, skala nyeri 6
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi nyeri perut area post operasi dengan skala nyeri 6.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan. Ciri-ciri utama dari nyeri akut antara lain: Dilaporkan adanya rasa nyeri, Skala nyeri 6 (dari 1-10), Termasuk nyeri sedang, Lokasi nyeri teridentifikasi pada area post operasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tingkat Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2-3 dari skala 1-10.
2. Perilaku Mengatasi Nyeri: Pasien dapat mendemonstrasikan strategi non farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres dingin.
3. Kepuasan Pasien terhadap Pengelolaan Nyeri: Pasien menyatakan puas dengan penanganan nyeri yang diberikan dan mampu beraktivitas sesuai kemampuan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin.
d. Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Edukasi Pasien:
a. Jelaskan penyebab nyeri dan proses penyembuhannya.
b. Ajarkan pasien dan keluarga tentang strategi-strategi untuk mengelola nyeri.
c. Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan implementasi intervensi nyeri.
3. Kolaborasi:
a. Koordinasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
b. Lakukan konsultasi dengan ahli nyeri jika diperlukan.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tingkat nyeri terkontrol, perilaku mengatasi nyeri yang efektif, dan kepuasan pasien terhadap pengelolaan nyeri. -
Article No. 16650 | 03 May 2025
Klinis : Mual muntah, perut kembung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual muntah dan perut kembung dalam format akademis dengan persona seorang pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual muntah dan perut kembung adalah "Mual" (Nausea). Mual merupakan sensasi tidak menyenangkan di bagian atas perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Kondisi ini sering dikaitkan dengan perut kembung yang disebabkan oleh penumpukan gas dalam saluran pencernaan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
2. Pasien dapat melaporkan penurunan rasa kembung pada perut.
3. Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.
4. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen mual yang efektif.
5. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan umum.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Mual:
- Identifikasi faktor penyebab mual, seperti obat-obatan, peningkatan tekanan intra-abdominal, atau iritasi gastrointestinal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatur pengobatan antiemetik atau pengurangan/penggantian obat-obatan penyebab mual.
- Ajarkan teknik manajemen mual, seperti relaksasi, pengalihan perhatian, dan teknik pernapasan.
- Berikan nutrisi dan cairan yang mudah dicerna dan tidak memperburuk mual.
2. Manajemen Perut Kembung:
- Identifikasi penyebab perut kembung, seperti konsumsi makanan tertentu, konstipasi, atau gangguan fungsi usus.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan pembentukan gas.
- Ajarkan teknik relaksasi dan pemijatan perut untuk mengurangi rasa kembung.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan antiflatulen atau laksatif jika diperlukan.
3. Pemantauan Nutrisi dan Cairan:
- Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien untuk memastikan kecukupan.
- Berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna dan tidak memperburuk mual.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mengatasi keluhan mual muntah dan perut kembung, mempertahankan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat, serta mencapai peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan umum. -
Article No. 16651 | 03 May 2025
Klinis : Penurunan kesadaran, gelisah, apatis, post KLL, CKS
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda kemukakan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Penurunan Tingkat Kesadaran
Definisi: Berkurangnya respons individu terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas.
Penyebab yang mungkin: Cedera Kepala, Gangguan Metabolik, Efek Obat-obatan.
b. Kecemasan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
Penyebab yang mungkin: Cedera Fisik, Ketidakpastian, Perubahan dalam Rutinitas.
c. Ketidakberdayaan
Definisi: Persepsi individu bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan mempengaruhi hasil yang signifikan.
Penyebab yang mungkin: Kondisi Medis yang Kronis, Kurangnya Kontrol, Lingkungan yang Membatasi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Tingkat Kesadaran Membaik
- Pasien dapat membuka mata dan merespons terhadap stimulus verbal dan fisik.
- Pasien dapat mempertahankan status hemodinamik yang stabil.
b. Kecemasan Menurun
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan.
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan dengan jelas.
c. Keberdayaan Meningkat
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber daya yang tersedia untuk mendukung pemulihan.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
- Pasien dapat menetapkan tujuan dan rencana untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Untuk Penurunan Tingkat Kesadaran:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pencegahan komplikasi (misalnya, aspirasi, dekubitus)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan penyebab
b. Untuk Kecemasan:
- Identifikasi dan validasi penyebab kecemasan
- Teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, musik terapi)
- Pemberian informasi dan edukasi terkait kondisi
- Dukungan emosional dan psikologis
c. Untuk Ketidakberdayaan:
- Identifikasi sumber daya dan dukungan yang tersedia
- Libatkan pasien dalam perencanaan asuhan keperawatan
- Dorong pasien untuk mengambil keputusan dan berpartisipasi aktif
- Berikan umpan balik positif atas setiap upaya pasien
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi yang Anda paparkan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 16652 | 03 May 2025
Klinis : Penurunan kesadaran, gelisah, apatis, postcraniotomy
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu penurunan kesadaran, gelisah, apatis, dan postcraniotomy, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Gangguan Perfusi Serebral Terganggu
Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Penyebab: Cedera kepala, pendarahan intrakranial, edema serebral, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala: Penurunan kesadaran, gelisah, apatis, perubahan tanda-tanda vital, dan gangguan neurologis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perbaikan Perfusi Serebral
a. Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran.
b. Pasien menunjukkan penurunan kecemasan dan agitasi.
c. Pasien menunjukkan peningkatan dalam respons neurologis.
d. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Neurologi
a. Memantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Memantau tingkat kesadaran dan respons neurologis pasien.
c. Mengkaji refleks dan fungsi saraf cranial.
d. Mengidentifikasi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
2. Manajemen Cerebral Perfusion
a. Mengatur posisi kepala pasien untuk meningkatkan aliran darah serebral.
b. Mempertahankan kecukupan oksigenasi dan ventilasi.
c. Mengelola hipotensi dan hipertensi untuk mempertahankan perfusi serebral.
d. Memberikan obat-obatan yang dapat membantu meningkatkan perfusi serebral.
3. Manajemen Kecemasan
a. Menciptakan lingkungan yang tenang dan terapeutik.
b. Menggunakan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan.
c. Memantau dan mengelola gejala agitasi dan delirium.
d. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
Penjelasan yang diberikan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merencanakan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien dengan kondisi tersebut. -
Article No. 16653 | 03 May 2025
Klinis : Gds 450, terdapat luka dm di kaki berbau
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah pembahasan yang rinci mengenai kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu Gds 450 dan terdapat luka diabetes melitus di kaki dengan bau, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit yang berhubungan dengan Neuropati Sensorik dan Vaskuler pada Diabetes Melitus.
Diagnosa ini dipilih karena pasien menunjukkan tanda-tanda kerusakan integritas kulit berupa luka pada kaki yang disebabkan oleh komplikasi diabetes melitus, yaitu neuropati sensorik dan vaskuler.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Integritas Kulit: Luka Terbuka
Luaran ini dipilih karena pasien memiliki luka terbuka pada kaki yang membutuhkan penanganan keperawatan yang komprehensif untuk mencapai penyembuhan luka.
2. Manajemen Penyakit Kronis: Kontrol Glukosa Darah
Luaran ini dipilih karena pasien memiliki kadar gula darah yang tinggi (Gds 450), sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengontrol kadar gula darah dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Perawatan Luka
Intervensi ini bertujuan untuk membantu penyembuhan luka diabetes di kaki pasien dengan memperhatikan prinsip-prinsip perawatan luka yang baik, seperti debridemen, irigasi, aplikasi balutan yang sesuai, serta pemantauan perkembangan luka secara berkala.
2. Manajemen Glukosa Darah
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam mengontrol kadar gula darahnya agar tetap dalam batas normal. Ini dapat dilakukan melalui edukasi tentang diet diabetes, pemberian obat-obatan antidiabetes, serta pemantauan kadar gula darah secara teratur.
3. Manajemen Nyeri
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengelola nyeri yang mungkin dirasakan akibat luka diabetes di kakinya. Ini dapat dilakukan melalui pemberian analgesik, terapi kompres hangat/dingin, serta teknik manajemen nyeri lainnya.
4. Pencegahan Komplikasi Diabetes
Intervensi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi diabetes lainnya yang dapat memperburuk kondisi pasien. Ini dapat dilakukan melalui edukasi tentang perawatan kaki, pemeriksaan kaki secara rutin, serta upaya pencegahan infeksi dan komplikasi lainnya.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu penyembuhan luka diabetes di kaki dan kontrol glukosa darah yang baik, sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes yang lebih buruk. -
Article No. 16654 | 03 May 2025
Klinis : Gds 450, pengobatan dm sudah 2 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu Gds 450 dan pengobatan DM selama 2 tahun, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan" (00001). Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol akibat diabetes melitus.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah:
1. Kadar Glukosa Darah Terkontrol (0800): Pasien menunjukkan kadar glukosa darah dalam rentang normal sesuai target terapi.
2. Pengetahuan: Manajemen Diabetes (1830): Pasien menunjukkan pemahaman yang memadai tentang diabetes melitus dan manajemen perawatannya.
3. Perilaku Kesehatan: Patuh Pengobatan (1601): Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan diabetes melitus.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah (2130): Melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara rutin untuk memantau efektivitas pengobatan.
2. Edukasi Kesehatan: Proses Penyakit (5602): Memberikan edukasi tentang diabetes melitus, komplikasi, dan pentingnya manajemen yang tepat.
3. Manajemen Diabetes (2120): Mengajarkan pasien tentang pengelolaan diabetes melitus, termasuk pengaturan diet, aktivitas fisik, dan pengobatan.
4. Konseling: Manajemen Diri (5240): Memberikan konseling untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan manajemen diri dalam mengelola diabetes.
5. Mediasi Pengobatan (2390): Memfasilitasi penggunaan obat-obatan yang tepat dan memantau efektivitas serta efek sampingnya.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan" (00001) dipilih karena pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol, yang merupakan salah satu tanda dan gejala utama dari kondisi ini. Dengan pemantauan kadar glukosa darah, edukasi kesehatan, manajemen diabetes, konseling, dan mediasi pengobatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kadar glukosa darah terkontrol, peningkatan pengetahuan tentang diabetes, dan kepatuhan terhadap pengobatan. Intervensi tersebut ditujukan untuk membantu pasien mengelola diabetes melitus secara efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut.